Kelompok 9 : Kadek Rosita Dewi Indra Pratiwi (1515351133 / 10)
Made Erika Krisdiyanti Putri (1515351154 / 22)
Ayu Alit Cita Dewi (1515351155 / 23)
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR
Perilaku yang ditampilkan oleh setiap individu sangatlah beragam dan unik. Keberagaman dan keunikan tersebut menarik perhatian para ahli untuk meneliti tentang perilaku manusia. Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya tentang bagaimana suatu perilaku terbentuk dan faktor apa saja yang mempengaruhi. Teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) yang diusulkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980), dan diperbaharui dengan teori perilaku direncanakan (theory of planned behavior) oleh Ajzen (1991). Teori perilaku direncanakan (theory of planned behavior) mengemukakan bahwa tindakan manusia dibimbing oleh tiga macam faktor, yaitu: 1. Keyakinan tentang hasil perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku (behavior belief), 2. Keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain, motivasi untuk menuruti dari adanya harapan tersebut (normative belief), dan 3. Keyakinan tentang hadirnya faktor yang memfasilitasi atau menghambat perilaku, serta persepsi adanya power pada faktor tersebut (control belief). Berdasarkan perspektif tersebut, maka keyakinan perilaku (behavior belief) menimbulkan sikap positif atau negatif, terhadap perilaku tertentu, keyakinan normatif (nornative belief) mengakibatkan terbentuknya persepsi adanya tekanan sosial untuk melakukan tindakan atau norma subjektif (subjective norm), dan control belief menimbulkan persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control). Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi atas kontrol perilaku, mengakibatkan terbentuknya intensi perilaku (behavioral intention). Sebagai suatu kaidah umum bahwa sikap yang positif disertai dengan norma subjektif yang sesuai dan dengan adanya perceived control yang memadai, maka akan menyebabkan kuatnya intensi untuk berperilaku tertentu. Dengan derajat kontrol aktual yang cukup terhadap suatu perilaku, maka individu akan mengekspresikan intensi, jika kesempatan muncul. Akan tetapi karena banyak perilaku sulit untuk dilakukan karena minimnya pendukung internal dan lingkungan, dan dengan kemauan yang terbatas, maka perlu mempertimbangkan hadirnya persepsi atas kontrol perilaku sebagai suatu yang dapat memacu timbulnya intensi. Secara lebih lanjut bahwa persepsi atas kontrol perilaku dapat sebagai pengendali kontrol aktual, dan memberikan prediksi terhadap perilaku. Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin baginya, secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku-perilaku tertentu.