Anda di halaman 1dari 19

ABSTRAK

Perdagangan Internasional modern dimulai ketika seorang ekonom dari


Swedia yaitu Eli Hecskher pada tahun 1919 dan Bertil Ohlin pada tahun 1933
mengemukakan penjelasan mengenai teori perdagangan internasional yang belum
mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh
David Ricardo jauh sebelum teori H-O muncul. Teori HO ini menyatakan bahwa
penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki oleh masing-masing Negara. Menurut Heckscher-Ohlin,
suatu Negara akan melakukan perdagangan dengan Negara lain karena Negara
tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan
keunggulan faktor produksi. Sedangkan terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keunggulan komparatif pada suatu Negara diantaranya, Faktor
tanah, Faktor manusia serta Faktor modal. Pada perdagangan Internasional
terdapat beberapa kebijakan yang harus ditetapkan guna mencegah segala tindak
kecurangan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap kedua belah pihak.
Kebijakan ekonomi internasional merupakan suatu tindakan/kebijaksanaan
ekonomi pemerintah yang secara langsung mapun tidak langsung kebijakan
ekonomi internasional untuk kesejahteraan, autarki, proteksi, pembangunan
ekonomi dan keseimbangan dalam neraca pembayaran yang kesemuanya ini untuk
mengarahkan perkembangan perdagangan internasional guna menunjang
pembangunan ekonomi dalam negeri.
Kata Kunci: perdagangan, Internasional

A. Latar Belakang

B. Teori Modern Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek
ekonomi Negara yang satu dengan subyek ekonomi Negara yang lain, baik
mengenai barang-barang ataupun jasa-jasa atas dasar kesepakatan bersama.
Adapun yang dimaksud subyek ekonomi disini ialah penduduk yang terdiri dari
warga Negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri,
perusahaan Negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca

1
perdagangan. Dibanyak Negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Setiap Negara pasti memiliki perbedaan antara satu Negara dengan Negara
lainnya yang dapat ditinjau dari aspek sumber daya alam, letak geografis Negara,
iklim Negara, karaktristik penduduk Negara baik itu meliputi keahlian, tenaga
kerja, tingkat harga serta keadaan struktur ekonomi dan sosial pada masing-
masing Negara. Perbedaan-perbedaan tersebut yang menjadi latar belakang
timbulnya perbedaan produk yang dihasilkan baik dari biaya yang diperlukan,
serta mutu dan quantumnya, sehingga dapat terlihat jelas bahwa akan ada Negara
yang lebih unggul dan lebih istemewa dalam menghasilkan produk tertentu.
Apabila suatu Negara belum dapat melakukan produksi untuk seluruh
konsumen didalam negeri, maka keadaan tersebut akan mendorong Negara untuk
melakukan perdagangan hasil produksi dari Negara lain dengan tujuan untuk
menutupi permintaan dalam negeri yang belum dapat terpenuhi. Keadaan
sebaliknya juga dapat terjadi apabila produksi dari suatu Negara belum dapat
dikonsumsi seluruhnya didalam negeri tersebut sehingga harus melakukan
penjualan kenegara yang lain.
Perdagangan internasional juga dapat diartikan sebagai aktivitas
perdagangan antar atau lintas Negara yang mencakup ekspor dan impor. Terdapat
beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdaganagn internasional (ekspor
dan impor) suatu Negara dengan Negara lain, yakni berkeinginan untuk
memperluas pemasaran komuditi ekspor memperbesar penerimaan bagi kegiatan
pembangunan, adanya perbedaan penawaran permintaan antar Negara, tidak
semua Negara menyediakan kebutuhan masyarakatnya serta akibat adanya
berbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komuditi tertentu.
Perdangangan internasional sering kali disebut sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi (trade is an engine of growth) artinya tanpa perdagangan internasional,
maka pertumbuhan ekonomi akan sangat lamban karena barang dan jasa akan
menjadi mahal bila dihasilkan sendiri oleh masing-masing Negara. Oleh karena
itu, perdagangan internasional hendaknya dapat berlangsung dengan lancar dan
semakin meningkat tanpa ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.

