Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
TAHUN 2017
BAB I
a. Pengeringan
Pengeringan adalah salah satu cara pengawetan yang paling tua, yang bertujuan untuk
mengeluarkan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari bahan pangan dengan
menggunakan energi panas. Pengeringan dapat mencegah pembusukan pangan karena untuk
dapat tumbuh dan berkembangbiak mikrorganisme membutuhkan air dalam jumlah yang cukup.
Penurunan kadar air harus dilakukan sehingga mencapai aktivitas air tertentu, karena
pertumbuhan mikroorganisme ditentukan terutama oleh aktivitas air dan bukan oleh kadar air
bahan. Hal ini banyak dapat tercapai dengan pengeringan, pengasapan, penambahan garam dan
gula atau pengentalan.
b. Suhu Rendah
Penyimpanan pada umumnya di bawah 1oC, tetapi dengan suhu rendah bukan bersifat
mengawetkan karena mikroba hanya dihambat pertumbuhan atau perkembangbiakannya dengan
kata lain menghambat mikroorganisme tapi tidak membunuhnya. Selain itu suhu rendaj juga
memperlambat laju reaksi enzimatis dan reaksi-reaksi kimia yang menimbulkan kerusakan
pangan. Penyimpanan suhu rendah dibedakan atas:
• Refrigerasi dan modifikasi-modifikasi refrigerasi seperti penyimpanan “Controlled
Atmosphere” (CA) dan penyimpanan berkisar -2oC dan 1 oC, tergantung dari kepekaan
komoditas suhu rendah.
• Pembekuan makanan umumnya dilakukan pada minus (-) 18oC dengan cara ini makanan dapat
tahan beberapa bulan hingga setahun. Karena pada pembekuan sebagian air dalam bahan pangan
menjadi es, maka penghambatan pertumbuhan mikroorganisme juga timbul akibat penurunan
aktivitas air.
c. Suhu Tinggi
Proses thermal atau dengan suhu tinggi, umumnya di atas 65oC cara ini banyak dilakukan
untuk pengawetan bahan-bahan berbentuk tepung atau sejenisnya.tujuan dari proses ini adalah
mengurangi populasi mikroorganisme atau membunuh mikrorganisme yang ada dalam bahan
pangan.Proses thermal dibedakan atas:
• Pasteurisasi, yaitu perlakuan pemanasan yang ringan yaitu 630C selama 30 menit atau 72oC
selama 15 menit. Tujuannya adalah mematikan organism pathogen dan mengurangi populasi
mikroorganisme hingga batas-batas yang memungkinkan sedikit memperpanjang umur simpan
pangan tersebut.Pasteurisasi adalah membunuh mikroorganisme yang merugikan seperti virus,
kapang dan khamir. Produk yang bisa dilakukan pasteurisasi antara lain susu, anggur, bir, jus
buah, cider dan lain-lain. Pasteurisasi akan menginaktifkan enzim, membunuh mikroorganisme
pathogen dan sebagian mikroorganisme pembusuk.
• Sterilisasi didalam pengawetan produk pangan adalah perlakuan panas yang menyebabkan
mikroorganisme dan sporanya tidak mampu tumbuh pada kondisi penyimpanan normal. Artinya,
hanya menghasilkan produk yang steril komersil, tidak seratus persen steril, kemungkinan masih
ada spora mikroba dorman berada didalam produk, dan akan segera tumbuh bila berada pada
lingkungan yang cocok untuk pertumbuhannya.
• Blansing yaitu perlakuan panas ringan, sebagai salah satu tahap dalam pengolahan dengan cara
penggalengan, pembekuan, pengeringan atau fermentasi. Tujuan utama adalah menonaktifkan
enzim disamping mengurangi populasi mikroorganisme pada bahan pangan tersebut.
1.2.2 Pengawetan Secara Kimia
a. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan
Bahan kimia yang digunakan dalam pengawetan pangan harus dipilih yang tidak
berbahaya bagi tumbuh manusia serta mampu mencegah berbagai tipe pembusukan pada
umumnya. Sistem pengawetan yang paling banyak dilakukan, karena dianggap yang paling
murah dan mudah, yaitu:
1. Dengan nilai pH rendah yaitu di bawah 55 dengan penamahan asam organik, ataupun asam
asam lainnya misalnya terhadap serealia (jagung, beras, dan sebagainya)
2. Dengan larutan garam, misalnya pembuatan ikan asin
3. Dengan larutan gula, misalnya dengan pembuatan kue-kue, dodol, manisan dan lainnya.
4. Dengan fungsi fumigasi, misalnya gas etilen oksida, propilin oksida dan sebagainya.
Aktivitas bahan pengawet ternyata berbeda-beda, misalnya asam cuka, asam sitrat, asam
fosfat dapat menurunkan PH dari bahan makanan dan akibatnya pertumbuhan mikroorganisme
pembusuk akan terhambat. Bahan-bahan pengawet seperti garam-garam benzoate, sorbet, sulfit
dan propionate menghambat metabolisme mikroorganisme atau bersifat racun untukknya.
Bahan pengawet terdiri dari senyawa-senyawa kimia baik organic maupun anorganik dapat
berbentuk asam atau garamnya. Aktivitas pengawet tidak sama, ada yang efektif untuk jamur,
bakteri, khamir, kapang, atau bekerja secara kimia sebagai anti oksidan.
b. Freezer
Lemari es Freezer dapat membekukan atau menjadikan sesuatu menjadi Es di setiap
bagiannya. Biasanya , lemari es jenis ini digunakan untuk kegiatan wirausaha , seperti penjual es
batu atau es lilin. Tidak seperti kulkas biasanya kulkas Freezer memiliki evaporator di setiap
raknya. Jadi kulkas freezer mampu membekukan lebih banyak dibandingkan lemari es non freezer.
Gambar 3.2 Freezer
Fermentasi yaitu proses penguraian senyawa kompleks yang terdapat pada daging
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh enzim yang berasal dari daging itu sendiri
atau dari mikroorganisme yang berlangsung dalam lingkungan yang terkontrol. Proses
penguraian ini dapat berlangsung dengan atau tanpa aktivitas mikroorganisme, terutama
golongan jamur dan ragi. Enzim yang berperan dalam proses fermentasi terutama didominasi
oleh enzim proteolisis yang mampu mengubah protein.