Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan pengetahuan

merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap objek tertentu. Penginderaan pancaindra manusia yaitu indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia melalui mata dan telinga, yaitu prose melihat dan

mendengar. Selain itu proses pngalaman dan belajar dalam pendidikan

formal dan informal.

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab peranyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa

alam dan sebagainya. Pengetahuan hanya bisa menjawab peranyaan apa

sesuatu itu. (Notoatmodjo, 2010)

Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep,

dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

termasuk manusia dan kehidupannya di dunia. Berdasarkan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada prilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan.

Penelitian Rogres dalam Notoatmojo (2003) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

7
8

b. Interst, yakni orang mulai tertarik pada stimulus

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang mulai mencoba prilaku baru.

e. Adoption, objek sudah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,

maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila prilaku

itu tidak disadari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan

berlangsung lama. (Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, 2010)

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehensif)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dari mana dapat

menginterpretasikan secara benar.


9

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya).

d. Sintesis (Syntesis)

Sistensis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu

berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoatmojo (2010) cara memperoleh

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:

a. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan antara lain meliputi:

1. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini paling tradisional yang pernah digunakan manusia

untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara coba-coba.

Cara ini coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil dicoba

kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.


10

2. Cara kekuasaan/ Otoriter

Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama pemegang

pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan

tersebut dapat diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan

baik tradisi atau otoritas pemerintahan, otoritas pemerintahan

agama maupun ahli ilmu pengetahuan, dimana prinsip ini orang lain

berpendapat yang dikemukakan

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara modern/ ilmiah

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold

Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang

dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan


11

kualitas hidup. Umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

dalam berfikir dan bekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

3) Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut (Khomsan, 2011) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a. Baik : Hasil presentase >75%.

b. Cukup : Hasil presentase 60% - 75%.

c. Kurang : Hasil presentase <60%.


12

B. Remaja

1. Pengertian

Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain

seperti puberteit, adolescence dan youth. Remaja atau adolescence

(Inggris), berarti dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh kearah

kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik

saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologi. (Kusmiran, 2012).

Remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah periode

usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa

(PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun.

Sementara itu, menurut The Health Resources and Services

Administrations Guidelines Amerika Serikat, tentang usia remaja adalah

11-21 tahun dan terbagi menjadi 3 tahap yaitu remaja awal (11-14 tahun);

remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi

ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang

mencakup usia 10-24 tahun. (Kusmiran, 2012).

Menurut WHO (Surjadi, dkk., 2002), Masa remaja adalah masa

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada

masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi fisik, mental

maupun peran sosial. Menurut Pieget (1991) menyatakan bahwa secara

psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi

kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa

dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa

sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja terjadi ketika seseorang

mengalami perubahan struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa


13

(pubertas). Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang cepat disertai

banyak perubahan, termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ

reproduksi (organ seksual). Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi

refroduksi bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi

pada remaja laki-laki berusia 10-15 tahun. Pada remaja wanita sebagai

tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya

menstruasi (menarche). Sedangkan perubahan fisiknya antara lain bentuk

tubuh mulai jelas lekuk-lekuknya, kulit menjadi halus, payudara membesar,

suara menjadi lebih penuh dan merdu, juga muncul bulu-bulu halus

disekitar ketiak dan vagina. (Kumalasari & Andhyantoro, 2012).

Menurut (Surjadi, dkk., 2002), Batasan usia remaja berbeda-beda

sesuai dengan sosial budaya setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan

WHO, masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan

kesehatan remaja adalah kehamilan. Berangkat dari masalah pokok ini,

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.

Dengan demikian menurut (BKKBN, 2006) dari segi program pelayanan,

definisi remaja yang digunakan oleh Departement Kesehatan adalah

mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu,

menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi)

batasan usia remaja adalah 10-21 tahun. (Kumalasari & Andhyantoro,

2012)
14

Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi

kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut:

1. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan

penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi

manusia dan sering disebut masa pubertas.

2. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secara cepat yang

tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional).

Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang

mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan dan dukungan

lingkungan disekitarnya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang

menjadi manusia dewasa yang sehat, baik jasmani, mental maupun

psikososial.

3. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan

terhadap remaja laki-laki dan wanita. Bagi laki-laki, masa remaja

merupakan saat diperolehnya kebebasan, sedangkan untuk remaja

wanita merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada

zaman dulu gadis mulai dipingit ketika mereka mulai mengalami

menstruasi).

Walaupun dewasa ini praktik seperti itu telah jarang dilakukan,

namun perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan wanita ini dapat

menempatkan remaja wanita dalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan

perlakuan terhadap remaja laki-laki dan wanita diperlukan dalam

mengatasi masalah reproduksi remaja agar masalahnya dapat tertangani

secara tuntas.
15

2. Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya

Menurut (Widyastuti, Rahmawati, & Purnamaningrum, 2009).

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap,

yaitu:

a. Masa remaja awal (10-12 tahun)

1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya

2) Tampak dan merasa ingin bebas

3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan

tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)

b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis

3) Timbul perasaan cinta yang mendalam

4) Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang

5) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual

c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri

2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadapa dirinya

4) Dapat mewujudkan perasaan cinta

5) Memiliki kemapuan berpikir khayal atau abstrak

3. Perkembangan Remaja Dan Tugasnya

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya suatu individu, dari

masa anak-anak sampai dewasa, individu memiliki tugas masing-masing

pada setiap tahap perkembangannya. Tugas yang dimaksud pada setiap


16

tahap perkembangan adalah setiap tahap umur, individu tersebut

mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian, keterampilan,

pengetahuan, sikap dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Kebutuhan pribadi itu sendiri muncul dari dalam diri yang dirangsang oleh

kondisi disekitarnya atau masyarakat. (Kumalasari & Andhyantoro, 2012)

Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk

mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.

Adapun tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1991) adalah

sebagai berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian ekonomi. Remaja merasa sanggup untuk

hidup berdasarkan usaha sendiri. Ini terutama sangat penting bagi

laki-laki. Kan tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tugas ini

berangsur-angsur menjadi semakin penting.

e. Mencapai kemandirian emosional.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang

tua.

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa.


17

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.

4. Tumbuh Kembang Remaja

Tumbuh kembang adalah pertumbuhan fisik atau tubuh dan

perkembangan kejiwaan/psikologis/emosi. Tumbuh kembang remaja

merupakan proses atau tahap perubahan atau transisi dari masa kanak-

kanak menjadi dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan,

diantranya adalah sebagai berikut:

a. Perubahan fisik meliputi perubahan yang bersifat badaniah, baik yang

bisa dilihat dari luar maupun tidak dilihat.

b. Perubahan emosional yang tercermin dari sikap dan tingkah laku.

c. Perkembangan kepribadian dimana masa ini tidak hanya dipengaruhi

oleh orang tua dan lingkungan keluarga tetapi juga lingkungan luar

sekolah. (Kumalasari & Andhyantoro, 2012)

5. Perubahan Fisik pada Masa Remaja

Masa remaja terjadi ketika seseorang mengalami perubahan

struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa (pubertas). Pada masa ini

terjadi suatu perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan,

termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ

seksual) untuk mencapai kematangan yang ditunjukkan dengan

kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi.


18

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti

munculnya tanda-tanda sebagai berikut:

a. Tanda-tanda seks primer

Tanda-tanda seks primer yang dimaksud adalah yang

berhubungan langsung dengan organ seks. Dalam Modul Kesehatan

Reproduksi Remaja (Depkes, 2002) disebutkan bahwa ciri-ciri seks

primer pada remaja adalah sebagai berikut:

1) Remaja Laki-laki

Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi

bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi

pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun. Mimpi basah

sebetulnya merupakan salah satu cara tubuh laki-laki ejakulasi.

Ejakulasi terjadi karena sperma yang terus-menerus diproduksi

perlu dikeluarkan. Ini adalah pengalaman yang normal bagi semua

remaja laki-laki.

2) Remaja Wanita

Pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ

reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi

(menarche). Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam

atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari

uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang

masa menopause yaitu ketika seorang berumur sekitar 40-50

tahun.
19

b. Tanda-tanda seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai

berikut:

1) Remaja Laki-laki

a) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki

bertambah besar.

b) Bahu melebar, pundak serta dada bertambah besar dan

membidang, pinggul menyempit.

c) Pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, dada,

tangan, dan kaki.

d) Tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti

anak kecil lagi.

e) Tumbuh jakun, suara menjadi besar.

f) Penis dan buah zakar membesar.

g) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal dan berminyak.

h) Rambut menjadi lebih berminyak.

i) Produksi keringat menjadi lebih banyak.

2) Remaja Wanita

a) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki

bertambah besar.

b) Pinggul lebar, bulat dan membesar.

c) Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina.

d) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.


20

e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol,

serta kelenjar susu berkembang, payudara menjadi lebih besar

dan lebih bulat.

f) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-

pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat

menjadi lebih aktif.

g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada

pertengahan dan menjelang akhir masa pubertas, sehingga

memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai.

h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

C. Gizi Seimbang

1. Pengertian

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang

mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau

variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

Prinsip gizi seimbang divisualisasi sesuai dengan budaya dan pola makan

setempat. (Indra & Wulandari, 2013)

Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang dikonsumsi

remaja yang mengandung zat sumber tenaga, zat pembangun dan zat

pengatur serta beraneka ragam jenisnya. Kecukupan gizi remaja akan

terpenuhi dengan pola makan yang beragam dan gizi seimbang. Modifikasi

menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan dengan memperhatikan


21

jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut dimana sangat

membutuhkan makanan yang sangat bergizi. (Marmi, 2013)

Secara umum, gizi seimbang dijabarkan ke dalam 4 pilar yaitu:

a. Makan makanan yang bervariasi

Agar dalam komsumsi makanan sehari-hari mempunyai

kualitas dan kuantitas yang baik, maka dalam memilih dan

mengkomsumsi makanan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Adekuat, artinya makanan tersebut memberi zat gizi, fiber dan

energi dalam jumlah cukup.

2) Seimbang, artinya keseimbangan dalam zat gizi lainnya.

3) Kontrol kalori, artinya makanan tersebut tidak memberikan kalori

yang berlebihan.

4) Moderat (tidak berlebihan), artinya makanan tidak berbelihan dalam

hal lemak, garam, gula dan zat lainnya.

5) Bervariasi, artinya makanan yang dikonsumsi berbeda setiap hari.

b. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluarkan tenaga secara sederhana yang sangat

penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat. Gaya

hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh

terhadap kondisi tubuh seseorang, bila kalori yang masuk berlebihan

dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik maka akan memudahkan

orang mengalami kegemukan. Meningkatknya kesibukan

menyebabkan seseorang tidak lagi mempunyai waktu yang cukup

untuk berolahraga secara teratur.


22

c. Pemantauan berat badan

Pemantauan berat badan penting untuk dilakukan secara

berkala. Karena berat badan merupakan indikator yang mudah dalam

menentukan status gizi seseorang. Perubahan berat badan akan

mengindikasikan status kesehatan. Sangat penting bagi individu untuk

mempertahankan berat badan ideal, karena dengan berat badan yang

ideal maka status kesehatan yang optimal dapat diraih. Pemantauan

berat badan secara berkala akan menjadi tindakan preventif terhadap

obesitas maupun Kekurangan Energi Kronik (KEK).

d. Perilaku hidup bersih dan sehat

Kebiasaan hidup bersih pada remaja harus ditanamkan sejak

kecil, terutama mengenai cuci tangan sebelum makan, menjaga

kebersihan mulut dan gigi, menutup makanan dengan tudung saji,

memilih jajanan makanan minuman yang aman, tidak banyak lemak

seta tidak terlalu manis dan terlalu asin. Selain pola hidup bersih, juga

perlu diperhatikan pola hidup sehat seperti tidak merokok, tidak

menggunakan narkoba dan tidak mengkomsumsi minuman beralkohol.

2. Prinsip Gizi pada Remaja

Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada

dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat

gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan

secara teratur.

Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa. Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi, selain

perubahan fisik karena mulai matangnya sistem hormonal dalam tubuh


23

mereka, sehingga mempengaruhi komposisi tubuh. Perubahan-perubahan

bahan itu berlangsung sangat cepat baik pertumbuhan tinggi maupun berat

tubuhnya. Hal ini sering disebut masa pubertas dan keadaan ini sangat

mempengaruhi kebutuhan gizi dari makanan mereka.

Selain itu, pada usia remaja cenderung memiliki banyak aktivitas

yang berpengaruh pada jumlah energi yang dibutuhkan tubuh. Remaja

sering merasa lapar dan seringkali juga tidak memikirkan jenis makanan

yang mereka makan asalkan mengenyangkan. Pada usia remaja tumbuh

kembang berlangsung lambat bahkan terhenti menjelang usia 18 tahun,

hal itu tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak memerlukan perhatian lagi.

Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas fisik tubuh

meningkat sehingga kebutuhan energi juga akan meningkat.

Selain itu keterlambatan tumbuh kembang tubuh pada usia

sebelumnya akan dikerjar pada usia ini. Berarti pemenuhan kecukupan gizi

sangat penting agar tumbuh kembang tubuh berlangsung dengan

sempurna. Rentang usia pertumbuhan remaja biasanya yaitu:

a. Anak laki-laki usia 10-13 tahun

b. Anak perempuan usia 9-15 tahun

Rentang usia diatas tidak selalu sama pada masing-masing

individu. Ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung lambat

bergantung pada kecepatan aktivitas hormonal mereka. Semakin cepat

pertumbuhannya dapat mempengaruhi aktivitas fisik mereka sehingga juga

berpengaruh pada asupan gizi yang mereka butuhkan. Untuk itulah status

gizi remaja harus dinilai secara perorangan, baik secara klinis,

antropometri maupun secara psikososial.


24

3. Faktor yang Mempengaruhi Gizi Remaja

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhannya zat gizi

usia remaja seperti:

a. Penyakit dan kelainan bawaan sejak lahir (genetik).

b. Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol dan rokok,

hubungan seksual terlalu dini.

c. Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat

besi (defisiensi Fe).

d. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran.

e. Kemampuan daya beli keluarga.

f. Pengetahuan tentang gizi

g. Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan

anak dalam pemberian makanan.

h. Pekerjaan atau aktivitas fisik.

i. Lingkungan

j. Pengobatan

k. Depresi, stres dan kondisi mental.

Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi

jumlah kosumsi makanan dan zat-zat gizi, yaitu:

a. Dimulainya masa mencari indentitas diri, keinginan untuk dapat

diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik dengan lawan jenis

menyebabkan kita sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat

mempengaruhi pola makan kita, misalnya karena takut gemuk kita

sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari.


25

b. Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin,

dan mineral) seperti makanan ringan yang saat ini banyak dijual di toko-

toko. Cemilan tersebut dapat mengurangi selera makan. Sebaiknya,

kalau mau ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi seperti: roti,

kacang rebus dan buah-buahan.

c. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi

gizinya tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan kalorinya yang

efeknya jadi mudah gemuk.

d. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.

4. Kebutuhan Gizi Seimbang

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30% atau lebih dari total

asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung

tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan

dan karies gigi. Oleh karena itu remaja harus didorong untuk lebih memilih

kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan

pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan

konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif akan

menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak

menjadi remaja muda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh

terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat

memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian

terhadap penampilan fisik “Body image” pada remaja puteri. Dengan

demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus

memperhatikan kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja puteri,


26

perhatian harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum

menikah.

Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas

maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

a. Energi

Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat

dilihat dari berat badan (BB), pada remaja perempuan 10-12 tahun

kebutuhan energinya 50-60 kal/kg BB/hari dan usia 13-18 tahun

sebesar 40-50 kal/kg BB/hari. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI

menganjurkan angka kecukupan gizi energi untuk remaja perempuan

2000-2200 kkal, sedangkan untuk ramaja laki-laki antara 2400-2800

kkal setiap hari.

b. Protein

Kebutuhan protein bagi remaja yaitu 14-16% dari kalori total

(0,8-1gr/kg BB/hari). Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50

gr/hari, 13-15 tahun sebesar 57 gr/hari dan usia 16-18 tahun 55 gr/hari.

