Anda di halaman 1dari 2

Sistem Jaringan Khatulistiwa

Sistem khatulistiwa yaitu sistem interkoneksi antara 8 Gardu Induk di Kalimantan Barat
dengan 1 Gardu Induk di Malaysia. Delapan Gardu Induk di Kalimantan Barat tersebut yaitu, GI
Sera, GI Siantan, GI Kota Baru, GI Parit Baru, GI Senggiring, Daya saat ini yang terpakai di Sistem
Khatulistiwa yaitu berkisar antara 290-300 MW, dan daya mampu nya berkisar antara 300-305
MW.
Dalam perencanaan operasi energi listrik pada Sistem Khatulistiwa, menggunakan metode
koefisien energi dalam perencanaan prakiraan beban. Koefisien tersebut di dapat dari beban
puncak ril di bagi beban puncak tahun. Data untuk pengambilan nilai beban puncak di dapat dari
historikal pada 2 tahun sebelumnya. Begitu pula dengan beban puncak untuk hari raya/hari besar,
yang juga mengambil sampel dari beban di tahun tersebut.

Gambar 1. Beban Sistem 2010-2015

Gambar 2. Komposisi Produksi Energi per Perusahaan Pembangkit 2016


Pada sistem jaringan listrik khatulistiwa terdapat 4 unit mesin pembangkit berkapasitas 25
MW peru nit tersebut maka daya mampu pembangkit PLN disistem Khatulistiwa menjadi 426
MW, sedangkan beban puncak tertinggi saat ini masih di bawah 300 MW. Kemudian sistem
jaringan khatulistiwa menyuplai listrik pada beberapa daerah seperti di Kota Pontianak, Kubu
Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas dan Bengkayang. Untuk 2017 ini sistem khatulistiwa
akan mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 2 x 50 MW, berasal dari Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) PLTU Kalbar 1 dan 3, dengan begitu, total daya mampu menjadi 526 MW.

Berdasarkan data dan keterangan dapat kita lihat data yang telah diperoleh sistem jaringan
listrik khatulistiwa di Kalimantan pada beban puncak dan distribusinya setiap hari.

Tabel 1. Neraca Daya Malam Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai