Anda di halaman 1dari 3

KONVEKSI

1. Tujuan praktikum
a. Mencari nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan untuk variasi tertentu seperti
laju alir, temperatur udara keluar dan temperatur dinding pada pipa horizontal.
b. Praktikan menemukan korelasi antara bilangan Reynolds untuk menentukan kecepatan
laju alir dan bilangan Nusselt untuk mengetahui temperatur dinding.

2. Alat dan fungsi


a. Blower; menghembuskan udara
b. Anemometer; mengukur kecepatan udara dan suhu yang udara yang terukur oleh
anemometer
c. Regulator; sebagai sumber panas
d. Thermodisplay; menampilkan themperature yang diukur oleh thermokople
e. Gips; sebagai isolator pada pipa agar panas dalam pipa tidak keluar
f. Asbestos; sebagai isolator tetapi lebih cocok di bagian sambungan pipa

3. Jelaskan prosedur praktikum

a. Set bukaan damper blower sampai kecepatan yang dikehendaki (variasi) dengan
menggunakan alat anemometer. Pengecekan dilakukan di ujung pipa.
b. Pengesetan pemanas, dangan menggunakan alat regulator sehingga mencapai
temperatur tertentu.
c. Jika pengesetan laju alir/udara suda ditentukan, matikan blower.
d. Hidupkan pemanas/regulator.
e. Tunggu alat sampai posisi steady state performance.
f. Catat nilai awal posisi steady, temperatur dinding, temperatur keluar, dan waktu.
g. Setelah steady, hidupkan motor blower.
h. Catat setiap penurunan temperatur dinding, temperatur keluar dan waktu.
i. Jika sudah tidak terjadi penurunan temperatur dinding dan temperatur keluar, maka
pencatatan diberhentikan.
j. Matikan motor regulator dan motor blower.
4. Jelaskan secara umum billangan Reynold dan Nusselt
a. Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ)
terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan
jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen.

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut

 Angka Reynolds
u m D
Re 

 vs - kecepatan fluida,
 L - panjang karakteristik,
 μ - viskositas absolut fluida dinamis,
 ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
 ρ - kerapatan (densitas) fluida.

b. Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan konduksi normal terhadap
batas dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida; bilangan Nusselt adalah satuan
tak berdimensi yang dinamai menggunakan nama Wilhelm Nusselt. Komponen
konduktif diukur di bawah kondisi yang sama dengan konveksi dengan kondisi fluida
stagnan atau tidak bergerak.

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut

Nu = (α . d)/λ

α = Koefisien perpindahan panas konveksi (kcal/m jam °C)

d = Diameter pipa (m)

λ = Koefisien perpindahan panas konduksi (kcal/m jam °C)

Nu = Bilangan Nusselt
c. Bilangan Prandtl yang merupakan perbandingan antara ketebalan lapis batas kecepatan
dengan ketebalan lapis batas termal. Bilangan Prandtl (Pr) merupakan sifat-sifat fluida
saja dan hubungan antara distribusi suhu dan distribusi kecepatan.

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut


μCp
Pr = 𝑘

Ket:

μ = viskositas kinematik (m2/s)

Cp = kalor spesifik fluida pada tekanan tetap (kJ/kg. K)

K = konduktivitas thermal (W/m. K)

Anda mungkin juga menyukai