Askep Colelitiasis
KOLESISTITIS
A. Pengertian
B. Etiologi
Umumnya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu, sumbatan batu empedu pada duktus sistikus
menyebabkan distensi kandungan empedu dan gangguan aliran darah dan limfe bakteri komensal
kemudian berkembang biak. Penyebab lain adalah kuman-kuman seperti escherichia coli, salmonella
typhosa, cacing askaris atau karena pengaruh enjim-enjim pankreas.
C. Patofisiologi
1. Kolesistitis Kalkulur
Kolesistitis ini disebabkan oleh batu empedu, sumbatan batu empedu pada duktus sistikus getah
empedu yang tetap berada dalam kandungan empedu akan menimbulkan suatu reaksi kimia terjadi
otolisis serta oedema dan pembuluh darah dalam kandung empedu akan terkompresi sehingga suplai
vaskulernya terganggu sebagai kontekuensinya akan terjasi gangguan pada kandung empedu di
sertai perfurasi bakteri kurang berperan dalam kolesistitis akut meskipun demikian infeksi
sekunder oleh escherichia coli, salmonella typhosa dan kuman enterik lainnya terjaid pada
sekitar 40% pasien.
2. Kolesistitis Akalkulur
Implamasi kandung empedu akul tanpa adanya obstruksi oleh implamasi kolesistitis akalkullur. Timbul
sesuah tindakan bedah mayor, trauma berat dan luka bakar, faktor-faktor lain berkaitan dengan tipe
kolesistitis ini mecakup obstruksi duktus sistikus akibat torsi infeksi primer bakterial pada kandungan
empedu dan transfusi darah yang di biakan berkali-kali. Kolesistitis alkalkulus di perkirakan terjadi akibat
perubahan cairan dan elektrolit serta aliran darah regional dalam sirkulasi viseral.
D. Tanda dan Gejala
2. Nyeri perut kanan atau kadang-kadang hanya rasa tidak enak di epigastrium.
5. Gejala nyeri perut bertambah bila makan banyak lemak. Pada pemeriksaan fisik di dapat tanda-
tanda lokal seperti nyeri tekan dan depan muskulus kadang-kadang kandung empedu yang
membengkak dan diselubungi umentum dapat teraba nyeri tekan di sertai tanda-tanda perironitis lokal
tanda murphi terjadi bila inspirasi maksimal terhenti pada penekanan perut ke atas.
E. Diagnosis
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kolesistitis adalah ganggren, perforasi, empiema, pankreatitis dan
kolangitis.
KOLELITIASIS
A. Pengertian
Kolelitiasis adalah kalkulus/kalkuli, batu empedu biasanya terbentuk dalam kandung empedu dan unsur-
unsur padat yang membentuk dan komposisi yang sangat bervariasi baru empedu tidak lazim di jumpai
pada anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada individu berusia di atas 40
tahun. Sesudah itu insidens kolelitiasis semakin meningkat hingga suatu tingkat yang diperkirakan
bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki batu empedu.
B. Etiologi
1. Tipe Kolesterol
3. Tipe Campuran
Beberapa faktor resiko terjadinya batu empedu, antara lain : Jenis kelamin, umur, hormon wanita,
infeksi (Kolesistitis) kegemukan pantat, faktor genetik.
Terjaidnya batu kolesterol adalah akibat gangguan hati yang mengekstresikan kolesterol berlebihan
hingga kadarnya di atas nilai kritis kelarutan kolesterol dalam empedu.
Escherichia coli atau ascaris lumbricoides ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin bebas yang
mungkin dapat menjadi kristal kalsium bilirun.
C. Patofisiologi
Ada dua tipe utama batu empedu : Batu yang terutama terususn dari pigmen dan batu yang terutama
terususn dari kolesterol :
Ø Batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkonyugasi dalam empedu
mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko terbentuknya batu semacam ini
semakin besar pada pasin sirosis, hemolisis dan infeksi percabangan bilien.
Ø Batu kolesterol
Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air
kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lestin (forfolitid) dalam empedu batu empedu
akan terjadi penurunan sistesis asam empedu dan peningkatan sistesis kolesterol dalam hati. Keadaan
ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah
empedu, mengendap dan membentuk batu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol merupakan
prediposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan peradangan
dalam kandung empedu.
