Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

STEMI/NSTEMI
A. Definisi atau Deskripsi Penyakit
Menurut Mansoer Orief, M. (1999) dalam Padila (2013), typhoid adalah suatu
penyakit pada usus halus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A,B,C, penularan terjadi
secara pecal, oral, melalui makanan dan minumanan yang terkontaminasi.

Diagnosa Keperawatan
:
1. Hipertemia b/d
proses infeksi
Etiologi : salmonella thyposa
Menurut Padila (2013), 2. Resiko defisit
etiologi typhus adalah volume cairan b/d
salmonella typi. pemasukan yang
Salmonella para typhi kurang, mual,
A, B, C, ada dua muntah/pengeluaran
sumber penularan yang berlebihan,
salmonella typhi yaitu diare, panas tubuh
pasien dengan demam 3. Resiko
typhoid dan pasien ketidakseimbangan
dengan carier. Carier nutrisi kurang dari
adalah orang yang kebutuhan tubuh b/d
sembuhan dari demam intake kurang akibat
typhoid dan masih terus mual, muntah,
mengekresi salmonella anoreksia, atau
typhi dalam tinja dan air output yang
kemih selama lebih dari berlebihan akibat
1 tahun. diare.

Manifestasi Klinis :
1. Demam
Hipertemia b/d proses infeksi
2. Gangguan pada saluran
salmonella thyposa
pencernaan
NOC : Thermoregulation
3. Gangguan kesadaran
NIC :
1. Fever treatment
Monitor tekanan darah
2. Vital sign Monitoring
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Komplikasi :
1. Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Illius paralitik
2. Komplikasi extra intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler :
kegagalan sirkulasi (renjatan
sepsis), miokarditis,
trombosis, trmboplebitis.
b. Komplikasi darah : anemia Resiko defisit volume cairan
hemolitik, trobositopenia, b/d pemasukan yang kurang,
dan syndroma uremia mual, muntah/pengeluaran
hemolitik. yang berlebihan, diare, panas
c. Komplikasi paru : pneumoni, Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh
empiema, dan pleuritis. kebutuhan tubuh b/d intake kurang akibat mual, NOC : Fluid balance, Hydration
muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan Nutritional Status : Food and ,
akibat diare. Fluid Intake
Penatalaksanaan: NIC :
1. Obat-obatan NOC : Nutritional Status :food and Fluid Intake
NIC : 1. Fluid management
2. Diet 2. Berikan cairan
3. Perawatan 1. Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan, Kolaborasi dengan 3. Lakukan terapi IV
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan 4. Monitor vital sign
nutrisi yang dibutuhkan pasien, Anjurkan pasien
untuk meningkatkan intake Fe
2. Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal, Monitor adanya
penurunan berat badan, Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan

B. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Padila (2013), pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan penyakit
typhus abdominalis adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap.
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositis atau kadar leukosit
normal.
Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT.
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan
khusus.
3. Biakan darah.
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor, yaitu:
a. Teknik pemeriksaan laboratorium
b. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
c. Vaksinasisi masa lampau
d. Pengobatan dengan obat anti mikroba.
4. Kultur
a. Kultur darah: Bisa positif pada minggu pertama
b. Kultur urine: Bisa positif pada akhir minggu kedua
c. Kultur feses: Bisa positif fari minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri
Salmonella typhi. Uji widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutini
dalam serum penderita demam typhoid. Akibat adanya infeksi oleh
Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu :

a. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh


kuman)
b. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel
kuman)
c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena ragsangan antigen Vi (berasal dari
saimpai kuman).
6. Anti salmonella typhi lgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella typhi, krena antibodi lgM muncul padahari ke-3 dan 4
terjadinya demam.

E. Daftar Pustaka
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rampengan, T.H. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC.

Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.

Susilaningrum R., Nursalam dan Utami S. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak:untuk Perawat dan Bidan, Jakarta: Salemba Medika.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Banjarmasin, November 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai