Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK

Abstrak

Merkantilis yang berkembang sejak abad ke-17 merupakan sistem


ekonomi yang didasari dengan keyakinan bahwa kemakmuran Negara bergantung
pada kekayaan yang diakumulasikan yakni berupa emas. Hal ini sangat berbeda
dengan era klasik yang dipelopori oleh Adam Smith dengan julukannya sebagai
bapak ekonomi, menampik sebagian pendapat yang dicetuskan oleh kaum
merkantilis, yakni kaum merkantilis beranggapan bahwa salah satu faktor penentu
kemakmuran rakyat adalah alam. Sedangkan Adam Smith mencetuskan bahwa
penentuan terhadap tingkat kemakmuran rakyat pada suatu negara adalah
kemampuan pada manusianya sendiri sebagai faktor produksi.

Merkantilis mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus


melindungi sistem perekonomiannya untuk mencapai tujuan dengan menerapkan
memaksimalkan sistem ekspor dan mengurangi kegiatan impor. Berbeda dengan
teori pemikiran kapitalisme, Adam Smith menekankan hak milik pribadi dengan
pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan sehingga perekonomian akan
berjalan tanpa pengaruh campur tangan dari pemerintah.

Kata Kunci : ekonomi, klasik

A. PENDAHULUAN
Sejak zaman Romawi sampai abad kegelapan dan Renaisans, manusia
bergitu keras usahanya untuk mempertahankan hidup mereka. Mereka
terus-menerus berjuang mempertahankan diri melawan kematian,
penyakit, peperangan dan kemiskinan. Hanya seseorang dengan kekuasaan
penuh serta kaum pengusahalah yang bisa merasakan kehidupan
menyenangkan.
Pada tahun 1776, Adam Smith membawa perubahan dan memberikan
secercah harapan bagi semua kaum. Ia menetapkan beberapa teori yang
dapat merubah kehidupan buruh agar mendapatkan kesempatan mencari
standar minimum untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian. Adam Smith

1
melahirkan sistem ekonomi yang disebut sebagai sistem ekonomi klasik,
dimana ia bermaksud untuk membawa perubahan sistem ekonomi dengan
prinsip Laissez Faire yang ia miliki sehingga ia berani mengkritik sistem
ekonomi sebelumnya. Seperti halnya system ekonomi merkantilis dengan
menerapkan teori yang sangat memaksimalkan ekspor serta sebisa
mungkin membatasi impor. kemudian ekonomi fisiokrat dikritik sebagai
system ekonomi yang terlalu mengandalkan kekayaan alam sehingga
mereka mengesampingkan peran pemerintah sebagai pengawas aktivitas
ekonomi.
B. Latar Belakang Timbulnya Madzhab Ekonomi Klasik
Pemikiran-pemikiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang sejak
abad ke-15, saat terjadi revolusi pertanian di Eropa. Akan tetapi pengakuan
terhadap ilmu ekonomi sebagai cabang ilmu ekonomi baru abad ke-18,
setelah Adam Smith yang dijuluki sebagai bapak ekonomi tersebut
muncul dalam percatatan sebagai pemikir ekonomi. Adam Smith (1723-
1790) merupakan tokoh utama dalam aliran ekonomi yang dikenal sebagai
aliran ekonomi klasik.
Madzhab yang dikembangkan oleh Adam Smith disebut dengan
madzhab klasik ini merupakan gagasan-gagasan yang sebenarnya sudah
banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi jauh sebelum
itu. misalnya, soal paham hedonisme yang merupakan paham materialistik
mekanistik dengan menganggap kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir
dari kehidupan manusia. Paham ini pertama kali di gagas oleh Aristippus
pada masa yunani kuno1.
Adam Smith sebagai pendiri madzhab klasik mangembangkan teori-
teori perekonomian dengan mengkritik sistem ekonomi yang diterapkan
oleh kaum merkantilis dengan menekankan campur tangan pemerintah
untuk memajukan sistem perekonomian. Adam Smith lebih menghendaki
jika kegiatan ekonomi dibiarkan bergerak sendiri dengan hukum dan
logikanya. Sehingga pasarlah yang akan mengatur aktivitas ekonomi,

1
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok: Gramata Publishing, 2010) h.6

2
menggerakkan dan memekarkan kegiatan ekonomi masyarakat yang pada
akhirnya akan mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang lebih
luas untuk rakyat. Sehingga Adam Smith menggunakan teori
pembangunannya untuk memperhitungkan pertumbuhan penduduk,
pembagian kerja dan akumulasi modal, Smith juga menerapkan toeri
ongkos produksi, upah, laba, dan sewa.
Pada generasi berikutnya, pandangan-pandangan ekonomi klasik
cnderung lebih bersifat pesimis. Hal ini berkaitan erat dengan teori
penduduk yang diterapkan oleh Robert Malthus dan teori upah, laba, dan
sewa lahan dari David Ricardo. Hal ini menyebabkan adanya kritik-kritik
tajam tentang pemikiran ekonomi klasik (seperti apa kritiknya misalnya
keynnes)
C. Pemikiran Ekonomi Klasik
1. Adam Smith (1723-1790)
Adam Smith lahir di Kickcaldy, kota kecil didekat Edinburgh,
Skotlandia pada tahun 1723. Smith merupakan putra seorang hakim
pengacara scotlandia dan juga seorang pengawas keuangan bea
nasabah. Pada umur 13 tahun, Smith memasuki Universitas Glasgow,
dimana dia belajar ilmu filosofi moral dibawah asuhan Francis
Hutcheson. Dari sinilah Smith mengembangkan tekadnya
mewujudkan tentang kebebasan, akal sehat dan kebebasan
berpendapat. Tahun 1740 dia dianugerahi snell exhibition dan
memasuki kampus Balliol, Oxford, tetapi seperti William Robert
katakana Universitas Oxford dalam masanya memberikan sedikit jika
bantuan maupun yang diberikan apa yang harusnya merupakan kerja
seumur hidupnya, dan dia meninggalkan universita Oxford pada
tahun 1746.
Adam Smith merupakan pakar dan pelopor utama timbulnya
madzhab klasik dengan karyanya yang berjudul An Inquiry into the
Nature and Causses of the Wealth of Nations. the Wealth of Nations
pertama kali diterbitkan pada tanggal 9 maret 1776 oleh Strahan dan

3
Cadell hingga pada akhirnya menjadi karya intelektual yang terkenal
keseluruh dunia. Publikasi karya ini menjajikan lahirnya dunia baru
penuh dengan kemakmuran, bukan sekedar pengumpulan emas dan
perak. Adam Smith menjanjikan dunia baru bagi semua orang, bukan
hanya untuk orang kaya dan penguasa. Smith mengawali The Wealth
of Nations dengan diskusi tentang kemakmuran. dia menanyakan apa
yang dapat menghasilkan peningkatan terbesar dalam kekuatan
produktif para buruh? keseimbangan perdagangan? Emas dan perak
yang lebih banyak?
Berdasarkan hal tersebut, Smith mendeskripsikan lebih lanjut,
bahwa hakikatnya setiap manusia memiliki sifat egois, rakus, selalu
ingin mementingkan diri sendiri. Namun Smith tidak memandang
karakter manusia ini sebagai sisi yang negatif, justru ia beranggapan
bahwa sikap egoistis manusia tidak akan mendatangkan kerugian dan
merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas. Karena setiap
orang tentu menginginkan laba dalam jangka panjang. Tidak akan
pernah menaikan harga diatas tingkat harga pasar.
Smith mengawali analisisnya dengan teori pembagian kerja untuk
meningkatkan produktivitas pekerja sehingga setiap orang akan
memiliki ketrampilan dibidangnya masing-masing. Dalam hal ini, ia
mencontohkan cara menjalankan usaha di pabrik peniti yang dibagi
kedalam beberapa cabang. Dimulai dari cabang yang terbesar
merupakan pekerjaan khusus, ada yang bagian mengulurkan kawat,
meluruskannya, memotongnya, meruncingkannya, dan yang terakhir
menggerinda untuk kepala peniti. Oleh karena itu, hasil produksi
secara total akan menjadi lebih banyak.2
Bagi Smith, sumber kekayaan bangsa adalah lahan, tenaga kerja,
keterampilan dan modal. Dengan demikian maka akan timbul
permasalahan yang mencakup tentang pembagian pendapatan berupa
upah untuk tenaga kerja, laba bagi pemilik modal dan sewa untuk tuan

