Anda di halaman 1dari 10

Artikel

GEMAR MEMBACA MENUJU MASA DEPAN

Membaca adalah keterampilan dasar dalam kehidupan. Bagi anak-anak membaca


menjadi kunci sukses untuk mengikuti pendidikan di sekolah, bahkan selama hidup. Bagi
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan merupakan kunci meraih sukses dalam
kehidupan. Anak-anak yang memiliki kemampuan membaca dengan baik memiliki peluang
meraih pendidikan yang lebih tinggi. Bagi masyarakat yang memiliki kemampuan membaca
yang baik memiliki peluang mendapat pekerjaan dan meraih sukses. Gemar membaca
(reading literacy) merupakan kemampuan untuk memahami dan mengerti isi teks tertulis
serta menerapkan dalam praktek. Membaca adalah elemen kunci dari literasi (literacy) yaitu
kemampuan membaca, menulis, dan menghitung. Literasi merupakan hak asasi manusia, dan
jantung dari pendidikan. Literasi dicapai melalui pendidikan khususnya pendidikan dasar.
Keberlanjutan memiliki keterampilan literasi bagi remaja dan anak dewasa diperoleh dan
dikembangkan melalui proses pembelajaran di sekolah dan pendekatan setting yang lain.

Pengembangan gemar membaca di Indonesia tanggung jawab pemerintah dan


masyarakat melalui koordinasi Kementrian Pendidikan Nasional dan Perpustakaan Nasional
RI dan organisasi kemasyarakatan (civil society organizations) termasuk lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Kemendiknas mengembangkan gemar membaca melalui pendidikan
formal dan non formal. Perpustakaan mengembangkan gemar membaca melalui penyediaan
perpustakaan pendidikan dan perpustakaan umum. Pelestarian bahan pustaka merupakan hal
penting bagi keberadaan perpustakaan sellain pengadaan, pengolahan, dan pelayanan yang
diberikan oleh perpustakaan. Keberadaan bahan pustaka yang patut dilestarikan merupakan
salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan selain ruangan atau gedung,
peralatan/perabot, tenaga, dan anggaran. Unsur tersebut saling berkaitan dan mendukung
untuk terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik (Martoadmodjo, 1993:1).

Keberadaan perpustakaan sekolah sangat penting. Ibarat tubuh manusia, perpustakaan


adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan karena sangat
pentingnya keberadaan perpustakaan sekolah ini, pemerintah mencanangkan bulan
September sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan. Perpustakaan
sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsional dalam
masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan informasi. perpustakaan sekolah
membekali peserta didik berupa keterampilan pembelajaran sepanjang hayat serta imajinasi,
memungkinkan mereka hidup sebagai warganegara yang bertanggungjawab.

Membaca adalah keterampilan pertama yang diajarkan guru kepada siswa di sekolah.
Pengertian membaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:72) adalah kata kerja
(verb) baca atau membaca yaitu (1) melihat dan memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau dalam hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucap;
(4) mengetahui, meramalkan; (5) menduga; memperhitungkan; memahami. Berdasarkan
pegertian tersebut ada 4 hal yang menjadi syarat agar kita dapat membaca dengan baik yaitu :

1. Pemahaman tentang huruf 3. Pemahaman angka

2. Pemahaman tentang gambar/kode 4. Pemahaman bahasa

Membaca dapat digambarkan sebagai sebuah jendela untuk melihat, mengetahui,


memahami dan menduga masa lalu, masa kini dan masa depan dunia. Dari berbagai referensi
beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari membaca, di kalangan para akademik, khususnya
sekolah menengah sudah menjadi suatu hal yang wajar bagi setiap siswa untuk keluar-masuk
perpustakaan setiap hari, apalagi bagi mereka yang hobi membaca buku. Secara umum,
tujuan dari perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
lingkungan sekolah tersebut, khususnya bagi para siswa, guru, maupun karyawannya. Tujuan
mereka ke perpustakaan tidak hanya sekedar membaca buku, tetapi ada yang mencari tugas
sekolah. Bisa saja hanya sekedar duduk-duduk membaca koran atau majalah. Bayangkan
tentang perpustakaan di dalam kerangka paradigma seperti sekarang ini adalah sesuatu yang
hidup, dinamis, segar, menawarkan hal-hal yang baru, inovatif, dan dikemas sedemikian
rupa, sehingga apapun yang ditawarkan akan menjadi suatu yang atraktif, interaktif, edukatif,
dan rekreatif bagi para pengunjungnya. Produk dan layanannya dapat dipublikasikan dengan
berbagai cara, baik melalui media cetak, maupun media elektronik bagi para siswanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka diharapkan perpustakaan sekolah mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan, agar tetap eksis dan dinikmati oleh para siswa. Untuk itu,
perlu adanya pengelolaan perpustakaan sekolah secara lebih professional. Gedung dan
ruangan harus ditata dengan baik agar dapat memberikan layanan yang menyenangkan bagi
para penggunanya, baik siswa, guru, maupun karyawan sekolah. Selain koleksi konvensional
dalam bentuk karya cetak dan karya rekam, akan lebih baik lagi jika ditambah koleksi digital
seperti layanan informasi berbasis teknologi dengan menyediakan layanan internet dan
sebagainya.
Artikel