Kecukupan protein bagi remaja adalah 1,5-2,0 g/kg BB/hari. Angka

kecukupan gizi protein remaja perempuan adalah 48-62 gr/hari dan 55-

66 gr/hari untuk remaja laki-laki.

Tabel 2.1 angka kecukupan protein yang dianjurkan

Golongan Berat Tinggi Golongan Berat Tinggi


Protein Protein
Umur Badan Badan umur Badan Badan
(gram) (gram)
(Laki-laki) (kg) (cm) (wanita) (kg) (cm)
10-12 thn 30 135 45 10-12 thn 35 140 54
13-15 thn 45 150 64 13-15 thn 46 153 62
16-19 thn 56 160 66 16-19 thn 50 154 48
Sumber: (Marmi, 2013)
27

c. Lemak

Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak

dibatasi melebihi 25% dari total energi per hari atau paling banyak 3

sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.

Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang di

konsumsi tidak mencukupi karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.

Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn

juga rendah.

d. Serat

Pada manusia usia remaja serat diperlukan untuk

memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan

menghindari penyakit. Serat dapat memberi rasa kenyang dalam waktu

lama.

e. Mineral

Mineral dibutuhkan remaja diperlukan dalam jumlah sedikit,

dengan demikian peranannya sangat penting dalam berbagai proses

metabolisme di dalam tubuh.

f. Kebutuhan mineral usia remaja

1) Kalsium : 800-1000 mg/hari untuk pria dan 1000-1500 mg/hari

untuk wanita

2) Zat besi : 10 mg

3) Na : 2,8-7,8 gr/orang/hari (batasi garam bagi manula yang

mengalami masalah kesehatan)

4) Air : 6-8 gelas/orang/hari


28

g. Kebutuhan vitamin

1) Vitamin A 3500-4000 mg/orang/hari

2) Vitamin B1 10-1,2 mg/hari

5. Pengaruh Status Gizi pada Sistem Reproduksi

Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi

tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang yang

mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan

bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dibandingkan dengan wanita usia

reproduksi yang aman untuk hamil.

Beberapa pengaruh status gizi terhadap kesehatan reproduksi

remaja antara lain:

a. Kebutuhan energi dan nutirsi remaja dipengaruhi oleh usia reproduksi,

tingkat aktivitas dan status nutrisi. Kekurangan nutrisi pada seseorang

yang mengalami anemia dan kurang berat badan, akan melahirkan

bayi BBLR dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang

aman untuk hamil.

b. Remaja membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan

c. Penambahan berat badan yang tidak adekuat seringkali terjadi pada

remaja yang ingin kurus, menyembunyikan dan menggunakan obat-

obatan terlarang.

d. Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang dapat

menstruasi pertama lebih dini, cenderung lebih berat dan lebih tinggi

pada saat menstruasi dibandingkan dengan sebelum menstruasi pada

usia yang sama.


29

e. Nutrisi mempengaruhi produksi somatopedin yang suatu fasilitator

pertumbuhan diproduksi hati faktor hormon (growth hormon) sebagai

penggerak utama kematangan seksual.

6. Cara Mengatur Makanan pada Usia Remaja

Berikut ini beberapa petunjuk dalam mengatur makanan pada usia

remaja:

a. Jagalah berat badan agar ada pada tingkat yang normal. Hindarkan

berat badan terlalu rendah yaitu dibawah 80% dan berat badan normal

atau berat yang terlalu tinggi (lebih dan 120% berat ban normal)

b. Upayakan agar tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang

seimbang dengan kebutuhan tubuh, baik zat gizi makro maupun mikro.

c. Pantangan terhadap jenis-jenis makanan tertentu yang tidak berdasar

sebaiknya tidak dilakukan kecuali atas dasar indikasi media.

d. Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya akan berbagai

vitamin dan mineral sangat dianjurkan.

