Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Otak dibentuk dalam masa prenatal, dapat dilihat
perkembangannya sejak minggu ketiga usia janin. Otak terus
berkembang sampai masa lahirnya janin, dan pematangannya terjadi
ketika usia pertengahan 20 tahunan. Pengetahuan ini akan menuntun
kita untuk memahami perilaku remaja.
Selain mengalami perkembangan fisik, seksual dan sosial pada
masa ini remaja juga mengalami perkembangan pemikiran, pemikiran
remaja berubah menjadi lebih abstrak, logis dan idealis. Artinya remaja
tidak akan percaya begitu saja terhadap apa yang dikatakan oleh orang
tua tanpa tahu sebab dan alasan, remaja mulai berfikir layaknya para
intelektual dimana semua serba rasional, dan remaja juga mulai berfikir
tentang citra diri mereka. Pemikiran remaja lebih bersifat egosentris
(Santrock, 1995). Dimana remaja mempunyai keyakinan bahwa orang
lain akan memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dirinya sendiri.
Intelegesi merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
tingkah laku sesorang, dan intelegensi dapat di peroleh melalui
pengalaman, selain itu faktor interinstik dan eksterinsik sangat
mampengaruhi intelek, tetapi intelegensi yang tinggi tidak menjamin
kesuksesan seseorang. Walaupun demikian perkembangan inteligensi
pada masa remaja dianggap penting pada masa kini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:
1. Apa definisi dari masa remaja?
2. Apa batasan dari mulai dan berakhirnya masa remaja?
3. Bagaimana perkembangan otak pada masa remaja?
4. Bagaimana hubungan antara perkembangan otak dengan perubahan
tingkah laku remaja?
5. Bagaimana perkembangan intelektual pada masa remaja?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan intelektual pada
masa remaja?

1.3 TUJUAN PENULISAN


BAB II
ISI

2.1 MASA REMAJA


Masa remaja atau yang sering dikenal dengan istilah “Adolesense”
yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa
remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih
tua melainkan berada ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Integritas dalam masyarakat mempunyai banyak aspek kurang
lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual
yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja
ini memungkinkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan dalam
pembentukan karakter manusia untuk menempuh perkembangan pada masa
berikutnya, sehingga sebagian psikolog mengatakan bahwa masa remaja
adalah masa transisi yang dapat diarahkan pada masa dewasa yang sehat. Jika
saja seseorang gagal mengembangkan tugas menemukan identitasnya pada
masa remaja, maka mereka akan kehilangan arah. Mereka akan
mengembangkan prilaku menyimpang (telinquent), melakukan kriminalitas
atau bahkan menutup diri (mengisolasi diri) dari pergaulan kehidupan
masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat.
Masa remaja memiliki sifat kontinuitas dan diskontinuitas dengan
masa kanak-kanak. Salah satu bentuk kontinuitasnya adalah gen yang
diwariskan orang tua masih mempengaruhi pemikiran dan perilaku remaja,
tetapi pada masa remaja, gen berinteraksi dengan kondisi sosial dunia remaja
seperti keluarga, teman sebaya, persahabatan, pengalaman bersekolah, dan
lain-lain (Santrock, 1995). Jika pada masa kanak-kanak kita dapat mengamati
seorang anak memperlihatkan bentuk emosi kepada perilaku nampak
(merengek, marah, dan lain-lain.), di masa remaja kita akan melihat individu
meluapkan emosinya dengan perilaku yang berbeda dari masa kanak-
kanaknya seperti menggerutu, mengalihkan emosi dengan bercerita pada
teman sebaya.
Hal yang perlu kita ingat adalah dunia seorang anak remaja meliputi
perubahan social, kognitif dan perubahan fisik. Sama seperti semua periode
perkembangan, proses-proses ini bekerja bersama untuk menghasilkan siapa
kita dimasa remaja (Block, 1992; Eccles & Buchanan, 1992).

2.2 BATAS MASA REMAJA


Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan
mulainya dan kapan berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty
(1957:86) periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum
sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang
terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya
masa dewasanya. Para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur
kalender kelahiran seseorang. Batas masa remaja Menurut Kartono (1990),
dibagi tiga yaitu :
1. Remaja Awal (12-15 Tahun)
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat
pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat
anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau
dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola
kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi,
ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada
masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan
kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu
dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
3. Remaja Akhir (18-21 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan
menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu
berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

2.3 PERKEMBANGAN OTAK PADA MASA REMAJA


Menurut para ilmuwan otak menjadi matang pada usia 20 tahunan.
Pada saat itu bagian korteks (otak abu-abu) akan menipis melapisi sulkus dan
girus. Korteks, bagian otak yang berfungsi aktif, termasuk untuk berpikir,
memori. Pertumbuhan korteks meningkat dimasa kanak kemudian makin tebal
dan menurun, merupakan bagian dari pertumbuhan kematangan. Volume otak
meningkat tertinggi selama masa remaja awal.
Korteks otak tidak matang pada saat bersamaan. Area yang merupakan
fungsi dasar akan matang lebih dahulu , misalnya untuk pemrosesan informasi
dari indera, dan kendali motorik. Bagian otak yang bekerja dari atas ke bawah
akan menjadi kendali seperti kendali impuls, dan membuat rencana- suatu
kekayaan yang matang saat dewasa.
Korteks atau bagian abu-abu otak berisi sel syaraf, serabut syaraf dan
sel pendukung. Pada masa awal keghidupan kita terjadi pertumbuhan pesat
dari sinap. Sinap asdalah koneksi antar sel syaraf atau neuron. Hubungan yang
pesat terus bertumbuh, disertai dengan penmabngkasan untuk penyesuaian
pengetahuan yang didapat. Sinap merupakan dasar komunikasi sel syaraf
dalam otak. Sinap bertumbuh cepat, sehingga pada usia anak 2 tahun sinapnya
sudah sama dengan setengah jumlah sinap orang dewasa . Sebuah kubus dari
otak seluas 1 mm mengandung 35 sampai 70 milyar neurons dan diperkirakan
ada 500 billion sinap. Sinap kemudian dipangkas jika pengetahuan kita
bertambah dan menyatakan koneksi komunikasi yang dulu tidak lagi berlaku.
Jadi pemangkasan akan terus berjalan sesuai dengan temuan baru yang lebih
masuk logika.( National Institute of Mental Health).

Anda mungkin juga menyukai