Anda di halaman 1dari 38

MODUL 4

SAMPLING PENERIMAAN (ACCEPTANCE SAMPLING) ATRIBUT

4.1. Tujuan Praktikum


Setelah melaksanakan praktikum sampling penerimaan ini,
praktikan diharapkan mampu :
1. Membuat perencanaan sampling penerimaan atribut
2. Membuat keputusan penolakan atau penerimaan suatu kotak
atau lot
4.2. Pengumpulan Data
1. Sebuah perusahaan plastik menggunakan dua perencanaan sampling :
a. Perencanaan sampling tunggal dimana N = 1500, n = 110 dan c = 3
b. Perencanaan sampling ganda dimana N = 6000, n1 = 80, c1 = 2,
r 1 = 4, n2 = 160, c 2 = 5, r 2 = 6
Buatlah kurva OC untuk perencanaan sampling tersebut dan lakukan analisa
kurva OC tersebut. (Lakukan perhitungan manual dan dengan software
WinQSB, bandingkan hasilnya).
Berdasarkan soal no. 1, buatlah kurva AOQ dan hitunglah nilai AOQL serta
lakukan analisa terhadap hasilnya. (Lakukan perhitungan manual dan dengan
software WinQSB, bandingkan hasilnya).
2. Buatlah kurva ASN untuk perencanaan sampling tunggal dengan n = 80, c = 3,
dan perencanaan sampling ganda dimana n1 = 50, c1 = 1, r1 = 4,
n2 = 50, c 2 = 4, dan r 2 = 5
3. Buatlah kurva ATI untuk :
a. N = 1500, n = 110 dan c = 3
b. N = 10.000, n = 315 dan c = 5
(Lakukan perhitungan manual dan dengan softwareWinQSB, bandingkan
hasilnya)
4. Buatlah perencanaan sampling tunggal dan ganda untuk informasi berikut :
Tabel 4.1 Pengumpulan Data Perencanaan Sampling Tunggal dan Ganda
INSPECTION LEVEL INSPECTION AQL LOTSIZE
GENERAL – II KETAT 0,65% 10000
SPESIAL – III NORMAL 4,0% 110
GENERAL – III LEMAH 0,015% 20000
SPECIAL – II NORMAL 0,1% 30000
GENERAL – I KETAT 1,5% 700
GENERAL – II KETAT 0,040% 200000

5. Sebagai staff QC anda idminta untuk melakukan perencanaan sampling


tunggal dengan menggunakan metode MIL STD 105 E. Produk yang
diinspeksi adalah baut yang merupakan salah satu komponen dari steker. Bila
ukuran lot = 70, dengan AQL = 0,65% dan tingkatan inspeksi umum level 1.
Lakukan perencanaan dan putuskan penolakan atau penerimaan lot.
(Keterangan : Lakukan percobaan dengan menggunakan minimal 10 lot dan
lakukan switching rule jika memang diperlukan).
4.3.2 Tabel 4.2 Pengumpulan Data Kecacatan Skrup
N Skrup
o
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Lo 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
t
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
4 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
6 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
9 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
4.3. Hasil dan Pembahasan
4.3.1. Perhitungan Manual
1. Kurva OC, AOQ dan hitung nilai AOQL
a. Kurva OC
1. Sampling tunggal
Diketahui : N = 1500, n = 110, c = 3
Menghitung nilai Pa
Tabel 4.3 Nilai Pa
Po 100Po n n.Po Pa
0,974258
0,01 1,0 110 1,1
183
0,819352
0,02 2,0 110 2,2
422
0,580338
0,03 3,0 110 3,3
197
0,359447
0,04 4,0 110 4,4
773
0,201699
0,05 5,0 110 5,5
199
0,105151
0,06 6,0 110 6,6
008
0,051818
0,07 7,0 110 7,7
75
0,024433
0,08 8,0 110 8,8
63
0,011119
0,09 9,0 110 9,9
788
0,004915
0,10 10,0 110 11
867

