Pencegahan Penyakit Gigi Pada Anak PDF
Pencegahan Penyakit Gigi Pada Anak PDF
Kontrol Plak
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan adanya potensi patologis dan plak maka
perlu usaha untuk mencegah atau sedikitnya mengurangi pembentukan plak. Usaha ini
disebut dengan istilah kontrol plak.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan pada kontrol plak adalah:
1. Mengontrol makanan:
Berdasarkan pemikiran bahwa makanan/diet merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam pembentukan plak, maka untuk mencegah pembentukan plak perlu
dilakukan pengurangan konsumsi karbohidrat terutama sukrosa, serta menghindari makanan
yang lunak dane melekat pada gigi. Karbohidrat terutama sukrosa merupakan sumber energi
bagi bakteri dan merupakan bahan pembentuk polysakharida ekstraselluler.
Syarat sekor plak dengan PHP dan PFIP-M: gigi yang dapat disekor adalah
gigi desidui atau permanen yang telah erupsi 3/4.
Metoda ini sesuai untuk penoda gigi desidui atan bercampur. Pada PHP dan
PHP-M permukaan gigi secara imajmer dibagi menjadi 5 area.
Yang dinilai adalah pennukaan facial dan lingual dan gigi. Sekor 0: tidak ada plak,
sekor 1: ada plak. Pada PHP-M gigi yang diperiksa adalah:
a. Gigi paling posterior yang telah erupsi pada kwadran kanan atas.
b. Kaninus atas kanan (desidui atau permanen). Jika tidak ada diganti gigi
anterior lainnya.
c. Gigi molar pertama desidui kiri atas atau premolar pertama
d. Gigi paling posterior yang telah erupsi pada kwadran kiri bawah.
e. Kaninus bawah kiri (desidui atau permanen). Jika tidak ada diganti anterior
lainnya.
f. Gigi molar pertama desidui kanan bawah atau premolar pertama.
4. Pilih daerah plak yang mudah terlihat, tunjukkan bahwa plak merupakan lapisan
yang mudah dikerok.
Metabolisme Fluor
Metabolisme fluor di dalam tubuh manusia penn untuk diketahui sebagai
pertimbangan untuk pembenan fluor secara aman. Berikut mi akan diuraikan tentang
absorpsi, distribusi, ekskresi, penyimpanan dan toksisitas fluor.
a. Absorpsi fluor:
Di dalam tubuh manusia, absorpsi fluor berlangsung 30 sampai 90 menit setelah
ingesi. Absorpsi terutama melalui membran mukosa intestinum, hanya sebagian kecil
melalui lambung. Senyawa fluorida yang lebih soluble persentase absorpsi lebih besar.
b. Distribusi fluor:
Distribusi fluor di dalam tubuh manusia berlangsung cepat, konsentrasi dalam
darah tercapai dalam waktu ± 1 jam. sesudah itu menurun dan dalam 4 jam kembali
pada konsentrasi fluor darah normal yaitu antara 0,1 - 0,15 ppm. Pada darah 75% fluor
ada pada plasma & sisanya pada sel darah merah
Pada plasma 90% fluor dalam bentuk terikat. Konsentrasi normal fluor pada
saliva dan air susu: ± 0,1 ppm. Pada ibu hamil plasenta merupakan barier transfer fluor
dan ibu ke fetus.
c. Ekskresi fluor:
Ekskresi fluor terutama melalui urine (90 - 95 %), sisanya (5 -10 %) melalui feses.
Sejumlah kecil fluor diekskresikan melalui keringat.