2
Dalam kegiatan ekspor komuditi secara teoritis, merupakan volume ekspor
suatu komuditi tertentu dari suatu Negara ke Negara lain merupakan selisih antara
penawaran domestic dan permintaan domestic yang disebut sebagai kelebihan
penawaran (exccess supply ) dilain pihak kelebihan penawaran dari Negara
tersebut merupakan kelebihan permintaan (excess demand). Selain dipengaruhi
oleh permintaan dan penawaran domestic , ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor pasar dunia sebagai haraga komoditas itu sendiri dan komoditas
subtitusinya dipasar internasional serta hal-hal yang dapat memperngaruhi harga
baik langsung maupun tidak langsung.
Teori perdagangan internasional modern dimulai ketika ekonom dari Swedia
yaitu Eli Hecskher pada tahun 1919 dan Bertil Ohlin pada tahun 1933
mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum
mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komperatif. Teori HO ini menyatakan
bahwa penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing Negara sehingga meyebabkan
terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Sehngga teori h-O ini dikenal
sebagai the proportional faktor theory. Selanjutnya Negara-negara yang memiliki
faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan
melakukan spesialisasi produk untuk kemudian mengekspor barangnya.
Sebaliknya, masing-masing Negara akan mengimpor barang tertentu jika Negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam
memproduksinya.
Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) ini, memiliki dua kondisi penting sebagai
dasar dari munculnya perdagangan internasional, yaitu ketersediaan faktor
produksi dan intensitas dalam pemakaian faktor produksi atau proporsi faktor
produksi. Oleh karena itu, teori H-O sering juga disebut teori proporsi atau
ketersediaan faktor produksi. Teori H-O ini menyatakan bahwa penyebab
perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki oleh masing-masing Negara, kemudian faktor produksi menyebabkan
terjadinya perbedaan harga barang yang dhasilkan. Produk yang berbeda
membutuhkan jumlah atau proporsi yang berbeda dari faktor-faktor produksi.

3
Perbedaan tersebut disebabkan oleh teknologi yang menentukan cara
mengombinasikan faktor-faktor produksi yang berbeda untuk membuat suatu
produk. Dimulai dengan pengungkapan yang spesifik tentang mengapa harga-
harga antar Negara berbeda sebelum Negara-negara tersebut melakukan
perdagangan diatara mereka. Dalam hal ini, terdapat beberapa hal yang mungkin
menjadi penyebab kesenjangan harga, diantaranya yaitu pola pemerintahan yang
diterapkan diberbagai Negara berbeda dan kecanggihan terhadap teknologi pada
setiap Negara juga berbeda.
Akan tetapi, Heckscher dan Ohlin meragukan bahwa permintaan atau
teknologi dapat memicu perbedaan internasional. Sebagai gantinya mereka
memperkirakan bahwa kunci biaya komparatif terletak pada proporsi penggunaan
faktor produksi.1 Dalam perkembangannya teori H-O merupakan salah satu teori
yang paling berpengaruh dalam teori perdagangan murni dan mampu menjelaskan
pola perdagangan. Teori ini mengajukan premis bahwa suatu Negara akan
mengekspor barang yang memiliki faktor produksi yang berlimpah secara intensif.
Negara-negara akan mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif. Suatu Negara dikatakan memiliki
faktor produksi yang melimpah (untuk tenaga kerja misalnya) jika rasio terhadap
tenaga kerja lainnya lebih besar dibandingkan dari rasio tenaga mitranya.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu Negara akan melakukan perdagangan
dengan Negara lain karena Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Terdapat beberapa
faktor endowment menurut model H-O sebagai berikut:
1. Faktor tanah
Faktor tanah atau natural resources merupakan elemen dari sumber
alam yang memberikan kontribusi untuk memproduksi barang dan jasa.
Faktor tanah ini dapat diklasifikasikan menjadi lahan pertanian, hutan,
perikanan, dan sumber mineral.
2. Faktor manusia

