OLEH
KELOMPOK I
Ni Kadek Rai Dwijayanti P07120016081
Ni Luh Putu Sariani P07120016082
Cokorda Istri Yogantari P07120016083
Ni Kadek Dwi Handayani P07120016084
Komang Risti Indriani P07120016085
Kadek Kartini Anggarini Putri P07120016086
Ni Kadek Kristian Purnama Dewi P07120016087
Ni Kadek Krisna Dewi P07120016088
Ida Ayu Putu Suci Indra Dewi P07120016089
Sang Ayu Made Dian Andayani P07120016090
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah AGAMA
DAN PARIWISATA dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama dan untuk
membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap kaitan
AGAMA DAN PARIWISATA. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan, pembahasan masalah, serta penarikkan garis kesimpulan dalam
makalah ini .
Makalah AGAMA DAN PARIWISATA ini disajikan dalam konsep dan
bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami
makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami
mengenai kaitan antara AGAMA DAN PARIWISATA.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen mata kuliah Agama
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkarya menyusun
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik
dan masukan sangat kami harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun
mutu makalah ini .
Mahasiswa
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Internasional. Penyampaian informasi melalui berbagai media oleh orang asing
ternyata mampu menarik minat pelancong untuk mengunjungi Bali. Kekaguman
akan tanah Bali membuat minat orang asing menjadi tertarik sehingga secara
langsung memberi gelar kepada Bali dengan sebutan The Island of Gods, The
Island of Paradise, The Island of Thousand Temples, The Morning of the World,
dan berbagai nama pujian lainnya.
Melihat adanya kunjungan dari wisatawan lokal dan domestik yang
semakin meningkat, maka Pemerintah Provinsi Bali menetapkan bahwa pariwisata
sebagai salah satu sektor penting dalam pembangunan serta pengembangan
kepariwisataan di Bali. Hal ini telah tertuang pada Perda No : 3 tahun 1991
tentang Pengembangan Pariwisata Budaya.
B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui kaitan agama dengan pariwisata di bali.
2. Untuk mengetahui pengaruh pariwisata terhadap agama dan kebudayaan di
Bali.
3. Untuk mengetahui tantangan-tantangan akibat pariwisata yang berkaitan
dengan agama di Bali.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Merupakan suatu keajaiban, agama Hindu bisa bertahan di Pulau Bali yang
kecil ini pada hal hampir di seluruh Indonesia telah menganut agama lain.
Keajaiban lagi justru pulau Bali dijadikan pusat Pariwisata Indonesia bagian
tengah, yang sering disebut dengan Pariwisata Budaya. Dengan keindahan
alamnya, keramahan penduduknya, mengundang datangnya wisatawan dari segala
pelosok dunia untuk menikmati keindahan dan keunikannya. Agama Hindu
mempunyai andil yang besar di bidang ini. Seni budaya yang bercorakkan Agama
Hindu, keindahan yang dijiwai oleh kebaktian terhadap Ida Sanghyang Widhi
Wasa, telah melahirkan seni budaya Kedewaan. Agama memberikan dorongan
dan ilham untuk berkembangnya seni dan budaya.
3
- Bentuk-bentuk dan hiasan pura-pura di Bali yang berbeda sekali dengan
bentuk-bentuk rumah dan bentuk-bentuk kantor, karena memakai bahan-
bahan dari batu bata, batu padas dan batu-batu alam lainnya, dengan Meru
atau Gedong beratapkan ijuk yang menjulang tinggi, berlomba-lomba
dengan pohon cemara, memberikan suasana, seakan-akan kita memasuki
alam kahyangan.
- Belum lagi pada waktu upacara dengan gambelan lelambatan yang
bernada agung, serta semar pagulingan melankolik dan bau dupa yang
khas yang berbeda dengan bau wanginya para ibu-ibu, serta sajen-sajen,
dengan bunganya yang beraneka warna akan membangkitkan suasana
keindahan , keagungan dan kesucian.
- Semua kesedihan dan kesusahan akan terlupa sejenak. Suasana semacam
inilah yang tidak dapat terlihat di luar pulau Bali. Bali yang unik karena
mempunyai keindahan yang lain dari pada yang lain.
- Perpaduan pura-pura dengan keindahan alamnya, merupakan modal utama
yang menyebabkan tertariknya wisatawan datang ke Bali
4
penarinya, yang selalu siap sedia “ngaturang ayah“, menabuh, menari
pada waktu upacara, sehingga lahirlah tari-tari wali, yang diabdikan
untuk agama, dari tari bebali serta balih-balihan untuk masyarakat.
- Kalau tidak bukan kepentingan agama, barangkali saja tidak akan
setiap desa memiliki gong. Demikian juga kewajiban Desa Adat untuk
memelihara Kahyangan-Kahyangan, menyebabkan lahir dan
terpeliharanya undagi-undagi bagi prianya dan ahli banten jarit-
menjarit, anyam-menganyam janur bagi wanitanya, yang kesemuanya
diabdikan untuk adat dan agama
- Kini dengan adanya Pariwisata maka para ahli-ahli bangunan dan
penabuh-penabuh dapat memafaatkan keahliannya untuk wisatawan.
- Dengan menyadari hubungan agama, desa adat, keindahan alam dan
Pariwisata marilah kita tidak menjadi penghianat kepada asal dan
sumber datangnya kebahagiaan. Kalau Desa Adat diumpamakan
sebagai taman, di mana tempat tumbuhnya pepohonan, utamanya
pohon bunga yang indah, akar, batang daun, pohon bunga itu yang
memberikan makan dan hidupnya agama, di mana daun dan bunganya
yang indah seumpama seni dan budaya, sedangkan para guide, travel
biro adalah pedagang bunga, serta para wisatawan seumpama pembeli
bunga.
- Bijaksanalah para guide, travel biro, didalam memetik bunga itu
jangan sampai mematahkan ranting-rantingnya dan batangnya,
demikian pula tamannya harus dipelihara agar bisa memberikan hasil
yang lestari.
- Bersyukurlah agama Hindu dan Desa Adat di Bali, kalau mempunyai
guide-guide dan travel biro yang mampu mengekang diri dari
keserakahan, apalagi kalau bisa merawat Desa Adat dan Agama Hindu,
dengan penuh cinta kasih, seperti halnya dengan taman dan batang
bunga yang selalu dirabuki dan disiram, akan mempersembahkan
bunga yang semakin semerbak.
5
- Akan tetapi agar jangan seperti sesonggan di Bali, Agama Desa Adat
dan Pariwisata, bagaikan : “cepaka di teba, bungane suwuna,
punyanne kiladina“.
- Demikianlah Desa Adat dan agama, akan menjadi rusak karena warga
Desa Adat menaruh curiga bahwa tempat ibadahnya diexplotir
sehingga ikut-ikutan pula merusaknya atau paling sedikit bersifat
apatis, masa bodoh.
1. Pengaruh Positif
Merupakan suatu kenyataan akibat Pariwisata di Bali banyak
melahirkan perubahan, baik perubahan yang menuju ke arah kebaikan
maupun perubahan yang bersifat merusak.
- Hotel-hotel, home stay, bermunculan seperti jamur di musim
hujan, memberikan lapangan kerja yang cukup banyak pada
pemuda-pemuda Bali, bahkan home stay-home stay di Kuta,
bisa menaikkan taraf hidup secara maksimal rakyat Kuta,
sehingga rata-rata penghasilan meningkat.
- Pengrajin-pengrajin yang semula mereka mengukir dan
memahat kalau ada perbaikan Pura, Sanggah Pamrajan, Puri
dan Geria yang diperbaharui, kini keahlian mereka bisa
dimanfaatkan.
- Kayu-kayu, seperti bungkal buaya, bentawas, kwanditan dan
sejenisnya, dulu tidak ada orang memperhatikan, namun
sekarang sampai akarnyapun dimanfaatkan dan menjadi
incaran para pemahat serta menghasilkan uang.
- Kayu eben dari Sulawesi, berubah menjadi patung-patung yang
mungil; kayu cendana dari Kupang, mendapatkan
penghormatan dielus-elus oleh kaum ibu, sebagai kipas
penghalau panas.
6
- Ratusan bahkan mungkin ribuan rakyat Bali di desa-desa telah
mengecap bagaimana nikmatnya dolar yang mereka tidak
perkirakan sebelumnya.
- Bar dan restaurant bermunculan dimana-mana. Petani
tradisonal berpartisipasi menanam buah-buahan dan sayur-
sayuran utntuk mengisi dapur-dapur hotel dan restaurant.
- Penganyam-penganyam, seperti di Bona, Goa Gajah dan
sekitarnya jumlah secara gratis dan bertambah, sampai anak-
anak sekolahpun waktu senggangnya dipergunakan untuk
menganyam dan hasilnya lumayan untuk membeli buku dan
jajan.
- Penenun-penenun kain Bali yang menghiasi Art Shop, seperti
berdemontrasi menunjukkan hasil karyanya untuk menarik para
wisatawan.
- Para seniman-seniman, baik perorangan maupun kelompok,
menunjukkan kreatifitasnya untuk membuat pertunjukkan guna
menghibur para wisatawan.
- Pariwisata telah menyentuh hampir seluruh lapisan
penghidupan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
- Pemerintah dapat menarik pajak hotel, restaurant dan
sejenisnya, sehingga pendapatan daerah meningkat. Khususnya
Kabupaten Badung penghasilan dari pajak hotel restaurant
sangat tinggi, yang nantinya dikembalikan pada kesejahtraan
masyarakat.