Membuat grafik Kurva OC


Kurva OC tunggal
1.2
1
0.8
0.6
Pa 0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Po

Gambar 4.1 Hasil Grafik Kurva OC Tunggal


Interprestasi :
Dari grafik OC didapatkan bahwa terdapat hubungan antara Pa dengan Po.
Pa adalah peluang diterimanya lot, sehingga kurva OC memperlihatkan
probabilitas bahwa lot tersebut akan diterima dengan rencana penarikan
sampel yang ditetapkan. Jika semakin besar nilai proporsi kecacatan (P) maka
nilai Pa semakin kecil (kurva menurun). Hal ini berarti bahwa semakin besar
rata-rata proses maka peluang diterimanya lot tersebut semakin kecil.

2. Sampling ganda
Diketahui : N = 6000, n1 = 80, c1 = 2, r1 = 4, n2 =
160, c2 = 5, r2 = 6
Menghitung nilai Pa
Tabel 4.4 Nilai Pa Total
100P n1 . n2 .
Po n1 n2 Pa 1 Pa 2 Pa Total
o Po Po
0,0 16 0,952577 0,993959 1,946537
1,0 80 0,8 1,6
1 0 404 709 113
0,0 16 0,783358 0,894591 1,677950
2,0 80 1,6 3,2
2 0 49 895 384
0,0 16 0,569708 0,651006 1,220715
3,0 80 2,4 4,8
3 0 747 437 184
0,0 16 0,379903 0,383743 0,763647
4,0 80 3,2 6,4
4 0 741 662 403
0,0 16 0,238103 0,191236 0,429339
5,0 80 4 8
5 0 306 062 368
0,0 16 0,142539 0,083814 0,226354
6,0 80 4,8 9,6
6 0 219 829 048
0,0 16 0,082388 0,033273 0,115662
7,0 80 5,6 11,2
7 0 404 774 178
0,0 16 0,046324 0,012222 0,058546
8,0 80 6,4 12,8
8 0 217 045 262
0,0 16 0,025473 0,004218 0,029691
9,0 80 7,2 14,4
9 0 508 394 902
0,1 16 0,013753 0,001383 0,015137
10,0 80 8 16
0 0 968 785 753

Membuat grafik kurva OC


Kurva OC ganda
2.5
2

1.5 Pa1
Pa2
Pa

1 Pa total
0.5

0
0 2 4 6 8 10 12
Po

Gambar 4.2 Hasil Grafik Kurva OC Ganda


Interprestasi
Dari grafik OC didapatkan bahwa terdapat hubungan antara Pa dengan
P. Pa adalah peluang diterimanya lot, sehingga kurva OC memperlihatkan
probabilitas bahwa lot tersebut akan diterima dengan rencana penarikan
sampel yang ditetapkan. Jika semakin besar nilai proporsi kecacatan (P) maka
nilai Pa semakin kecil (kurva menurun). Hal ini berarti bahwa semakin besar
rata-rata proses maka peluang diterimanya lot tersebut semakin kecil.

b. Kurva AOQ dan nilai AOQL


1. Sampling tunggal
Diketahui : N = 1500, n = 110, c = 3
Menghitung nilai Pa dan AOQ
Tabel 4.5 Nilai Pa
100P AOQ
Po n n.Po Pa
o
0,974258 0,974258
0,01 1,0 110 1,1
183 183
0,819352 1,638704
0,02 2,0 110 2,2
422 843
0,580338 1,741014
0,03 3,0 110 3,3
197 592
0,359447 1,437791
0,04 4,0 110 4,4
773 091
0,201699 1,008495
0,05 5,0 110 5,5
199 994
0,105151 0,630906
0,06 6,0 110 6,6
008 047
0,051818 0,362731
0,07 7,0 110 7,7
75 253
0,024433 0,195469
0,08 8,0 110 8,8
63 044
0,011119 0,100078
0,09 9,0 110 9,9
788 095
0,004915 0,049158
0,10 10,0 110 11
867 673
Contoh perhitungan AOQ
AOQ = 100Po * Pa
AOQ = 1,0 * 0,974258183 = 0,974258183

