Sebelumnya perkenalkan, namaku Alicia.

Bunda memanggilku Chia, begitupun Ayah, ia

mengaku ikut – ikutan Bunda. Dasar tidak kreatif, iya kan?

Aku bersekolah di SD Internasional, oleh karna itu teman – temanku pada waktu itu
memanggilku Alice, yang sebenarnya itu adalah panggilan yang paling aku tidak suka. Karena
kedengarannya seperti ‘Alis’.

Saat SMP, aku bersekolah di sekolah swasta Islam di ibukota, dikarenakan ada salah
seorang temanku yang memanggilku Acil, yang entah darimana asalnya, teman – temanku yang
lain jadi ikut – ikutan. Ya, tidak apa – apa sih, justru meskipun kedengarannya agak aneh aku
lebih suka dipanggil Acil daripada Alis. Dan panggilan itu terus terbawa sampai SMA, tetapi
beberapa teman dekatku ada juga yang memanggil Chia karena sempat beberapa kali
mendengar bunda memanggilku dengan nama itu, mereka tidak kreatif, sama seperti Ayah.

Jika kebanyakan orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah, tidak demikian
denganku. Masa SMA aku lalui dengan sangat flat. Tidak ada cerita percintaan seperti yang ada
pada film atau novel. Oleh karena itu langsung kita skip saja karena jika tidak, kalian mungkin
akan mengantuk membacanya.

Oh ya, tetapi jika kalian tidak keberatan, aku akan menceritakan sedikit tentang masa
SMA-ku. Bukan masalah percintaan kok, jadi kalian tidak perlu bersiap – siap mengambil
selimut dan tidur.

Jadi begini, sebenarnya waktu baru lulus SMP aku ingin mengambil jurusan IPS, karena
yang ada dipikiranku pada waktu itu, aku capek harus menghitung terus, hasil perhitungannya
pun belum tentu terpakai di kehidupan sehari – hari, benar kan? Tetapi apa daya, hasil tes
menujukkan nilaiku lebih besar di IPA dan sekolah merekomendasikan aku masuk jurusan IPA,
sebenarnya bisa saja aku tidak usah peduli dengan hasil tes dan masuk kelas IPS, tetapi Ayah
tidak mengizinkan, bunda sebenarnya membebaskan aku untuk memilih, tapi karena ayah tidak
mendukung, bunda jadi ikut – ikutan menghasutku untuk memilih kelas IPA. Daripada aku
dikutuk jadi batu, jadi aku turuti saja.