Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun sebagai tugas dari

mata kuliah Psikologi dengan judul “Kecerdasan (Intelegency)”

Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing mata kuliah


Psikologi yang telah membimbing kami demi kelancaran terselesaikannya
makalah ini.
Demikian tugas ini kami susun, semoga bermanfaat bagi kami dan para
pembaca sekalian. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca. Terima kasih.

Samarinda, 8 Mei 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan (Intelegency).....................................................3
B. Pengukuran Intelegency..........................................................................5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegency....................................6
D. Apa Saja Jenis-Jenis Kecerdasan............................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecerdasan seseorang menunjang orang tersebut untuk berorganisasi


dalam masyarakat. Kecerdasan tidak bisa didapat secara instan, namun harus
dengan proses mendapatkan kecerdasan tersebut. Orang yang terbilang
kurang cerdas dapat menjadi cerdas apabila orang tersebut terus berlatih, baik
berlatih untuk kecerdasan intelektual, emosi, maupun untuk memupuk
kreativitas. Orang yang cerdas secara intelektual belum tentu cerdas secara
emosi. Ketidak seimbangan hal tersebut dapat menjadikan ketimpangan
dalam diri seseorang. Ketiga kecerdasan tersebut (intelektual, emosi, dan
kreativitas) seharusnya seimbang agar mencapi kecerdasan yang
sesungguhnya.

Untuk mengukur kecerdasan seseorang, pada zaman ini telah banyak tes
yang bisa dilakukan. Pengukuran-pengukuran tersebut dapat menjadi tolak
ukur kecerdasan yang dicapai seseorang. Namun hal tersebut tidak permanen.
Sesuai dengan tingkatan ada patokan tertentu yang mendasari kecerdasan
seseorang, umur dan daerah tempatnya hidup misalnya.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian kecerdasan?

b. Bagaimana pngukuran kecerdasan?

c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan?

d. Apa saja jenis-jenis kecerdasan?

1
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut

a. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan


b. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran kecerdasan

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

d. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kecerdasan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan (Inteligency)


beberapa definisi kecerdasan menurut para ahli yaitu
1. Menurut Englsih dan English dalam bukunya “A Comprehensive
Dictionary of Psychological and Psychosomatical Terms” istilah tersebut
berarti antara lain :
a. Kekuatan mental manusia dapat berfikir.
b. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas
yang berkenaan dengan berpikir
c. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berfikir.
2. Menurut Kamus Webstar New World Dictionary of The American
Language, kecerdasan berarti :
a. Kecakapan untuk berfikir, mengamati dan mengerti; kecakapan
untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan
sebagainya.
b. Kecakapan mental yang besar
c. Pikiran
3. Menurut Singgioh Gunarsa dalam bukunya Psikolgi Remaja (1991)
mengajukan beberapa rumus intelegensi sebagai berikut :
a. Integensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang
memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan
ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-
masalah yang timbul
b. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil
ber dalam kelancaran tingkah laku.
c. Intelegensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan
bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru
dan mempergunakannya secara efektif.

3
4. Menurut William Stern Intelegensi adalah merupakan suatu kemampuan
untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penggunaan
afungsi berpikir.
5. Menurut Binet Intelegensi adalah merupakan kemampuan yang
diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang diwarisi dan dimiliki
sejak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
6. Menurut Wechler (1958) Intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan
individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan
mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
7. Menurut ahli-ahli lain kecerdasan adalah
a. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah
b. Kecerdasan adalah sebagai kapasitas beradaptasi dan belajar dari
pengalaman.
c. Kecerdasan meliputi karakteristik seperti kreativitas, dan keahlian
interpersonal.
d. Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan
sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan.
8. Menurut S.C. Utami Munandar Secara umum intelegensi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk berpikir abstrak
b. Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk
belajar.
c. Kemampuan untuk menguraikan diri terhadap situasi-situasi baru.
9. Menurut Edward T. Horndiks Intelegensi adalah kemampuan individu
untuk memberikan respon yang tepat (baik) terhadap situasi yang
diterima.

Dari semua pendapat para ahli diatas mengenai kecerdasan, maka dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan (intelegensi) merupakan keterampilan-
keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dari pengalaman hidup sehari-hari. Kecerdasan dipahami sebagai sesuatu

4
yang relatif menetap dan digunakan sebagai dasar perbandingan antar
individu.

