Laporan kemajuan tambang BGI baik KP atau pun UIP harus dilaporkan
secara berkala harus berapa kali? Dan kewajiban apa yang harus dibayarkan
Penyelesaian:
Untuk pelaporan KP
1969
Pasal 32
Gubernur, Bupati/ Walikota sesuai kewenangannya secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
(2) Disamping kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemegang Kuasa
Penyelidikan Umumnya.
Pasal 33
(2) Disamping kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemegang Kuasa
Eksplorasinya.
Pasal 35
Pasal 36
Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomo 34
Tahun 2017.
Pasal 26 b,d,dan k
b. menyusun dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran biaya kepada Menteri atau
d. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas rencana kerja dan anggaran biaya
perundang-undangan;
Kewajiban dari kuasa pertambangan:
Pasal 32
laporan mengenai hasil penyelidikannya kepada Menteri secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
(2) Di samping kewajiban termaksud pada ayat (1) pasal ini, pemegang Kuasa
Pasal 33
mengenai hasil penyelidikannya kepada Menteri secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
(2) Di samping kewajiban termaksud pada ayat (1) pasal ini, pemegang Kuasa
Pasal 34
(1) Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sesudah diperolehnya Kuasa Pertambangan
(2) Pembuatan tanda batas termaksud pada ayat (1) pasal ini harus sudah selesai
(2) Di samping kewajiban termaksud pada ayat (1) pasal ini pemegang Kuasa
Pasal 36
(2) Di samping kewajiban termaksud pada ayat (1) pasal ini para pemegang Kuasa
Pasal 37
(2) Pembangunan prasarana termaksud pada ayat (1) pasal ini harus memenuhi syarat-
kepentingan yang bersamaan atas pembangunan prasarana termaksud pada ayat-ayat (1)
dan (2) pasal ini, maka pelaksanaannya dilakukan atas dasar musyawarah. b. Bilamana
tidak dicapai kata sepakat mengenai hal termaksud pada huruf a di atas, maka keputusan
guna mendirikan/ membangun saluran-saluran air dan penjernihan udara dan hal-hal
Pasal 26
perundangundangan:
b. menyusun dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran biaya kepada Menteri atau
d. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas rencana kerja dan anggaran biaya
rencana reklamasi dan rencana pascatambang yang telah disetujui serta menempatkan
undangan;
estimasi cadangan mineral atau batubara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
h. melaporkan mineral atau batubara tergali pada kegiatan eksplorasi atau studi
perundang-undangan;
m. menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik
suatu daerah;
n. menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan
o. menciutkan WIUP Eksplorasi atau WIUPK Eksplorasi yang luas WIUP atau
WIUPK-nya melebihi batas maksimal luas WIUP Operasi Produksi atau WIUPK
Operasi Produksi;
p. memasang tanda batas pada WIUP Operasi Produksi atau WIUPK Operasi Produksi;
s. menyerahkan seluruh data yang diperoleh dari hasil kegiatan tahap eksplorasi dan
u. mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri
dalam rangka PMA pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi; - 30
w. mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar WIUP atau WIUPK dalam
undangan;
y. menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
(2) Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
dan pascatambang;
e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk
padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang IUP dan IUPK wajib:
(4) Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi melakukan
Produksi atau IUPK Operasi Produksi wajib menunjuk kepala tambang bawah tanah
(5) Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf r, pemegang IUP dan IUPK wajib
batubara.
(7) Menteri menugaskan kepala dinas provinsi yang membidangi energi dan sumber
daya mineral untuk melaksanakan sebagian wewenang dan tugas kepala inspektur
peledak dan bahan bakar cair, memberikan rekomendasi pembelian dan penggunaaan
perundangundangan.
