Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN I

KEKUATAN LIGAN AMMONIA DAN AIR PADA KOMPLEKS Ni (II) DAN Cu (II)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan
antara ligan ammonia (NH3) dan air (H2O).

II. DASAR TEORI


Senyawa kompleks merupakan susunan antara ion logam dan satu atau lebih ligan
yang mendonorkan pasangan electron bebasnya kepada ion logam sehingga membentuk
ikatan kovalen koordinasi. Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks yang
bermuatan positif (Wijaya dan Djarot, 2015).
Ion logam pusat merupakan ion unsur transisi, yang dapat menerima asangan
electron bebas dari ligan. Donasi pasangan electron ligan kepada ion logam pusat
menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut
senyawa koordinasi. Banyak ikatan koordinasi dalam senyawa kompleks, antara ion pusat
dengan ligan disebut bilangan koordinasi (Male dkk., 2013).
Ion unsur transisi dapat megikat ion-ion atau molekul netral yang memiliki
pasangan electron bebas (ligan) dengan ikatan kovalen koordinasi yang membentuk ion
kompleks. Berdasarkan ligan yang diikat oleh atom pusat dalam ion kompleks, maka ada
dua macam ion kompleks yaitu ion kompleks positif dan ion kompleks negative. Ion
kompleks positif terbentuk apabila ion logam transisi berikatan dengan ligan yang
merupakan molekul netral sehingga ion kompleks yang terbentuk bermuatan positif. Ion
negative terbentuk apabila ion atom pusat berikatan dengan ligan yang bermuatan ion
positif (Kahn dan Martinez, 1998). Electron-elektron pada ion pusat yang saling
dipengaruhi oleh medan listrik yang ditimbulkan oleh ligan adalah electron pada orbital d
karena electron tersebut yang sangat berpengaruh/berperan dalam membentuk ion
kompleks (Kleinfetter, 2007).
Pelarutan Cu, OH-, CO3- dalam asam menghasilkan ion warna hijau kebiruan
ditulis [Cu(H2O)6]. Dua dari molekul-molekul air berada lebih jauh dari pada empat
lainnya :
[Cu(NH3)(H2O)5]2+  [Cu(NH3)4(H2O)2]2+
Senyawa kompleks Nikel telah terbukti dapat digunakan pada proses katalitik
dalam beberapa reaksi organic seperti karbonilasi etanol menjadi asam propionat yang
menggunakan katalis senyawa kompleks (Ni isoquinoline) Cl2 dan reaksi hidrogenasi
yang mengkonversi glukosa menjadi sorbitol dengan katalis senyawa kompleks
berpendukung SrO2. Senyawa kompleks yang dapat dijadikan katalis harus memiliki sifat
yang stabil. Salah satu senyawa kompleks dengan kestabilan cukup tinggi adalah
kompleks (Lailis dkk, 2010).
Spektrofotometri UV-Vis adalah metode analisis berdasarkan interaksi antara
radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)
dengan memakai instrument spektrofotometer dengan suatu materi (senyawa) (Ali dan
Hala, 2008). Metode ini berdasarkan penyerapan sinar ultraviolet maupun sinar tampak
yang menyebabkan terjadinya transisi electron (perpindahan electron dari tingkat energy
yang rendah ketingkat energy yang lebih tinggi) ( Octaviani dkk, 2014).

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang digunakan
1. Labu ukur 10 ml 2 buah
2. Pipet ukur 5 ml 2 buah
3. Pipet tetes 2 buah
4. Gelas beker 250 ml 2 buah
5. Gelas beker 100 ml 2 buah
6. Gelas ukur 10 ml 2 buah
7. Spektrofotometer UV-Vis 1 set
8. Glassfin 2 buah
9. Corong kaca 1 buah
10. Kaca arloji 2 buah
11. Pengaduk 2 buah
12. Neraca Analitik 1 buah

B. Bahan yang digunakan


1. Kompleks Ni2+
a. Ni2+ 0,1 M {15 gram Ni(NO3)2.6H2O (berat molekul 290,8) dalam 500
ml larutan. Perlu ditambah 1 tetes HNO3 untuk mencegah hidrolisis ion
Ni2+}
b. NH3 pekat.
2. Kompleks Cu2+
a. Cu2+ 0,1 M (6,242 gram CuSO4.5H2O dalam 250 ml larutan. Perlu
ditambah 1 tetes H2SO4 untuk mencegah endapan Cu(OH)2.
b. NH3 pekat.

C. Gambar Alat
No. Gambar Alat Nama Alat No. Gambar Alat Nama Alat
1. Gelas Kimia 6. Pipet tetes

2. Gelas Ukur 7. Labu ukur

3. Kaca 8. Spektrofotometer
Pengaduk UV-Vis

4. Corong 9. Neraca Analitik


penyaring

IV. CARA KERJA


A. Kompleks Ni (II)
Menyiapkan 2 buah gelas beker ukuran 50 mL. Gelas beker 1 dituangi
dengan 10 mL larutan induk Ni2+ 0,1 M (0,75 gram dalam 25 ml akuades), ion
Ni2+ dalam larutan ini sebagai [Ni(H2O)6]2+. Gelas beker 2 dituangi dengan 10 ml
larutan induk Ni2+ 0,01 M, 2 ml NH4OH pekat dan 7 ml air. Amati perubahan
warna yang terjadi. Diamati serapan kedua larutan tersebut dengan
spektrofotometer yang dapat mengabsorbsi panjang gelombang antara 250-900
nm.
B. Kompleks Cu (II)
Menyiapkan 2 buah gelas beker ukuran 50 mL. Gelas beker 1 dituangi
dengan 10 mL larutan induk Cu2+ 0,01 M, ion Cu2+ dalam larutan ini sebagai
[Cu(H2O)4]2+. Gelas beker 2 dituangi dengan 10 ml larutan induk Cu2+ 0,1 M, 2
ml NH4OH pekat. Amati perubahan warna yang terjadi. Diamati serapan dengan
air sebaga blanko t dengan spektrofotometer yang dapat mengabsorbsi panjang
gelombang antara 500-900 nm. Kekuatan ligan anatar air dan ammonia dalam ion
kompleks [Cu(H2O)4]2+ dan [Cu(NH3)4]2+ (dapat diketahui dengan
membandingkan absorbansi panjang gelombang maksimumnya).
VII. DAFTAR PUSTAKA

Ali, U.F. and El-Dein, H.S.S., 2008. Production and partial purification of cellulase
complex by Aspergillus niger and A. nidulans grown on water hyacinth
blend. J Appl Sci Res, 4(7), pp.875-891.
Kahn, O. and Martinez, C.J., 1998. Spin-transition polymers: from molecular
materials toward memory devices. Science, 279(5347), pp.44-48
Kleinfelter. 2007. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lailis, N.C dan Irmina K.M. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks
Nikel (II) dengan Ligan Etilendiamin Tetra asetat (EDTA). Seminar Nasional
Kimia FMIPA ITS 2010.
Male, Y.T., Tehubijuluw, H. and Pelata, P.M., 2013. SYNTHESIS OF BINUCLEAR
COMPLEX COMPOUND OF {[Fe (L)(NCS) 2] 2oks}(L= 1, 10-phenantrolin
and 2, 2’-bypiridine) Sintesis Senyawa Kompleks Berinti Ganda {[Fe
(L)(NCS) 2] 2oks}(L= 1, 10-fenantrolin dan 2, 2’-bipiridin). Ind. J. Chem.
Res, 1, pp.15-22.
Octaviani, T., Guntarti, A. and Susanti, H., 2014. PENETAPAN KADAR ß-
KAROTEN PADA BEBERAPA JENIS CABE (Genus Capsicum) DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI TAMPAK. Pharmaciana, 4(2).
Wijaya, R.F. and Sugiarso, D., 2016. ANALISIS PENGARUH ION Zn (II) PADA
PENENTUAN Fe3+ DENGAN PENGOMPLEKS 1, 10-FENANTROLIN
PADA pH OPTIMUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-
VIS. Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(2).

Anda mungkin juga menyukai