Anda di halaman 1dari 32

Sabtu, 09 Oktober 2010

Askep Colelitiasis
KOLESISTITIS

A. Pengertian

Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu.

B. Etiologi

Umumnya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu, sumbatan batu empedu pada duktus sistikus
menyebabkan distensi kandungan empedu dan gangguan aliran darah dan limfe bakteri komensal
kemudian berkembang biak. Penyebab lain adalah kuman-kuman seperti escherichia coli, salmonella
typhosa, cacing askaris atau karena pengaruh enjim-enjim pankreas.

C. Patofisiologi

Umumnya penyebab dari kolesistitis di bagi dalam 2 tipe :

1. Kolesistitis Kalkulur

Kolesistitis ini disebabkan oleh batu empedu, sumbatan batu empedu pada duktus sistikus getah
empedu yang tetap berada dalam kandungan empedu akan menimbulkan suatu reaksi kimia terjadi
otolisis serta oedema dan pembuluh darah dalam kandung empedu akan terkompresi sehingga suplai
vaskulernya terganggu sebagai kontekuensinya akan terjasi gangguan pada kandung empedu di
sertai perfurasi bakteri kurang berperan dalam kolesistitis akut meskipun demikian infeksi
sekunder oleh escherichia coli, salmonella typhosa dan kuman enterik lainnya terjaid pada
sekitar 40% pasien.

2. Kolesistitis Akalkulur

Implamasi kandung empedu akul tanpa adanya obstruksi oleh implamasi kolesistitis akalkullur. Timbul
sesuah tindakan bedah mayor, trauma berat dan luka bakar, faktor-faktor lain berkaitan dengan tipe
kolesistitis ini mecakup obstruksi duktus sistikus akibat torsi infeksi primer bakterial pada kandungan
empedu dan transfusi darah yang di biakan berkali-kali. Kolesistitis alkalkulus di perkirakan terjadi akibat
perubahan cairan dan elektrolit serta aliran darah regional dalam sirkulasi viseral.
D. Tanda dan Gejala

1. Gangguan pencernaan, mual dan muntah

2. Nyeri perut kanan atau kadang-kadang hanya rasa tidak enak di epigastrium.

3. Yang khas yaitu : Nyeri yang menjelar ke bahu atau subskapula.

4. Demam dan ikterus (bila terdapat di duktus koledokossiskur).

5. Gejala nyeri perut bertambah bila makan banyak lemak. Pada pemeriksaan fisik di dapat tanda-
tanda lokal seperti nyeri tekan dan depan muskulus kadang-kadang kandung empedu yang
membengkak dan diselubungi umentum dapat teraba nyeri tekan di sertai tanda-tanda perironitis lokal
tanda murphi terjadi bila inspirasi maksimal terhenti pada penekanan perut ke atas.

E. Diagnosis

Diagnosis dilakukan pada pemeriksaan dengan ultra sonografi (USG) abdomen.

F. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada kolesistitis adalah ganggren, perforasi, empiema, pankreatitis dan
kolangitis.

KOLELITIASIS

A. Pengertian

Kolelitiasis adalah kalkulus/kalkuli, batu empedu biasanya terbentuk dalam kandung empedu dan unsur-
unsur padat yang membentuk dan komposisi yang sangat bervariasi baru empedu tidak lazim di jumpai
pada anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada individu berusia di atas 40
tahun. Sesudah itu insidens kolelitiasis semakin meningkat hingga suatu tingkat yang diperkirakan
bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan memiliki batu empedu.
B. Etiologi

Pada umumnya batu empedu dapat di bagi menjadi 3 tipe :

1. Tipe Kolesterol

2. Tipe Pigmen Empedu

3. Tipe Campuran

Beberapa faktor resiko terjadinya batu empedu, antara lain : Jenis kelamin, umur, hormon wanita,
infeksi (Kolesistitis) kegemukan pantat, faktor genetik.

Terjaidnya batu kolesterol adalah akibat gangguan hati yang mengekstresikan kolesterol berlebihan
hingga kadarnya di atas nilai kritis kelarutan kolesterol dalam empedu.

Sedangkan tipe pigmen biasanya akan mengakibatkan proses hemolitik/infestasi.

Escherichia coli atau ascaris lumbricoides ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin bebas yang
mungkin dapat menjadi kristal kalsium bilirun.

