Anda di halaman 1dari 222
Komisi’Akreditasi Rumah Sakit KEMENTERIAN KESEHATAN 7) ees ly INDONESIA ° Komisi Akreditasi Rumah Sakit E es INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 TAHUN 2018 DAFTAR ISI PENDAHULUAN oosecssneoe TUJUAN o CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITAS! SNARS EDISI 1 YANG PERLU DIKETAHU! PADA INSTRUMEN AKREDITAS! SNARS EDIS! 1 KEBIJAKAN PEMBERIAN SKOR ‘SASARAN KESELAMATAN PASIEN (KP) AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK) HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) ASESMEN PASIEN (AP) PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) PELAYANAN ANESTES! DAN BEDAH (PAB) PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) .. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PP!) TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) PROGRAM NASIONAL SASARAN| PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN SAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAY! SASARAN Il PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS SASARAN Ill PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS SASARAN IV PENGENDALIAN RESISTENS! ANTIMIKROBA SASARANV —PELAYANAN GERIATRI ....~ INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) INSTRUMEN SURVE! STANDAP NASIONAL AKREDITAS! RUMAH SAKIT EUISI 1 4 119 133 151 qT 193 207 217 217 219 220 224 227 PENDAHULUAN Akreditasi rumah sakit merupakan proses kegiatan peningkatan mutu pelayanan yang ditakukan terus menerus oleh rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi Standar Akreditasi. Sejalan dengan proses kegiatan peningkatan mutu maka KARS secara berkala melakukan review sandar akreditasi mengikuti perkembangan standar akreditasi di tingkat global. Pada bulan agustus 2017, KARS telah memperkenalkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberiakukan mulai tahun 2018, Dengan diberiakukan SNARS 1, KARS memandang perlu tersedianya acuan untuk penilalan dan persiapan akreditasi rumah sakit, maka disusunlah instrumen akreditasi SNARS 1 oleh KARS. TUJUAN 1. Untuk Survetor ‘© Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei ‘¢ Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada waktu survei ‘© Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah sakit melakukan simulasi ‘© Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nial. 2. Untuk Rumah Sakit. © Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang diwajibkan oleh akreditast © Sebagal acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya © Sebagal acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam ‘SNARS 1 CARA MENGGUNAKAN INSTRUMEN AKREDITASI SNARS | Instrumen Akreditasi SNARS| dapat digunakan sebagai: ‘* Pedoman bagi survelor untuk memberikan skor pada setiap elemen penilaian = Pedoman bagi surveior untuk melakukan telaah regulasi dan dokumen pelaksanaan serta telusur (wawancara, observasi dan simulasi) © Pedoman bagi rumah sakit dalam menerapkan standar akreditasi (SNARS 1) © Pedoman bagi rumah sakit dalam menyusun regulasi dan menyiapkan dokumentasi INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS! RUMAH SAKIT EDISI | kegiatan/pelayanan sesuai dengan standar akreditasi (SNARS 1) YANG PERLU DIKETAHU! PADA INSTRUMEN AKREDITASI SNARS | Instrumen akreditasi SNARS | merupakan instrumen yang dipergunakan KARS untuk menil kepatuhan rumah sakit terhadap SNARS | yaitu standar pelayanan berfokus pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko di Rumah Sakit. Instrumen akreditasi SNARS | ini terdiri dari standar, maksud dan tujuan, elemen penilaian (EP), telusur dan skor dengan penjelasan sebagei berikut : STANDAR Standar KARS mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus diterapkan agar suatu rumah sakit dapat terakreditasi oleh KARS. Sasaran Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di tempat. Program Nasional terdiri dari menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS, menurunkan angka kesakitan tuberkulosis, pengendalian resistensi antimikroba dan pelayanan geriatri dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di ‘tempat di tempat. ‘MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari suatu standar akan membantu.menjelaskan makna sepenuhnya dari