e. Makanan yang kadar lemaknya tinggi dan makanan yang terlalu manis

sebainya dihindari agar kulit selalu tampak halus dan tidak berminyak.

f. Bagi remaja pria kecukupan protein dan energi harus terpenuhi agar

otot-otot tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

g. Hindarilah kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja,

untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan berbagai zat gizi. Makanan

fast food, baik lokal maupun yang berasal dari luar negeri tidak dilarang

asalkan tidak terlalu sering sehingga meniadakan makanan lengkap di

rumah.
30

h. Kebiasaan ngemil atau senang makan makanan kecil memungkinkan

tubuh memperoleh tambahan energi sehingga tanpa disadari intake

energi ke dalam tubuh melebihi kebutuhan dan dampaknya berupa

bertambahnya timbunan lemak dalam tubuh

i. Kebiasaan makan yang teratur mulai sarapan pagi, makan siang dan

makan malam dengan menu yang memenuhi syarat empat sehat

dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan adalah cara yang paling

baik dalam memelihara kesehatan dan kelangsingan tubuh.

7. Menu Seimbang Bagi Remaja

Berikut ini ada beberapa contoh merancang menu yang sehat,

yaitu:

a. Jadawal 1 : Contoh menu untuk remaja laki-laki (2,700 kkal)

1) Sarapan pagi

a) 1 1⁄2 mangkuk nasi

b) 1⁄ telur rebus
2

c) 2 1⁄2 sendok besar sambal ikan teri

d) 4 iris timun

e) 1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula

2) Makan Siang

a) 1 mangkuk (sederhana) sup mie atau bihun dengan udang,

daging ayam, sawi atau tauge

b) 1 biji sederhana buah belimbing

c) Air putih

3) Makan Malam

a) 1 1⁄2 mangkuk nasi


31

b) 1 ekor ikan kembung dimasak dengan kunyit

c) 1⁄ mangkuk tumis kangkung


2

d) 1 iris belimbing besi

e) Air putih

Untuk menambah asupan energi bagi remaja,

diperlukan juga makanan tambahan seperti cemilan, berikut ini

contohnya:

1) Menu I:

a) 2 biji pastel isi daging

b) 1 gelas susu (rendah lemak) + 1 1⁄2 sendok kecil gula

c) 1 iris buah pepaya

2) Menu II:

a) 2 potong kecil kue lapis

b) 1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula

b. Jadwal 2: Contoh menu untuk remaja perempuan (2,100 Kkal)

1) Sarapan Pagi

a) 1 mangkuk nasi

b) 1⁄ telur rebus
2

c) 2 1⁄2 sendok besar sambal ikan teri

d) 4 iris timun

e) 1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula

2) Makan Siang

a) 1 mangkuk (sederhana) sup mie atau bihun dengan udang,

daging ayam, sawi atau tauge

b) Air putih
32

3) Makan Malam

a) 1 1⁄2 mangkuk nasi

b) 1 ekor ikan kembung dimasak dengan kunyit

c) 1⁄ mangkuk tumis kangkung


2

d) 1 iris belimbing

e) Air putih

Tabel 2.2 Jumlah porsi makanan yang dianjurkan pada usia remaja

Makan Pagi Makan Siang Makan Malam


06.00-07.00 WIB 13.00-14.00 WIB 20.00 WIB
1. Nasi 1 porsi 100 gr Nasi 2 porsi 200 gr Nasi 1 porsi 100 gr
beras beras beras
Telur 1 butir 50 gr Daging 1 porsi 50 gr Daging 1 porsi 50 gr
Susu sapi 200 gr Tempe 1 porsi 50 gr Tahu 1 porsi 100 gr
Sayur 1 porsi 100 gr Sayur 1 porsi 100 gr
Buah 1 porsi 75 gr Buah 1 porsi 100 gr
Susu krim 1 porsi 20 gr
Sumber: (Marmi, 2013)

8. Gangguan Gizi pada Remaja

Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan terhadap

masalah gizi. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan

tubuh memerlukan energi lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan

kebiasaan makan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi.

Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olah raga, kecanduan alkohol dan

obat-obatan meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi.


33

Berbagai faktor yang memicu terjadinya gangguan gizi pada usia

remaja antara lain adalah:

a. Kebiasaan makan yang buruk

Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan

makan keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan

terus terjadi pada usia remaja.

b. Pemahaman gizi yang keliru

Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja

terutama remaja perempuan. Hal itu sering menjadi penyebab masalah

karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan

pengaturan pembatasan makanan secara keliru, sehingga kebutuhan

gizi mereka tak terpenuhi.

c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu yang

menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu

biasanya terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan remaja.

Ditahun 1960 misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat

menggandrungi makanan berupa hot dog dan minuman coca cola.

Kebiasaan ini kemudian menjalar ke remaja-remaja di berbagai negara

lain termasuk Indonesia.

d. Promosi yang berlebihan melalui media massa

Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-

hal baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan

untuk mempromosikan produk mereka dengan cara yang sangat


34

mempengaruhi remaja. Padahal produk makanan tersebut bukanlah

makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.

e. Masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain

secara bebas mempengaruhi kebiasaan makan para remaja

Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari

negara barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried chicken dan

french fries, berbagai jenis makan berupa kripik (junk food) sering

dianggap sebagai lamabang kehidupan modern oleh para remaja.

Padahal berbagai jenis fast food itu mengandung kadar lemak jenuh

dan kolesterol yang tinggi disamping kadar garam. Zat-zat gizi itu

memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler pada usia muda.

Berikut ini beberapa masalah gizi yang biasa dijumpai pada

remaja, yaitu:

a. Obesitas

Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di

kalangan remaja, obesitas merupakan permasalahan yang

merisaukan karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius belum lagi

kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat di

bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut

akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri. Berdasarkan

data dari Riskesdas 2007, prevalensi obesitas sentral pada usia 15-

24 tahun adalah 8,09%.


35

Tabel 2.3 Klasifikasi BMI (kg/m2)


Kekurangan
<18,50 Pre-Obesitas 25,00-29,99
Berat Badan
Berat <16,00 Obesitas ≥30,00
Menengah 16,00-16,99 Obesitas I 30,00-34,99
Ringan 17,00-18,49 Obesitas II 35,00-39,99
Batas Normal 18,50-24,99 Obesitas III ≥40,00
Kelebihan Berat
≥25,00
Badan
Sumber: (Marmi, 2013)

Obesitas dapat teratasi dengan cara yang aman dan sehat,

adapaun cara menurunkan berat badan yang sehat adalah sebagai

berikut:

1) Perubahan pola makan (diet) dengan cara mengurangi asupan

kalori total. Remaja disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi

buah dan sayur serta membatasi gula dan lemak.

2) Peningkatan aktivitas fisik/olahraga yang dapat membantu

menurunkan berat badan, karena dapat membakar lebih banyak

kalori. Banyaknya kalori dibakar tergantung dari frekuensi, durasi,

dan intensitas latihan yang dilakukan. Daniel Landers, professor

pendidikan olahraga dari Arizona State University,

mengungkapkan bahwa ada lima manfaat olahraga bagi otak kita

yaitu sebagai berikut:

a) Meningkatkan konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental

b) Membantu menunda proses penuaan

c) Mengurangi stress

d) Meningkatkan daya tahan tubuh

e) Memperbaiki keperyaan diri


36

3) Modifikasi perilaku digunakan untuk mengatur atau memodifikasi

pola makan dan aktivitas fisik pada remaja yang menjalani terapi

obesitas. Melalui modifikasi perilaku dapat diketahui faktor atau

situasi apa yang dapat membuat berat badan menjadi berlebihan,

sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi ketidakpatuhan

dalam terapi obesitas.

b. Kurang Energi Kronis (KEK)

Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis

(KEK) pada umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit.

Penurunan berat badan secara drastis pada remaja perempuan

memiliki hubungan erat dengan faktor emosional seperti takut gemuk

seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh lawan jenis.

c. Anemia

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan

derita anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar

hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Pada laki-laki

hemoglobin normal adalah 14-18 gr% dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3,

sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12-16 gr%

dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Remaja putri lebih mudah terserang

anemia karena:

1) Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati

yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan

makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak

terpenuhi.
37

2) Remaja putri biasanya ingin terampil langsing, sehingga

membatasi asupan makanan.