D. Tanda dan Gejala
Kelainan ini frekwensinya meningkat sesuai bertambahnya. Umur mungkin tanpa gejala, mungkin pula
terdapat gejala-gejala seperti :
4. Ikterus
Eksresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urin berwarna sangat gelap feser yang tidak lagi di
warnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan biasanya pekat di sebut : Clay – Clored”.
6. Defisiensi vitamin
Obstruksi aliran empedu yang mengganggu absorpsi vitamin A, D, E dan K yang larut lemak.
E. Diagnosis
2. Ultra sonografi
3. Tomografi komputer
5. Kolesistografi
F. Komplikasi
Komplikasi yang penting ialah terjadinya kolesistitis akut dan kronik koleskolitiasis dan pankreatitis yang
lebih jarang ialah kolangitis abses hati sirosis bilier, empiema dan ikterus obstruktif.
CIMAHI
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Biodata Klien
Nama : Tn.S
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
Golongan Darah : B
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.R
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
B. Riwayat kesehatan
a. Alasan masuk RS
Pada tanggal 1 September 2004 jam 8.00 WIB klien mengeluh kepala pusing dan badan lemas, disertai
sklera mata klien tampak kuning, BAK seperti air the, BAB agak kecoklatan seperti tanah liat, kemudian 4
hari sebelum masuk RS. Klien demam, muntah dan nyeri pada ulu hati, selanjutnya klien berobat ke
rumah sakit Dustira dan dirawat di Ruang 10.
b. Keluahan utama
Klien mengeluh nyeri pada daerah kuadran kanan atas abdomen, seperti ditusuk-tusuk dengan skala 4
(nyeri berat) yang berkurang apabila tidur terlentang dan semifowler dan bertambah jika melakukan
aktivitas dan makan.
Klien mengatakan sebelumnya belum perbah di rawat di RS. Dengan diagnosa penyakit seperti yang
dirasakan saat ini.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menerita penyakit menular, keturunan
dan penyakit serupa dengan klien.
C. Struktur Keluarga
Klien anak ke-2 dari 2 bersaudara. Ayah klien anak ke-1 dari 4 bersaudara dan ibu klien anak ke-2 dari 3
bersaudara klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
D. Data Biologis
1 2 3 4
Ada Ada
v Makanan tambahan
v Jenis
v Gangguan
v Frekuensi
v Jumlah Kuning jernih Keruh seperti teh
v Gangguan
Tidur malam
Tidur nyenyak 1x/hari
b. Kesulitan 1x/hari
Tidak pernah
2x/hari Tidak pernah
5 Pola kebersihan
2x/hari
Mandi
1x/mg
Gosok gigi
2x/hari
Potong kuku
Cuci rambut
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :
a. Keadaan klien
c. Tanda-tanda vital :
2) Suhu : 370 C
3) Nadi : 78x/menit
4) Respirasi : 20x/menit
d. Antrovomentri
TB : 165 cm
BB : 60 kg
2. Kepala
a. Rambut
Rambut berwarna hitam. Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada nodul, tidak ada ketombe, rontok
tidak ada, allphesia tidak ada, distribusi rambut merata.
b. Mata
1) Konjungtiva : Anemis
2) Skelera : Ikterik
7) Fungsi penglihatan : Klien dapat membaca pada jarak 25 cm tanpa alat bantu.
c. Telinga
d. Hidung
e. Mulut
1) Bibir : Simetris atas bawah, warna merah muda, kengulis tisora tidak ada.
2) Gusi : warna merah muda, gigivitis tidak ada, scorbut tidak ada.
4) Lidah : merah muda, fisura tidak ada, bersih, dapat merasakan asin (rasa).
5) Rongga mulut : Bersih, palatum mole berwarna merah muda, palatum durum berwarna
pucat, tidak ada radang.
6) Pharing : Tidak ada pembesaran tonsil, pergerakan ovula ke atas seaktu mengucapkan
“a”
3. Leher
a. Bentuk : Simetris
a. Dada Anterior
1) Bentuk : Simetris
2) Paru-paru :
§ Respirasi : 20x/menit
3) Jantung :
§ HR :
b. Dada posterior
1) Bentuk : Simetris
Abdomen
f. Limpa : Tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran.