1
Burhanuddin Abdullah, Ekonomi Internasional (Jakarta : Erlangga, 1995). h.33

4
Variasi internasional dalam faktor endowment manusia mencakup
kuantitatif dan kualitatif. Pada Negara miskin dan terbelakang, sebagian
tenaga kerja yang tersedia adalah tenaga kerja tanpa keahlian dan bekerja
secara tradisional disektor pertanian. Hal tersebut sangat berbeda jauh
keadaannya seperti yang terjadi pada Negara maju misalnya Negara
Amerika dan Jepang. Mayoritas tenaga kerja yang berada disana pasti
memiliki keahlian dan banyak bekerja disektor industri. Hal ini
mengakibatkan analisis perdagangan yang melibatkan Negara dengan
kondisi perekonomian yang berbeda (antara Negara berkembang dan
Negara maju) sebaiknya memperhatikan faktor tenaga kerja.
3. Faktor modal
Modal merupakan faktor dinamis yang sangat penting dari kegiatan
produksi.ekonomi akan menjadi lebih produktif dengan meningkatnya
modal dan meningkatnya kualitas modal. Sehingga pada saat aliran dana
masuk akan meningkatkan permintaan domestik akibat meningkatnya
aktifitas ekonomi.
Teori H-O menekankan pada perbedaan relatif faktor pemberian alam
dan harga faktor produksi antarnegara sebagai determinan perdagangan
yang paling penting. Teorema H-O menganggap bahwa setiap Negara akan
mengekspor komoditas yang secara relatif memiliki faktor produksi yang
berimpah dan murah, serta mengimpor komoditas yang faktor produksinya
relatif jarang dan mahal.2

C. Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi
pemerintah yang secara langsung mapun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran
internasional. Kebijakan ini tarif, quota atau sebagainya, tetapi juga meliputi
kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai

2
Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Erlangga, 2014) h. 63

5
pengaruh terhadap perdagangan atau pembayaran internasional seperti misalnya
kebijakan moneter dan fiskal.
Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan pemerintah
terhadap rekening yang hendak berjalan dari pada neraca pembayaran
internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang/jasa. Jenis kebijakan
ini misalnya seperti tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan lainnya.
Sedang kebijakan pembayaran internasional meliputi tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional yang
berupa pengawasan terhadap pembayaran internasional. Dalam kebijakan
pembayaran internasional ini hal yang biasanya dilakukan ialah seperti dewan
pengawasan terhadap lalu lintas devisa atau pengaturan lalu lintas jangka panjang.
Dan dalam kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan/kebijaksanaan
pemerintah yang berhubungan dengan bantuan,pinjaman, bantuan yang bertujuan
untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap
Negara lain.
Adapun tujuan kebijakan ekonomi internasional untuk kesejahteraan,
autarki, proteksi, pembangunan ekonomi dan keseimbangan dalam neraca
pembayaran yang kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan
perdagangan internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.

Autarki disini merupakan tujuan yang bertentangan dengan prinsip


perdagangan internasional. Tujuan ini bermaksud untuk menghindarkan diri dari
pengaruh-pengaruh Negara lain baik pengaruh ekonomi, politik maupun militer.
Sedang disisi lain tujuan dari kesejahteraan dalam kebijakan ekonomi
internasional bertentangan dengan tujuan autarki, yaitu dengan mengadakan
perdagangan internasional uatu Negara akan memperoleh keuntungan dari
adanya spesialisasi. Oleh karena itu,untuk mendorong adanya perdagangan
internasional maka halangan-halangan dalam perdagangan internasional seperti
tariff, quota dan sebagainnyaa dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini
berarti harus ada perdagangan bebas.

6
Tujuan kebijakan ekonomi internasional selanjutnya yaitu proteksi. Adanya
proteksi ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor yang dapat dijalankan dengan tariff, quota dan sebagainnya. Dalam
keseimbangan neraca pembayaran apabila suatu Negara itu mempunyai
kelebihan cadangan valuta asing maka kebijakan pemerintah untuk melakukan
stabilitasi ekonomi dalam negeri akan tidak bayak menimbulkan problem dalam
neraca pembayaran internasionalnya, tetapi sangat sedikit Negara yang
mempunyai posisi demikian. Terutama Negara-negara yang berkembang posisi
valuta devisanya lemah, memaksa pemerintah Negara-negara tersebut untuk
mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini umumnyaberbentuk pengawasan
devisa. Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/pengawasi lalu lintas barang
tetapi juga modal. Sedang tujuan kebijakan ekonomi internasional dalam hal
pembangunan ekonomi bertujuan pemerintah untuk mengamabil kebijaksanaan
seperti perlindungan industri dalam negeri, mengurangi impor barang konsumsi
yang non esensial dan mendorong impor barang-barang yang esensial mendorong
impor dan lainnya.3