Pasal 27
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi sebelum
(2) Dalam hal pemegang IUP dan IUPK akan melakukan perubahan saham serta direksi
atas nama Menteri atau gubernur sebelum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan
ayat (2) diproses sesuai dengan tata cara tercantum dalam Lampiran VIA yang
Pasal 28
Dalam hal terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan yang
menimbulkan dampak negatif langsung kepada masyarakat, pemegang IUP atau IUPK
wajib membayar ganti rugi yang layak kepada masyarakat yang terkena dampak negatif
Pasal 31
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
wajib:
a. menyusun dan menyampaikan rencana kerja dan anggaran biaya kepada Menteri atau
b. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas rencana kerja dan anggaran biaya
c. menggunakan tenaga kerja asing sesuai dengan persetujuan rencana kerja dan
anggaran biaya serta persetujuan dari instansi yang menyelenggaraan urusan di bidang
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. melakukan
disetor dan ditempatkan sesuai dengan persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya;
f. mematuhi harga patokan penjualan mineral atau batubara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
peraturan perundang-undangan;
o. menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang
(1) Mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar fasilitas pengolahan dan/atau
(2) Persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, huruf c, dan huruf d diberikan berdasarkan evaluasi hasil pengawasan kegiatan
(3) Persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pasal 32
(1) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
(2) Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian akan melakukan perubahan saham serta direksi dan/atau komisaris wajib
terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
gubernur sebelum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
ayat (2) diproses sesuai dengan tata cara tercantum dalam Lampiran VIB yang
Penyelesaian:
Berikut adalah jangka waktu IUP Eksplorasi berdasarkan jenis bahan tambang:
1. IUP Eksplorasi untuk pertambangan mineral logam dapat diberikan dalam jangka
2. IUP Eksplorasi untuk pertambangan mineral bukan logam dapat diberikan paling
lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu dapat
3. IUP Eksplorasi untuk pertambangan batuan dapat diberikan dalam jangka waktu
4. IUP Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat diberikan dalam jangka waktu
Paling lama artinya jangka waktu keberlakuan maksimal yang dapat diberikan oleh
pemberi IUP Eksplorasi. Apabila pemberi IUP Eksplorasi menetapkan jangka waktu
Untuk IUP Eksplorasi mineral logam jangka waktu 8 (delapan) tahun meliputi:
- eksplorasi 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 1 (satu)
tahun;
- studi kelayakan 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu) tahun.
Untuk IUP Eksplorasi mineral bukan logam Jangka waktu 3 (tiga) tahun meliputi :
IUP Eksplorasi mineral bukan logam jenis tertentu Jangka waktu 7 (tujuh) tahun
meliputi :
- eksplorasi 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu) tahun; serta
- studi kelayakan 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu) tahun.
- eksplorasi 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 1 (satu)
tahun; serta
IUP Operasi Produksi sebagaimana juga IUP Eksplorasi juga dibedakan jangka waktu
berlakunya berdasarkan jenis bahan tambang yang akan dilakukan tahapan operasi
produksinya.
1. IUP Operasi Produksi mineral logam dapat diberikan dalam jangka waktu paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing- masing 10
2. IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dapat diberikan dalam jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5
jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali
4. IUP Operasi Produksi batuan dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun
[5+5+5=15th].
5. IUP Operasi Produksi batubara dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 20
(dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing- masing 10 (sepuluh)
tahun [20+10+10=40th].
Latar Belakang
IUP eksplorasi adalah izin yang diberikan untuk kegiatan penyelidikan umum,
berdasarkan permohonan dari badan usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah
eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang IUP eksplorasi yang mendapatkan
mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepada pemberi IUP.
Persyaratan Untuk Memperoleh IUP Eksplorasi
1. Administratif;
2. Teknis;
3. Lingkungan; dan
4. Finansial
meliputi:
1.Surat permohonan;
1.Surat permohonan;
3.Akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah
meliputi:
1.Surat permohonan;
1.Surat permohonan;
2.Profil koperasi;
3.Akta pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah
perseorangan, meliputi:
a.Untuk IUP Eksplorasi mineral logam dan batubara:
1.Surat permohonan;
1.Surat permohonan;
3.Surat keterangan
1.Surat permohonan;
2.Profil perusahaan;
3.Akta pendirian perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan;
meliputi:
1.Daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga pertambangan dan/atau geologi
2.Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai
meliputi:
2.Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang WIUP mineral
logam atau batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya
pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam
berlaku berapa tahun? Apa syarat yang harus dipenuhi untuk memperpanjang
UIP?