standar tersebut. Maksud dan tujuan akan mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari standar, memberikan penjelasan bagalmana standar tersebut selaras dengan program secara keseluruhan, menentukan parameter untuk Ketentuan-Ketentuannya, atau memberikan “gambaran tentang Ketentuan dan tujuan-tujuannya. Maksud dan tujuan juga berguna bagi RS untuk menyusun point-point yang harus ada di dalam regulasi rumah sakit ELEMEN PENILAIAN (EP) Elemen Penilaian (EP) dari suatu standar akan menuntun rumah sakit dan survelor terhadap apa yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. EP untuk setiap standar menunjukkan ketentuan untuk kepatuhan terhadap standar tersebut. EP ditujukan untuk memberikan kejelasan pada standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai standar yang ada serta it dalam persiapan proses akreditasi. untuk memandu rumah si Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan (R) atau (D), atau (W) atau (0) atau (S), atau kombinasinya yang berarti sebagai berikut : (R) = Regulasi, yang dimaksud dengan regulasi adalah dokumen pengaturan yang disusun — _~ANSTRUMEN SURVE! STANDAR NASIONAL AKREDIIAS! RUMAH SAKIT EDIS! (Do) = (Oo) = (= (wy = ‘oleh rumah sakit yang dapat berupa kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur rumah sakit dan atau program Dokumen, yang dimaksud dengan dokumen adalah bukti proses kegiatan atau pelayanan yang dapat berbentuk berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat dan atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya. Observasi, yang dimaksud dengan observasi adalah bukti kegiatan yang didapatkan berdasarkan hasil penglinatan/observasi yang dilakukan oleh surveior. ‘Simulasi, yang dimaksud dengan simulasi adalah peragaaan kegiatan yang ditakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior. ‘Wawancara, yang dimaksud dengan wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh surveior yang ditujukan kepada pemilik/representasi pemilik, direktur rumah sakit, pimpinan rumah sakit, profesional pemberi asuhan (PPA), staf kiinis, staf non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dan lain-lain. ‘TELUSUR Telusur yang ada pada instrumen akreditas! SNARS i ini adalah untuk mengetahui pemenuhan elemen standar dari setiap elemen penilaian. Telusur ini memandu surveior untuk mencari bukti pemenuhan setiap elemen penilaian dari setiap standar sebagai berikut : (Ry |= ‘* Surveior agar menelusuri regulasi yang sudah disusun rumah sakit. ¢ Bila pada EP disebutkan regulasi meliputi/terdiri dari a) sampai ....... atau 2) sampai nm Maka untuk menilai kelengkapan regulasi tersebut, surveior agar ‘melihat yang ada pada maksud dan tujuan, ¢ Bila kolom telusur tertulis regulasi tentang... maka regulasi yang ditelusuri tidak harus semua regulasi harus ada atau TIDAK HARUS ada kebijakan, ada pedoman, ada panduan, ada SPO dan ada program TETAPI dapat salah satu, yang perlu diperhatikan oleh surveior adatah isi dari regulasi harus mengacu yang ada di ‘maksud dan tujuan dan peraturan-perundang-undangan terkait. ¢ Bila pada kolom telusur tertulis pedoman tentang ...., maka regulasi yang ditelusuri adalah berbentuk pedoman. Untuk mengetahui isi pedoman yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan- vundangan terkait ¢ Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pengorganisasian .... maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahui Jsi pedoman pengorganisasian yang benar, surveior agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait. ¢ Bila pada kolom telusur tertulis pedoman pelayanan ...., maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk pedoman pengorganisasian. Untuk mengetahul ist pedoman pelayanan yang benar, survelor agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait. * Bila pada kolom telusur tertulis program ...., maka regulasl yang ditelusuri, adalah berbentuk program. Untuk mengetahui isi program yang benar, survetor INSTRUMEN SURVE] STANDAR NASIONAL AKREDITAS! RUMAH SAKIT EDISI 1 ~ agar melihat maksud dan tujuan dan peraturan-perundangan-undangan terkait. Bila pada kolom telusur tertulis struktur organisasi maka regulasi yang ditelusuri, adalah berbentuk bagan organisasi yang dilengkapi