C. Patofisiologi

Ada dua tipe utama batu empedu : Batu yang terutama terususn dari pigmen dan batu yang terutama
terususn dari kolesterol :

Ø Batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkonyugasi dalam empedu
mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko terbentuknya batu semacam ini
semakin besar pada pasin sirosis, hemolisis dan infeksi percabangan bilien.

Ø Batu kolesterol

Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air
kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lestin (forfolitid) dalam empedu batu empedu
akan terjadi penurunan sistesis asam empedu dan peningkatan sistesis kolesterol dalam hati. Keadaan
ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah
empedu, mengendap dan membentuk batu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol merupakan
prediposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai iritan yang menyebabkan peradangan
dalam kandung empedu.
D. Tanda dan Gejala

Kelainan ini frekwensinya meningkat sesuai bertambahnya. Umur mungkin tanpa gejala, mungkin pula
terdapat gejala-gejala seperti :

1. Perasaan penuh di epigastrium

2. Nyeri yang samar pada kuadran kanan atas abdomen

3. Rasa nyeri dan kolik biler di sertai demam

4. Ikterus

5. Perubahan warna urin dan feses

Eksresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urin berwarna sangat gelap feser yang tidak lagi di
warnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan biasanya pekat di sebut : Clay – Clored”.

6. Defisiensi vitamin

Obstruksi aliran empedu yang mengganggu absorpsi vitamin A, D, E dan K yang larut lemak.

E. Diagnosis

Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan ;

1. Pemeriksaan sinar X abdomen

2. Ultra sonografi

3. Tomografi komputer

4. Pemeriksaan pencitraan radionuklida atau koles kintografi

5. Kolesistografi

6. Kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (ERCP)

7. Kolangiografi Transhepatik perkutan

F. Komplikasi
Komplikasi yang penting ialah terjadinya kolesistitis akut dan kronik koleskolitiasis dan pankreatitis yang
lebih jarang ialah kolangitis abses hati sirosis bilier, empiema dan ikterus obstruktif.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN AKIBAT BATU EMPEDU (KOLELITIASIS)

DI RUANG PERAWATAN X RS. XXX

CIMAHI

I. PENGKAJIAN

A. Biodata

1. Biodata Klien

Nama : Tn.S

Umur : 47 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku bangsa : Sunda

Golongan Darah : B

Tanggal Masuk RS. : 8 September 2004


Tanggal Pengkajian : 9 September 2004

No. Reg. : 0312230368 / D / X / 04

Dx. Medis : Colelitiasis

Alamat : Jl. Sudirman No.50 Cimahi

2. Penanggung Jawab

Nama : Ny.R

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku bangsa : Sunda

Alamat : Jl. Sudirman No.50 Cimahi

B. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

a. Alasan masuk RS

Pada tanggal 1 September 2004 jam 8.00 WIB klien mengeluh kepala pusing dan badan lemas, disertai
sklera mata klien tampak kuning, BAK seperti air the, BAB agak kecoklatan seperti tanah liat, kemudian 4
hari sebelum masuk RS. Klien demam, muntah dan nyeri pada ulu hati, selanjutnya klien berobat ke
rumah sakit Dustira dan dirawat di Ruang 10.

b. Keluahan utama

Klien mengeluh nyeri pada daerah kuadran kanan atas abdomen, seperti ditusuk-tusuk dengan skala 4
(nyeri berat) yang berkurang apabila tidur terlentang dan semifowler dan bertambah jika melakukan
aktivitas dan makan.

2. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan sebelumnya belum perbah di rawat di RS. Dengan diagnosa penyakit seperti yang
dirasakan saat ini.
3. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menerita penyakit menular, keturunan
dan penyakit serupa dengan klien.

C. Struktur Keluarga

Klien anak ke-2 dari 2 bersaudara. Ayah klien anak ke-1 dari 4 bersaudara dan ibu klien anak ke-2 dari 3
bersaudara klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

D. Data Biologis

NO POLA KEBIASAAN SEHARI- SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT


HARI

1 2 3 4

1 Pola makan dan minum


a. Pola makan

v Frekuensi 3x/sehari 3x/hari

v Jumlah Satu porsi habis 1/2 porsi habis

v Gangguan Tidak ada keluhan Nafsu makan berkurang


dan mual

Makanan lunak (Bubur,


v Jenis Makanan tinggi lauk, sayur)
kolesterol (Nasi, lauk,
sayur)

Ada Ada
v Makanan tambahan

b. Pola minum 6-8 gelas/hari (1500- 4-5 gelas/hari (1000-


v Frekuensi 2000cc) 1500cc)

v Jumlah Air putih, air the, susu Air putih

v Jenis

2 Eliminasi dan defekasi

a. BAB 1x/hari 1x/hari

v Frekuensi Lembek berbentuk Lembek berbentuk

v Konsistensi Kuning tengguli Kuning tengguli

v Warna Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

v Gangguan

b. BAK 6-5x/hari 3-4x/hari

v Frekuensi
v Jumlah Kuning jernih Keruh seperti teh

v Warna Tidak ada keluhan Mengeluh seperti air the

v Gangguan

Tidak banyak melakukan


aktivitas, hanya duduk
Dapat Melakukan dan tidur terlentang
aktifitas sehari-hari
3 Pola Aktifitas

10.00-12.00 dan 13.00-


15.00 WIB

4 Pola Istirahat dan Tidur 21.00-04.00 WIB


Tidak pernah
a. Waktu

Tidur siang Klien sering terbangun


21.00 – 05 00 WIB

Tidur malam
Tidur nyenyak 1x/hari

b. Kesulitan 1x/hari

Tidak pernah
2x/hari Tidak pernah
5 Pola kebersihan
2x/hari
Mandi
1x/mg
Gosok gigi
2x/hari
Potong kuku

Cuci rambut

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum :
a. Keadaan klien

b. Kesadaran : Compos Menthis

c. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg

2) Suhu : 370 C

3) Nadi : 78x/menit

4) Respirasi : 20x/menit

d. Antrovomentri

TB : 165 cm

BB : 60 kg

2. Kepala

a. Rambut

Rambut berwarna hitam. Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada nodul, tidak ada ketombe, rontok
tidak ada, allphesia tidak ada, distribusi rambut merata.

b. Mata

1) Konjungtiva : Anemis

2) Skelera : Ikterik

3) Reflek pupil : Normal (isokor apabila disinari cahaya)

4) Kornea : Berwarna bening, adanya pantulan cahaya apabila disinari cahaya.

5) Lapang pandang : Dapat mengikuti 8 arah tatapan mata

6) Daya akomodasi : Bola mata bergerak sesuai dengan arah benda

7) Fungsi penglihatan : Klien dapat membaca pada jarak 25 cm tanpa alat bantu.

c. Telinga

1) Serumen : Tidak ada

2) Pengeluaran : Otitis media perporasi (nanah, darah) tidak ada.

3) Membran Thympani : Bening


4) Pendengaran : Klien dapat mendengar pada jarak 30 cm dengan menggunakan bisikan.

5) Tulang mastoid : Tidak ada nyeri tekan

d. Hidung

1) Cuping hidung : Tidak ada

2) Polip : Tidak ada

3) Nafas : Pola nafas reguler

4) Rambut hidung : Penyebaran merata

5) Sekret : Tidak ada

6) Epistaksis : Tidak ada

7) Mukosa : Merah muda, lembab

8) Pembengkakan : Tidak ada

Fungsi penciuman : Dapat membedakan bau

e. Mulut

1) Bibir : Simetris atas bawah, warna merah muda, kengulis tisora tidak ada.

2) Gusi : warna merah muda, gigivitis tidak ada, scorbut tidak ada.

3) Gigi : Bersih, berwarna putih, caries dentis tidak ada.

4) Lidah : merah muda, fisura tidak ada, bersih, dapat merasakan asin (rasa).

5) Rongga mulut : Bersih, palatum mole berwarna merah muda, palatum durum berwarna
pucat, tidak ada radang.

6) Pharing : Tidak ada pembesaran tonsil, pergerakan ovula ke atas seaktu mengucapkan
“a”

3. Leher

a. Bentuk : Simetris

b. Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran, adanya pergerakan sewaktu menelan.

c. Vena Jugalaris : Tidak ada peningkatan

d. Trachea : Simetris, ditengah-tengah


Dada

a. Dada Anterior

1) Bentuk : Simetris

§ Retraksi dinding dada : Tidak ada

§ Expansi dada : Sama antara kanan dan kiri

2) Paru-paru :

§ Respirasi : 20x/menit

§ Bunyi nafas : vesikuler

§ Irama nafas : Reguler

§ Bunyi perkusi : Resonan

3) Jantung :

§ HR :

§ Bunyi jantung : S1 dan S2

§ Irama jantung : Reguler

§ Kelainan bunyi jantung : Tidak ada

4) Axila : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran.