PENTINGNYA MEMBENTUK KEBIASAAN MEMBACA SEJAK DINI

Buku adalah jendela dunia, begitulah cerminan yang mengingatkan kita pentingnya
membaca buku untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Saat ini buku tidak hanya berbentuk
fisik, e-book yang bertebaran di dunia maya memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya
Tetapi buku adalah barang mati yang tidak berguna apabila tidak dibaca. Permasalahannya
adalah tidak semua orang suka membaca. Memang disayangkan, sebab dengan membaca kita
menambah pengetahuan dalam bidang apapun. Oleh karena itu apabila kita menginginkan
keluarga dan anak kita menjadi generasi yang tidak gaptek dan berpengetahuan luas maka
tanggung jawab orang tua membentuk kebiasaan dan kecintaan membaca sejak dini bagi
anak-anak kita. Lingkungan pembentuk pondasi perilaku anak adalah rumah. Jika anda ingin
membentuk kebiasaan membaca sejak dini anak anda, maka mulailah dari rumah anda. Hal
terpenting yang dapat dilakukan orangtua ialah berbicara dan membaca untuk anak mereka.
Selama tahun-tahun balita dan prasekolah, sungguh penting memberi anak kesempatan untuk
mengalami berbagai bahasa dan bacaan. Dengan membaca anak mendapat pengetahuan,
ketrampilan dan nilai yang perlu untuk keberhasilan mereka di sekolah dan di dalam hidup.

Langkah awal untuk membantu anak punya kebiasaan membaca yaitu menyiapkan
media yang harus dibaca yaitu buku. Pilihlah buku-buku dengan gambar-gambar yang
menarik. Ajaklah mereka membuka-buka buku yang telah anda sediakan dan mulailah anda
membacakannya secara rutin dan berulang-ulang kepada anak anda. Tahukah anda dengan
membacakan buku kepada anak secara otomatis membantu mereka memperoleh kemampuan
membaca pada saat mereka mulai masuk sekolah maupun prasekolah? Selain itu banyak
manfaat yang diperoleh dengan rutin membacakan bacaan kepada anak sejak dini, yaitu :

1. Secara otomatis mengajarkan mereka dasar-dasar cara membaca


2. Membuat interaksi aktif yang merangsang anak untuk memulai berbicara
3. Merangsang imajinasi mereka dan menumbuhkan rasa ingin tahu alami mereka
4. Mempererat hubungan orang tua dan anak dengan interaksi yang lebih harmonis
5. Semakin banyak kata yang kita baccakan maka secara otomatis anak akan
merekamnya dan menjadikan perbendaharaan kata mereka

Membacakan untuk anak membentuk mereka menjadi pembaca dan hal ini sangat
bermanfaat bagi anak untuk menempuh dunia nyata selama hayat masih dikandung badan.
Artikel

PENTINGNYA BUDAYA MEMBACA

Membaca bukan merupakan kata yang asing bagi telinga masyarakat. Sampai
sekarang, sudah banyak pepatah-pepatah bijak tentang membaca,namun kegiatan membaca
itu sendiri semakin jarang dilakukan oleh masyarakat. Jika hal ini berkelanjutan secara-terus
menerus, tentu saja budaya membaca itu sendiri akan memudar sampai akhirnya budaya
membaca akan hilang dari diri masyarakat. Keadaan ini sungguh sangat memprihatinkan.
Budaya membaca dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya ialah
memberitahukan fungsi dari membaca itu sendiri. Berikut beberapa fungsi membaca:

 Membaca merupakan suatu gerbang untuk mencapai kesuksesan. Mengapa demikian?


Karena dengan membaca kita dapat menambah ilmu serta wawasan, dengan begitu
kita dapat mencapai gerbang kesuksesan dengan mudah. Tentu saja kita ingin menjadi
orang sukses, untuk itu kita harus membudidayakan budaya membaca sejak dini.
 Membaca juga merupakan alat untuk menjelajah dunia. Dengan membaca kita dapat
tahu, mengenal, merasakan dunia tanpa harus benar-benar pergi keliling dunia. Kita
perlu membaca buku mengenai sejarah dunia, budaya yang ada di dunia, dll.
 Membaca menuntun kita untuk menjadikan negara kita menjadi negara yang maju.
Karena dengan membaca, kita bisa menjadi orang yang cerdas. Dengan menjadi orang
yang cerdas kita bisa membangun negara kita menjadi negara yang terpandang,
negara yang tidak diremehkan, dan negara yang diakui karena kehebatannya.

Untuk itu budaya membaca sangat dibutuhkan. Tanpa budaya membaca kita akan
sulit untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tanpa budaya membaca kita juga tidak bisa dengan
mudah menjelajah dunia. Tanpa budaya membaca negara kita tidak akan pernah menjadi
negara maju, negara kita akan selalu tertinggal, baik dari segi teknologi, ekonomi,
pendidikan, dsb. Mulailah membaca sedini mungkin, tidak ada kata terlambat untuk
membudidayakan budaya membaca, ingatlah kata pepatah, Better Late than Never.
Artikel

RENDAHNYA BUDAYA MEMBACA DI KALANGAN REMAJA INDONESIA

Kita sering mendengar istilah “Membaca dapat membuka jendela dunia”, ini berarti
dengan membaca dapat menambah wawasan kita. Banyak sekali manfaat yang akan kita
dapat dengan membaca. Dengan membaca, kita akan terhalang untuk masuk ke dalam
kebodohan. Selain itu, orang akan dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam
bertutur kata. Kita akan mendapatkan banyak informasi dari kegiatan membaca tersebut.
Seharusnya, membaca sudah menjadi budaya yang mendarah daging di tubuh kita. Namun,
budaya membaca khususnya di kalangan remaja masih rendah. Mungkin hanya beberapa
persen saja remaja yang suka membaca. Dalam hal ini, bacaan yang dimaksud adalah bacaan
yang berisi tentang pengetahuan yang dapat menambah wawasan seseorang. Kebanyakan
para remaja suka membaca bacaan yang sifatnya menghibur, seperti komik, novel, dan
majalah. Tetapi, ini lebih baik daripada seseorang tidak mempunyai minat baca sama sekali.
Jika sesorang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain atau melakukan hal-hal
yang tidak berguna daripada membaca, maka betapa banyaknya waktu yang terbuang dengan
sia-sia. Padahal mengisi waktu dengan membaca, kita akan mendapatkan informasi dan
pengetahuan. Sekecil apa pun pengetahuan yang didapatkan, akan sangat berguna untuk kita.

Banyak sekali yang menyebabkan budaya membaca di kalangan remaja masih sangat
rendah. Sebagai penguat, ternyata banyak remaja yang lebih menyukai mengoleksi kaset atau
CD lagu-lagu di kamarnya daripada mengoleksi buku-buku yang berkaitan dengan
pengetahuan. Selain itu, mereka lebih suka jalan-jalan ke mall daripada mengunjungi toko
buku atau perpustakaan. Ini menandakan bahwa minat baca mereka masih sangat kurang.

Surfing internet masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa
yang dilihat bukan hanya tulisan, tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat
bagi konsumsi anak-anak dan remaja. Jadi, walaupun saat ini teknologi berkembang dengan
pesat, kita tidak boleh melupakan buku sebagai gudangnya ilmu. Oleh karena itu, perlu
adanya usaha-usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan
remaja. Salah satunya kita dapat mengadopsi budaya yang dikembangkan oleh Jepang. Di
sana diterapkan 20 minutes reading, artinya setiap hari satu orang wajib membaca buku 20
menit sebelum tidur. Hal ini diterapkan oleh setiap warga Jepang sejak mereka masih kecil.
Jika hal ini kita lakukan, maka tentunya budaya membaca akan lebih mendarah daging di
dalam diri kita. Disini bukan menjadikan membaca sebagai kewajiban, tetapi menjadikan
membaca buku sebagai kebutuhan. Dengan begitu terdapat kepuasan batin setelah membaca.