Penyelesaian:
yang berisikan hak dan kewajiban untuk melakukan kegiatan semua atau tahap
golongan C sumber daya alam didalam dan / atau permukaan bumi untuk
dimanfaatkan.
4. Batu kapur.
Persyaratan :
Melampirkan :
1. Copy Persetujuan Prinsip.
Persyaratan lain :
3. Uang jaminan reklamasi yang disimpan pada Bank yang ditunjuk atas nama
Pemerintah Daerah.
Obyek Pajak :
1. Obyek pajak mineral bukan logam dan batuan adalah kegiatan pengambilan
2. Dikecualikan dari obyek pajak mineral bukan logam dan batuan adalah :
komersial.
SIPD berlaku maksimal 3 tahun dan dapat di perpanjang bila di kehendaki atau bila
Menyimpan biaya jaminan reklamasi pada Bank yang ditunjuk atas nama
Penyelesaian:
Tebal overburden kurang dari 10 meter - Apabila ketebalan lapisan penutup atau
Over burden lebih dari 10 meter metode ini sulit diterapkan mengingat media
yang digunakan adalah media air dan tentunya lumpur pengotornya semakin
banyak sehingga bila ketebalan lebih dari 20 meter lebih baik dengan tambang
dalam bila setelah dihitung BESR ( bench striping ratio ) nya menguntungkan.
Persediaan air cukup - Karena apabila persediaan air tidak cukup akan
Kemiringan bed rock yang baik antara 1º - 3º - Dengan kemiringan bed rock
kesulitan.
dihubungkan dengan pipa tekanan tinggi dengan penjepit, letak badan dari
monitor disangga oleh kayu atau penghalang agar kedudukan monitor tidak
goyah oleh getarannya air yang bertekanan tinggi. Tekanan air dapat diatur
pengaturan besar kecilnya mulut pipa atau Nozle. Air yang menyemprot dari
mulut pipa atau Nozle dapat ditujukan pada arah tertentu dengan menggunakan
kemudi yang diberi pemberat pada arah kasar, dan apabila lebih mau teliti dapat
melakukan gerakan mendatar karena adanya sendi putar dan gerakan tegak lurus
Pompa - Disini pompa adalah alat untuk memindahkan air dari tempat yang
1. Pompa Tekan - Ialah pompa yang kerjanya memindahkan air dengan jalan
ditekan.
2. Pompa Isap - Ialah pompa yang kerjanya memindahkan air dengan menghisap
air.
3. Pipa atau Selang - Untuk menghubungkan air dari bak penampung ke pompa
isap, pompa tekan, monitor atau giant. Selain juga digunakan untuk
menhubungkan lumpur endapan dari bak penampung ke pompa isap, sluice box,
washing plan,yang selanjutnya ke bak tailing dan bak Konsentrat atau bijih yang
dikehendaki.
4. Sluice Box - Yaitu alat mirip seperti talang yang di buat miring dan pada
placer. Prinsip kerja sluice box yaitu dengan prinsip berat jenis, sehingga apabila
mineral – mineral yang terdapat dalam lumpur yang masuk ke sluice box berat
jenisnya lebih besar dari berat jenis air maka akan tertahan pada riffle tersebut
sedangkan yang lebih ringan atau sama dengan air akan terbawa aliran air yang
5. Washing Plant ( Mud box ) - Yaitu alat yang digunakan untuk mencuci atau
petunjuk pelaksanaannya
Awalnya air yang berada pada bak penampung air disedot dengan pompa isap yang
ditempatkan pada rumah jig yang kemudian ditekan dengan pompa tekan ke monitor
atau giant yang selanjutnya diarahkan kelapangan tempat endapan placer atau alluvial
berada. Tahap pertama yaitu pengupasan over burden atau lapisan tanah penutup, yang
paling penting letak mulut pipa isap lumpur harus pada tempat paling terendah pada
kolam penampung lumpur sehingga lumpur tersebut secara alamiah akan mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sebaiknya penyemprotan dimulai dari hilir
ke arah hulu dari bekas – bekas lembah dimana placer terdapat hal ini dimaksudkan
agar posisi lumpur hasil semprotan lebih tinggi dari posisi bak penampung lumpur.