b. Dada posterior

1) Bentuk : Simetris

2) Vokal premitus : sama antara kiri dan kanan

3) Retraksi dinding dada : Tidak ada

4) Bunyi bronkus : Bronchovesikuler

Abdomen

a. Bentuk : Datar, superl, tidak ada lesi

b. Bising usus : Bunyi 18x/menit

c. Aorta : 2 jari diatas umbilikal, bunyi desiran air


d. Lambung : Tidak ada nyeri tekan, bunyi perkusi : timpani.

e. Hepar : Terdapat nyeri tekan pada daerah hipokondria kanan atas.

f. Limpa : Tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran.

g. Ginjal : Teraba tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.

Genetalia

a. Bentuk : Utuh

b. Radang : Tidak ada

c. Sekret : Tidak ada

d. Kelaianan : Tidak ada

Ekstremitas

a. Ekstremitas atas

Tangan kanan klien terpasang infus, oedema tidak ada, klien dapat melakukan flexi, ekstensi, inversi,
ekspersi, pronasi, supinasi, abduksi, aduksi, rotasi, reflek bisep (+), reflek trisep (+),

Tonus otot :

5 5

b. Ekstremitas bawah

Oedema tidak ada, klien dapat melakukan flexi, ekstensi, inversi, ekspersi, pronasi, supinasi, abduksi,
aduksi, rotasi, reflek patela (+), reflek asiles (+),

Tonus otot :

5 5

F. Data Psikososial

1. Keadaan emosional : Klien tampak stabil


2. Pola interaksi : Klien dapat berinteraksi dengan perawat dan pasien yang lain.

3. Gaya komunikasi : Klien dapat berkomunikasi secara verbal

4. Konsep diri

a. Peran diri : Klien selama di RS berperan sebagai kepala keluarga.

b. Ideal diri : Klien berharaf segera sembuh dari penyakitnya

G. Data Psikologis

1. Pendidikan : SMU

2. Hubungan sosial : Hubungan klien dengan pasien yang lain cukup baik

3. Gaya hidup : Dilihat dari cara berpakaiannya klien tampak hidup sederhana.

H. Data Spiritual

Klien selalu beribadah tepat waktu dan selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

I. Data Penunjang

Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NOIRMAL INTERPRESTASI

Haemoglobin 11,4 P : 12,5-18,0 gr%

W : 12-16

Eritrosit 4800 P : 4,6-6,2 rb/mm3

W : 4,2-5,4

Leukosit 34 P : 4,10 rb/mm3

W : 15,0-44,0

SGPT 80 0-42 u/l


SGOT 105 0,37 u/l

Albumin 3,5 3,8-5,1 mg/dl

Ureum 82 10-50 mg/dl

J. ANALISA DATA

Nama : Tn.S

Umur : 47 Tahun

No. Reg : 0312230368

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Terjadi sumbatan pada Gangguan rasa nyaman


duktus sistikus oleh batu nyeri.
- Klien Mengatakan nyeri
empedu
pada kuadran kanan atas
seperti ditusuk â

Kandung empedu
distensi
DO :
â
- Terdapat nyeri tekan
pada kuadran kanan atas Infeksi
dengan skala 4.
â
- Klien tampak meringis.
Klien menderita panas
dan teraba dapat masa
padat pada abdomen

Nyeri
DS :

- Klien mengatakan tidak


nafsu makan, terasa mual.

Gangguan pada empedu


menyebabkan
2 DO : berkurangnya jumlah
bilirubin direk duedenum
- Porsi makan habis ½ sehingga suasana Gangguan pemenuhan
porsi duedenum menjadi kebutuhan nutrisi

- Klien lemah dan lemas asam.

- BB menurun â

Mengiritasi duedenum

Impuls iritatif ke otak

Merangsang medula
vomiting centre

Mual
DS :

- Klien mengatakan
badan terasa lemas, hanya
dapat duduk dan tidur
Intake nutrisi kurang dari
saja. kebutuhan

Produksi metabolisme
menurun
Gangguan intoleransi
3 aktifitas
â

DO : Energi berkurang

- Klien tampak lemah dan â


lemas. Lemas dan lemah
- Klien hanya tampak â
duduk dan berbaring
Intoleransi aktifitas
- Aktifitas klien dibantu
DS :

- Klien mengatakan
tentang penyakitnya dan
proses pengobatannya

DO : Kurang pengetahuan
pasien tentang
- Klien tampak bertanya penyakitnya dan proses
penyembuhan
- Klien tampak cemas
â
- Klien tampak tidak
mengerti Merupakan stressor bagi Gangguan rasa aman :
pasien cemas
4
â

Klien tampak cemas

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terjadinya peradangan yang ditandai dengan
nyeri pada ulu hati.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan perasaan mual yang ditandai dengan klien tidak
nafsu makan.

3. Gangguan atau intoleransi aktifitas yang ditandai dengan klien tampak lemah.

4. Gangguan rasa aman : cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit
dan proses penyembuhan yang ditandai dengan klien tampak cemas dan tidak mengerti.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn.S

Umur : 47 Tahun

No. Reg : 0312230368

NO DIAGNOSA PERENCANAAN PARAF


KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI PERAWAT

1 2 3 4 5 6

1 Klien mengatakan Jangka pendek - Atur posisi klien - Dengan posisi


nyeri pada kuadran yang tepat dapat
kanan atas seperti (1x24 jam). mengurangi rasa
ditusuk. - Rasa nyeri nyeri.

DS : berkurang - Dengan
- Berikan
kompres hangat kompres hangat
- Klien pada daerah yang
mengatakan nyeri Jangka panjang sakit dapat
pada kuadran mengurangi rasa
kanan atas seperti (3x24 jam)
nyeri klien.
ditusuk.
- Rasa nyeri - Berikan obat
- Dengan nyeri
hilang analgetik
yang hebat dapat
DO : diberikan obat
analgetik supaya
- Terdapat nyeri nyeri berkurang
tekan pada
- Alihkan - Mengalihkan
kuadran kanan
perhatian klien perhatian klien
atas dengan skala
bertugas supaya
4. nyeri berkurang

- Klien tampak - Anjurkan klien - Aktifitas yang


meringis tidak beraktifitas berat dapat
yang berat meningkatkan rasa
nyeri.
- Anjurkan untuk
istirahat

- Dengan istirahat
mengurangi rasa
nyeri pada klien.

2 DS : Jangka Pendek - Diskusikan - Mendiskusikan


penyebab penyebab
- Klien (1x24 jam) anoreksi, dispneu anoreksia, dispneu
mengatakan tidak dan mual. dan mual untuk
nafsu makan, - Terpenuhinya
kebutuhan nutrisi. mengetahui cara
terasa mual. mengatasi masalah
- Klien tampak dengan tepat.
segar
DO : - Tawarkan dan - Istirahat
bantu klien untuk sebelum makan
- Porsi makan istirahat sebelum membantu dalam
Jangka panjang
habis ½ porsi makan merelaksasikan
(3x24 jam) otot pencernaan
- Klien lemah dan
guna menimalkan
lemas - Porsi makan perasaan mual.
- BB menurun satu porsi habis
- Makan sedikit
- Bertambahnya tapi sering
nafsu makan - Tawarkan mencegah
makan sedikit tapi terjadinya mual
- Klien tampak
segar sering
- Higiene mulut
- Pertahankan yang baik dapat
- BB menurun
higiene mulut yang meningkatkan
baik. nafsu makan.

- Penggunaan
vitamin dalam
- Ajarkan tubuh bertujuan
pentingnya untuk dalam pertahanan
menggunakan stamina tubuh dan
bentuk vitamin mempercepat
larut dalam atau proses
lemak penyembuhan.

- Konsul dengan
dokter bertujuan
- Konsul dengan untuk mengetahui
dokter bila klien cara yang tepat
tidak mengkosumsi untuk mengatasi
nutrien yang masalah guna
cukup. tercapainya
kebutuhan nutrisi.