Kemudian, cara yang baik digunakan untuk meningkatkan budaya membaca di


kalangan remaja adalah dengan memberikan keterampilan menulis. Misalnya memberikan
tugas-tugas untuk membuat tulisan, seperti karangan, artikel, karya ilmiah, dan lain-lain.
Dengan begitu, para remaja akan lebih terpacu untuk membaca. Terlebih lagi untuk para
remaja yang suka menulis. Karena asumsinya, untuk menulis sebuah karya, setidaknya
seseorang membutuhkan banyak bacaan untuk pembanding, referensi, atau bahan bacaan.

Faktor lainnya yang perlu didorong agar membaca dapat lebih membudaya di
kalangan para remaja adalah mengubah pola kebiasaan menghabiskan akhir pekannya.
Banyak remaja yang menghabiskan akhir pekannya dengan teman-teman mereka, bukan
dengan keluarganya masing-masing. Remaja umumnya berkumpul dengan teman-temannya
untuk hang out bareng atau sekedar ngobrol bareng di suatu tempat. Jarang diantara mereka
yang menghabiskan akhir pekannya untuk lebih memilih berjalan-jalan ke toko buku atau
perpustakaan. Kita sebagai remaja harus mengubah menghabiskan akhir pekan tersebut,
karena dengan begitu akan lebih mengasah intektulitas dan akan mengakrabkan kita dengan
buku-buku yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada kita.
Artikel

INI DIA MANFAAT MEMBACA

Membaca, kebiasaan yang mungkin kini jarang dilakukan banyak anak muda. Kaum
millenial lebih akrab dengan gadget, buku seperti barang asing. Padahal membaca punya
banyak manfaat. Buat kamu yang tidak suka membaca, mungkin beberapa alasan di bawah
ini bisa mengubah pola pikirmu.

1. Membaca membuatmu lebih pintar dan lebih lama


Mungkin kamu pernah mendengar bahwa otak itu layaknya otot. Jika tidak dilatih
maka akan berhenti bekerja. Membaca merupakan aktivitas kognitif yang bisa
menstimulasi otak dan menjadi ‘olahraganya’ otak. Membaca bisa meningkatkan
fungsi memori kita. Itu berarti otak kita akan aktif lebih lama dan menjauhkan kita
dari risiko hilangnya memori, demensia, dan penyakit lain seperti alzheimer.
2. Membaca membantu kamu yang mengalami ketergantungan gadget
Sekarang saatnya habiskan waktu kamu dengan buku favoritmu. Dengan sibuk
membaca kamu akan lupa dengan smartphone, update media sosial, laptop, untuk
sementara. Kenapa penting untuk tidak ketergantngan gadget? Anak muda yang
ketergantungan dengan teknologi cenderung stres, depresi, dan kelelahan.
3. Membaca membantu tidur lebih nyenyak
American Academy of Pediatrics pada penelitiannya mengungkapkan bahwa
menghabiskan waktu sebelum tidur sambil bermain gadget seperti handphone dan
laptop cenderung akan memberi dampak negatif pada tidur kita, dan mengurangi
durasi tidur kita. membaca buku sebelum tidur justru membantu kamu beristirahat.
Dengan menjadikan membaca buku sebelum tidur sebagai kebiasaan, ini bisa menjadi
sinyal ke otak bahwa sudah waktunya untuk tidur.
4. Membaca meningkatkan konsentrasi
Hidup di era arus informasi yang sangat mudah, hanya diujung jari begitu banyak
gangguan yang bisa membuatmu gagal fokus. Pemberitahuan Facebook, status terbaru
dari teman di Instagram, dan lain-lain. Membaca membantu kamu berkonsentrasi dan
meningkatkan fokus. Dengan membaca 20 menit perhari, kamu akan melatih otak
untuk tetap fokus untuk waktu yang cukup lama.
5. Membaca membantu kamu menghilangkan stres
Dengan berkutat bersama buku kamu akan lupa dengan dunia sekitar untuk
sementara. Membaca telah dibuktikan melalui penelitian bahwa mampu mengurangi
stres walaupun hanya membaca 6 menit perhari. Efeknya akan lebih bagus ketika
kamu menghabiskan waktu lebih lama.
6. Membaca bisa membuatmu lebih kreatif
Membaca mendorong kita untuk memahami plot, atau argumen yang diajukan dan
membantu kita untuk menguraikan apa yang berhasil dan apa yang tidak. Hal ini
berlaku untuk semua bentuk kehidupan. Membaca dan memutuskan apakah artikel itu
ditulis dengan baik, atau apakah kita setuju dengan apa yang dikatakan, atau apakah
kita menikmati karakter tertentu, membantu kita untuk lebih kreatif dalam hidup kita
sendiri karena meningkatkan fungsi otak dan kognisi.
7. Membaca membantu kita memahami diri sendiri
Membaca membantu kita untuk memahami kenapa kita setuju atau tidak setuju
dengan sebuah karakter, atau sebuah sudut pandang. Hal itu bukan hanya membuat
kita lebih pintar, menjadi pribadi yang lebih berempati, tapi juga menjadi seseorang
yang memahami persepsi kita sendiri.
8. Membaca membantu kita berkomunikasi lebih baik
Membaca akan meningkatkan jumlah kosakata yang kita kuasai dan pastinya ini akan
membantu kita untuk berkomunikasi dengan lebih baik. Orang yang gemar membaca
memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan dan mengkomunikasikan apa
yang mereka rasakan, dan pastinya membuat orang yang diajak berkomunikasi
memahami apa poin yang ingin kita tuju.
9. Membaca adalah hiburan gratis
Buku favoritmu mahal? Pergi saja ke perpustakaan. Membaca adalah hiburan gratis
yang bisa kamu dapatkan. Apalagi dengan kantong seorang pelajar.
Artikel

MINAT BACA INDONESIA ADA DI URUTAN KE-60 DUNIA

Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan. Berdasarkan


studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State
Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61
negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas
Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca
peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. "Penilaian berdasarkan komponen
infrastruktur Indonesia ada di urutan 34 di atas Jerman, Portugal, Selandia Baru dan Korea
Selatan," papar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Sabtu
(27/8/2016), di acara final Gramedia Reading Community Competition 2016 di Perpustakaan
Nasional, Salemba, Jakarta.

Kenyataan itu, menurut Anies, menunjukkan Indonesia masih sangat minim


memanfaatkan infrastruktur. Jadi, menurut dia, indikator sukses tumbuhnya minat membaca
tak selalu dilihat dari berapa banyak perpustakaan, buku dan mobil perpustakaan keliling.
Lebih lanjut, penggagas gerakan 'Indonesia Mengajar' itu menilai agar membaca bisa menjadi
budaya perlu beberapa tahapan. Pertama mengajarkan anak membaca, lalu membiasakan
anak membaca hingga menjadi karakter, setelah itu barulah menjadi budaya. "Jadi budaya
membaca itu hadir karena ada kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca ada jika ada rencana
membaca secara rutin dan rutinitas dalam baca itu penting sekali," kata Anies.

Selain membuat program, cara efektif untuk meningkatkan minat dan daya baca yaitu
membuat movement atau gerakan. Menurut Anies, efek dari gerakan bisa cepat menyebar
dibanding program. "Movement kalau sudah menular maka akan unstoppable, sebab
menularnya bukan karena perintah, dana, dan program tapi karena ada penularan," kata
pemilik nama lengkap Anies Rasyid Baswedan itu. Anies pun memberi usul agar komunitas
membaca tak menggunakan pendekatan program untuk menumbuhkan minat baca tapi
dengan sebuah gerakan. "Kalau didekatkan sebagai program, maka semua itu tergantung
penyelenggara, tapi kalau didekati dengan gerakan, efeknya akan meluas sekali," papar
mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Adapun Gramedia Reading Community Competition adalah kejuaraan membaca
untuk komunitas atau taman baca yang ada di Indonesia. Untuk mengikutinya para peserta
harus mengirimkan essai dilengkapi dokumentasi foto atau video yang menceritakan kegiatan
mereka. Penyelenggaraan kali ini adalah final untuk regional Jakarta, Jawa Barat, Banten dan
Lampung. Empat regional lain sudah merampungkan kompetisinya, yaitu pertama
Sumatera, kedua Jawa Tengah dan Yogyakarta, ketiga Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara,
Banjarmain dan terakhir regional Indonesia Timur. Pemenang di masing-masing regional
akan mendapatkan bantuan buku dan dana dari Gramedia. "Jadi, selama satu tahun kita akan
memberikan funding atau dana operasional. Kita juga akan memberikan buku selama tiga
kali dalam satu tahun periode, jadi koleksi buku yang ada di komunitas-komunitas baca itu
kita tambah," kata Secretary PT Gramedia Asri Media, Yosef Aditiyo Corporate.

Anda mungkin juga menyukai