Namun secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat


dikembangkan menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Proteksionisme
Dalam perdagangan internasional, proses pertukaran barang dan jasa
akan melibatkan banyak negara. Masalah akan muncul apabila ada
kepentingankepentingan kelompok domestik tertentu yang berkeberatan atas
berlangsungnya perdagangan internasional tersebut. Untuk melindungi
kepentingan kelompok domestik dari ancaman arus barang dan jasa dari luar
negeri tersebut, maka negara akan menghadangnya dengan kebijakan politik
berupa penerapan tarif dan kuota. Inilah yang dikenal dengan istilah
memiliki berbagai kebijakan protektif yang berbeda-beda, maka hal itu akan

3
Nopirin, Ekonomi Internasioal, (Yogyakarta : BPFE , 2014). Cet 10. h. 50

7
menjadi penghambat bagi berlangsungnya proses perdagangan
internasional.
Alasan suatu negara menganut kebijakan peoteksi adalah sebagai
berikut :
a. Perdagangan bebas hanya menguntungkan negara maju, karena
mereka memiliki modal yang kuat dan teknologi yang maju. Selain
itu, harga produk industri negara maju dinilai terlalu mahal (tinggi)
dibanding harga bahan-bahan mentah yang dihasilkan negara
berkembang.
b. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
Industri seperti ini tidak akan mampu bersaing dengan industri
negara lain yang sudah maju dan berpengalaman.
c. Untuk membuka lapangan kerja. Dengan melakukan proteksi,
industriindustri di dalam negeri dapat tetap hidup dan dengan
demikian mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
d. Untuk menyehatkan neraca pembayaran. Agar terhindar dari defisit
dalam neraca pembayaran, negara dapat menggunakan kebijakan
perdagangan proteksionis, caranya dengan meningkatkan ekspor.
e. Untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan mengenakan tarif
tertentu terhadap produk impor dan ekspor, negara dapat
meningkatkan penerimaan.
Kebijakan proteksi perdagangan internasioal oleh suatu negara dapat
dilakukan melalui kebijakan berikut :
1) Ketentuan Tarif/Bea Cukai
Hambatan perdagangan yang paling nyata secara historis adalah
tarif. Tarif adalah pajak yang dikenakan atas barang yang
diperdagangkan lintas batas teritorial. Ditinjau dari aspek asal komoditi
ada 2 macam tarif yakni tarif ekspor (export tariff) dan tarif impor
(import tariff). Tarif impor adalah pungutan bea masuk yang dikenakan
atas barang impor yang masuk untuk dipakai atau dikonsumsi habis di
dalam negeri. Tarif impor berdampak pada penurunan konsumsi

8
domestik dan kenaikan produksi domestik. Berkurangnya volume
impor akibat tarif impor tercipta pendapatan tambahan bagi pemerintah
dalam bentuk pajak, serta terjadinya retribusi pendapatan dari
konsumen domestik. Sebaliknya ekspor merupakan pajak untuk suatu
komoditi yang di ekspor.
Tarif yang diberlakukan pada barang-barang impor bertujuan untuk
dapat meningkatkan harga domestik produksi impor yang membuat
produk domestik bisa berkompetisi. Tarif impor akan dibebankan pada
harga jual barang atau jasa yang akan dibeli konsumen, sehingga
menyebabkan harga barang atau jasa bertambah tinggi. Di pasar
domestik harga yang berada di pasar adalah harga di tambah tarif. Jadi
tarif atau bea masuk adalah salah satu cara memberi proteksi terhadap
industri dalam negeri.
Jenis-jenis tarif ditinjau dari mekanisme perhitungannya ialah :
a) Bea ad valorem (bea harga), pajak yang dikenakan berdasarkan
angka presentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor,
misalnya suatu negara memungut tarif 25% atas nilai atau harga
dari setiap unit mobil diimpor.
b) Bea specific, pungutan bea masuk yang didasarkan pada ukuran
atau satua tertentu dari barang impor.
c) Bea compound (bea specific ad valorem), pajak yamh
merupakan kombinasi antara sistem bea ad valorem dan bea
specifik.
Sistem tarif yang umum dilakukan oleh tiap negara dan sudah
disepakati dalam pengenaan tarif adalah :
a) Tarif Tunggal (Singgle column tariff), yaitu suatu tarif untuk
satu jenis komoditi yang besarnya (prosentasenya) berlaku sama
untuk impor komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa
kecuali.
b) Tarif Umum/Konvensional (General/Conventional Tariff), yaitu
satu tarif untuk satu komoditi yang besar persentase tarifnya

9
berbeda antara satu negara dengan negara lain, lazim juga
dekenal sebagai tarif berkolom-ganda (two-column tariff).
c) Tarif Preferensi (Preferential Tariff), yaitu salahs atu tarif yang
merupakan pengecualian dari prinsip non-diskriminatif. Yang
dimaksud dengan tarif preferensi adalah tarif GATT yang
persentasinya diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi
sampai menjadi nol persen (zero) yang idberlalukan oleh negara
terhadap komoditi yang diimpor dari negara-negara lain tertentu
karena adanya hubungan khusus antara negara pengimpor
dengan negara pengekspor.
Kebijakan tariff barrier dalam bentuk bea masuk adalah sebagai
berikut:
a) Tarif rendah antara 0%-5%. Tarif ini dikenakan untuk bahan
kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin vital, dan
alat-alat militer.
b) Tarif sedang antara 5%-20%. Tarif ini dikenakan untuk barang
setngah jadi dan barang-barang lain yang belum cukup produksi
di dalam negeri.
c) Tarif tinggi di atas 20%. Tarif ini dikenakan untuk barang-
barang mewah dan barang-barang lain yang sudah cukup
diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok.
Tarif dan bea masuk pada hakekatnya merupakan tindakan
diskriminatif yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan, antara
lain melindungi produk dalam negeri dari persaingan dengan produk
sejenis asal impor, meningkatkan penerimaan negara, mengendalikan
konsumsi barang tertentu, dan lain-lain.Penggunaan tarif bea masuk
yang ditujukan untuk melindungi produk dalam negeri sangat besar
pengaruhnya terhadap globalisasi ekonomi.
Dalam perdagangan internasional, Islam telah memberikan
ketentuan terhadap penetapan tarif, baik untuk ekspor maupun impor,
yang biasa dikenal dengan bea cukai. Menurut hukum Islam, bea cukai

10
haram diambil untuk pedagang warga negara terhadap komoditi
apapun. Nabi saw. bersabda:

«‫احبُ َم ْكس‬
ِ ‫ص‬َ َ‫»الَ َيدْ ُخ ُل اْل َجنُّة‬

“Tidak akan masuk surga orang yang memungut bea cukai”. (HR
Abu Dawud, Ahmad, al-Hakim).

ِ ‫ب ال َم ْك ِس فِي الن‬
‫ نَ ْعنِي العَا ِش ُر‬: ‫ قال‬,‫َار‬ َ ‫ا َِّن‬
َ ‫صا ِح‬

“Sesungguhnya orang yang memungut bea cukai itu berada dalam


neraka. Rasul berkata, (Yakni Al-'Asyir)”. (HR Abu Dawud dan
Ahmad).

Adapun pedagang warga negara asing diperlakukan sesuai dengan


yang telah dikenakan terhadap pedagang warga Negara Islam ketika
memasuki negara asing tersebut. Jika pedagang warga Negara Islam
memasukkan barang dagangan dikenakan tarif bea masuk sebesar 10%
(misalnya), maka bagi pedagang asing yang masuk ke negara Islam
juga dikenakan 10%. Tarif bea masuk 10% diberlakukan sebagai
balasan terhadap apa yang telah diperlakukan terhadap pedagang warga
Negara Islam di negara asing tersebut.
Kebijakan non- tariff barrier ( NTB) adalah berbagai
kebijakanperdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distori, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan
internasional. Secara garis besar NTB dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Pembatasan Spesifik (Specific Limitation)
Pembatasan spesifik terdiri dari larangan impor secara mutlak,
pembatasan impor dan kuota sistem, peraturan atau ketentuan
teknis untuk impor produk tertentu, peraturan kesehatan atau

11
karantina, peraturan pertahanan dan keamanan negara, peraturan
kebudayaan, perizinan impor atau impor licenses, serta embargo. 4
b) Pembatasan Bea cukai (Custom Administration Rules)
Peraturan bea cukai terdiri dari tatalaksana impor tertentu
(procedure), penetapan harga pabean (custom value) penetapan
forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control), dan
lainnya.
c) Campur tangan Pemerintahan (Goverment Participation)
Campur tangan pemerintah terdiri dari kebijakan pengadaan
pemerintahan, subsidi dan insentif ekspor, conterravailing duties,
domestic assistance, dantrade diverting. Mengatakan selain
hambatan berbentuk tarif bea masuk terdapat aneka ragam kendala
yang sengaja diciptakan untuk mengahalangi masuknya barang ke
dalam peredaran suatu negara.
2) Quota Impor
Quota adalah suatu kebijakan yang dilakukan dengan cara
membatasi jumlah impor atau dengan kata lain menentukan jumlah
maksimum barang yang boleh di impor. Menurut ketentuan GATT/
WTO sistem quota ini hanya dapat digunakan dalam hal melindungi
hasil pertanian, menjaga keseimbangan neraca pembayaran dan
melindungi kepentingan ekonomi nasional. Adapun macam-macam
dari quota impor seperti :
a) Unilateral Quota
Merupakan sistem quota yang besar kecilnya ditentukan
sendiri oleh suatau Negara tanpa persetujuan Negara lain. Quota
semacam ini sering menimbulkan tindakan balasan oleh Negara
lain atau bisa juga disebut sistem quota yang ditetapkan secara
sepihak (tanpa negosiasi).

4
Aam Slamet Rusydiana, Perdagangan Internasional Komparasi Teori Ekonomi Modern
Dengan Perspektif Islam, di akses pada 17 April 2017 pukul 10. 53 WIB dari
https://ardiansyaheric.wordpress.com

12
b) Bilateral Quota
Merupakan sistem qouta yang besar kecilnya ditentukan
berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih. Lebih tepatnya
bilateral quota sistem quota yang ditetapkan atas kesepakatan ke
dua belah fihak.
c) Tariff Quota
Tariff quota adalah gabungan antara tariff dan quota untuk
sejumlah barang yang diijinkan masuk dengan tariff tertentu, yang
mana apabila tambahan impor diijinkan namun dikenai tariff
tambahan.
d) Mixing Quota
Mixing quota ini membatasi adanya penggunaan bahan
mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi
barang akhir. Pembatasan ini untuk mendorong berkembanya
industri didalam negeri.
e) Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu
menutupi sebagian biaya produksi per unit barang produksi unit
barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri
dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan
barang impor.
3) Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di
luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat
meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun,
negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga
persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara
pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties.

13
Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang
diberikan oleh negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan
tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan
di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk
menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping. Adapun
syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan ini ialah kekuatan
monopoli di dalam negeri lebih besar dari pada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva
permintaan di luar negeri dan terdapat hambatan yang cukup kuat
sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari
luar negeri.
2. Kebijakan Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar
negara tanpa adanya birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu
didalam suatu Negara. Sehinga suatu Negara, perusahaan atau perorangan
sekalipun dapat menjual produk yang diciptakannya di luar negeri. Begitu
pula sebaliknya, Negara lain pun dapat menjual produknya didalam negeri
sehingga konsumen dapat mendapatkan barang–barang kualitas
internasional dengan mudah dan dengan harga yang relatif terjangkau.
Dengan tidak adanya hambatan aturan dalam melaksanakan kegiatan
perdagangan bebas ini tentunya memacu suatu Negara untuk
mengembangkan negaranya dalam menjual hasil produk unggulan yang
menjadi ciri khas negaranya tersebut. Dalam perdagangan bebas pada
intinya tentunya akan saling menguntungkan bagi tentunya setiap negara
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing–masing, ada negara yang
memiliki keunggulan dalam menciptakan alat–alat canggih seperti komputer
dan alat elektronik lainnya, tetapi minim dalam sumber daya alam. Ada pula
Negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah tetapi memiliki
keterbatasan dalam menciptakan alat-alat canggih seperti elektronik maka
dengan adanya perdagangan bebas tentunya akan menjadi keuntungan bagi
satu sama lain.

14
Kebijakan perdagangan bebas sebenarnya mulai diterapkan mulai dari
teori klasik dengan memanfaatkan prinsip keunggulan mutlak dan
keunggulan komparatif. Menurut teori tersebut, liberialisasi perdagangan
dapat memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi dikarenakan
beberapa alasan, seperti
1. Perdagagngan bebas cenderung meningkatkan persaingan sehingga
menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya
2. Perdagangan bebas cenderung meningkatkan efesiensi, perbaikan
mutu produk dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memicu
produktivitas faktor produksi
3. Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan serta memupuk tingkat laba, tabungan dan investasi
4. Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang
lingkup pilihan yang lebih luas atas baran-barang yang tersedia
5. Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing, tenaga
ahli, laba, tabungan dan investasi
Hal yang terkait dengan peraturan pemerintah mengenai perdagangan
bebas diatur dalam peraturan mentri perdagangan republik indonesia nomor
: 20/m-dag/per/7/2011 tentang perubahan kedua atas peraturan menteri
perdagangan nomor 45/m-dag/per/9/2009 tentang angka pengenal importer
(api).adapun ciri-ciri perdagangan bebas, diantaranya :
a. Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau pembatasan
perdagangan yang lain (seperti kuota impor atau subsidi untuk
produsen), maksudnya adalah jual beli tersebut dilakukan tanpa
dikenai pajak pada pemerintah.
b. Perdagangan layanan tanpa pajak atau pembatasan perdagangan
yang lain, hal ini pun hampir sama dengan point sebelumnya tidak
adanya ketentuan pajak yang khusus yang dikenakan kepada
produsen, juga tidak adanya pembatasan oleh perdagangan yang
lain.

15
c. Ketiadaan dasar-dasar “pemutar belit perdagangan” (seperti pajak,
subsidi, peraturan atau hukum) yang memberikan kelebihan kepada
sejumlah kecil perusahaan, isirumah, atau faktor-faktor produksi
d. Akses bebas ke pasar, tidak adanya batasan atau kemudahan akses
yang dapat langsung pada pasarnya, langsung pada konsumen
dalam proses penjualannya.
e. Akses bebas kepada informasi pasar, konsumen dalam proses
membeli produk dapat meraih informasi secara terbuka dan bebas.
f. Ketakupayaan firma-firma mengacaukan pasar melalui kekuatan
monopoli atau oligopoli berian pemerintah
g. Pergerakan bebas tenaga kerja antaraluar maupun dalam negara
h. Pergerakan bebas modal antara luar mapun dalam Negara
Perdagangan bebas juga mempunyai dampak negative maupun positif
yang dapat diambil manfaatnya. Dampak positif dengan adanya
perdagangan bebas yang dilakukan oleh suatu Negara, tentunya tersebut
dapat menikmati produk tidak hanya dari hasil produk buatan dalam negeri
sendiri saja, tetapi juga dapat menkonsumsi produk buatan luar negeri
dengan mudah karena dengan adanya perdagangan bebas barang impor
dapat bebas masuk kedalam negeri. selain itu terjalin suatu hubungan
internasional yang semakin terbuka antar Negara. Kemudian produk –
produk dalam negeri dapat dengan memudah meraih popularitas di luar
negeri. Dapat pula meningkatkan reputasi Negara ketika suatu Negara dapat
berprestasi menciptakan produk yang bermanfaat dan diminati oleh
konsumen internasional. Kemudian devisa kuat jika ekspor lebih besar
daripada impor. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya
produksi. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya
produksi, inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan, terjadi
persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang bermutu,
efisiensi dan efektifitas tinggi karena tindakannya selalu didasarkan pada
prinsip ekonomi.

16
Dampak negatif akibat adanya perdagangan bebas kegiatan
perdagangan bebas. Yaitu selain menjadi orang yang konsumtif terhadap
barang–bararang impor, banyak pula pengangguran, karena kalah bersaing
produsen dari luar negeri, kemudian banyak pabrik yg bangkrut karena tidak
kuat dengan persainan yang begitu ketat, selain itu larinya investor
dikarenakan sdm dan etos kerja dalam negeri lemah dan devisa yang habis
karena lebih banyak produk impor daripada ekspor. Kemudian bagi Negara–
Negara yang belum berkembang maka akan menjadi sebuah kerugian
karena selalu mengandalkan Negara lain untuk terus mengimpor barang–
barang kedalam negeri, yang kemudian membuat Negara yang lemah ini
sulit berkembang karena terus diserang oleh barang–banrang impor. Juga
sebaliknya, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Negara yang telah
berkembang untuk terus menjual produknya ini sehingga produknya lebih
diminati dan lebih popular di luar negeri. Adanya eksploitasi terhadap
masyarakat ekonomi lemah oleh pihak yang kuat ekonominya,
menimbulkan terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat,
munculnya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi kuat dengan
golongan ekonomi lemah, perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak
stabil.5
Dari penjelasan diatas, dapat kita menyimpulkan bahwa perdagangan
yang lebih terbuka merupakan dasar pembangunan ekonomi yang pada
akhirnya mengurangi kemiskinan. Batas perdagangan yang terbuka sangat
berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, perbaikan
mikroekonomi, efisiensi alokasi sumber daya dan peningkaatan tingkat
persaingan di antara industri. Selain itu, perdagangan bebas juga
menigkatkan variasi produk intermediate dan barang-barang modal yang
tersedia serta keterbukaan jaringan komunikasi untuk pertukaran metode
produksi dan praktek bisnis.
D. KESIMPULAN

5
Mahyus Ekanada, Ekonomi Internasional (Jakarta: Erlangga, 2014) h. 111

17
Perdangangan internasional sering kali disebut sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi (trade is an engine of growth) artinya tanpa perdagangan internasional,
maka pertumbuhan ekonomi akan sangat lamban karena barang dan jasa akan
menjadi mahal bila dihasilkan sendiri oleh masing-masing Negara. Teori
perdagangan internasional modern dimulai ketika ekonom dari Swedia yaitu: Eli
Hecskher dan Bertil Ohlin.Teori HO ini menyatakan bahwa penyebab perbedaan
produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
oleh masing-masing Negara sehingga meyebabkan terjadinya perbedaan harga
barang yang dihasilkan. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu Negara akan melakukan
perdagangan dengan Negara lain karena Negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi
pemerintah yang secara langsung mapun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah serta bentuk dari pada perdagangan dan pembayaran
internasional. Kebijakan ini tarif, quota atau sebagainya. Kebijakan perdagangan
internasional mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang hendak
berjalan dari pada neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor
dan impor barang/jasa. Adapun tujuan kebijakan ekonomi internasional untuk
kesejahteraan, autarki, proteksi, pembangunan ekonomi dan keseimbangan dalam
neraca pembayaran yang kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan
perdagangan internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.
Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa
adanya birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu didalam suatu Negara.

18
19

Anda mungkin juga menyukai

  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen3 halaman
    Abs Trak
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen146 halaman
    PDF
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Lengkap PDF
    Lengkap PDF
    Dokumen158 halaman
    Lengkap PDF
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    nayla ardyan
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen8 halaman
    Fix
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen15 halaman
    Abs Trak
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ke 2
    Makalah Ke 2
    Dokumen19 halaman
    Makalah Ke 2
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    nayla ardyan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ke 2
    Makalah Ke 2
    Dokumen11 halaman
    Makalah Ke 2
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen15 halaman
    Abs Trak
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Makalah e
    Makalah e
    Dokumen9 halaman
    Makalah e
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat
  • Variabel Dummy
    Variabel Dummy
    Dokumen6 halaman
    Variabel Dummy
    Nayla Ardyan
    Belum ada peringkat