Anda di halaman 1dari 7

Eka Supriyati (K4315019)

Lintang Sirfa Salsabila (K4315033)

REPLIKASI DNA, TRANSKRIPSI, DAN TRANSLASI


A. Replikasi DNA
Replikasi DNA adalah penggandaan DNA dari DNA asal. DNA perlu digandakan
untuk mempersiapkan terjadinya pembelahan sel, karena tiap sel baru yang terbentuk
akan memiliki copian DNA yang sama. Replikasi membutuhkan bantuan dari beberapa
enzim untuk membuka rantai DNA, membentuk DNA baru, dan menggabungkan DNA
yang terbentuk.
Model-model replikasi DNA (Firmansyah, 2007) :
1. Model konservatif

Keterangan : DNA induk menghasilkan DNA baru secara utuh


2. Model semikonservatif

Keterangan : DNA induk menjadi dua buah rantai, masing-masing rantai


membentuk DNA baru
3. Model dispersif
Keterangan : DNA induk menjadi rantai yang terputus-putus, masing-masing
rantai membentuk DNA baru
Mekanisme replikasi DNA menurut model semikonservatif :

1. DNA yang akan direplikasi :


a. Diputus ikatan hidrogennya oleh helikase memenuhi aturan downstream, yaitu
dari atah 3’ ke 5’ DNA awal
b. Diluruskan oleh topoisomerase
2. DNA polimerase kemudian mulai membentuk salinan DNA baru dari titik
promoter (awal) ke titik terminator (akhir), memenuhi aturan downstream.
a. Pada rantai berarah 3’ ke 5’, replikasi DNA berjalan kontinu / tidak terputus
(leading strands).
b. Pada rantai berarah 5’ ke 3;, replikasi DNA berjalan diskontinu / terputus
(lagging strands).
3. Rantai yang mengalami lagging strands menghasilkan fragmen terputus-putus yang
disebut fragmen Okazaki.
4. Fragmen Okazaki kemudian diperbaiki oleh ligase agar DNA baru dapat terbentuk
seperti normal.
Replikasi DNA berlangsung pada sel-sel muda saat interface pada pembelahan mitosis.
DNA ini melibatkan beberapa enzim, antara lain :
1. Helikase, untuk mempermudah membuka rantai ganda DNA menjadi dua buah
rantai tunggal
2. Polimerase, untuk menggabungkan deoksiribosanukleosida trifosfat
3. Ligase, untuk menyambung bagian-bagian rantai tunggal DNA yang baru
terbentuk
4. Primase : Enzim yang mengkopi setakan untai DNA menjadi untai RNA
komplementer
5. Single-Strand DNA-Binding Proteins (SSB) : menjaga konformasi cetakan yang
optimal. Mengikat untai tunggal DNA untuk menstabilkannya sehingga permukaan
ikatan hidrogen basa DNA mengarah ke datangnya nukleotida
6. Topoisomerase : Melonggarkan pilinan DNA
7. Urasil-DNA N-Glikosilase : Menghilangkan urasil yang tergabung

B. Tranksripsi
Trankripsi adalah pembentukan mRNA (messenger RNA/ RNA duta) dari salah
satu pita DNA dengan bantuan enzim RNA polimerase. mRNA membawa pesan DNA
untuk memilih polipeptida yang sesuai dalam sintesis pritein. Informasi genetik dicetak
dalam bentuk kode oleh DNA di dalam inti sel. Pembawa informasi / kode ini adalah
mRNA. Kode-kode tercermin pada urutan pengulangan basa nitrogen yang teratur
dalam mRNA. Ini berarti kode/informasi adalah mRNA itu sendiri (Firmansyah, 2007).

Pasangan basa dalam transkripsi dari DNA menjadi RNA yaitu : TA, GC, AU,
CG.
Tahapan transkripsi :
1. RNA polymerase melekat pada molekul DNA sehingga menyebabkan sebagian
dari double helix membuka.
2. Akibat terbukanya pita DNA, basa-basa pada salah satu pita menjadi bebas,
sehingga memberi kesempatan basa-basa pasangannya menyusun mRNA.
Misalnya : timin (T) dari DNA akan membentuk adenine (A) pada mRNA; sitosin
dari DNA akan membentuk guanine (G) pada mRNA, dan seterusnya. Oleh karena
enzim polymerase bergerak disepanjang pita DNA yang menjadi model, maka
jumlah mRNA yang dihasilkan dari transkripsi dapat melebihi DNA. DNA yang
melakukan transkripsi adalah DNA sense/template.
3. mRNA yang sudah selesai dicetak akan meninggalkan inti sel menuju sitoplasma
dan melekat pada ribosom. Ribosom adalah granula-granula dalam sitoplasma
yang berperan dalam sintesis protein, biasanya berderet empat atau lima dan
disebut polisom.

C. Translasi
Translasi merupakan proses penerjemah kodon-kodon pada mRNA menjadi
polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetik merupakan aturan yang penting.
Dalam kode genetik, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga-tiga. Setiap
gugus tiga disebut kodon. Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang
terdapat pada tRNA.
Mekanisme translasi :
1. Inisiasi

Terjadi dengan adanya RNAd, RNAt dan dua subunit ribosom. Pertama-
tama subunit kecil ribosom melekat pada tempat tertentu diujung 5’ dari RNAd.
Pada RNAd terdapat kodon “start” AUG, yang memberikan tanda dimulainnya
proses translasi. RNAt inisiator membawa asam amino metionin, melekat pada
kodon inisiasi AUG (Campbell, 2002).
2. Elongasi

Pada tahap elongasi, sejumlah asam amino ditambahkan satu persatu pada
asam amino pertama (metionin). Kodon RNAd pada ribosom membentuk ikatan
hidrogen dengan antikodon molekul RNAt yang komplemen dengannya. RNAr dari
subunit besar berperan sebagai enzim,yang berfungsi mengkatalisis pempentukan
ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino
yang baru tiba. Polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatan semula,
dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang
dibawa oleh RNAt yang baru masuk. Ketika RNAd berpindah tempat,
antikodonnya tetap berikatan dengan kodon RNAt. RNAd bergerak bersama-sama
dengan antikodon ini dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi.
Disamping itu, RNAt sekarang tanpa asam amino karena telah diikat pada
polipeptida yang telah memanjang. Selanjutnya RNAt keluar dari ribosom.
Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh hidrolisis GTP (Campbell,
2002).
3. Terminasi

Elongasi berlanjut sampai ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon
stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino
melainkan bertindak sebagai tanda untuk menghentikan proses translasi dan
berakhir pula proses sintesis protein (Campbell, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, NA. 2002. Biology and Igenetics. Jakarta : Erlangga


Firmansyah, dkk. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung : Setia Purna Inves

Anda mungkin juga menyukai