Membaca adalah keterampilan pertama yang diajarkan guru kepada siswa di sekolah.
Pengertian membaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:72) adalah kata kerja
(verb) baca atau membaca yaitu (1) melihat dan memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau dalam hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucap;
(4) mengetahui, meramalkan; (5) menduga; memperhitungkan; memahami. Berdasarkan
pegertian tersebut ada 4 hal yang menjadi syarat agar kita dapat membaca dengan baik yaitu :
Buku adalah jendela dunia, begitulah cerminan yang mengingatkan kita pentingnya
membaca buku untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Saat ini buku tidak hanya berbentuk
fisik, e-book yang bertebaran di dunia maya memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya
Tetapi buku adalah barang mati yang tidak berguna apabila tidak dibaca. Permasalahannya
adalah tidak semua orang suka membaca. Memang disayangkan, sebab dengan membaca kita
menambah pengetahuan dalam bidang apapun. Oleh karena itu apabila kita menginginkan
keluarga dan anak kita menjadi generasi yang tidak gaptek dan berpengetahuan luas maka
tanggung jawab orang tua membentuk kebiasaan dan kecintaan membaca sejak dini bagi
anak-anak kita. Lingkungan pembentuk pondasi perilaku anak adalah rumah. Jika anda ingin
membentuk kebiasaan membaca sejak dini anak anda, maka mulailah dari rumah anda. Hal
terpenting yang dapat dilakukan orangtua ialah berbicara dan membaca untuk anak mereka.
Selama tahun-tahun balita dan prasekolah, sungguh penting memberi anak kesempatan untuk
mengalami berbagai bahasa dan bacaan. Dengan membaca anak mendapat pengetahuan,
ketrampilan dan nilai yang perlu untuk keberhasilan mereka di sekolah dan di dalam hidup.
Langkah awal untuk membantu anak punya kebiasaan membaca yaitu menyiapkan
media yang harus dibaca yaitu buku. Pilihlah buku-buku dengan gambar-gambar yang
menarik. Ajaklah mereka membuka-buka buku yang telah anda sediakan dan mulailah anda
membacakannya secara rutin dan berulang-ulang kepada anak anda. Tahukah anda dengan
membacakan buku kepada anak secara otomatis membantu mereka memperoleh kemampuan
membaca pada saat mereka mulai masuk sekolah maupun prasekolah? Selain itu banyak
manfaat yang diperoleh dengan rutin membacakan bacaan kepada anak sejak dini, yaitu :
Membacakan untuk anak membentuk mereka menjadi pembaca dan hal ini sangat
bermanfaat bagi anak untuk menempuh dunia nyata selama hayat masih dikandung badan.
Artikel
Membaca bukan merupakan kata yang asing bagi telinga masyarakat. Sampai
sekarang, sudah banyak pepatah-pepatah bijak tentang membaca,namun kegiatan membaca
itu sendiri semakin jarang dilakukan oleh masyarakat. Jika hal ini berkelanjutan secara-terus
menerus, tentu saja budaya membaca itu sendiri akan memudar sampai akhirnya budaya
membaca akan hilang dari diri masyarakat. Keadaan ini sungguh sangat memprihatinkan.
Budaya membaca dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya ialah
memberitahukan fungsi dari membaca itu sendiri. Berikut beberapa fungsi membaca:
Untuk itu budaya membaca sangat dibutuhkan. Tanpa budaya membaca kita akan
sulit untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tanpa budaya membaca kita juga tidak bisa dengan
mudah menjelajah dunia. Tanpa budaya membaca negara kita tidak akan pernah menjadi
negara maju, negara kita akan selalu tertinggal, baik dari segi teknologi, ekonomi,
pendidikan, dsb. Mulailah membaca sedini mungkin, tidak ada kata terlambat untuk
membudidayakan budaya membaca, ingatlah kata pepatah, Better Late than Never.
Artikel
Kita sering mendengar istilah “Membaca dapat membuka jendela dunia”, ini berarti
dengan membaca dapat menambah wawasan kita. Banyak sekali manfaat yang akan kita
dapat dengan membaca. Dengan membaca, kita akan terhalang untuk masuk ke dalam
kebodohan. Selain itu, orang akan dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam
bertutur kata. Kita akan mendapatkan banyak informasi dari kegiatan membaca tersebut.
Seharusnya, membaca sudah menjadi budaya yang mendarah daging di tubuh kita. Namun,
budaya membaca khususnya di kalangan remaja masih rendah. Mungkin hanya beberapa
persen saja remaja yang suka membaca. Dalam hal ini, bacaan yang dimaksud adalah bacaan
yang berisi tentang pengetahuan yang dapat menambah wawasan seseorang. Kebanyakan
para remaja suka membaca bacaan yang sifatnya menghibur, seperti komik, novel, dan
majalah. Tetapi, ini lebih baik daripada seseorang tidak mempunyai minat baca sama sekali.