3 DS : Jangka pendek - Anjurkan untuk - Membetasi


membatasi aktifitas bertujuan
- Klien (1x24 jam). untuk menimalkan
aktifitas
mengatakan badan penggunaan energi
terasa lemas, - Dapat
melakukan yang tidak penting.
hanya dapat duduk
aktifitas sederhana - Menghemat
dan tidur saja.
sendiri energi dapat
- Anjarkan klien
- Klien tampak bagaimana membantu atau
DO : lebih segar menghemat energi mengobtrol
secara tepat penggunaan energi
- Klien tampak supaya tidak terjadi
lemah dan lemas pengeluaran energi
Jangka panjang
yang percuma.
- Klien tampak
duduk dan (3x24 jam)
- Dengan
- Ajarkan
berbaring - Dapat mengajarkan
pentingnya
melakukan pentingnya nutrisi
- Aktivitas klien pemasukan nutrisi
aktifitas secara dalam
dibantu dalam
mandiri pembentukan ATP,
pembentukan ATP
dapat membantu
perbaikan status
nutrisi klien untuk
proses
- Anjurkan klien penyembuhan.
dibantu dalam
melakukan aktifitas - Membantu klien
yang berat. dalam melakukan
aktifitas yang berat
- Anjurkan untuk untuk mengurangi
mendekatkan alat pemborosan
atau barang yang energi.
dibutuhkan supaya
tidak beraktifitas - Aktifitas yang
terlalu berat. tidak terlalu berat
meminimalkan
penggunaan energi
yang berlebihan.

4 DS : Jangka pendek - Ajarkan klien - Dengan


atau kluarga mengetahui kondisi
- Klien - Klien dapat tentang kondisi dan penyebab serta
menanyakan memahami dan penyebab pengobatannya,
tentang informasi yang serta dapat membantu
penyekainya dan disampaikan mengurangi
pengobatannya
proses perasaan
pengobatannya. cemasnya.
Jangka panjang - Mengajarkan - Adanya
- Mengerti dan pada keluarga klien perubahan pada
DO : untuk
dapat sistem
- Klien tampak melaksanakan mengobservasi dan persyaratannya
bertanya tindakan yang melaporkan dan perubahan
harus dilaksanakan adanya kacau pada
- Klien tampak mental, tremor
kepribadiannya
cemas menggigau dan dapat
perubahan memungkinkan
- Klien tampak
kepribadian. keadaan atau
tidak mngerti.
- Menjelaskan kondisi penyakit
pentingya untuk yang lebih parah.
istirahat adequat
dan menghindari
aktifitas yang - Istihat yang
melelahkan. adekuat dapat
meminimalkan
- Menjelaskan penggunaan energi
pentingnya diet yang berlebihan.
tinggi protein dan
kalori serta rendah
lemak.

- Pronkin dapat
membangun sel-sel
yang rusak dan
berperan dalam
proses
penyembuhan,
sedangkan lemak
dapat
- Mengajarkan
mengakibatkan
klien atau keluarga
penurunan fungsi
untuk
hati.
mempertahankan
dan melaporkan
tanda dan gejala
komplikasi.

- Dengan
mengetahui tanda-
tanda gejala
komplikasi secara
diri dapat
mengurangi
keadaan kondisi
yang lebih buruk.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn.S

Umur : 47 Tahun

No. Reg : 0312230368

NO TGL IMPLEMENTASI EVALUASI

1 10-09-‘04 Gangguan rasa - Mengatur posisi S : Klien mengatakan nyeri


nyaman nyeri klien berkurang.
sehubungan dengan
terjadinya O : Klien tampak tenang
peradangan yang A : Masalah teratasi
ditandai dengan sebagian
nyeri pada ulu hati.
P : Observasi dilanjutkan
- Memberikan S : Klien mengatakan nyeri
kompres hangat berkurang.

O : Klien tampak tenang

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan nyeri


- Memberikan obat
berkurang.
analgetik
O : Klien tampak tenang

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan nyeri


- Mengalihkan berkurang.
perhatian klien
O : Klien tampak tenang

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan nyeri


berkurang.
- Menganjurkan klien
untuk istirahat dan O : Klien tampak tenang
tidak beraktifitas yang A : Masalah teratasi
berat. sebagian

P : Observasi dilanjutkan
2 Gangguan - Menawarkan dan S : Klien mengatakan
pemenuhan membantu klien untuk tetap tidak nafsu makan.
kebutuhan nutrisi istirahat sebelum tidur
sehubungan dengan O : Klien tampak tidak
perasaan mual yang nafsu makan (1/2 porsio
ditandai engan klien makan habis)
tidak nafsu makan A : Masalah belum teratasi

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan
nafsu makan bertambah.
- Menawarkan makan O : Klien tampak nafsu
sedikit tapi sering makan

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan
nafsu makan bertambah.

O : Klien tampak nafsu


- Mempertahankan makan
higiene mulut yang
baik. A : Masalah teratasi
sebagian
P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan
mengerti penggunaan
vitamin

O : Klien tampak mengerti


- Mengajarkan A : Masalah teratasi
pentingnya untuk
sebagian
menggunakan bentuk
vitamin larut dalam air P : Observasi dilanjutkan
atau lemak.

3 11-09-‘04 Gangguan atau - Ajarkan pada klien S : Klien mengatakan


intoleransi aktifitas untuk membatasi mengerti tentang
yang ditandai dengan aktifitasnya dan pembatasan aktifitas.
klien tampak lemah. menghemat energi
secara tepat. O : Klien tampak mengerti

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan
- Ajarkan pentingnya mengerti tentang
pemasukan nutrisi pemasukan nutrisi dalam
dalam pembentukan
pembentukan ATP
ATP
O : Klien tampak mengerti

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien tampak mengerti


tentang dibantunya dalam
melakukan aktifitas yang
- Ajarkan pada klien berat.
untuk dibantu dalam
melakukan aktifitas O : Klien tampak mengerti
yang berat. A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
4 12-09-‘04 Gangguan rasa aman - Mengajarkan klien S : Klien mengatakan
cemas sehubungan untuk keluarga klien mengerti tentang kondisi
dengan kurangnya tentang kondisi dan penyebab dan pengobatan
pengetahuan klien penyebab serta penyakitnya.
tentang penyakit dan pengobatannnya.
proses penyembuhan O : Klien tampak mengerti
yang ditandai dengan A : Masalah teratasi
klien tampak cemas
dan tidak mengerti. P : Observasi dilanjutkan

S : Keluarga klien
- Mengajarkan pada mengatakan mengerti
klien untuk melaporkan tentang adanya perubahan
adanya sistem pada klien.
persyarafan atau
kepribadian dan O : Keluarga klien tampak
adanya tanda dan mengerti
gejala komplikasi. A : Masalah teratasi

P : Observasi dilanjutkan
- Menjelaskan S : Klien mengatakan
pentingnya istirahat mengerti tentang istirahat
adequat dan yang adequat
menghindari aktivitas
O : Klien tampak mengerti
yang melelahkan.
dan melaksanakan
tindakan.

A : Masalah teratasi

P : Observasi dilanjutkan

S : Klien mengatakan
mengerti tentang diet yang
- Menjelaskan
harus dilakukan.
pentingnya diet tinggi
protein dan kalori serta O : Klien tampak mengerti
rendah lemak. dan melaksanakan
tindakan yang harus
dilakukan.

A : Masalah teratasi

P : Ibservasi dilanjutkan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kolesistitis

Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu yang disebabkan oleh batu empedu, yaitu
pada duktus sisiskus yang menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah dan limfe.

Kolesistitis dibagi dalam 2 tipe, yaitu :

a. Kolesistitis kalkulus dan

b. Kolesistitis akalkulus

Adapun tanda dan gejala kolesistitis, yaitu :

a. Gangguan pencernaan, mual dan muntah

b. Nyeri pada kuadran kanan atas dari epigastrium yang menjelar ke batu atau subskapula.

c. Demam dan ikterus

2. Kolelitiasis

Kolelitiasis adalah kalkulus atau kalkuli yang terbentuk dalam kandung empedu pada umumnya dibagi
menjadi 3 tipe :

a. Tipe kolesterol

b. Tipe pigmen empedu

c. Tipe campuran.

Faktor resiko terjadinya batuempedu antara lain : Jenis kelamin, umur, hormon wanita, infeksi,
kegemukan.

a. Perasaan penuh di epigastrium

b. Nyeri yang samar pada kuadran kanan atas

c. Demam

d. Perubahan warna urine dan feces

B. Saran
Untuk kasur kolesistitis dan koletiasis terutama pada Tn.S diharapkan penatalaksanaan keperawatannya
difokuskan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat dan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.
Dengan diawasinya kedua masalah tersebut maka gangguan lain secara tidak langsung akan berkurang
dan teratasi.

Apabila kolelitiasis atau kolesistitis sudah kronis maka tindakan medis yang dilakukan adalah cara
operasi dengan tujuan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arief Mansjoer, 1990. Kapita Selekta Kedokteram, Media Aesculapius ; FKUI, Jakarta.

2. Haznams Kompedium, 1992. Diagnostik dan Terapi Ilmu Pengetahuan, WB Haznams : Bandung.

3. Marylin E. Dongoes, 1992. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI Jakarta : EGC.

4. Price Sylvia Aderson, dkk, 1995, Konsep Klinis Proses-proses penyakit, Edisi Empat, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai