Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS

TRAUMA KIMIA BASA

Oleh:
ANNANDA RIMASARI
15710338

Pembimbing:
dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M
dr. Imama Qosidah, Sp.M
dr. Risty Arie Hardini, Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT MATA


RSUD IBNU SINA GRESIK
FAKULTAS KEDOKTERAN

0
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2018
BAB I
KASUS

I.1 Identitas Pasien


Nomor Rekam Medis : 694155
Nama : NY.A
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : sukomulyo rt.2 rw. 1, gresik
Pekerjaan : buruh pabrik kayu
Tanggal Pemeriksaan : 20 maret 2018

I.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan langsung pada pasien (auto anamnesis) pada tanggal
20 maret 2018.

Keluhan Utama
Mata sebelah kanan merah terkena cipratan lem kayu terasa panas dan
mengganjal

Riwayat Penyakit Sekarang


Satu jam yang lalu,mata kanan merah terkena cipratan lem kayu di tempat kerja ,
rasa mengganjal +, silau +, nyeri +, rasa panas +, berair + . Pasien kemudian
merendam matanya dalam mangkuk berisi air keran selama 10 menit.

Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya belum pernah sakit seperti ini, diabetes (-), hipertensi (-).

1
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat sakit seperti ini

Riwayat Pengobatan

tidak ada riwayat alergi.


I.3 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital : Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 85 kali / menit
RR 20 kali / menit
Suhu 37˚ C

Status Oftalmologi
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus 6/6 6/6
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3. Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

4. Palpebra Superior Edema (+) (-)


Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
5. Palpebra Inferior Edema (+) (-)
Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
6. Konjungtiva Hiperemi (+) (-)
Palpebra Superior Sikatrik (-) (-)
7. Konjungtiva Hiperemi (+) (-)
Palpebra Inferior Sikatrik (-) (-)
8. Konjungtiva Bulbi Injeksi Siliar (+) (-)

2
Hiperemi (+) (-)
9. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan jernih jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
Fluresein test (+) (-)
10. Bilik Mata Depan Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Hifema (-) (-)
11. Iris Warna Coklat tua Coklat tua
Bentuk Bulat dan reguler Bulat dan reguler
12. Pupil Bentuk Bulat dan reguler Bulat dan reguler
Refleks Cahaya + +
Langsung
Refleks Cahaya + +
Tidak Langsung
13. Lensa Kejernihan jernih jernih
Shadow test (-) (-)
14. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal

I.4. Resume

3
Seorang perempuan 35 tahun datang ke Klinik Mata dengan keluhan Mata sebelah
kanan merah terasa panas dan mengganjal. Satu jam yang lalu,mata kanan merah
terkena cipratan lem kayu di tempat kerja , rasa mengganjal +, silau +, nyeri +,
rasa panas +, berair + .

Dari pemeriksaan oftalmmologi didapatkan VODS normal, terdapat edema


palpebra mata kanan, hiperemi konjungtiva kanan, erosi kornea(+). Flurecin test
(+)

1.5 Diagnosis
trauma kimia basa grade I OD

1.6 Rencana Terapi


Tatalaksana Medik
 Irigasi dengan air bersih
 Anastesi lokal
 Irigasi aquadest steril / garam fisiologis
 Memeriksa ph permukaan mata meletakkan seberkas kertas indikator
di forniks
 Pada trauma basa parasintesa
 Obat-obatan
 Sikloplegik (atropin 2%)
 Antibiotika tetes mata
 Kasus berat → kortikosteroid tetes mata
 Vit c tetes mata
 Bebat mata

1.7 Prognosis
 Prognosis pengelihatan (ad functionam)
Prognosis pengelihatan pasien dubia ad bonam.
 Prognosis nyawa (ad vitam)
Prognosis nyawa pasien dubia ad bonam

4
BAB II
DISKUSI

Dari hasil anamnesis pada pasien ini, ditemukan adanya keluhan utama Mata
sebelah kanan merah terasa panas dan mengganjal. Satu jam yang lalu,mata kanan

5
merah terkena cipratan lem kayu di tempat kerja , rasa mengganjal +, silau +,
nyeri +, rasa panas +, berair + . Dari pemeriksaan oftalmmologi didapatkan
VODS normal, terdapat edema palpebra mata kanan, hiperemi konjungtiva kanan,
erosi kornea (+). Berdasarkan kesimpulan dari pemeriksaan dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami trauma kimia basa. Mata merah pada pasien disebabkan
karena iritasi akibat bahan kimia basa. Edema palpebra terjadi karena reaksi
inflamasi terhadap bahan basa tersebut.

Mata pasien nampak merah, hal tersebut menandakan belum terjadinya


iskemia di pembuluh darah konjungtiva. Lem kayu merupakan kimia basa . Dari
literatur didapatkan bahwa kimia basa dapat menyebabkan reaksi
saponifikasi.Basa terdisosiasi menjadi ion hidroksil dan kation di permukaan bola
mata. Ion hidroksil membuat reaksi saponifikasi pada membran sel asam lemak,
sedangkan kation berinteraksi dengan kolagen stroma dan glikosaminoglikan.
Jaringan yang rusak ini menstimulasi respon inflamasi, yang merangsang
pelepasan enzim proteolitik, sehingga memperberat kerusakan jaringan. Interaksi
ini menyebabkan penetrasi lebih dalam melalui kornea dan segmen anterior.
Hidrasi lanjut dari glikosaminoglikan menyebabkan kekeruhan kornea.

Teori terbentuknya kolagenase adalah pada defek epitel kornea akan


terbentuk plasminogen aktivator. Kemudian akan terjadi perubahan plasminogen
menjadi plasmin yang dibantu oleh adanya plasminogen aktivator tersebut.
Plasmin yang terbentuk, melalui C3a, akan mengeluarkan faktor kemotaktik untuk
leukosit polimorfonuklear (PMN). Selanjutnya akan terjadi perubahan proses
kolagenase yang pada awal bersifat laten, berubah menjadi kolagenase aktif akibat
terdapatnya tripsin, plasmin, dan ketopepsin yang muncul pada waktu adanya
defek pada kornea. Kolagenase yang terbentuk akan menambah kerusakan
kolagen kornea. Berlanjutnya aktivitas kolagenase menyebabkan terjadinya
perlunakan kornea. Tujuan pasien melakukan pengaliran air (irigasi) pada mata
yang terkena bahan kimia tersebut adalah untuk menghilangkan materi penyebab
sebersih mungkin. Irigasi yang dilberikan sebaiknya dilakukan selama 60 menit.

Anda mungkin juga menyukai