Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

1.1Landasan Teori

Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung guna menambah ilmu

pengetahuan tentang hubungan Homeschooling dengan anak berkebutuhan khusus. Sumber

teori yang mendukung diperoleh dari studi literature yang penulis peroleh dari sumber antara

lain, buku, e-book mupun sumber lainnya.

1.1.1 Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubahan

yang baru sebagai akibat pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Ada

berbagai macam gaya belajar, yaitu.

1. Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) melibatkan indrawi

telinga-mendengar. Serta indrawi lidah-rasa untuk bisa memahami

dan mengingatnya. Modalitas auditori dapat dilakukan dengan cara

mendengar dan berbicara: melalui suara, musik, nada, irama, dialog,

dan lain-lain yang terkait.

2. Gaya Belajar Visual (Visual Learners) Aktivitas yang melibatkan

indrawi mata-melihat.menitikberatkan pada ketajaman penglihatan.

Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar

mereka paham bisa mempercayainya.


3. Gaya Belajar Taktil Aktivitas yang melibatkan unsur indrawi

hidung-mencium, dan indrawi kulit-meraba. Modalitas Taktil dapat

dilakukan dengan cara memanipulasi dan memegang.

4. Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic learners) Aktivits yang

melibatkan indrawi kulit-meraba. mengharuskan individu yang

bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi

tertentu agar ia bisa mengingatnya.

Berdasarkan kajian diatas, berbagai macam Teknik pembelajaran dapat digunakan

untuk system pembelajaran anak tergantung dengan kemampuannya.

1.1.2 Hakikat Anak

Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan

anatara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa

seseorang yang dilahirkan oleh wanita. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu

generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya

manusia bagi pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Masa depan bangsa

dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik

keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan

bangsa.Begitu pula sebaliknya, apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan

bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.

Anak bukanlah milik ibu, bukan pula milik ayah, yang bisa dididik

semau hati keduanya. Anak hanyalah titipan Allah SWT, yang


diberikan sebagai amanah untuk dididik dengan baik supaya

menjadi anak sukses seperti yang di kehendaki Allah SWT.1

Berdasarkan kajian diatas anak hanyalah sebagai titipan yang diamanahkan oleh Allah

SWT kepada setiap orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.

Menurut Jalaluddin (2002: 4-6), anak yang saleh tidak dilahirkan

secara alami. Mereka memerlukan bmbingan yang terarah dan

terprogram secara berkesinambungan. Dam tanggung jawab

terhadap itu semua terletak pada kedua orang tuanya masing-

masing.2

Berdasarkan kajian diatas agar anak menjadi anak yang saleh atau pintar seperti yang

dikehendaki Allah SWT mereka memerlukan bimbingan yang terarah dan jelas secara

berkesinambungan.

Al-Ghazali berpendapat bahwa anak adalah masih suci dan kosong, ia

selalu menerima apapun yang ditanamkan kepadanya (kurniawan,

2011: 92). Pendapat ini, 13 abad kemudian dikembangkan oleh filsuf

inggris john locke (1704-1932) menjadi teori “tebula rasa’ atau

“optimism pedagogis’.3

Dari kajian diatas dapat dimengerti secara umum bahwa anak adalah hal yang polos dan

suci, mereka dapat menerima apapun yang ditanamkan semenjak kecil kepadanya.

1
Irwati istadi,(Bekasi, Pustaka inti, 2001) Istimewakan setiap anak.Hlm. v
2
Padjrin http://jurnal. Radenfatah.ac.od/index.php/intelektualita volume 5, nomor 1, juni 2016

3
Padjrin http://jurnal. Radenfatah.ac.od/index.php/intelektualita volume 5, nomor 1, juni 2016
1.1.3 Hakikat Homeschooling

1.1.4 Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus

1. Aspek fisik
Aspek fisik yaitu ketidak mampuan seorang anak yang berhubungan dengan fisik seperti
anak tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, tunanetra dan tunawicara.
2. Aspek sosial
Aspek sosial adalah dalam hal ini memiliki kesulitan dalam bersosialisasi atau
menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan sekitar. Anak dalam kelompok ini
dikategorikan sebagai tunalaras.
3. Aspek mental
Aspek mental adalah anak yang mempunyai kemampuan mental lebih (supernormal) atau
anak yang berbakat dan anak yang mempunyai kemampuan mental sangat rendah
(subnormal) yang disebut tunagrahita.
1.2 Kerangka Berfikir

Analasis aspek anak berkebutuhan khusus dan

hubungannya dengan homeschooling

Anda mungkin juga menyukai