Penologi merupakan teknis managemen pemenjaraan. Salah satu tujuan dari penologi
adaah disiplin atau membuat jera.
Penologi merupakan ilmu penghukuman.
Menurut Bonger : berfokus pada orang yang dihukum apakah akan berubah?
Dr. Soharjo merupakan seseorang yang mengaplikasikan sistem penghukuman di
Indonesia.
Penologi (penghukuman) saling berkaitan dengan viktimologi (korban).
Sistem Peradilan Pidana di Indonesia merupakan sistem peradilan terintegrasi
Susunan spp :
- Penyidik
- Penuntut umum
- Pengadilan
- Eksekusi atau lapas
Hukuman :
- Retributive justice: melihat penghukuman sebagai balas dendam. Contohnya
kasus pembakan manusia di Bekasi
- Utility
- Restorative Justice
Pada abad pertengahan di Inggris, apabila ada seseorang yang mencuri kuda akan di
hukum di gantung karena kuda merupakan alat transportasi. (retributive)
Tujuan penghukuman : untuk mengembalikan keseimbangan keadilan
Tokoh penghukuman :
- Beccaria
- Bentham : menentang hukuman fisik
Selasa, 20 Februari 2018
CORPORAL PUNISHMENT
Pemicu :
- Melawan aturan agama [Eropa-Inquisitor; Timur-Tengah (ISIS-Negara); Afrika
(Boko Haram- Negeria)].
- Melawan otoritas (Eropa- abad pertengahan : Inggris, Perancis, Timur Tengah)
- Politik ( Nazi Jerman: Yahudi, Sovyet, Gipsi, LGBT, Serbia-Bosnia)
- Kelompok masyarakat / vigilante-minoritas (Rwanda Hutu-Tutsi; Myanmar:
Rohingya; Indonesia: syiah, ahmadiyah, Tionghwa, madura-dayak)
Corporal punishment ( Kamp Konsetrasi NAZI, Auschwitz, Polandia, 1941-1944) :
banyak orang dikirim ke tempat ini.
Senioritas dapat menjadi pemicu corporal punishment
Tujuan
- Kontrol / mempertahankan kekuasaan
- Pendidikan (rumah tangga, sekolah, penitipan anak, institusi sosial)
- Menjaga disiplin / keteraturan / hukum (law and other)
- Penggentar-jeraan
- Pelestarian tradisi (Yunani & Romawi Kuno, Jepang, China, Perancis, Rusia,
Amerika Selatann-Latin: Inca, Aztec, Maya
- Interpretasi atas nama agama
Larangan corporal punishment / hukuman fisik
- Komisi HAM PBB: hukuman fisik dilarang karena merupakan hukuman yang
kejam (cruel), tidak manusiawi (inhuman), merendahkan (degrading)
- Konvensi Hak Anak ( UN Convention on the Rights of the child) – larangan
penggunaan hukuman fisik pada anak di rumah maupun di lembaga-lembaga
(misalnya, sekolah)
- Negara-negara Eropa Barat- melarang hukuman fisik. Contohnya: Austria,
Cyprus, Finlandia, Norwegia, Swedia
Praktik / kontroversi
- Masih berlaku dibeberapa negara (termasuk negara barat)- terkait dengan budaya /
kebiasaan (misalnya mendidik anak dan interpretasi atas agama / kepercayaan
- Hukuman fisik (terutama untuk anak) masih dianggap sebagai metode koreksi dan
pendidikan yang efektif
- Alat penghukuman mudah didapat (benda sehari-hari :rotan, tongkat bahkan
tangan )
- Masyarakat bersifat permisif
CAPITAL PUNISHMENT
Tujuan
- Mencegah terhukum mengulangi kejahatan
- Sebagai metode penggentar jeraan ( hakim menghukum mati pencuri kuda di
Inggris pada abad pertengahan)
- Orientasi religius (negara teokratis: Arab Saudi, Iran)
- Tindakan apartis terhadap kejahatan serius ( narkotika-Indonesia, Malaysia,
Singapura)
- Orientasi Politik ( pembangkangan, penghasutan, pemberontakan terhadap
penguasa: Indonesia, Arab Saudi, Iran, Irak)
- Alasan keamana negara (korea utara)
- Ritual (wilayah amerika serikat-latin
Pemicu
- Negara (Indonesia, AS, Singapura, Arab Saudi)
- Partai berkuasa
- Otoritas agama
- Kelompok masyarakat (vigilante)
- Kelompok sosial ( Kasta di India)
Indonesia – pemberlakuan Hukuman Mati
- Kejahatan terhadap negara (104, 111(2), 102(3), 124(3)) atau negara sahabat
(140(3))
- Pembunuhan tertentu (340)
- Kejahatan terhadap harta benda tertentu (365(4))
- Pemerasan
- Korupsi
Pelaksanaan hukuman mati (Law No.2 PNPS 1964)
- Regu tembak (Brimob-12 personil)
- Otoritas: Jaksa (menentukan waktu, tempat, prosedur)
- Lokasi : Yurisdiksi PN ( ditentukan oleh jaksa)
- Hadir : jaksa, komandan regu tembak, dokter, petugas agama, penasihat hukum,
petugas LAPAS
- Tidak depan umum (namun dapat diperintahkan sebaliknya oleh presiden)
Terpidana
- Posisi : berdiri, duduk, berlutut
- Mata tertutup
- Dapat meminta didampingi pejabat agama
- Pemakaman dilaksanakan keluarga/kerabat/ oleh JPU bila tidak ada
keluarga/kerabat terdekat
- Jika hamil dilaukan 40 hari setelah melahirkan
- Diberitahu : 3x24 jam sebelum pelaksanaan
- Dapat melakukan permintaan terakhir melalui JPU ( yang rasional)
Selasa, 27 Februari 2018
Prinsip
- Hukuman bukan hanya adil tapi juga harus sesuai atau layak
- Residivis harus dihukum lebih berat dibanding pelaku pelanggaran pertama kali
Pendekatan pengadilan
Menentukan hukuman pada pelaku kejahatan tergantung pada faktor pemberat atau
faktor peringan
- Kerumitan atau kecanggihan metode kejahatan ( white collar, blue collar, modus
operandi – sedehana / kompleks)
- Catatan kriminal
Hukuman percobaan
- Definisi : “hukuman yang tidak segera dijatuhkan pada pelaku. Hukuman baru
dijatuhkan apabila pelaku melakukan kejahatan lagi dalam kurun waktu masa
hukuman percobaan”
Tujuan
- Memberikan ancaman kepada pelaku – adanya hukuman dimasa depan jika pelaku
tidak menjaga sikap tindakannya
Kritik
- Sering kali tujuanhukuman percobaan tidak tercapai – mereka yang terkena
hukuman justru “merayakan” karena efek langsungnya (dipenjara – kehilangan
kemerdekaan ) belum atau tidak terasa
- Jenis kejahatan tertentu lebih sering dijatuhi hukuman percobaan - terutama white
collar crime (notabene pelakunya adala kalangan menengah atas)
Hukuman pencegahan
Tujuan
Keberatan
- Orang dihukum atas kejahatan yang belum terjadi (ia masih pelaku potensial
belum menjadi pelaku sesungguhnya)
Utilitarian Prevention
Retrubution :
- Backward looking- meihat kebelakang (hal yang sudah terjadi) untuk menentukan
pembalasan yang setimpal dengan apa yang dilakukan di masa lalu
- Perspektif satu dimensi : masa lalu pelaku. Hukuman adalah cara pemuasaan atau
pembalasan atas keruskaan yang telah terjadi. Pusat perhatiannya adalah
penghukuman terhadap pelaku (BALAS DENDAM)
- Moralitas : secara moral pelaku harus bertanggung jawab atas kejahatan yang
dilakukan
Prevention (memperbaiki):
- Perspektif dua dimensi: masa lalu dan masa depan pelaku. Hukuman dijatuhkan
dengan pertimbangan bukan hanya kepada prinsip keadilan (bagi pelaku, korban,
dan masyarakat) namun juga dengan pertimbangan bagaimana hukum itu dapat
memperbaiki si pelaku di masa depan setelah kerusakan yang ia timbulkan pada
dirinya sendiri akibat kejahatan di masa lalu
- Sasaran : kepada pelaku dan kepada yang lain. Kepada pelaku : hukuman
diberikan agar pelaku tidak melakukan kejahatan di masa depan. Sedangkan
kepada orang lain : hukuman diberikan sebagai peringatan agar orang yang belum
melakukan tidak akan melakukan karena telah ditunjukkan konsekuensinya
- Moralitas : pelaku selain bertanggung jawab pada dirinya juga bertanggung jawab
pada masyarakat