- Para guide mulai mau belajar agama Hindu, Sejarah Pura-pura
yang dikunjungi wisatawan dan selalu memasang telinga, untuk
mengetahui di mana ada Upacara Ngaben, Potong Gigi dan
bahkan Sabungan Ayam cukup menarik bagi wisatawan.
7
2. Pengaruh Negatif
Terjadinya salah penggunaan dan penempatan dari benda-benda
yang suci yang dihormati oleh umat Hindu, sering dijadikan suatu
hiasan guna menarik perhatian wisatawan. Seperti : Candi Bentar,
Meru, Palinggih Tunggun Karang, Patung-Patung, Arca-Arca,
Pratima, seringkali penempatan dan penggunaannya tidak
memperhatikan tata cara pemasangannya. Mengerti atau tidak mau
mengerti yang penting dapat mendatangkan uang. Peralatan-peralatan
atau uparengga yang sering dipergunakan di Pura, dewasa ini telah
dipajangkan, seperti : Umbul-Umbul, Penjor, Canangsari, Kawangen
dan sejenisnya.
Demikian juga pementasan seni tari, yang sakral, seperti : Baris
Gede, Rejang, Tari Telek, dan sejenisnya, sering pula dipentaskan
dalam penyambutan tamu kenegaraan, lebih-lebih bagi wisatawan.
8
Logo Sapta Pesona dilambangkan dengan Matahari yang bersinar
sebanyak 7 buah yang terdiri atas unsur:
1. AMAN
Karena meningkatnya jumlah wisatawan, lingkungan destinasi wisata
tidak lagi seperti dahulu. Rasa aman para wisatawan akan sedikit terganggu
dan menyebabkan kecemasan karena semakin banyak wisatawan yang
berkunjung maka semakin banyak juga kriminal atau premanisme yang akan
terjadi di lingkungan masyarakat.
2. TERTIB
Masalah ketertiban lalu lintas sering kali terjadi karena pengaruh
lingkungan warga sekitar seperti adanya wisatawan yang mengikuti
mengendarai sepeda motor tidak menggunakan helm dan melanggar lalu lintas.
3. BERSIH
Berkembangnya kepariwisataan dapat juga berpengaruh pada kebersihan
lingkungan, karena semakin banyak populasi wisatawan dan masyarakat Bali
dapat menyebabkan adanya pencemaran udara, Karena hampir seluruh
masyarakat menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi pariwisata, serta
berkurangnya rasa peduli lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.
4. SEJUK
Kesejukan ini akan berkurang karena semakin banyaknya wisatawan yang
berkunjung ke Bali maka semakin banyaknya pembangunan hotel atau
penginapan tanpa izin yang menyebabkan daerah yang semestinya menjadi
daerah hijau yang wajib dijaga berubah menjadi daerah pembangunan.
5. INDAH
Destinasi wisata yang mencerminkan keadaan indah menarik yang
memberi rasa kagum dan kesan mendalam bagi wisatawan, keindahan tersebut
9
dapat semakin menghilang karena adanya faktor manusia yang merusak
keindahan tersebut.
6. RAMAH TAMAH
Sikap masyarakat yang mencerminkan suasana akrab, terbuka dan
menerima hingga wisatawan betah atas kunjungannya. Tetapi disisi lain sikap
ramah tamah dari masyarakat, membuat wisatawan menyalahgunakan sikap
tersebut dengan berbuat sesuka hatinya.
7. KENANGAN
Kesan pengalaman di suatu destinasi wisata akan menyenangkan
wisatawan dan membekas menjadi kenangan yang indah, hingga mendorong
pasar kunjungan wisata menjadi meningkat. Tetapi dilain sisi kenangan
tersebut bisa berubah menjadi kenangan buruk karena pengalaman disuatu
destinasi wisata yang tidak sesuai dengan keinginannya
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agama dan Pariwisata di Bali sangat erat kaitannya dan sangat sulit
untuk dipisahkan, karena Pariwisata di bali sebagian besar berasal dari
kebudayaan-kebudayaan di Bali. Kebudayaan yang ada di Bali berasal dari
Agama yang ada di Bali khususnya agama hindu, dimana contohnya,
pariwisata di Bali menjual paket-paket perjalanan wisata budaya yang
berkaitan dengan keagamaan seperti berkunjung ke tempat-tempat suci yang
ada di Bali contohnya Pura Besakih, Pura Gowalawah, dan lain sebagainya.
Namun, pariwisata di Bali juga membawa dampak bagi agama di Bali,
misalnya hilangnya sapta pesona di Bali, seperti mulai berkembangnya
budaya-budaya barat di Bali contohnya dari cara berpakaian, cara berbicara
yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang ada di Bali khususnya
agama Hindu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sumber internet :
http://www.babadbali.com/canangsari/hkt-efek-pariwisata.htm
http://www.baliprov.go.id/Bali-dan-Pariwisata
http://www.hindu-dharma.org/2009/06/hubungan-agama-dan-budaya-dalam-
hindu/
12