Psikologi Kecerdasan Fix
Psikologi Kecerdasan Fix
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun sebagai tugas dari
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan (Intelegency).....................................................3
B. Pengukuran Intelegency..........................................................................5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegency....................................6
D. Apa Saja Jenis-Jenis Kecerdasan............................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengukur kecerdasan seseorang, pada zaman ini telah banyak tes
yang bisa dilakukan. Pengukuran-pengukuran tersebut dapat menjadi tolak
ukur kecerdasan yang dicapai seseorang. Namun hal tersebut tidak permanen.
Sesuai dengan tingkatan ada patokan tertentu yang mendasari kecerdasan
seseorang, umur dan daerah tempatnya hidup misalnya.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Menurut William Stern Intelegensi adalah merupakan suatu kemampuan
untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penggunaan
afungsi berpikir.
5. Menurut Binet Intelegensi adalah merupakan kemampuan yang
diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang diwarisi dan dimiliki
sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
6. Menurut Wechler (1958) Intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan
individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan
mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
7. Menurut ahli-ahli lain kecerdasan adalah
a. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah
b. Kecerdasan adalah sebagai kapasitas beradaptasi dan belajar dari
pengalaman.
c. Kecerdasan meliputi karakteristik seperti kreativitas, dan keahlian
interpersonal.
d. Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan
sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan.
8. Menurut S.C. Utami Munandar Secara umum intelegensi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk berpikir abstrak
b. Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk
belajar.
c. Kemampuan untuk menguraikan diri terhadap situasi-situasi baru.
9. Menurut Edward T. Horndiks Intelegensi adalah kemampuan individu
untuk memberikan respon yang tepat (baik) terhadap situasi yang
diterima.
Dari semua pendapat para ahli diatas mengenai kecerdasan, maka dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan (intelegensi) merupakan keterampilan-
keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dari pengalaman hidup sehari-hari. Kecerdasan dipahami sebagai sesuatu
4
yang relatif menetap dan digunakan sebagai dasar perbandingan antar
individu.
B. Pengukuran intelegenci
Pengukuran intellegensi biasanya dicapai melalui pengukuran
menggunakan tes kecerdasan. Skor kecerdasan seseorang (intellegence
quotient, IQ)dapat menjadi pengukuran yang luar biasa. Untuk memperoleh
hasil dari tes IQ yang baik adalah dengan melakukan beberapa hal yaitu,
validitas, reliabilitas, dan standarisasi.
a. Validitas
Validitas merujuk kepada ketepatan kesimpulan yang ditarik dari
sebuah eksperimen. Dalam konteks pengukuran, validitas terutama
merujuk pada seberapa jauh pengukuran dalam tes mengukur apa yang
seharusnya diukur. Bila sebuah tes dirancang untuk mengukur sebuah
kecerdasan maka tes tersebut seharusnya mengukur kecerdasan, dan
bukan karakteristik lain dari karakter orang tersebut seperti kecemasan.
Salah satu dari pengukuran validitas yang paing penting adalah derajat
yang menunjukan sejauh mana tes tersebut dapat mramalkan kinerja
individu ketika diukur dengan pengukuran lain, atau kriteria dari atribut
(Gronland, 2006).
Contohnya, seorang psikolog dapat memvalidasi sebuah tes
kecerdasan dengan menanyakan para pemberi kerja dari individu yang
menjalani tes kecerdasan tentang seberapa cerdas para pekerja ini saat
bekerja. Ketika skor dalam sebuah pengukuran berhubungan dengan
sebuah hasil penting (seperti evaluasi kerja oleh perusahaan), maka kita
mengatakan bahwa tes tersebut memiliki validitas kriteria yang tinggi.
b. Reabilitas
Reliabilitas (reliability) adalah sejauh mana sebuah tes
menghasilkan kinerja yang konsisten dan dapat diulangi. Rebilitas dan
validitas saling berhubungan. Bila sebuah tes valid, maka tes itu juga
harus realibel, tetapi sebuah tes yang realibel belum tentu valid.
5
Sesorang dapat merespons dengan konsisten pada sebuah tes, namun tes
tersebut mungkin saja tidak mengukur apa yang seharusnya diukur atau
tidak sesuai dengan tujuan pengukurnya.
c. Standarisasi
Sebuah tes yang tidak hanya realibel dan valid, tetapi juga
terstandarisasi (Gregoy, 2007). Standarisasi melibatkan pengembangan
prosedur yang seragam untuk mengandministramisikan dan memberikan
skor pada sebuah tes, serta menciptakan norma, ataun standar kinerja
untuk tes. Prosedur yang seragam dalam pengetesan membutuhkan
lingkungan pengetesan sedapat mungkin serupa untuk setiap individu.
6
atau lebih besar menunjukkan adanya pengaruh genetika yang kuat.
Sekelompok peneliti dalam bidang ini yang dikumpulkan oleh American
Psychological Association ,menyimpulkan bahwa ketika sesorang
encapai tahap perkembangan remaja akhir, heretabilitas kecerdasan
mencapai sekitar 0,75 yang menunjukkan pengaruh genetika yang kuat
(Neisser. At al, 1996).
Individu adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan menunjukkan pada perubahan kuantitatif, yaitu yang
dapat di hitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Karena
pertumbuhan merupakan suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu
keseluruhan.
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak, warisan (turunan atau pembawaan) tersebut antara lain:
2) Sifat-sifat
3) Intelegensi
7
4) Bakat
5) Penyakit
Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan
perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-
kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah
perubahan yang mempengaruhi tingkah laku sesorang. Belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
8
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada
di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh
karenanya, proses belajar anak dapat melalui beragam cara, yang salah
satunya tergantung kepada sifat warisan yang diturunkan oleh orang tua
kepada anaknya
b. Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Sesuai dengan definisi lingkungan yang telah dibahas, maka
lingkungan dapat diartikan sebagai: keluarga yang mengasuh dan
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak
bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya,
flora dan faunanya.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu bergantung pada keadaan lingkungan anak itu
sendiri serta jasmani dan rohaninya.
1) Keluarga
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama
keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua
dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua
juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak,
terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
2) Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal
dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan
9
pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-
macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis
sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya
dengan anak yang masuk sekolah kejuruan teknik. Demikian pula
yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan
orang yang tidak bersekolah.
3) Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka
juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-
orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut
mempengaruhi perkembangan jiwanya.
4) Keadaan Alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal
manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran
rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah lokasi
tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di
daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada
anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah
dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas.
Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang
berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap
perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya
berjalan sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai
pengaruh terhadap individu. Hubungan antara individu dengan
lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu
lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu
juga dapat mempengaruhi lingkungan (Walgito, 1980: 50).
10
D. Jeis-Jenis Kecerdasan
11
empati dan pengertian, memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka.
Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik,
fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. kecerdasan (intelegensi) merupakan keterampilan-keterampilan
pemecahan masalah dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dari
pengalaman hidup sehari-hari.
b. Untuk memperoleh hasil dari tes IQ yang baik adalah dengan melakukan
beberapa hal yaitu, validitas, reliabilitas, dan standarisasi.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan (intellegence) adalah
genetikan dan faktor lingkungan
13
DAFTAR PUSTAKA
14