3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,

khususnya melalui feces.

4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat

besi ± 1,3 liter mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih

banyak dari pada pria.

Upaya untuk mencegah anemia:

1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan dari bahan nabati

(sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan tempe)

2) Banyak makan makanan sumber vitamin C yang bermanfaat

untuk meingkatkan penyerapan zat besi misalnya; jambu, jeruk,

tomat, dan nanas.

3) Minum 1 tablet penambah darah setiap hari khususnya saat

mengalami haid.

4) Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia segera

konsultasi ke dokter untuk dicari pengobatannya dan diberikan

pengobatan.

d. Perilaku Makan Menyimpang Pada Masa Remaja

Perilaku makan menyimpang adalah masalah emosi dan fisik

yang dihubungkan dengan obsesi terhadap makanan, berat badan

dan bentuk tubuh.


38

Ada tiga tipe perilaku makan yang menyimpang:

1) Anoreksia Nervaso

Remaja yang menderita anoreksi nervaso memiliki

ketakutan eksterem terhadap pertambahan berat badan dan

selalu merasa kurang puas dengan bentuk dan ukuran tubuhnya.

Hal ini adalah bentuk dari kegagalan mereka untuk

mempertahankan berat badan normal. Beberapa orang dengan

anoreksia membasi pemasukan makanan dengan diet dan

olahraga secara berlebihan.

Berikut ini adalah beberapa tanda remaja mengalami

anoreksia:

a) Sangat kurus

b) Olahraga berlebihan dan terobsesi untuk mengontrol berat

badan

c) Mengontrol jumlah atau porsi makanan secara sangat berhati-

hati

d) Hanya makan makanan tertentu, serta menghindari makanan

seperti susu, daging, tepung dan lain-lain

e) Menarik diri dari aktivitas sosial, khususnya yang

berhubungan dengan makan-makan

f) Kemungkinan mengalami depresi, latergim dan merasa

kedinginan

g) Remaja yang mengalami anoreksia dapat mengalami

gangguan jiwa bahkan kematian bila tidak teratasi


39

2) Bulimia

Bulimia hampir sama dengan anoreksia tetapi dengan

episode binge eating dan mengompemsasnya dengan cara

ekstrem seperti: memuntahkan makanan dan olahraga berlebih.

Tanda remaja mengalami bulimia:

a) Takut mengalami penambahan berat badan

b) Selalu merasa tidak senang dengan ukuran, bentuk tubuh dan

berat tubuhnya

c) Menghilang setelah makan

d) Kemungkinan hanya makanan-makanan diet

e) Teratur membeli obat laksatif, diuretik dan obat pencahar

f) Olahraga berlebihan

g) Menggunakan alkohol dan obat-obatan

h) Siklus menstruasi tidak teratur

3) Binge Eating

Binge eating hampir sama dengan bulimia, tetapi tidak

mengkompensasikannya dengan melakukan pengeluaran

makanan. Remaja dengan binge eating selalu memerlukan waktu

makan, atau makan dalam porsi kecil ketika bersama-sama denga

teman dan keluarga, tetapi kemudian makan dalam jumlah banyak

ketika sedang sendiri. Tanda remaja binge eating:

a) Makan banyak lebih dari normal dengan cepat

b) Makan sampai merasa kekenyangan

c) Makan dalam jumlah besar ketika secara fisik merasa lapar

d) Makan sendiri karena merasa malu dengan cara makannya


40

e) Merasa malu dengan diri sendiri, depresi atau merasa

bersalah setelah makan berlebihan

Terjadi rata-rata sedikitnya 2 hari dalam seminggu selama 6

bulan perilaku makan yang menyimpang ini biasanya terjadi pada

remaja putri. Peran orangtua dan lingkungan sosial penting dalam

mencegah terjadinya episode perilaku makan menyimpang ini dengan

mengenali gejalanya sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai