Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Informasi Akuntansi Diferensial

Menurut Halim dan Supomo (2005) informasi akuntansi diferensial


merupakan informasi yang menyajikan mengenai taksiran pendapatan, biaya dan
atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih dibandingkan dengan
alternatif tindakan lain. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
informasi akuntansi diferensial terdiri atas 3 hal pokok yakni biaya diferensial,
pendapatan diferensial, dan aset diferensial.

2.1.2 Biaya Diferensial

Halim dan Supomo (2005) mengemukakan bahwa biaya diferensial


merupakan biaya yang berbeda antara satu kondisi dengan kondisi yang lain.
Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu
dibandingkan dengan alternatif lainnya. Biaya diferensial memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang
2. Biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.

2.1.3 Pendapatan Diferensial


Menurut Halim dan Supomo (2005), pendapatan diferensial adalah
pendapatan yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi –
kondisi yang lain. Adapun karakteristik dari pendapatan diferensial yaitu sebagai
berikut :
1. Pendapatan di masa yang akan datang
2. Pendapatan yang berbeda diantara berbagai pemilihan alternatif keputusan.

2.1.4 Asset Diferensial


Menurut Mulyadi (2002) aset diferensial merupakan tambahan
investasi dalam mesin dan peralatan, sehingga ditekankan dalam istilah aset
diferensial yang dimaksud adalah aset berupa investasi dalam aktiva tetap.
2.1.5 Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan
Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang
menyediakan beberapa alternatif untuk memudahkan perusahaan dalam
mengambil keputusan. Menurut Mulyadi (2002) bahwa perusahaan pada
umumnya menghadapi 4 macam pengambilan keputusan jangka pendek sebagai
berikut :

1. Membeli atau Membuat Sendiri


Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen
terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen
dan yang memproduksi berbagai jenis produk.
2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
Dalam pengambilan keputusan macam ini, Informasi akuntansi diferensial
yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan
biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
3. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu.
Dalam mengahadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan
keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau
kegiatan usaha departemen yang mengalami kerugian tersebut.
4. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.
Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesana khusus,
informasi akuntansi diferensial yang relevanadalah pendapatan diferensial
dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan
pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena
memenuhi pesanan khusus tersebut maka pesanan khusus sebaiknya
diterima). Di lain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah
dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya
ditolak.

2.2 Investasi
Definisi Investasi menurut Gerald David Roring dalam (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 2009) dalam Standard Akuntansi Keuangan menyatakan suatu aktiva
yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth)
melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, deviden dan uang sewa),
untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Definisi Investasi menurut Gerald David Roring dalam (Sunariyah, 2003)
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-
masa yang akan datang. Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik
ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi
akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan
penambahan devisa.

2.2.1 Jenis-jenis Investasi


Menurut Mulyadi (2002) investasi dapat di bagi menjadi empat
golongan berikut ini:

1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non- profit investment)


Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena
syarat-syarat kontrak yang telah disetujui,yang mewajibkan perusahaan
untuk melaksakan tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya
karena air limbah yang telah digunakan dalam proses produksijika dialirkan
keluar pabrik akan mengakibatkan munculnya pencemaran lingkungan,
maka perintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi
pembersih air limbah, sebelum air tersebut dibuang keluar pabrik.
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit
investment)
Investasi ini dimaksutkan untuk menaikan laba, namun laba yang
diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit
untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh pengeluaran biaya promosi
produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan, dan
biaya program pelatihan serta pendidikan kariawan.
3. Investasi dalam penggantian akuipmen (replacement investment)
Investasi jenis ini meliputi pengeluran untuk penggantian mesin dan
ekuipman yang ada. Penggantian mesin dan ekuipmen biasanya dilakukan
atas dasar pertimbangan adanya penghematan biaya (biayadiferensial) yang
diperoleh atau adanya kenaikan produktivitas (pendapatan difernsial)
dengan adanya penggaantian tersebut..

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)


Investasi jenis ini merupakan pengeluaran unuk menambah kapasitas
produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan
kapasitas memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan
menghasilkan pendapatan diferensial, yang berupa tambahan pendapatan
(revenues), serta memerlukan diferensial, yang berupa tambahan biaya
karena tambahan kapasitas.