Jika sesorang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain atau melakukan hal-hal
yang tidak berguna daripada membaca, maka betapa banyaknya waktu yang terbuang dengan
sia-sia. Padahal mengisi waktu dengan membaca, kita akan mendapatkan informasi dan
pengetahuan. Sekecil apa pun pengetahuan yang didapatkan, akan sangat berguna untuk kita.
Banyak sekali yang menyebabkan budaya membaca di kalangan remaja masih sangat
rendah. Sebagai penguat, ternyata banyak remaja yang lebih menyukai mengoleksi kaset atau
CD lagu-lagu di kamarnya daripada mengoleksi buku-buku yang berkaitan dengan
pengetahuan. Selain itu, mereka lebih suka jalan-jalan ke mall daripada mengunjungi toko
buku atau perpustakaan. Ini menandakan bahwa minat baca mereka masih sangat kurang.
Surfing internet masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa
yang dilihat bukan hanya tulisan, tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat
bagi konsumsi anak-anak dan remaja. Jadi, walaupun saat ini teknologi berkembang dengan
pesat, kita tidak boleh melupakan buku sebagai gudangnya ilmu. Oleh karena itu, perlu
adanya usaha-usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan
remaja. Salah satunya kita dapat mengadopsi budaya yang dikembangkan oleh Jepang. Di
sana diterapkan 20 minutes reading, artinya setiap hari satu orang wajib membaca buku 20
menit sebelum tidur. Hal ini diterapkan oleh setiap warga Jepang sejak mereka masih kecil.
Jika hal ini kita lakukan, maka tentunya budaya membaca akan lebih mendarah daging di
dalam diri kita. Disini bukan menjadikan membaca sebagai kewajiban, tetapi menjadikan
membaca buku sebagai kebutuhan. Dengan begitu terdapat kepuasan batin setelah membaca.
Faktor lainnya yang perlu didorong agar membaca dapat lebih membudaya di
kalangan para remaja adalah mengubah pola kebiasaan menghabiskan akhir pekannya.
Banyak remaja yang menghabiskan akhir pekannya dengan teman-teman mereka, bukan
dengan keluarganya masing-masing. Remaja umumnya berkumpul dengan teman-temannya
untuk hang out bareng atau sekedar ngobrol bareng di suatu tempat. Jarang diantara mereka
yang menghabiskan akhir pekannya untuk lebih memilih berjalan-jalan ke toko buku atau
perpustakaan. Kita sebagai remaja harus mengubah menghabiskan akhir pekan tersebut,
karena dengan begitu akan lebih mengasah intektulitas dan akan mengakrabkan kita dengan
buku-buku yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada kita.
Artikel
Membaca, kebiasaan yang mungkin kini jarang dilakukan banyak anak muda. Kaum
millenial lebih akrab dengan gadget, buku seperti barang asing. Padahal membaca punya
banyak manfaat. Buat kamu yang tidak suka membaca, mungkin beberapa alasan di bawah
ini bisa mengubah pola pikirmu.
Selain membuat program, cara efektif untuk meningkatkan minat dan daya baca yaitu
membuat movement atau gerakan. Menurut Anies, efek dari gerakan bisa cepat menyebar
dibanding program. "Movement kalau sudah menular maka akan unstoppable, sebab
menularnya bukan karena perintah, dana, dan program tapi karena ada penularan," kata
pemilik nama lengkap Anies Rasyid Baswedan itu. Anies pun memberi usul agar komunitas
membaca tak menggunakan pendekatan program untuk menumbuhkan minat baca tapi
dengan sebuah gerakan. "Kalau didekatkan sebagai program, maka semua itu tergantung
penyelenggara, tapi kalau didekati dengan gerakan, efeknya akan meluas sekali," papar
mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Adapun Gramedia Reading Community Competition adalah kejuaraan membaca
untuk komunitas atau taman baca yang ada di Indonesia. Untuk mengikutinya para peserta
harus mengirimkan essai dilengkapi dokumentasi foto atau video yang menceritakan kegiatan
mereka. Penyelenggaraan kali ini adalah final untuk regional Jakarta, Jawa Barat, Banten dan
Lampung. Empat regional lain sudah merampungkan kompetisinya, yaitu pertama
Sumatera, kedua Jawa Tengah dan Yogyakarta, ketiga Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara,
Banjarmain dan terakhir regional Indonesia Timur. Pemenang di masing-masing regional
akan mendapatkan bantuan buku dan dana dari Gramedia. "Jadi, selama satu tahun kita akan
memberikan funding atau dana operasional. Kita juga akan memberikan buku selama tiga
kali dalam satu tahun periode, jadi koleksi buku yang ada di komunitas-komunitas baca itu
kita tambah," kata Secretary PT Gramedia Asri Media, Yosef Aditiyo Corporate.