Genetalia
a. Bentuk : Utuh
Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Tangan kanan klien terpasang infus, oedema tidak ada, klien dapat melakukan flexi, ekstensi, inversi,
ekspersi, pronasi, supinasi, abduksi, aduksi, rotasi, reflek bisep (+), reflek trisep (+),
Tonus otot :
5 5
b. Ekstremitas bawah
Oedema tidak ada, klien dapat melakukan flexi, ekstensi, inversi, ekspersi, pronasi, supinasi, abduksi,
aduksi, rotasi, reflek patela (+), reflek asiles (+),
Tonus otot :
5 5
F. Data Psikososial
4. Konsep diri
G. Data Psikologis
1. Pendidikan : SMU
2. Hubungan sosial : Hubungan klien dengan pasien yang lain cukup baik
3. Gaya hidup : Dilihat dari cara berpakaiannya klien tampak hidup sederhana.
H. Data Spiritual
Klien selalu beribadah tepat waktu dan selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
I. Data Penunjang
Hasil Laboratorium
W : 12-16
W : 4,2-5,4
W : 15,0-44,0
J. ANALISA DATA
Nama : Tn.S
Umur : 47 Tahun
Kandung empedu
distensi
DO :
â
- Terdapat nyeri tekan
pada kuadran kanan atas Infeksi
dengan skala 4.
â
- Klien tampak meringis.
Klien menderita panas
dan teraba dapat masa
padat pada abdomen
Nyeri
DS :
- BB menurun â
Mengiritasi duedenum
Merangsang medula
vomiting centre
Mual
DS :
- Klien mengatakan
badan terasa lemas, hanya
dapat duduk dan tidur
Intake nutrisi kurang dari
saja. kebutuhan
Produksi metabolisme
menurun
Gangguan intoleransi
3 aktifitas
â
DO : Energi berkurang
- Klien mengatakan
tentang penyakitnya dan
proses pengobatannya
DO : Kurang pengetahuan
pasien tentang
- Klien tampak bertanya penyakitnya dan proses
penyembuhan
- Klien tampak cemas
â
- Klien tampak tidak
mengerti Merupakan stressor bagi Gangguan rasa aman :
pasien cemas
4
â
1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terjadinya peradangan yang ditandai dengan
nyeri pada ulu hati.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan perasaan mual yang ditandai dengan klien tidak
nafsu makan.
3. Gangguan atau intoleransi aktifitas yang ditandai dengan klien tampak lemah.
4. Gangguan rasa aman : cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit
dan proses penyembuhan yang ditandai dengan klien tampak cemas dan tidak mengerti.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn.S
Umur : 47 Tahun
1 2 3 4 5 6
DS : berkurang - Dengan
- Berikan
kompres hangat kompres hangat
- Klien pada daerah yang
mengatakan nyeri Jangka panjang sakit dapat
pada kuadran mengurangi rasa
kanan atas seperti (3x24 jam)
nyeri klien.
ditusuk.
- Rasa nyeri - Berikan obat
- Dengan nyeri
hilang analgetik
yang hebat dapat
DO : diberikan obat
analgetik supaya
- Terdapat nyeri nyeri berkurang
tekan pada
- Alihkan - Mengalihkan
kuadran kanan
perhatian klien perhatian klien
atas dengan skala
bertugas supaya
4. nyeri berkurang
- Dengan istirahat
mengurangi rasa
nyeri pada klien.
- Penggunaan
vitamin dalam
- Ajarkan tubuh bertujuan
pentingnya untuk dalam pertahanan
menggunakan stamina tubuh dan
bentuk vitamin mempercepat
larut dalam atau proses
lemak penyembuhan.
- Konsul dengan
dokter bertujuan
- Konsul dengan untuk mengetahui
dokter bila klien cara yang tepat
tidak mengkosumsi untuk mengatasi
nutrien yang masalah guna
cukup. tercapainya
kebutuhan nutrisi.
- Pronkin dapat
membangun sel-sel
yang rusak dan
berperan dalam
proses
penyembuhan,
sedangkan lemak
dapat
- Mengajarkan
mengakibatkan
klien atau keluarga
penurunan fungsi
untuk
hati.
mempertahankan
dan melaporkan
tanda dan gejala
komplikasi.