2
Delianov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo, 2015) h. 36

4
tanah. Tingkat sewa akan meningkat, sedangkan tingkat upah akan
menurun. Hal ini dijelaskan pada teori upah yang mengatakan bahwa
buruh dan majikan adalah bentuk kombinasi kenaikan atau penurunan
upah. Adam Smith mengembangkan teori upah subsistensi (tingkat
minimum untuk bertahan hidup) sehingga ketika upah berada dibawah
subsistensi pekerja akan mati dan apabila jumlah penawaran jasa dari
pekerja berkurang upah akan naik.
2. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Malthus dilahirkan pada tahun 1766, dekat Dorking di Surrey,
Inggris, dia bersekolah di Jessus College di Universitas Cambridge
sebagai mahasiswa cemerlang. Dia tamat tahun 1788 dan ditugaskan
sebagai oendeta Anglikan pada tahun itu juga. Di tahun 1791 dia
memperoleh gelar master dan tahun 1793 dia menjadi kerabat Jesus
Collage. Pada usia 38 tahun, tepatnya April 1804 Malthus menikahi
Harriett Eckersall. Pada tahun 1805, dia diangkat menjadi professor
sejarah modern dan ekonomi politik diperguruan tinggi yang baru,
East India Company College di Haileybury. Hingga pada akhirnya ia
meninggal karena serangan jantung pada Desember 1834 dan
dimakamkan di Abbey.
Sesudah Adam Simth, Thomas Robert Malthus dianggap
sebagai pemikir klasik yang sangat berjasa dalam pengembangan-
pengembangan ekonomi. Untuk pertamakalinya ekonomi politik
diakui sebagai disiplin ilmu yang ia perjelas ddidalam karyanya
Principles of Political Economy (1820) dan Definition of Political
Econoy (1827). Selain itu, buku-buku yang ia tulis cukup banyak.
Diantaranya: Essay on the Principle of Population as it Affects the
Future Improvement of Society (1728) dan An Inquiry into the Nature
and Progress of Rent (1815).
Diantara karya-karyanya tersebut, Priciples of Population
adalah karyanya yang sangat dikenal luas. Malthus mengawali karya
klasiknya setelah debat dengan salah seorang kawannya tentang

5
teori utopia William Godwin. Yang dimaksud kawannya tak lain
adalah ayahnya sendiri Daniel Malthus, murid filusuf Prancis yang
penuh skandal, Jean Jacque Rousseau dengan kalimat manusia
dilahirkan bebas namun terbelenggu dimana-mana. Merefleksikan
konflik antardealisme dan realitas pada zamannya (1968).3 Namun
sebaliknya, Malthus justru sangat pesimis tentang masa depan
manusia. Alasannya bahwa pertumbuhan penduduk cenderung
malampui pertumbuhan persediaan makanan. Sehingga Malthus
berpendapat bahwa jumlah tanah yang digunakan untuk pertanian
akan berkurang. Hal ini dikarenakan sebagian besar lahan pertanian
akan digunakan untuk membangun perumahan, pabrik, dan bangunan
lain serta untuk pembuatan jalan. Malthus mengamati manusia akan
berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi-produksi
hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia akan
ber kembang sesuai dengan deret ukur (2, 4, 8, 12, 16 dan seterusnya)
sementara itu, pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat
sesuai dengan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6 dan seterusnya) sehingga
Malthus meramalkan bahwa suatu ketika akan terjadi malapetaka
(disaster) yang akan menimpa manusia.4 Menurut Malthus, kenaikan
jumlah penduduk yang terus menerus merupakan unsur yang perlu
untuk adanya tambahan permintaan, tetapi ketika kenaikan hanya
terjadi pada jumlah penduduk saja, tanpa diimbangi dengan kemajuan
unsure-unsur pengembangan yang lain, tentu tidak akan menaikkan
pendapatan dan tidak akan menaikkan permintaan. Sedangkan
turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan para-para
kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.
Malthus kembali menerangkan didalam bukunya Essay on the
Principles of Population (1796) bahwa satu-satunya cara untuk
menghindar dari malapetaka adalah dengan melakukan kontrol atau

3
Mark Skousen, Sejarah Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia, 2005) h. 74
4
Delianov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo, 2015) h. 48

6
pengawasan atas pertumbuhan penduduk atau keluarga berencana.
Beberapa jalan keluar yang ia tawarkan lagi adalah dengan menunda
usia perkawinan dan mengurangi jumlah anak. Malthus menyebut
pembatasan ini sebagai pembatasan moral. Demikian Malthus
menguraikan teorinya, namun ketika hal ini tidak dilakukan maka
persoalan tersebut akan diselesaikan secara ilmiah. Antara lain akan
timbul perang (kehidupan semakin keras disebabkan terlalu banyak
manusia) kekurangan pangan dan sebagainya. Pandangan Malthus
diatas oleh sebagian pakar dipandang terlalu pesimis bahkan para
pendetapun menganggap teori Malthus ini tidak religious karena
mempertanyakan kemurahan Sang Pencipta, dan para pembaru sosial
menuduh Malthus tidak membela orang miskin. Namun pada
dasarnya, Malthus bukan menganjurkan pertumbuhan populasi
menjadi nol, akan tetapi ia menentang pertumbuhan penduduk hanya
ketika pertumbuhan tersebut melampui daya dukung sumber nafkah
dan menyebabkan penderitaan dan kejahatan5.
3. David Ricardo (1772-1823)
David Ricardo adalah anak ketiga dari setidaknya 17 atau 23
bersaudara. dilahirkan pada tahun 1772. Nama ayahnya sangat berbau
Yahudi, Abraham Israel Ricardo. Abraham Ricardo adalah penganut
Yahudi Sephardic dari keturunan Spanyol-Portugal yang menetap di
Belanda setelah diusir dari Spayol pada akhir abad ke-15. Dia pindah
ke London pada tahun 1760. Ricardo lahir 12 tahun kemudian di
London. Dilihat dari latar belakangnya, Ricardo tidak mempunyai
bekal pendidikan ekonomi yang tinggi. Namun pekerjaannya dalam
membidangi pasar modal yang sudah digelutinya sejak berusia 14
tahun membuatnya paham tentang dunia ekonomi.
Berdasarkan pengalamannya bekerja di pasar modal, ia dapat
menulis beberapa karyanya antara lain; The High Price of Bullion
(1810) dan A Proof of the Deppreciation of the Bank Notes (1811).

5
Delianov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo, 2015) h. 75

7
Pada tahun 1815 ia menerbitkan Essay on the Influence of the Low
Price of Corn on the Profit of Stock, yang pada tahun 1817 judulnya
diubah menjadi The Principles of Political Economy and Taxtion.6
Didalam buku The Principles of Political Economy and Taxtion,
Ricardo mengemukakan beberapa teori, diantaranya teori sewa tanah
(land rent), teori nilai kerja (labor theory of value), teori upah alami
(natural wages), teori uang dan terori keuntungan komparatif
(comparative advantage).
Tentang teori nilai kerja dan upah, Ricardo menjelaskan bahwa
nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu
dikeluarkan untuk menghasilkan barang. Ongkos tersebut didasarkan
pada biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya
digunakan untuk bertahan hidup. Perbadaan antara smith dan Ricardo
terdapat dalam penekanannya. Smith lebih menekankan masalah
kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedangkan Ricardo lebih
memperhatikan masalah pemerataan pendapatan diantara berbagai
golongan dimasyarakat.
Ricardo menjelaskan bahwa teori sewa tanah dapat dibedakan
berdasarkan jenis tanah itu sendiri. Ada tanah yang subur dan tanah
yang kurang subur. Sehingga produktivitas tanah yang subur akan
lebih tinggi akan sedikit membutuhkan biaya rata-rata dan biaya
marjinal. Berbeda dengan tanah yang tingkat kesuburannya rendah,
maka akan semakin tinggi biaya rata-rata dan biaya marjinal yang
diperlukan untuk mengelola tanah tersebut. hal inilah yang menjadi
alasan jika sewa untuk tanah subur akan lebih tinggi dibandingkan
dengan sewa tanah yang kurang subur. Akan tetapi, pendapat ini
sangat bertolak belakang dengan teori Ricardo. Bagi Ricardo yang
menentukan tingginya tingkat sewa tanah bukanlah tanah yang subur
melainkan tanah marjinal (marginal land). Ia berpendapat bahwa nilai
tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan

6
Delianov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo, 2015) h. 51

8
untuk menghasilkan barang tersebut. karena ketika harga yang
ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya, maka dalam jangka pendek
perusahaan akan menikmati laba ekonomi. Hal ini akan menarik
perusahaan-perusahaan lain untuk masuk pasar. Akibatnya, produksi
akan meningkat dan terjadinya kelebihan produksi. Kelebihan
penawaran akan mengakibatkan penurunan harga pada keseimbangan
semula.
Teori Ricardo lainnya adalah teori keuntungan berbanding
(Comapative advantage). Teori ini dikemukakan pada tahun 1817
yang merupakan salah satu hukum dalam ekspor-impor. David
Ricardo mengatakan bahwa sebaiknya semua Negara berspesialisasi
dalam komuditi-komuditi dimana ia memiliki keunggulan komparatif
(yaitu harga untuk satu komoditi dinegara satu dengan yang lainnya
relatif berbeda). Sehingga hal ini sangat berbeda dengan yang
diungkapkan oleh Adam Smith bahwa perdagangan diantara dua
negara didasarkan pada keunggulan absolut yakni yang menjadi
ukuran keuntungan dari spesialisasi produksi untuk kedua Negara
yang melakukan perdagangan.7
Dengan teori keuntungan berbanding tersebut, Ricardo dianggap
sebagai arsitek penting perdagangan bebas.sehingga David Ricardo
dianggap sebagai pakar aliran klasik yang sangat gemilang.
4. Jean Baptiste Say (1767-1832)
Jean Baptise Say dilahirkan di Lyon, Prancis. Dia berasal dari
keluarga Protestan Prancis Selatan. Professor pertama yang
mengajarkan ilmu pengetahuan yang baru di tiga instuisi di Prancis
adalah Jean Baptiste Say (1767-1832). Ia anak dari sebuah keluarga
protestan yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang kecil, dimana
setelah kehilangan pekerjaan pada Edict dari Nantes membuat mereka
sementara mengungsi ke Switzerland. Sama halnya dengan David
Ricardo, J.B.Say juga berasal dari kalangan pengusaha, bukan berlatar

7
Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Erlangga, 2014) h.23

9
belakang akademis. J.B. Say juga sangat berjasa dalam menyusun dan
mengkodifikasikan pemikiran-pemikiran ekonomi Smith yang
terangkum dalam bukunya Traite dEconomie Politique tahun 1903.
Dalam hal ini, Say juga menyumbangan empat kontribusi dengan
tujuan untuk membangun landasan baru dalam ekonomi klasik.
Diantaranya yaitu:
a. Menyusun pengujian teori dengan fakta dan observasid
Dalam hal ini Say sangat mencemaskan sahabatnya, David
Ricardo. Say menuduh Ricardo telah menciptakan model yang penuh
dengan penilaian nilai yang serampangan dan menyusun sebuah
sistem sebelum fakta ditentukan.
b. Menyususn teori utilitas subjektif sebagai pengganti nilai teori
kerja
Berbeda dengan pendapat Ricardo yang dipengaruhi oleh Adam
Smith mengungkapkan bahwa mencari standar nilai yang tetap dan
menemukannya dalam bekerja. Sebaliknya, Say mengambil
pendekatan teori nilai utilitas yang subjektif atau cara konsumen
menilai suatu barang atau jasa, menentuka produksinya. Produsen
akan membuat nilai dengan mengubah input menjadi output yang
cukup untuk menutup biaya.
c. Peran vital entrepreneur
J.B. Say adalah tokoh klasik yang menciptakan isltilah
entrepreneur, ia memperkenalkan konsep entrepreneur sebagai agen
ekonomi yang berbeda dari tuan tanah, buruh dan kapitalis. Say
mengatakan bahwa seorang entrepreneur harus memiliki ketabahan,
penilaian, dan pengetahuan tentang dunia. Hingga pada akhirnya Say
mencatat bahwa entrepreneur mampu menggeser sumber daya
ekonomi dari area produktifitas yang rendah menuju kearea
produktivitas yang tinggi dan lebih besar hasilnya.
d. Hukum pasar Say

10
Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah
pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan
menciptakan permintaannya sendiri pendapat ini disebut sebagai
hukum Say. Hukum asumsi Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai
produksi akan ada pendapatan yang besarnya persis sama dengan nilai
produksi. Sehingga dalam perekonomian yang menganut sistem pasar
persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi kelebihan penawaran.
Kalaupun terjadi, sifatnya hanya sementara.8
5. John Stuart Mill (1806-1873)
John Stuart Mill lahir di London pada tahun 1806. Ia besar
dibawah asuhan seorang ayah, James Mill. Mill junior banyak dididik
oleh Mill senior dengan pendidikan yang sangat ketat. Mill yunior
sudah mempelajari bahasa latin sejak umur tiga tahun. Hingga apda
usia tiga belas tahun ia sudah mampu mengoreksi buku Elements of
Political Economy yang ditulis oleh ayahnya. Mungkin akibat terlalu
banyak belajar dan tekanan-tekanan dari ayahnya, pada usia dua puluh
tahun ia menderita sakit yang cukup parah.
Mill terkenal sebagai penulis yang berbakat. Ia memulai reputasi
gemilang dengan menerbitkan karya pertamanya A Sistem of Logic
pada tahun 1843, On the Liberty tahun 1859 yang membahas tentang
individualitas manusia paling fasih, paling signifikan dan paling
berpengaruh sehingga karya ini dianggap sebagai karya klasik dalam
filsafat. Kemudia dua buku karya Mill yang dikenal lebih luas adalah:
Essay on Some Unsettled Questionns of Political Economy tahun 1844
dan Priciples of Political Economy With Some of Their Applications to
Social Philosophhy pada 18489.
Didalam buku Mill terakhir dimaksudkan untuk menyempurnakan
teori-teori ekonomi pada masanya. Hingga pada akhirnya karya Mill

8
Mark Skousen, Sejarah Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia, 2005) h. 51
9
Delianov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo, 2015) h. 57

11
dinyatakan sebagai versi modern dari The Wealth of Nations Adam
Smith.
Karya Mill yang berjudul Priciples of Political Economy ini
membahas tentang hukum produksi ditetapkan secara objektif namun
hukum distribusi menggunakan variabel. Ia beranggapan bahwa
distribusi kekayaan adalah insttitusi manusia. Sehingga institusi ini
bisa didirikan oleh siapa saja yang menghendakinya. Dalam
perjalanan sistem ekonomi, Mill lebih mendukung teori distribusi
Ricardian dengan menerapkan upah dan profit bervariasi secara
berkebalikan, harga ditentukan oleh biaya tenaga kerja, dan upah
jangka panjang akan menurun sampai level subsisten, karenanya ia
mengadopsi teori sewa Ricardo yang sangat anti pada pemilik tanah.
Dalam Priciples of Political Economy pandangan-pandangan
klasik lebih disempurnakan dan lebih manusiawi. Mill merubah cara
pandang individualisme agar tidak terkesan kaku dan kasar. Mill
membolehkan campur tangan pemerintah berupa peraturan-peraturan
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa ke arah
peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik10.
D. PENUTUP
Ekonomi klasik dimulai sejak abad 18 hingga berakhir diabad 19.
Ekonomi klasik dipelopori oleh Adam Smith dengan bukunya The Wealth
of Nations yang menjelaskan tentang teori pembagian kerja untuk
meningkatkan produktivitas pekerja sehingga setiap orang akan memiliki
ketrampilan dibidangnya masing-masing. Dan beberapa teori yang
tercantum didalam buku The Wealth of Nations. Tokoh klasik berikutnya,
yakni Thomas Robert Malthus dijelaskan didalam bukunya Priciples of
Population dengan teori populasinya yang sangat terkenal. David Ricardo
dengan beberapa teori yakni, teori upah kerja, sewa tanah dan yang paling
terkenal adalah teori keuntungan berbanding. Dalam teori klasik ini J.B
say menetapkan hukum bahwa setiap penawaran akan menciptakan

10
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok: Gramata Publishing, 2010) h 40

12
permintaannya sendiri. John Stuart Mill dengan bukunya Priciples of
Political Economy banyak merubah pandangan-pandangan dari tokoh
ekonomi klasik sebelumnya sehingga ekonomi klasik menjadi system
ekonomi yang lebih manusiawi, walaupun sebelum akhir hayatnya ia
menyatakan bahwa ia mengikuti sistem ekonomi sosialis.

13

Anda mungkin juga menyukai