B. Pengukuran intelegenci
Pengukuran intellegensi biasanya dicapai melalui pengukuran
menggunakan tes kecerdasan. Skor kecerdasan seseorang (intellegence
quotient, IQ)dapat menjadi pengukuran yang luar biasa. Untuk memperoleh
hasil dari tes IQ yang baik adalah dengan melakukan beberapa hal yaitu,
validitas, reliabilitas, dan standarisasi.
a. Validitas
Validitas merujuk kepada ketepatan kesimpulan yang ditarik dari
sebuah eksperimen. Dalam konteks pengukuran, validitas terutama
merujuk pada seberapa jauh pengukuran dalam tes mengukur apa yang
seharusnya diukur. Bila sebuah tes dirancang untuk mengukur sebuah
kecerdasan maka tes tersebut seharusnya mengukur kecerdasan, dan
bukan karakteristik lain dari karakter orang tersebut seperti kecemasan.
Salah satu dari pengukuran validitas yang paing penting adalah derajat
yang menunjukan sejauh mana tes tersebut dapat mramalkan kinerja
individu ketika diukur dengan pengukuran lain, atau kriteria dari atribut
(Gronland, 2006).
Contohnya, seorang psikolog dapat memvalidasi sebuah tes
kecerdasan dengan menanyakan para pemberi kerja dari individu yang
menjalani tes kecerdasan tentang seberapa cerdas para pekerja ini saat
bekerja. Ketika skor dalam sebuah pengukuran berhubungan dengan
sebuah hasil penting (seperti evaluasi kerja oleh perusahaan), maka kita
mengatakan bahwa tes tersebut memiliki validitas kriteria yang tinggi.
b. Reabilitas
Reliabilitas (reliability) adalah sejauh mana sebuah tes
menghasilkan kinerja yang konsisten dan dapat diulangi. Rebilitas dan
validitas saling berhubungan. Bila sebuah tes valid, maka tes itu juga
harus realibel, tetapi sebuah tes yang realibel belum tentu valid.

5
Sesorang dapat merespons dengan konsisten pada sebuah tes, namun tes
tersebut mungkin saja tidak mengukur apa yang seharusnya diukur atau
tidak sesuai dengan tujuan pengukurnya.
c. Standarisasi
Sebuah tes yang tidak hanya realibel dan valid, tetapi juga
terstandarisasi (Gregoy, 2007). Standarisasi melibatkan pengembangan
prosedur yang seragam untuk mengandministramisikan dan memberikan
skor pada sebuah tes, serta menciptakan norma, ataun standar kinerja
untuk tes. Prosedur yang seragam dalam pengetesan membutuhkan
lingkungan pengetesan sedapat mungkin serupa untuk setiap individu.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan (intellegence) adalah
genetikan dan faktor lingkungan.
a. Genetika
Tidak ada keraguan bahwa genetika mempengaruhi kecerdasan
(Plomin, De Fries dan Fulker 2007). Peneliti-peneliti telah menemukan
penanda genetika (lokasi-lokasi genetika yang unik). Yang bertanggung
jawab atas kecerdasan manusia pada kromosom 4,6, dan 22. Plomin dan
Craig, 2001). Bahkan faktanya penanda genetika 6 ditemukan pada 1/3
anak-anak dengan IQ tinggi, namun hanya 1/6 dari anak-anak dengan IQ
rata-rata (Chorney. Et al, 1998).
Seiring dengan kemajuan penelitian tentang gen manusia, para
peneliti kemungkinan akan menemukan dan mengidentifikasi penanda
lainnya yang lebih banyak, sehingga isu terkait dengan kecerdasan dan
kontribusi genetika dilihat sebagai suatu derajat yang menunjukkan
bahwa gen-gen yang membuat manusia menadi cerdas (Petrill, 2003)
Para peneliti sering menggunakan kata herebilitas, proporsi dari
perbedaan IQ dalam populasi yang dapat didistribusikan pada perbedaan
genetika untuk didapatkan dengan menggunakan teknik statistik korelasi.
Jadi, indeks heretabilitas tertinggi adalah 1,00 dan korelasi sebesar 0,70

6
atau lebih besar menunjukkan adanya pengaruh genetika yang kuat.
Sekelompok peneliti dalam bidang ini yang dikumpulkan oleh American
Psychological Association ,menyimpulkan bahwa ketika sesorang
encapai tahap perkembangan remaja akhir, heretabilitas kecerdasan
mencapai sekitar 0,75 yang menunjukkan pengaruh genetika yang kuat
(Neisser. At al, 1996).
Individu adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan menunjukkan pada perubahan kuantitatif, yaitu yang
dapat di hitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Karena
pertumbuhan merupakan suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu
keseluruhan.
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak, warisan (turunan atau pembawaan) tersebut antara lain:

1) Bentuk tubuh dan warna kulit

Pengaruh turunan terhadap pertumbuhan jasmani anak.


Bagaimanapun tingginya teknologi untuk mengubah bentuk dan
warna kulit seseorang, namun faktor turunan tidak dapat diabaikan
begitu saja.

2) Sifat-sifat

Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek


yang diwarisi dari ibu, ayah atau kakek dan nenek, seperti penyabar,
pemarah, kikir.

3) Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk


mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah.
Misalnya, mengingat, memahami, berbahasa dan sebagainya.

7
4) Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara


berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang, seperti seni
musik, matematika, dan bahasa.

5) Penyakit

Penyakit yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.

Unsur-unsur hereditas yang berupa potensi-potensi fisik dan mental


psikologi itu dalam proses perkembangan akan berfungsi sebagai faktor
dasar atau faktor bahan yang akan mempengaruhi proses perkembangan.
Dalam setiap proses perkembangan itu diperlukan bahan dasar, sebab
tanpa adanya bahan dasar itu maka pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental psikologi anak tidak akan terjadi.

Tentunya semakin baik potensi kondisi pembawaan sebagai faktor


dasar atau bahan maka dapat diharapkan akan semakin baik pula hasil
perkembangan yang akan terjadi, dan sebaliknya semakin kurang baik
kondisi bawaan yang dimiliki seorang anak tentunya sulit untuk
memperoleh hasil perkembangan yang baik. Adapun belajar adalah suatu
proses yang dilakukan individu untuk berkembang dengan baik sehingga
terjadi perubahan tingkah laku ke arah positif dengan melibatkan dua
unsur yaitu jiwa dan raga.

Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan
perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-
kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah
perubahan yang mempengaruhi tingkah laku sesorang. Belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental

8
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada
di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh
karenanya, proses belajar anak dapat melalui beragam cara, yang salah
satunya tergantung kepada sifat warisan yang diturunkan oleh orang tua
kepada anaknya

b. Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Sesuai dengan definisi lingkungan yang telah dibahas, maka
lingkungan dapat diartikan sebagai: keluarga yang mengasuh dan
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak
bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya,
flora dan faunanya.
Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu bergantung pada keadaan lingkungan anak itu
sendiri serta jasmani dan rohaninya.
1) Keluarga
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama
keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua
dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua
juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak,
terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
2) Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal
dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan

9
pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-
macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis
sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya
dengan anak yang masuk sekolah kejuruan teknik. Demikian pula
yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan
orang yang tidak bersekolah.
3) Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka
juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-
orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut
mempengaruhi perkembangan jiwanya.
4) Keadaan Alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal
manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran
rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah lokasi
tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di
daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada
anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah
dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas.
Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang
berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap
perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya
berjalan sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai
pengaruh terhadap individu. Hubungan antara individu dengan
lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu
lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu
juga dapat mempengaruhi lingkungan (Walgito, 1980: 50).

10
D. Jeis-Jenis Kecerdasan

Dalam bukunya Frames of Mind Gardner menawarkan delapan jenis


kecerdasan manusia, sebagai berikut:

a. Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kemampuan membaca, menulis,dan


berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Contoh orang yang
memiliki kecerdasan linguistic adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator,
dan pelawak.
b. Kecerdasan Logis-Matematis. Kemanpuan berpikir (bernalar) dan
menghitung, berpikir logis dan sistematis. Ini adalah jenis keterampilan
yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekomon,
akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum.

c. Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan berpikir menggunakan gambar,


memvisualisasikan hasil masa depan. Membayangkan berbagai hal pada
mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini antara lain
para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara
strategis.

d. Kecerdasan Musikal. Kemampuan menggubah atau mencipta musik,


dapat menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik,
serta menjaga ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi,
composer, perekayasa rekaman

e. Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kemampuan menggunakan tubuh Anda


secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau
mengemukakan gagasan dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh para
atlet, seniman tari atau akting atau dalam bidang banguan atau
konstruksi.

f. Kecerdasan Interpersonal (social). Kemampuan bekerja secara efektif


dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan

11
empati dan pengertian, memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka.
Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik,
fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.

g. Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan menganalis-diri dan


merenungkan-diri, mampu merenung dalam kesunyian dan menilai
prestasi seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan-perasaan
terdalamnya, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak
dicapai, mengenal benar diri sendiri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki
oleh para filosof, penyuluh , pembimbing, dan banyak penampil puncak
dalam setiap bidang.

h. Pada tahun 1996, Gardner memutuskan untuk menambahkan satu jenis


kecerdasan kedelapan (yaitu kecerdasan naturalis), dan kendatipun
banyak pendapat yang menentang, ada godaan untuk menambahkan
yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual. Kecerdasan Naturalis.
Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-
pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan
ini secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan
penelitian biologi.

Kecerdasan hanyalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan.


Manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan dengan
belajar menggunakan kemampuannya secara penuh. Delapan kecerdasan
yang dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada
“banyak jendela menuju satu ruangan yang sama” di mana subjek-subjek
pelajaran dapat didekati dari berbagai prespektif. Dan ketika orang mampu
menggunakan bentuk-bentuk kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka
akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. kecerdasan (intelegensi) merupakan keterampilan-keterampilan
pemecahan masalah dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dari
pengalaman hidup sehari-hari.
b. Untuk memperoleh hasil dari tes IQ yang baik adalah dengan melakukan
beberapa hal yaitu, validitas, reliabilitas, dan standarisasi.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan (intellegence) adalah
genetikan dan faktor lingkungan

13
DAFTAR PUSTAKA

Sumadi Suryabrata. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo


Persada: Jakarta

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya PT.


Rineka Cipta: Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai