Otak dibentuk dalam masa prenatal, dapat dilihat perkembangannya sejak minggu ketiga usia janin. Otak terus berkembang sampai masa lahirnya janin, dan pematangannya terjadi ketika usia pertengahan 20 tahunan. Pengetahuan ini akan menuntun kita untuk memahami perilaku remaja. Selain mengalami perkembangan fisik, seksual dan sosial pada masa ini remaja juga mengalami perkembangan pemikiran, pemikiran remaja berubah menjadi lebih abstrak, logis dan idealis. Artinya remaja tidak akan percaya begitu saja terhadap apa yang dikatakan oleh orang tua tanpa tahu sebab dan alasan, remaja mulai berfikir layaknya para intelektual dimana semua serba rasional, dan remaja juga mulai berfikir tentang citra diri mereka. Pemikiran remaja lebih bersifat egosentris (Santrock, 1995). Dimana remaja mempunyai keyakinan bahwa orang lain akan memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dirinya sendiri. Intelegesi merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkah laku sesorang, dan intelegensi dapat di peroleh melalui pengalaman, selain itu faktor interinstik dan eksterinsik sangat mampengaruhi intelek, tetapi intelegensi yang tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang. Walaupun demikian perkembangan inteligensi pada masa remaja dianggap penting pada masa kini. 1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu: 1. Apa definisi dari masa remaja? 2. Apa batasan dari mulai dan berakhirnya masa remaja? 3. Bagaimana perkembangan otak pada masa remaja? 4. Bagaimana hubungan antara perkembangan otak dengan perubahan tingkah laku remaja? 5. Bagaimana perkembangan intelektual pada masa remaja? 6. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan intelektual pada masa remaja?
1.3 TUJUAN PENULISAN
BAB II ISI
2.1 MASA REMAJA
Masa remaja atau yang sering dikenal dengan istilah “Adolesense” yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integritas dalam masyarakat mempunyai banyak aspek kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter manusia untuk menempuh perkembangan pada masa berikutnya, sehingga sebagian psikolog mengatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi yang dapat diarahkan pada masa dewasa yang sehat. Jika saja seseorang gagal mengembangkan tugas menemukan identitasnya pada masa remaja, maka mereka akan kehilangan arah. Mereka akan mengembangkan prilaku menyimpang (telinquent), melakukan kriminalitas atau bahkan menutup diri (mengisolasi diri) dari pergaulan kehidupan masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Masa remaja memiliki sifat kontinuitas dan diskontinuitas dengan masa kanak-kanak. Salah satu bentuk kontinuitasnya adalah gen yang diwariskan orang tua masih mempengaruhi pemikiran dan perilaku remaja, tetapi pada masa remaja, gen berinteraksi dengan kondisi sosial dunia remaja seperti keluarga, teman sebaya, persahabatan, pengalaman bersekolah, dan lain-lain (Santrock, 1995). Jika pada masa kanak-kanak kita dapat mengamati seorang anak memperlihatkan bentuk emosi kepada perilaku nampak (merengek, marah, dan lain-lain.), di masa remaja kita akan melihat individu meluapkan emosinya dengan perilaku yang berbeda dari masa kanak- kanaknya seperti menggerutu, mengalihkan emosi dengan bercerita pada teman sebaya. Hal yang perlu kita ingat adalah dunia seorang anak remaja meliputi perubahan social, kognitif dan perubahan fisik. Sama seperti semua periode perkembangan, proses-proses ini bekerja bersama untuk menghasilkan siapa kita dimasa remaja (Block, 1992; Eccles & Buchanan, 1992).
2.2 BATAS MASA REMAJA
Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan mulainya dan kapan berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty (1957:86) periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya masa dewasanya. Para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang. Batas masa remaja Menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu : 1. Remaja Awal (12-15 Tahun) Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa. 2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. 3. Remaja Akhir (18-21 Tahun) Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
2.3 PERKEMBANGAN OTAK PADA MASA REMAJA
Menurut para ilmuwan otak menjadi matang pada usia 20 tahunan. Pada saat itu bagian korteks (otak abu-abu) akan menipis melapisi sulkus dan girus. Korteks, bagian otak yang berfungsi aktif, termasuk untuk berpikir, memori. Pertumbuhan korteks meningkat dimasa kanak kemudian makin tebal dan menurun, merupakan bagian dari pertumbuhan kematangan. Volume otak meningkat tertinggi selama masa remaja awal. Korteks otak tidak matang pada saat bersamaan. Area yang merupakan fungsi dasar akan matang lebih dahulu , misalnya untuk pemrosesan informasi dari indera, dan kendali motorik. Bagian otak yang bekerja dari atas ke bawah akan menjadi kendali seperti kendali impuls, dan membuat rencana- suatu kekayaan yang matang saat dewasa. Korteks atau bagian abu-abu otak berisi sel syaraf, serabut syaraf dan sel pendukung. Pada masa awal keghidupan kita terjadi pertumbuhan pesat dari sinap. Sinap asdalah koneksi antar sel syaraf atau neuron. Hubungan yang pesat terus bertumbuh, disertai dengan penmabngkasan untuk penyesuaian pengetahuan yang didapat. Sinap merupakan dasar komunikasi sel syaraf dalam otak. Sinap bertumbuh cepat, sehingga pada usia anak 2 tahun sinapnya sudah sama dengan setengah jumlah sinap orang dewasa . Sebuah kubus dari otak seluas 1 mm mengandung 35 sampai 70 milyar neurons dan diperkirakan ada 500 billion sinap. Sinap kemudian dipangkas jika pengetahuan kita bertambah dan menyatakan koneksi komunikasi yang dulu tidak lagi berlaku. Jadi pemangkasan akan terus berjalan sesuai dengan temuan baru yang lebih masuk logika.( National Institute of Mental Health).