Penyemprotan dimulai dari atas atau bagian permukaan dahulu hingga membentang
demi sedikit lalu disemprotkan mendatar lagi, begitu seterusnya sampai mencapai
bedrock. Setelah endapan placer yang telah dibersihkan habis, monitor kembali
diarahkan ke atas guna membongkar lagi lapisan penutup begitu seterusnya. Hendaknya
penambangan dilakukan kearah depan terus sehingga tidak usah memindah – mindah
Lumpur dapat terkumpul di kolam penampung lumpur lewat parit – parit yang telah
dibuat yang kemudian diisap oleh pipa isap dengan bantuan pompa isap, kemudian
lumpur endapan placer tadi masuk ke bagian sluice box untuk dipisahkan antara
pengotor dengan mineral konsentrat yang dikehendaki, selanjutnya mineral tadi masuk
ke bagian washing plan untuk dicuci dan di murnikan dari mineral – mineral pengotor
yang masih menempel pada mineral yang di kehendaki. Sisa – sisa dari lumpur pengotor
yang tidak tertampung oleh riffle pada sluice box kemudian dikeluarkan melalui pipa
ke bak penampung tailing dan pengotor hasil pencucian dari washingplan juga demikian
2. Biaya operasional lebih sedikit dibanding system yang menggunakan alat- alat
mekanis.
3. Tidak menyebabkan banyak polusi udara.
2. Harus ada pekerja di jalur parit, sehingga apabila ada boulder tidak menggangu
aliran lumpur.
3. Kerjanya tidak bisa cepat karena mengandalkan aliran lumpur secara alamiah.
4. Apabila ada salah satu pipa yang tersumbat semua proses penambangan harus
berhenti, Dll
Umumnya bahan galian industri terdapat didekat permukaan, tetapi juga ada yang
terdapat dan terkumpul dibawah permukaan tanah yang relative agak dalam. Selain itu
bahan galian tersebut ada yang keras. Ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena
terdesak keperluan bahkan ada galian yang berada dibawah air. Atas dasar cara kerjanya
bahan galian industry biasanya ditambang dengan cara: digali, disemprot dengan pompa
bertekanan tinggi, dan disedot dengan pompa hisap.Pompa hisap merupakan suatu alat
yang digunakan untuk menarik mineral-mineral yang berada dibawah permukaan tanah,
Penambangan yang menggunakan pompa hisap ini misalnya penambangan pasir di laut.
Selain itu, bisa juga digunakan untuk menghisap mineral seperti zircon yang kemudian
akan dipisah antara mineral kotornya, menggunakan cara tradisional seperti diayak atau
disambungkan dengan spiral melalui sebuah pipa yang langsung terhubung diatas spiral,
hisap yang ditambah mesin penggerak ini, setelah berhasil menghisap zircon dari bawah
permukaan tanah, dan didorong oleh kerja mesin penggerak yang kuat, mineral tersebut
akan langsung mengalir kebagian atas spiral dan langsung dalam proses pemisahan
antara zircon dan juga pasir-pasir yang tercampur dengan zircon, sehingga hasilnya
akan langsung diperoleh. Untuk kombinasi antara pompa dan spiral ini, biasanya alat
pompa ini disebut dengan pompa hisap-buang. Karena setelah menghisap mineral
zircon dari bawah permukaan tanah akan langsung dibuang dalam spiral.Spiral
merupakan alat penetrasi pemisahan mineral berat dan mineral ringan yang berbentuk
spiral yang menggunakan gaya sentrifugal dan air sebagai media konsentrasi. Metode
pemisahan ini teramasuk kedalam “gravity consenteration”. Spiral merupakan suatu alat
yang penting dalam pertambangan mineral-mineral halus seperti zircon. Melalui alat ini
mineral zircon yang didapatkan dari pertambangan menggunakan pompa hisap yang
Penyelesaian:
Dilakukan pada endapan BGI atau urat bijih dg ukuran tidak teratur, tersebar tidak