- Dengan
mengetahui tanda-
tanda gejala
komplikasi secara
diri dapat
mengurangi
keadaan kondisi
yang lebih buruk.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn.S
Umur : 47 Tahun
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan
P : Observasi dilanjutkan
2 Gangguan - Menawarkan dan S : Klien mengatakan
pemenuhan membantu klien untuk tetap tidak nafsu makan.
kebutuhan nutrisi istirahat sebelum tidur
sehubungan dengan O : Klien tampak tidak
perasaan mual yang nafsu makan (1/2 porsio
ditandai engan klien makan habis)
tidak nafsu makan A : Masalah belum teratasi
P : Observasi dilanjutkan
S : Klien mengatakan
nafsu makan bertambah.
- Menawarkan makan O : Klien tampak nafsu
sedikit tapi sering makan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan
S : Klien mengatakan
nafsu makan bertambah.
S : Klien mengatakan
mengerti penggunaan
vitamin
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan
S : Klien mengatakan
- Ajarkan pentingnya mengerti tentang
pemasukan nutrisi pemasukan nutrisi dalam
dalam pembentukan
pembentukan ATP
ATP
O : Klien tampak mengerti
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan
P : Intervensi dihentikan
4 12-09-‘04 Gangguan rasa aman - Mengajarkan klien S : Klien mengatakan
cemas sehubungan untuk keluarga klien mengerti tentang kondisi
dengan kurangnya tentang kondisi dan penyebab dan pengobatan
pengetahuan klien penyebab serta penyakitnya.
tentang penyakit dan pengobatannnya.
proses penyembuhan O : Klien tampak mengerti
yang ditandai dengan A : Masalah teratasi
klien tampak cemas
dan tidak mengerti. P : Observasi dilanjutkan
S : Keluarga klien
- Mengajarkan pada mengatakan mengerti
klien untuk melaporkan tentang adanya perubahan
adanya sistem pada klien.
persyarafan atau
kepribadian dan O : Keluarga klien tampak
adanya tanda dan mengerti
gejala komplikasi. A : Masalah teratasi
P : Observasi dilanjutkan
- Menjelaskan S : Klien mengatakan
pentingnya istirahat mengerti tentang istirahat
adequat dan yang adequat
menghindari aktivitas
O : Klien tampak mengerti
yang melelahkan.
dan melaksanakan
tindakan.
A : Masalah teratasi
P : Observasi dilanjutkan
S : Klien mengatakan
mengerti tentang diet yang
- Menjelaskan
harus dilakukan.
pentingnya diet tinggi
protein dan kalori serta O : Klien tampak mengerti
rendah lemak. dan melaksanakan
tindakan yang harus
dilakukan.
A : Masalah teratasi
P : Ibservasi dilanjutkan
A. Kesimpulan
1. Kolesistitis
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu yang disebabkan oleh batu empedu, yaitu
pada duktus sisiskus yang menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah dan limfe.
b. Kolesistitis akalkulus
b. Nyeri pada kuadran kanan atas dari epigastrium yang menjelar ke batu atau subskapula.
2. Kolelitiasis
Kolelitiasis adalah kalkulus atau kalkuli yang terbentuk dalam kandung empedu pada umumnya dibagi
menjadi 3 tipe :
a. Tipe kolesterol
c. Tipe campuran.
Faktor resiko terjadinya batuempedu antara lain : Jenis kelamin, umur, hormon wanita, infeksi,
kegemukan.
c. Demam
B. Saran
Untuk kasur kolesistitis dan koletiasis terutama pada Tn.S diharapkan penatalaksanaan keperawatannya
difokuskan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat dan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.
Dengan diawasinya kedua masalah tersebut maka gangguan lain secara tidak langsung akan berkurang
dan teratasi.
Apabila kolelitiasis atau kolesistitis sudah kronis maka tindakan medis yang dilakukan adalah cara
operasi dengan tujuan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief Mansjoer, 1990. Kapita Selekta Kedokteram, Media Aesculapius ; FKUI, Jakarta.
2. Haznams Kompedium, 1992. Diagnostik dan Terapi Ilmu Pengetahuan, WB Haznams : Bandung.
3. Marylin E. Dongoes, 1992. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI Jakarta : EGC.
4. Price Sylvia Aderson, dkk, 1995, Konsep Klinis Proses-proses penyakit, Edisi Empat, Jakarta : EGC.