2.3 Informasi Akuntansi Manajemen

Menurut Mulyadi (2002) dalam pengambilan keputusan investasi,


manajemen memerlukan informasi akuntansi manajemen berupa aktiva penuh,
pendapatan penuh, dan biaya penuh yang akan datang. Informasi aktiva penuh
memberi ukuran berapa jumlah dana yang akan ditanamkan dalam proyek atau
kegiatan tertentu, sedangkan pendapatan dan biaya penuh masa yang akan datang
memberikan ukuran tingkat kemampuan menghasilkan laba dari investasi dalam
proyek atau kegiatan yang direncanakan tersebut.
Menurut Mulyadi (2002) dalam pengambilan keputusan investasi, biaya
kesempatan memegang peran yang sangat penting. Biaya kesempatan adalah
pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya
alternatif tertentu. Analisi biaya dalam keputusan investasi lebih dititik beratkan
pada aliran kas, karena saat penerimaan kas dalam investasi memiliki nilai waktu
uang.
2.4 Pajak Penghasilan dan Keputusan Investasi
Jika suatu usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan
penghematan biaya atau tambahan pendapatan, maka di sisi lain biaya diferensial
atau pendapatan diferensial ini akan mengakibatkan tambahan pajak penghasilan
yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran
kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan
pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau tambahan
pendapatan tersebut. Begitu sebaliknya jika ususlan investasi diperkirakan akan
mengakibatkan kerugian (biaya diferensial lebih besar dari pendapatan diferensial),
maka dampak pajak penghasilan akibat kerugian tersebut harus diperhitungkan
dalam taksiran aliran kas masuk dari investasi.

2.5 Biaya Kesempatan dan Pajak Penghasilan

Menurut Mulyadi (2002) Dalam penggantian aktiva tetap, perusahaan


akan memiliki kesempatan memperoleh kas masuk dai penjualan aktiva tetap lama
dan kemungkinan memperoleh laba atau menderita kerugian dari penjualan aktiva
tetap lama tersebut. Laba yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan nilai
bukunya juga dikenakan pajak penghasilan. Nilai buku aktiva tetap yang diganti
merupakan harga pokok aktiva tetap yang belum didepresiasi. Nilai Buku aktiva
tetap yang diganti merupakan biaya terbenam (sunk cost), tetapi karena tahun-tahun
berikutnya tidak lagi akan dibebani biaya depresiasi aktiva tetap yang diganti
tersebut, dan hal ini akan mempunyai akibat terhadap pembayaran pajak
penghasilan, maka nilai buku ini harus dipertimbangkan dalam memperhitungkan
dampak pajak.

2.6 Kriteria dan Penilaian Investasi


2.6.1 Pay-back Method

Salah satu metode yang pada umumnya digunakan untuk


menentukan perlu tidaknya penambahan atau penggantian aktiva tetap
perusahaan adalah pay back method . meted ini sering pula disebt dengan
istilah lain seperti: payoff method dan pay out method.
Dalam payback method, faktor yang menentukan penerimaan atau
penolakan suatu ususlan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menutup kembali investasi .oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan
investasi dinilai berdasakan apakah dalam jangka waktu tertentu yang
diingkan manajemen , jumlah kas masuk bersih rata-rata per tahun atau biaya
diferensial tunai yang berupa penghematan tunai (cash saving) pertahun yang
diperoleh dari investasi yang dapat menutup investasi yang direncanakan. Pay
back method bukan merupakan pengukur kemampuan menghasilkan laba
(profitability) suatu investasi .

Rumus perhitungan pay back (dalam tahun) dapat dibagi menjadi 2 kelompok:

1. Rumus perhitungan payb back period yang belum memperhitungkan unsur


pajak penghasilan
2. Rumus perhitungan pay back period yang menghitungkan unsur pajak
penghasilan.

Rumus perhitungan pay back period yang belum


memperhitungkan unsur pajak penghasilan. Jika pajak penghasilan belum di
perhitungkan dalam penentuan pay back period dalam investasi untuk
perluasan usaha, payback period di hitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑙𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑎𝑦 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑(𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

2.6.2 Metode Rata-rata Kembalian Investasi

Menurut Mulyadi (2002) sering metode ini disebut dengan


accounting method atau financial statment method, karena dalam perhitungan
digunakan angka laba akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan rata-
rata kembalian investasi adalah :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Menurut Mulyadi (2002) ada berbagai kriteria pemilihan investasi
dalam metode ini. Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini
adalah sebagai berikut:

1. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat


memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak
perusahaan.
2. Jika pengambil keputusan nelum memiliki batasan tarif kembalian investasi,
maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang
memberikan tingkat kembalian yang terbesar.
Menurut Mulyadi (2002) kebaikan metode Rata-rata Kembalian
Investasi adalah metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur
proyek investasi. Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi (1) Tidak
memperhitungkan nilai waktu uang (2) Dipengaruhi oleh penggunaan metode
depresiasi.

2.6.3 Present Value Method

Menurut Mulyadi (2002) dalam keputusan penambahan aktiva tetap,


informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah besarnya selisih
antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial serta dampak pajak
penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya
diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tesebut, kemudian
dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai tunai ini kemudian
dibandingkan dengan aktiva diferensial untuk mempertimbangkan
menguntungkan tidaknya tambahan aktiva tetap tersebut. Jika jumlah nilai tunai
tersebut lebih besar dari aktiva diferensial, usulan investasi tersebut dianggap
menguntungkan sedangkan jika jumlah nilai tunai tersebut lebih rendah dari
aktiva diferensial, usulan investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan.

Menurut Mulyadi (2002) kebaikan Present Value Method adalah


metode ini (1) memperhitungkan nilai waktu uang (2) Dalam present value
method semua aliran kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan investasi. Kelemahan Present Value Method adalah
terletak dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah
investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam
rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman

2.6.4 Discounted Cash Flows Method

Menurut Mulyadi (2002) pada dasarnya discounted cash flows sama


dengan Present value method. Perbedaannya dengan present value method
adalah tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai
tarif kembalian, sedangkan dalam discounted cash flows method justru tarif
kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima/menolak usulan
investasi. Penentuan tarif kembalian tersebut dilakukan dengan metode coba-
coba (trial and error), yaitu dengan cara:

1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih
secara sembarang di atas atau di bawah tarif kembalian investasi yang
diharapkan.
2. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif
kembalian sesungguhnya.

Menurut Mulyadi (2002) terdapat Asumsi yang Melandasi Present


Value dan Discounted Cash Flows Method yaitu sebagai berikut:
1. Semua aliran kas dianggap terjadi pada akhir periode. Meskipun dalam
kenyataannya kas diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan sepanjang
periode, namun untuk menyederhanakan perhitungan, aliran kas dianggap
terjadi pada akhir periode.
2. Semua aliran kas yang dihasilkan investasi dianggap segera ditanamkan
kembali ke dalam proyek lain, yang menghasilkan tarif kembalian yang
besarnya paling tidak sama dengan tarif kembalian investasi proyek yang
pertama.

2.7 Biaya Modal (Cost of Capital)


Menurut Mulyadi (2002) keptusan Investasi meruoakan bagian dari
penyusunan anggaran investasi. Secara garis besar berbagai keputusan yang
dilakukan oleh manajemen puncak dalam penyusunan anggaran investasi dapat
di bagi menjadi dua tipe keputusan pokok: keputusan pembelanjaan dan
keputusan investasi. Keputusan pembelanjaan meyengkut
2.7.1 Biaya Modal Pinjaman (Cost of Debt)
2.7.2 Biaya Modal Saham Istimewa (Cost of Preferred Stock)
2.7.3 Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Common Equity)

2.7.4 Biaya Modal Rata-Rata (average Cost of Capital)

2.8 Pengambilan Keputusan Investasi Dalam Lingkungan Manufaktur Maju


2.8.1 Penentuan Besarnyaa Investasi
2.8.2 Penaksiran Aliran Kas Masuk selama Umur Investasi
2.8.3 Nilai Residu
2.8.4 Discount Rate

Anda mungkin juga menyukai