Ekskresi fluor berjalan dengan cepat. Pada orang dewasa normal yang
mengkonsumsi air minum yang telah difluoridasi, ekskresi fluor akan tenjadi dalam waktu
d. Penyimpanan fluor:
Di dalam tubuh fluor terutama tenikat pada tulang dan gigi ketika tulang dan gigi
pada tahap mineralisasi aktif. Kandungan fluor pada tulang secana bertahap meningkat
dengan bertambahnya usia, meskipun kecepatan dan jumlah deposisi fluor paling besan
adalah selama tahun-tahun pertumbuhan aktif. Mekanisme deposisi fluor pada tulang
adalah dengan cara pertukaran ion antara ion fluor dan cainan ekstraselular dengan ion
hidroksil dani molekul hidroksiapatit membentuk fluorhidroksiapatit atau fluorapatit. Pada
gigi-geligi yang belum erupsi, fluor dilaeposisikan meiaiui jalur sistemik. Pada individu
yang mengkonsumsi air minum difluoridasi dengan konsentrasi 1 ppm, kandungan fluor
pada emailnya mencapai 800 - 900 ppm. Email gigi yang telah matur tidak dipengaruhi
secara langsung oleh fluor yang diberikan secara sistemik.
e. Toksisitas
Toksisitas akut dan kematian akibat fluor mungkin terjadi karena ingesi dosis
single 2,5 - 5,0 gram sodium fluorida. Pemberian fluor yang tidak tepat dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan penibahan fisik sebagai berikut:
2 - 8 ppm Fluor → mottled tooth enamel
8 - 20 ppm Fluor → osteosklerosis
50 ppm Fluor → depresi pertumbuhan
5 - 10 gram Fluor → kematian
Pada mottled enamel secara klinis karakteristiknya adalah adanya diskolorasi dan
kekasaran permukaan enamel. Resiko mottled enamel hanya terjadi pada gigi yang
sedang dalam tahap formative (pembentukan) yaitu ketika metabolisme ameloblas dapat
dipengaruhi. Jika gigi yang sedang dalam tahap pembentukan ini terpapar fluor
konsentrasi tinggi akan terjadi opasitas enamel. Hasil penelitian menunjukkan adanya
korelasi antara kadar fluor yang tinggi dalam air dengan endemik mottled enamel.
3. Garam berfluor
Garam terbukti efektif sebagai media penambahan iod pada diet, sehingga
dapat pula dipakai sebagai pembawa fluor. Disarankan untuk menambahkan 200 -
300 mg fluor pada 1 kg garam. Kebutuhan konsumsi garam belum dapat ditentukan,
tetapi rata-rata orang dewasa mengkonsumsi 6 pertian. Jika efek garam berfluor
dibandingkan dengan efek air berfluor dalam hal reduksi karies maka efek garam
berfluor adalah setengah efek air berfluor.
Universitas Gadjah Mada 8
4. Pemberian Fluor pada susu:
Satu miligram fluor dalam bentuk sodium fluorida ditambahkan pada ½ pint
susu per hari (1 pint = 0,568 liter). Hasil penelitian menunjukkan terjadi reduksi karies
80%. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa pemberian fluor pada susu sama
efektifnya dengan fluondasi air minum dalam hal mereduksi karies.
Keberhasilan perawatan:
Topikal aplikasi dengan sodium fluoride efektif untuk anak yang tinggal di
daerah rendah fluor, yaitu terjadi reduksi karies 30 - 40%. Pada daerah dengan
kandungan fluor optimum dan orang dewasa manfaatnya hanya sedikit
Konsentrasi sodium fluoride untuk topikal aplikasi yang disetujui oleh
FDA/ADA adalah 2% dalam bentuk gel atau solution
Keuntungan sodium fluoride: pH netral, rasa lebih dapat diterima
dibanding SnF2, tak ada pengaruh yang merugikan pada bahan restorasi, larutan
bersifat stabil.
Kerugian sodium fluoride: berbahaya jika tertelan dalam jumlah besar.
Keuntungan APF:
- Rasa Iebih dapat diterima dibanding Sn F2
Kerugian APF:
- Merusak restorasi porcelain
- Berbahaya jika tertelan dalam jumlah besar
Kerugian SnF2:
- Rasa tidak enak
- Menyebabkan pigmentasi pada lesi karies awal