Membuat grafik Kurva AOQ


Kurva AOQ tunggal
2

1.5

1
AOQ
0.5

0
0 2 4 6 8 10 12
100Po

Gambar 4.3 Hasil Grafik Kurva AOQ Tunggal

Interprestasi
Dari grafik diatas dapat diketahui nilai AOQL, karena
AOQL adalah nilai data tertinggi AOQ, sehingga AOQL
adalah 1,63%
Menentukan nilai AOQL
AOQL = max AOQ
AOQL = 1,638704843 = 1,63 %

2. Sampling ganda
Diketahui : N = 6000, n1 = 80, c1 = 2, r1 = 4, n2 =
160, c2 = 5, r2 = 6
Menghitung nilai Pa
Tabel 4.6 Nilai Pa Total
100P n n1 . n2 . AOQ
Po n2 Pa 1 Pa 2 Pa Total
o 1 Po Po
0,0 1,0 8 0,8 16 1,6 0,952577 0,993959 1,946537 1,946537
1 0 0 404 709 113 113
0,0 8 16 0,783358 0,894591 1,677950 3,355900
2,0 1,6 3,2
2 0 0 49 895 384 769
0,0 8 16 0,569708 0,651006 1,220715 3,662145
3,0 2,4 4,8
3 0 0 747 437 184 552
0,0 8 16 0,379903 0,383743 0,763647 3,054589
4,0 3,2 6,4
4 0 0 741 662 403 611
0,0 8 16 0,238103 0,191236 0,429339 2,146696
5,0 4 8
5 0 0 306 062 368 838
0,0 8 16 0,142539 0,083814 0,226354 1,358124
6,0 4,8 9,6
6 0 0 219 829 048 29
0,0 8 16 0,082388 0,033273 0,115662 0,809635
7,0 5,6 11,2
7 0 0 404 774 178 244
0,0 8 16 0,046324 0,012222 0,058546 0,468370
8,0 6,4 12,8
8 0 0 217 045 262 093
0,0 8 16 0,025473 0,004218 0,029691 0,267227
9,0 7,2 14,4
9 0 0 508 394 902 119
0,1 8 16 0,013753 0,001383 0,015137 0,151377
10,0 8 16
0 0 0 968 785 753 528

Contoh perhitungan AOQ


AOQ = 100Po * PaTotal
AOQ = 1,0 * 1,946537113 = 1,94653711

Membuat grafik Kurva AOQMembuat grafik kurva OC


Kurva AOQ ganda
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12

Gambar 4.4 Hasil Grafik Kurva AOQ Ganda


Interprestasi
Dari grafik diatas dapat diketahui nilai AOQL, karena
AOQL adalah nilai data tertinggi AOQ, sehingga AOQL
adalah 3,66%
Menentukan nilai AOQL
AOQL = max AOQ
AOQL = 3,662145552 = 3,66%

2. Kurva ATI
1. Diketahui N = 1500, n = 110 dan c = 3
Menentukan nilai ATI
Tabel 4.7 Nilai ATI
100P n*P
Po n Pa N ATI
o o
0,974258 150 145,7811
0,01 1,0 110 1,1
183 0 25
0,819352 150 361,1001
0,02 2,0 110 2,2
422 0 338
0,580338 150 693,3299
0,03 3,0 110 3,3
197 0 055
0,359447 150 1000,367
0,04 4,0 110 4,4
773 0 596
0,201699 150 1219,638
0,05 5,0 110 5,5
199 0 114
0,105151 150 1353,840
0,06 6,0 110 6,6
008 0 099
0,051818 150 1427,971
0,07 7,0 110 7,7
75 0 937
0,024433 150 1466,037
0,08 8,0 110 8,8
63 0 254
0,011119 150 1484,543
0,09 9,0 110 9,9
788 0 494
0,004915 150 1493,166
0,10 10,0 110 11
867 0 945
Contoh perhitungan ATI
ATI = n + (1 – Pa)*(N – n)
ATI = 110 + (1 - 0,974258183)*(1500 – 110)
ATI = 145,781125
Membuat grafik ATI

Kurva ATI
1600
1400
1200
1000
800
ATI

600
400
200
0
0 2 4 6 8 10 12
P

Gambar 4.5 Hasil Grafik Kurva ATI

Interprestasi
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara ATI dengan
P. Pada grafik diatas semakin besar probabilitas
penerimaan maka semakin tinggi pula rata – rata
jumlah inspeksi

2. Diketahui N = 10000, n = 315 dan c = 5


Menentukan Nilai ATI
Tabel 4.8 Nilai ATI
100P n*P
Po n Pa N ATI
o o
31 0,9002103 100 1281,463
0,01 1,0 3,15
5 240 00 012
31 0,3987717 100 6137,895
0,02 2,0 6,3
5 301 00 794
31 0,0909704 100 9118,950
0,03 3,0 9,45
5 851 00 852
31 0,0139030 100 9865,348
0,04 4,0 12,6
5 577 00 886
31 15,7 0,0016519 100 9984,000
0,05 5,0
5 5 553 00 813
31 0,0001655 100 9998,396
0,06 6,0 18,9
5 579 00 572
31 22,0 0,0000146 100 9999,857
0,07 7,0
5 5 840 00 785
31 0,0000011 100 9999,988
0,08 8,0 25,2
5 882 00 492
31 28,3 0,0000000 100 9999,999
0,09 9,0
5 5 895 00 133
31 0,0000000 100 9999,999
0,10 10,0 31,5
5 064 00 938
Contoh perhitungan ATI
ATI = n + (1 – Pa)*(N – n)
ATI = 315 + (1 - 0,9002103240)*(10000 – 315)
ATI = 1281,463012

Membuat grafik ATI


Kurva ATI
12000
10000
8000
ATI 6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12
P

Gambar 4.6 Hasil Grafik Kurva ATI


Interprestasi
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara ATI dengan
P. Pada grafik diatas semakin besar probabilitas
penerimaan maka semakin tinggi pula rata – rata
jumlah inspeksi

3. Perencanaan sampling tunggal dan ganda dengan Tabel


MIL STD 105 E
a. Diketahui : Inspection Level = General – II, Inspection
= Ketat, AQL 0,65%, Lot size = 10000
Langkah – langkahnya
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters
Gambar 4.7 Tabel Sampel Size Code Letters
Interprestasi
Dari gambar diatas didapat kode huruf L dengan Lot
size = 10000 dan Level Inspection General – II
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans

Interprestasi Gambar 4.8 Tabel Single Sampling Plans


Dari gambar diatas diperoleh jumlah sampel (n) sebesar
200, lot diterima (AC) sebesar 2, dan lot ditolak (RE)
sebesar 3 dengan kode huruf L, AQL 0,65%
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Doubel
Sampling Plans
Gambar 4.9 Tabel Doubel Sampling Plans
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf L, AQL
0,65%, diperoleh jumlah sampel (n1) sebesar 125,
jumlah sampel (n2) sebesar 125, kumulatif1
sebesar 125, kumulatif2 sebesar 250, lot diterima
(Ac1) sebesar 0, lot ditolak (Re1) sebesar 3, lot
diterima (Ac2) sebesar 3, dan lot ditolak (Re2)
sebesar 4.

b. Diketahui : Inspection Level = Spesial – III, Inspection


= Normal, AQL 4,0%, Lot size = 110
Langkah – langkahnya
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters
Gambar 4.10 Tabel Sampel Size Code Letters
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan Lot Size 110 dan
Inspection Level Spesial – III diperoleh kode huruf
C.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans

InterprestasiGambar 4.11 Tabel Single Sampling Plans


Dari gambar diatas dengan kode huruf C, AQL
4,0%, diperoleh jumlah sampel (n) sebesar 3, lot
diterima (Ac) sebesar 0, dan lot ditolak (Re)
sebesar 1.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Doubel
Sampling Plans

Gambar 4.12 Tabel Doubel Sampling Plans


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf C, AQL
4,0%, diperoleh jumlah sampel (n1) sebesar 3,
jumlah sampel (n2) sebesar 3, kumulatif1 sebesar
3, kumulatif2 sebesar 3, dengan daerah
penolakan dan penerimaan tepat berada pada
tanda titik, maka untuk jumlah lot diterima dan
ditolak harus sesuai dengan rencana pada sampel
tunggal .
c. Diketahui : Inspection Level = General – III,
Inspection = Lemah, AQL 0,015%, Lot size = 20000
Langkah – langkahnya
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters

Gambar 4.13 Tabel Sampel Size Code Letters


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan Lot Size 20000 dan
Inspection Level General – III diperoleh kode huruf
N.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans
Gambar 4.14 Tabel Single Sampling Plans
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf N, AQL
0,015%, diperoleh jumlah sampel (n) sebesar 315,
lot diterima (Ac) sebesar 0, dan lot ditolak (Re)
sebesar 1.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Doubel
Sampling Plans

Gambar 4.15 Tabel Doubel Sampling Plans


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf N, AQL
0,015%, diperoleh jumlah sampel (n1) sebesar
125, jumlah sampel (n2) sebesar 125, kumulatif1
sebesar 125, kumulatif2 sebesar 250, dengan
daerah penolakan dan penerimaan tepat berada
pada tanda titik, maka untuk jumlah lot diterima
dan ditolak harus sesuai dengan rencana pada
sampel tunggal.

d. Diketahui : Inspection Level = Special – II, Inspection


= Normal, AQL 0,1%, Lot size = 3000
Langkah – langkahnya
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters

Gambar 4.16 Tabel Sampel Size Code Letters


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan Lot Size 3000 dan Inspection Level
Special II diperoleh kode huruf D.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan4.17
Gambar kode huruf
Tabel D, AQL
Single 0,1%, Plans
Sampling diperoleh
jumlah sampel (n) sebesar 1250, lot diterima (Ac) sebesar 0, dan
lot ditolak (Re ) sebesar 1.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Doubel
Sampling Plans

Gambar 4.18 Tabel Doubel Sampling Plans


Interpretasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf D, AQL 0,1%, diperoleh
jumlah sampel (n1) sebesar 800, jumlah sampel (n2) sebesar 800,
kumulatif1 sebesar 800, kumulatif2 sebesar 1600, dengan daerah
penolakan dan penerimaan tepat berada pada tanda titik, maka
untuk jumlah lot diterima dan ditolak harus sesuai dengan
rencana pada sampel tunggal.

e. Diketahui : Inspection Level = General – I, Inspection


= Ketat, AQL 1,5%, Lot size = 700
Langkah – langkahnya
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters

Gambar 4.19 Tabel Sampel Size Code Letters


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan Lot Size 700 dan Inspection Level
General I diperoleh kode huruf G
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans

Interprestasi Gambar 4.20 Tabel Single Sampling Plans


Dari gambar diatas dengan kode huruf G, AQL 1,5%, diperoleh
jumlah sampel (n) sebesar 50, lot diterima (Ac) sebesar 1, dan
lot ditolak (Re) sebesar 2.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Doubel
Sampling Plans
Gambar 4.21 Tabel Doubel Sampling Plans
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf G, AQL 1,5%, diperoleh
jumlah sampel (n1) sebesar 32, jumlah sampel (n2) sebesar 32,
kumulatif1 sebesar 32, kumulatif2 sebesar 64, lot diterima (Ac1)
sebesar 0, lot diterima (Re1) sebesar 2, lot diterima (Ac 2) sebesar
1, dan lot ditolak (Re2) sebesar 2

f. Diketahui : Inspection Level = General – II, Inspection


= Ketat, AQL 0,040%, Lot size = 200000
Langkah – langkahnya
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters

Gambar 4.22 Tabel Sampel Size Code Letters


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan Lot Size 200000 dan Inspection
Level General II diperoleh kode huruf P.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans

Interprestasi Gambar 4.23 Tabel Single Sampling Plans


Dari gambar diatas dengan kode huruf P, AQL 0,040%,
diperoleh jumlah sampel (n) sebesar 800, lot diterima (Ac)
sebesar 1, dan lot ditolak (Re) sebesar 2.
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Doubel
Sampling Plans
Gambar 4.24 Doubel Sampling Plans
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf P, AQL 0,040%, diperoleh
jumlah sampel (n1) sebesar 1250, jumlah sampel (n2) sebesar
1250, kumulatif1 sebesar 1250, kumulatif2 sebesar 2500, lot
diterima (Ac1) sebesar 0, lot ditolak (Re1) sebesar 2, lot diterima
(Ac2) sebesar 1, dan lot ditolak (Re2) sebesar 2.

4. Perencanaan sampling tunggal pada lot skrup


Diketahui : jenis sampel = sampel tunggal, Lot size = 70,
AQL = 0,64%, tingkat inspeksi = khusus – I

Tabel 4.9 Data Pengambilan Lot Pada Skrup

N
Skrup Cac
o
at
Lo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 7
2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5
3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4
4 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 9
5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 7
6 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
8 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 5
9 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5
10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5
Langkah – langkah
a. Menentukan perencanaan sampling dengan
menggunakan tabel MIL STD 105 E
Langkah – langkah
 Lihat tabel Sampel Size Code Letters

Gambar 4.25 Tabel Sampel Size Code Letters


Interprestasi
Dari gambar diatas dengan Lot Size 70 dan Inspection Level
Special I diperoleh kode huruf B
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans
Gambar 4.26 Tabel Single Sampling Plans
Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf B, AQL 0,65%, diperoleh
jumlah sampel (n) sebesar 20, lot diterima (Ac) sebesar 0, dan lot
ditolak (Re) sebesar 1.

b. Penentuan Lot diterima (Ac) dan Lot ditolak (Re)


Dari perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan
MIL STD 105 E, maka diketahui perencanaan pada
sampel tunggal dengan n = 20, Ac = 0 dan Re = 1, dan
hitung jumlah kecacatan yang diketahui.
Tabel 4.10 Kriteria Lot Diterima (Ac) dan Lot Ditolak (Re)
No Skrup Kriteria
cac
Lo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 at Ac Re
t 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 7 √
2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 √
3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 √
4 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 9 √
5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 7 √
6 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5 √
7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 √
8 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 5 √
9 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 √
10 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 √
Dari tabel diatas diketahui bahwa perlu dilakukan
switching rule karena diketahui ada lot ditolak secara
berturut – turut.
Langkah – langkah melakukan switching rule
 Menentukan modus, tingkat inspeksi dan prosedur
pengambilan sampel
Jenis sampel = sampel tunggal, Lot size = 70, AQL =
0,64%, tingkat inspeksi = khusus – I, inspeksi =
ketat
 Lihat tabel Sample Size Code Letters

Gambar 4.27 Tabel Sample Size Code Letters


Dari gambar diatas dengan Lot Size 70 dan Inspection Level
Special I diperoleh kode huruf B
 Setelah didapat kode huruf, lihat tabel Single
Sampling Plans
Gambar 4.28 Tabel Single Sampling Plans

Interprestasi
Dari gambar diatas dengan kode huruf B, AQL 0,65%, diperoleh
jumlah sampel (n) sebesar 32, lot diterima (Ac) sebesar 0, dan lot
ditolak (Re) sebesar 1
 Penentuan Lot diterima (Ac) dan Lot ditolak (Re)

Dari perhitungan yang dilakukan dengan


menggunakan MIL STD 105 E, maka diketahui
perencanaan pada sampel tunggal dengan n = 32,
Ac = 0 dan Re = 1
Kesimpulan
Dari tabel diatas diketahui setelah dilakukan
perbaikan dengan switching rule ternyata 10 lot
tersebut ditolak secara berturut – turut sehingga lot
ditolak.

4.3.2. Perhitungan WinQSB


1. Kurva OC, AOQ dan hitung Nilai AOQL
a. Kurva OC
1. Sampling tunggal

Gambar 4.35 Hasil Kurva OC

Interprestasi
Dari grafik OC didapatkan bahwa terdapat hubungan antara Pa
dengan P. Pa adalah peluang diterimanya lot, sehingga kurva OC
memperlihatkan probabilitas bahwa lot tersebut akan diterima dengan
rencana penarikan sampel yang ditetapkan. Jika semakin besar nilai
proporsi kecacatan (P) maka nilai Pa semakin kecil (kurva menurun).
Hal ini berarti bahwa semakin besar rata-rata proses maka peluang
diterimanya lot tersebut semakin kecil.

2. Sampling ganda

Gambar 4.42 Hasil Kurva OC


Interprestasi:

Dari grafik OC didapatkan bahwa terdapat hubungan antara Pa


dengan P. Pa adalah peluang diterimanya lot, sehingga kurva OC
memperlihatkan probabilitas bahwa lot tersebut akan diterima dengan
rencana penarikan sampel yang ditetapkan. Jika semakin besar nilai
proporsi kecacatan (P) maka nilai Pa semakin kecil (kurva menurun).
Hal ini berarti bahwa semakin besar rata-rata proses maka peluang
diterimanya lot tersebut semakin kecil.

b. Kurva AOQ dan nilai AOQL


1. Sampling tunggal

Gambar 4.49 Hasil Kurva AOQ


Interpretasi:
Berdasarkan grafik diatas, kurva AOQ diatas, diperoleh nilai
AOQL sebesar 1,65%, dan nilai p sebesar 2,71%.
2. Sampling ganda
Gambar 4.54 Hasil Kurva AOQ
Interpretasi
Berdasarkan grafik diatas, kurva AOQ diperoleh nilai AOQL
sebesar 1,82%, dan nilai p sebesar 2,77%

2. Kurva ASN
1. Sampling tunggal

Gambar 4.61 Hasil Kurva ASN

Interprestasi
Pada grafik diatas terlihat lurus karena jumlah
sampel yang akan diamati sama yaitu sebesar 80
2. Sampling ganda
Gambar 4.68 Hasil Kurva ASN

Interprestasi
Dari grafik diatas diketahui hubungan antara sampel 1 dengan
sampel 2. Pada grafik diatas berbeda dengan grafik untuk sampel
tunggal karena memiliki tingkat kecacatan yang berbeda.
3. Kurva ATI
 Soal A

Gambar 4.74 Hasil Kurva ATI


Interprestasi
Berdasarkan grafik ATI diatas dapat diketahui rata – rata jumlah
inspeksi per lot sebesar 110
 Soal B

Gambar 4.81 Hasil Kurva ATI

Interprestasi
Berdasarkan grafik ATI diatas dapat diketahui rata – rata jumlah
inspeksi per lot sebesar 315.

4.4. Analisa dan Pembahasan


1. Pada soal nomer 1 terdapat dua perencanaan sampling yaitu
sampling tunggal dan ganda. Pada sampling tunggal
dilakukan dua metode perhitungan WinQSB dan manual.
Pada WinQSB diketahui kurva OC ideal dan pada manual
kurva OC juga ideal, pada nilai AOQL WinQSB dan manual
diperoleh hasil sebesar 1,65%. Pada sampling ganda juga
dilakukan dua metode perhitungan yaitu WinQSB dan
manual. Pada WinQSB diketahui kurva OC ideal dan pada
manual kurva OC juga ideal, pada nilai AOQL WinQSB
diperoleh hasil sebesar 1,82% dan manual sebesar 3.66%,
perbedaan ini dikarenalan pada WinQSB nilai c2 tidak
diinputkan karena pada WinQSB hanya diperlukan nilai c1
saja.
2. Pada soal nomer 2 terdapat dua perencanaan sampilng yaitu
sampling tunggal dan ganda. Pada sampling tunggal
diketahui garis grafik terlihat lurus ini disebabkan jumlah
sampel yang diamati sama dengan ukuran sampel.
3. Pada soal nomer 3 perncananaan yang dilakukan hanya
perencanaan sampling tunggal tetapi ada dua masalah.
Masalah pertama dilakukan dua metode perhitungan yaitu
WinQSB dan manual, dari perhitungan tersebut didapat grafik
menunjukkan hubungan antara ATI dengan P, semakin besar
probabilitas penerimaan maka semakin tinggi pula rata – rata
jumlah inspeksi. Pada masalah kedua juga menunjukkan hasil
yang sama dengan masalah pertama yaitu grafik
menunjukkan hubungan antara ATI dengan P, semakin besar
probabilitas penerimaan maka semakin tinggi pula rata – rata
jumlah inspeksi.
4. Pada soal nomer 4 perencanaan yang dilakukan adalah
perencanaan sampling tunggal dan ganda dengan
menggunakan metode MIL STD 105 E dengan permasalahan
yang dapat dilihat pada tabel 4.1, perncanaannya dilakukan
dengan melihat tabel Sampel Size Code Letters setelah
diketahui kode hurufnya lalu lihat tabel Single Sampling Plans
dan Doubel Sampling Plans setelah itu diketahui daerah lot
ditolak dan daerah lot diterima. Hasilnya dapat dilihat pada
gambar 4.7 sampai 4.24
5. Pada soal nomer 5 perncanaan yang dilakukan perencanaan
sampling tunggal dengan metode MIL STD 105 E, dari
perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil jumlah sampel
sebesar 20, lot diterima sebesar 0 dan lot ditolak sebesar 1.
Dari hasil tersebut dilakukan inspeksi pada skrup dan
diketahui ada sampel yang ditolak secara berurutan sehingga
dilakukan switching rule, dari hasilnya diketahui jumlah
sampel sebesar 32, lot diterima sebesar 0 dan lot ditolak
sebesar 1 dan dari hasil tersebut dilakukan inspeksi, ternyata
diketahui masih ada data yang ditolak secara berurutan
sehingga lot skrup ditolak.

4.5. Kesimpulan
1. Perencanaan sampling penerimaan atribut dapat dilihat pada
soal nomer 4 dan 5. Sampling penerimaan atribut digunakan
untuk merencanakan sampling yang digunakan untuk
inspeksi suatu lot. Pada perencanaan ini digunakan tabel MIL
STD 105 E yang didasarkan pada AQL. Misalnya pada nomer
4 diketahui Inspection Level = General – II, Inspection =
ketat, AQL = 0,65% dan Lot size sebesar 10000, dan sampel
tunggal maka akan diperoleh hasil jumlah sampel 200, lot
diterima sebesar 2 dan lot ditolak sebesar 3.
2. Suatu lot pada sampling atribut akan diterima jika dalam
inspeksi menunjukkan cacat ≤ Ac, dan suatu lot ditolak jika
cacat = Re

Anda mungkin juga menyukai