dengan uraian tugas dan wewenang. (0) | = | Surveior agar menelusuri Bukti-bukti pelaksanaan proses kegiatan/pelayanan sesuai yang dipersyaratkan pada elemen penilaian, yang dapat berupa bukti-bukti sebagai berikut : © Bukti tentang ... ‘© Bukti pelaksanaan pelatihan tentang: TOR, Undangan, daftar hadir, materi, laporan, evaluasi, sertifikat Bukti rapat tentang ... Bukti pelaksanaan tentang Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan pada file pegawai Bukti usulan tentang .... Bukti pelaksanaan orientasi khusus: TOR, dafter hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi 00000 ° Bukti pelaksanaan orientasi umum: TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi perumahsakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi Bukti materi tentang .. Bukti laporan tentang Bukti tentang ...., berupa a. Bukti sertifikat eo 0000 © _Bukti pelaksanaan supervisi (0) |= | Untuk mendapatian bukti pelaksanaan kegiatan atau pelayanan sudah sesuai dengan regulasi maka surveior dapat melihat atau melakukan observasi proses kegiatan atau pelayanan. ¢ Observast ini dapat juga merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan, bisa juga dipergunakan untuk memvalidasi dokumen hasil audit/supervisi. Misalnya : hrasil audit hand hygiene RS = 90%, surveior akan melakukan observasi pelaksanaan hand hygiene dengan menggunakan sampel, dari hasil observasi ‘tersebut berapa kepatuhan RS dapat diketahul. Misal dari 10 sampel hanya 5 orang yang melakukan hand hygiene dengan benar. 1) |= | ¢ Untukmendapatkan bukti bahwa staf rumah sakit sudah dapat melaksanakan kegiatan atau pelayanan sesuai dengan regulasi maka surveior dapat meminta staf rumah sakit untuk memeragakan proses kegiatan/pelayanan dengan ‘mengacu persyaratan yang ada di EP. ‘¢ Meminta staf RS untuk memeragakan kegiatan/pelayanan dapat juga ‘merupakan cross check bukti pelaksanaan kegiatan atau bukti staf RS sudah rmengikuti pelatihan sehingga mampu memperagakan kegiatan tersebut, misalnya simulasi penggunaan APAR, Simulasi juga dapat dipergunakan untuk mengetahut apakah pelatihan sudah dilaksanakan dengan benar. Misalnya :hasil audit hand hygiene RS = 90 %, surveior akan melakukan observasi pelaksanzan hand hygiene, INSTRUMEN SURVE! STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDIS! 1 ‘misalnya berdasarkan observasi hanya 50 %, dan setelah surveior meminta simulasi hanya 50% staf RS yang mampu melaksanakan, padahal bukti dokumen pelatihan hand hygiene sudah 100 %. Maka buktl pelatihan tersebut tidak valid (wy ‘? Surveior melakukan wawancara berdasarkan saseran wawancara yang tertulis di telusur. + Wawancara dipergunakan untuk lebih memastikan bahwa kegiatan/pelayanan sudah dilaksanakan dan sudah sesuai dengan regulasi ‘+ Wawancara juge dapat dipergunakan untuk melakukan cross check dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Sebagai contoh : MFK 11 RS sudah menyelenggarakan pelatihan MFK, pada MFK 11.1 EP 2 : staf dapat menjelaskan Standar PMKP 7 EP 3 : RS telah melakukan pengumpulan data dan informasi untuk mendukung, asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik profesional serta program PMKP secara menyeluruh (D,W) ‘TELUSUR HASIL TELUSUR D | Bukti has pengumpulan data dan | Akreditasi pertama : Data dan informasi informasi yang meliputi indikator area | terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul klinis, manajemen, sasaran_ keselamatan | sejak 3 bulan sebelum survei pasien, insiden keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPIP terhadap PPK ‘Akreditas ulang : Data dan informasi terkait IAK, IAM , ISKP sudah terkumpul sejak 12 bulan sebelum survei 'W | o Komite PMKP- ‘Hasil cross check melalui wawancara © Komite medis kepada Komite PMKP, Komite Medis dan © Penanggungjawab data unit kerja | P) data unit kerja dapat disimputkan bahwa benar data telah dikumpulkan sejak 3 bulan/12 bulan sebelum pelaksanaan survel ‘Berdasarkan telusur maka surveior dapat memberikan SKOR = 10 Contoh 2) : © Bila suatu EP dalam satu standar mendapat skor “tidak terpenuhi” dan beberapa atau EP lain bergantung pada EP yang mendapat skor “tidak terpenuhi” ini, maka keseluruhan EP yang berhubungan dengan EP pertama tersebut mendapat skor “tidak terpenuhi. Lihat gambar di bawah ini untuk MIRM 13.4 sebagai contoh. Standar MIRM 13.4 Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan evaluasi atau review rekam medis. Elemen Penilaian MIRM 13.4 No ELEMEN PENILATAN SKOR PENIELASAN 7 [Rekam medis pasion direview secara berkala| 0 | Karena EP 1 adalah (D,W) pembuktian — bahwa ada review _rekam 2 [Review menggunaken sampel yang mewakili| 0 | medis, begitu EP 1 (ow skor = 0 {tidak ada 3. Review melbatkan Gokier, perawat dan PPR] 0] fevewh make Of 7 < : ! sampai dengan EP 7 lainnya yang _mempunyai kewenangan pengisian INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS! RUMAH SAKIT EDISi 1 rekam medis atau pengelola rekam medis (D,W) yang juga membahas review secara 7. | Fokus review adalah pada ketepatan waktu,| 0 | otomatis ‘dak keterbacaan dan kelengkapan rekam medis (D,W) mungkin dilaksanakan L. - jadi SKOR untuk EP 2 5. | Proses review termasuk isi rekam medis harus[ 0 | STN Gane Ao sesuai dengan peraturan dan __ perundang- mendapat SKOR = 0 undangan (D,W) 6. | Proses review termasuk rekam medis pasien yang | 0 ‘masin dirawat dan pasien yang sudah pulang (OW) 7. | Hasil review dilaporkan secara berkala kepada| 0 Direktur rumah sakit (D, W) Tingkat Kepatuhan Kepatuhan terhadap persyaratan dalam EP dicatat sebagal angka (persentase) kepatuhan yang dipertihatkan oleh rumah sakit. Kepatuhan ditulis dalam bentuk “positif” (contohnya, kepatuhan terhadap 20% persyaratan). Panduan penentuan skor ditulis dalam kalimat positif, yang merupakan persentase kepatuhan yang dibutuhkan untuk memperoleh skor “terpenuhi lengkap” (80% atau lebih), “terpenuhi sebagian (20-79 5), atau tidak terpenuhi (kurang dari 20 %). Apabila memungkinkan, kepatuhan yang dipertihatkan dilaporkan sebagai “tingkat kepatuhan” (%), yang menunjukkan persentase kepatuhan yang ditampilian. Contohnya, 10 dari 15 (angka kepatuhan 67%) asesmen keperawatan awal dilengkapi dalam 24 jam setelah pasien masuk di unit rawat inap medis/bedah, seperti yang disyaratkan oleh kebijakan rumah sakit. Skor untuk penilaian ini adalah “terpenuhi sebagian,” karena persentase angka kepatuhan dari ternuan ini berkisar antara 20-79 %. Skor “Tidak Dapat Diterdpan” (1D) Suatu EP mendapat skor “tidak dapat dinilai” apabila persyaratan dalam EP tidak dapat dinilai karena tidak tercakup dalam pelayanan rumah sakit, populasi pasien, dan sebagainya (contohnya, rumah sakit tidak melakukan penelitian). Beriode Lihat ke Belakang (Look-Back] untuk Standar Baru... KARS meluncurkan SNARS ( pada bulan Agustus 2017 dan “menetapkan ‘tanggal ‘berlakunya SNARS | pada tanggal 1 Januari 2018, maka mulai tanggal 1 Januari 2018 survei akreditasi dilakukan dengan menggunakan SNARS 1. Contoh : periode lihat ke belakang (look-back) untuk standar baru sebagai berikut : BULAN DILAKUKAN PERIODE LIHAT KE BELAKANG (Look-Back) SURVEI AKREDITASL "AKREDITAS! PERTAMA, 'AKREDITASI ULANG ‘Bulan Januari 2018 | Oktober sampai Desember 2017. | Agustus sampal Desember 2017 Bulan Februar’2018 | November 2017 - Januari 2018 | Agustus 2017 sampai Januari 2018 Bulan Maret2018 | Desember 2017 - Februari 2018 _| Agustus 2017 - Februari 2018 Bulan April 2038 7 Januari - Maret 2018 ‘Agustus 2017 - Maret 2018 Bulan Mei 2018 Februari - April 2018 ‘Agustus 2017 - April 2018 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AXREDITAS! RUMAH SAKIT EDISI | "1 12 Bulan Juni 2018 ‘Maret - Mei 2018 ‘Agustus 2017 - Mei 2018 Bulan Juli 2018 April -Juni 2018 ‘Agustus 2017 - Juni 2018 Bulan Agustus 2018 ‘Mei - Juli 2018 ‘Agustus 2017 - Juli 2018 ‘Bulan September Juni - Agustus 2018 September 2017 - Agustus 2018 2018 dst. - 7 Periode Lihat ke Belakang pada Survei Remedial Bila setelah survet awal atau ulang dilaksanakan survei remedial raksimal dalam waktu 6 bulan setelah survel awal atau ulang, petiode lihat ke belakang untuk survel remedial dimulai sejak tanggel survei remedial sampai dengan hari terakhir survei awal atau ulang. Selama periode Iihat ke belakang ini, surveior akan menila tindakan yang diambil rumah sakit untuk membahas dan atau memperbaiki masalah yang ditemukan pada survei awal atau ulang. Untuk menilal implementasi, pengkajian terhadap kepatuhan mempertimbangkan hal-hal berikut inl: ‘* dampak temuan hasil survei; ‘* adanya bukti yang memad: atau standar yang diidentifikasi; ‘*adanya kesinambungan tindakan yang diambil; dan implementasi terhadap rekomendasi surveior intuk menunjukkan kepatuhan terhadap elemen penitaian Contoh Pada saat survei awal atau ulang, rumah sakit tidak memenuhi standar penggunaan darah dan produk darah, standar PAP 3.3, karena panduan dan prosedur Klinis belum ada dan belum dilaksanakan dan tidak mencakup butir a) sampai e) dalam maksud dan tujuan. Ketika survelor kembali untuk melakukan survel remedial, rumah sakit tersebut menunjukkan bukti bahwa panduan dan prosedur Klinis telah dibuat dan berdasarkan bukti dari literatur, organisasi profesi, dan sumber terpercaya lainnya, yang mencakup proses untuk butir a) sampai e) di maksud dan tujuan. Selain itu, staf telah diedukasi tentang panduan ini dan wawancara dengan staf menunjukkan bahwa mereka telah mengetahui tentang proses ini. Dokumentasi pada rekam medis menunjukkan bahwa proses ini telah dilakukan. Berdasarkan tindak lanjut oleh rumah sakit dan bukti yang dilihat oleh survelor, maka rumah sakit akan dianggap patuh sepenuhnya. INSTRUMEN SUKVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS! RUMAH SAKIT COIS! 1 SASARAN KESELAMATAN PASIEN (skp) 'SASARAN 1: MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR ‘Standar SKP 1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) ide Maksud dan Tujuan SKP 1: Lihat SNARS 1 Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek diagnosis dan tindakan. Keadaan yang dapat ‘membuat identifikasi tidak benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur, berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah Kepala unit intensif KESINAMBUNGAN PELAYANAN, Standar ARK 3 [Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien ‘Maksud dan Tujuan ARK : Lihat SNARS 1 Elemen Penilaian ARK 3 Telusur Shor 1. Ruriah sakit menetapkan proses |W) Requlasl tentang perencanaan pemularigan p 30 | TU penyusunan perencangan (3) atau discharge planning termasuk keiteria, 5 | 1s Demuiangan pasien (P3), dimulal pasien yang membutuhkan P3 o |r pada asesmen awal rawat nap dan menetapkan krteriapasien yang membutuhkan P3 (R) 7, Proses P3 dan pelaksanaannva | D_| Bukii tentang pelaksanaan P3 atau discharge io [Tt dicatat direkarnmegissesuai| | planning dicatat di rekem medis 5 | 1s regulasi RS (D,W} (Uhat AP 2 dan oj ARK 4) w | + opp + Stef keperawaten + Manojer Pelayanan Pasien 7 + Pasien/keluarga Standar ARK 3.1 Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager. Maksud dan Tujuan ARK 3.1 Lihat SNARS 1 Perjalanan pasien di rumah sakit mulai dari admisi, keluar pulang, atau pindah melibatkan berbagai profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan manajer pelayanan pasien (MPP). Selama dalam berbagai tahap ppelayanan, Kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yang tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luat. Kesinambungan pelayanan berjalan balk jika semua pemberi pelayanan mempunyai informasi yang dibutuhkan tentang kondisi kesehatan pasien terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang, tepat. ‘Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanaken dengan pola pelsyanan berfokus pada pasion (Patient/Person Centered are-PCC), Pola ini dipayungt oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated people-centred health services. (WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016-2026, July 2015). Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional gemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalul berbagai unit ppelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA). Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut: ‘+ keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga.(lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5); ‘© dokter penanggung jawab pelayanan (DPI) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (Clinica! Leader). (lihat juga PAP 2.1, EP 4}; ‘© profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) tainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) perencanaan pemulangan pasien (P3)/Discharge Plonning terintegrasi; + asuhan gizi terintegrasi Iihat PAP 5); ‘manajer pelayanan pasien/case manager. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berkut: ‘2) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien; b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien; ‘c) mengoptimalkan proses reimbursemen; dan dengan fungs! sebagai berikut: 26 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS! RUMAH SAKITEDIS! 1 4) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien; a} 2) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien; 4) komunikasi dan koordinasi; {) edukasi dan advoka: fh) kendall mutu dan biaya pelayanan pasien. keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara fain adalah: pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya; terpelihara kesinambungan pelayanan; pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien, kemampuen pasien mengambil keputusan; keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga; ‘optimalisasi sistem pendukung pasien; ‘perulangan yang aman; kkualitas hidup dan kepuasan pasien. Rekam medis pasien merupakan sumber informast utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga merupakan alat kornunikasi penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (JAR) sehingga informasi manajer pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis. Pada form A dicatat antara lain identifkasi/srining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) dan asesmen untuk manajemen pelayanian pasien termasuk rencana, identifkasi masaiah-risiko ~ kesempatan, serta perencanaan manajemen pelayanan paslen, termasuk memfasitasi proses perencenaan pemulangan pasien (discharge planning). Pada form B dicatat antara Iain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, faslitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien. ‘Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf Iain sesual dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat: |) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap; }) Pelayanan diagnostik dan tindakan; k) Pelayanan bedah dan nonbedah; 1) Pelayanan rawat jalan; 'm) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya. Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis, alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format rujukan, daftar ttk/check list lain, dan sebagainya. Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (Iihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4. PAB 7.2) Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur kor 1. Ada regulasi tentang proses dan | ® | Regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk wo | 7 pelaksangan untuk mendukung mendukung kesinambungan dankoordinasi asuhan, | 5 | TS kesinambungan dan koordinasi sebagai asuhan pasien terintegrasi yang berpusat oj} asuhan, termasuk paling sedikit ) pada pasien (patient centered care) termasuk: i sampai dengan m) di dalam ‘= penctapan MPP yang bukan PPA aktif, penuh | maksud dan tujuan, sesuat waktu di jam kerja | regulasi rumah sakit (lihat juga ‘+ ketentuan tentang MPP dimaksud dalam EP 4 TKRS 10).{R) Sesual PAP 2 2, Ada penunjukkan MPP dengan | © | Bukti tentang penetapan MPP dilengkapi dengan 70 |W Uraian tugas antara lain dalam uraian tugas 5 | 1s konteks menjaga kesinambungan o jt dan koordinasi pelayanan bagi | W | e Manajer Pelayanan Pasien - INSTRUMEN SURVE! STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 27 nap, individu pasien melalui = Kepala SOM komunikasi dan kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit serta mencakup butir a) sampat dengan h) di maksud dan tujuan. (o.w) - 3, Pasien diskrining untuk | a) Bulti tentang skrining untuk menentukan io | kebutuhan pelayanan kebutuhan manajemen pelayanan pasien, bisa | 5 | TS manajemen pelayanan pasion menggunakan ceklis o |i (ow) 2) Bukti tentang konfirmasi oleh MPP. w | © staf Ktinis ‘+ Manajer Pelayanan Pasien 7. Pasien yang mendapat pelayanan | R | Sesuai EP 1 10 | 1 ‘MPP, pencatatannya dilakukan 5 | 1s dalam Form MPP sefalu D_ | Bukti form MPP (form A dan form B) o |i fiperbaharul untuk menjamin komunikasi dengan PPA. (R.D) 5. Kesinambungan dan koordinasi | D | Bukil pelaksanaan Koordinasi proses pelayanan yang | 10 | TL proses pelayanan didukung

Anda mungkin juga menyukai