Laporan KP #3 Bab Ii - V
Laporan KP #3 Bab Ii - V
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan
bermasyarakat dan diharapkan untuk senantiasa peka dan tanggap terhadap
berbagai masalah yang berkembang di tengah masyarakat. Mahasiswa
disimbolkan sebagai jembatan yang berfungsi untuk menghubungkan dunia
pendidikan dengan dunia kerja. Dengan demikian, mahasiswa dituntut untuk
memahami dunia kerja sebelum terjun ke dalam dunia kerja.
Salah satu sarana untuk membekali mahasiswa agar lebih siap dalam
menghadapi dunia kerja, maka mahasiswa diwajibkan untuk melakukanKerja
Praktek yang diharapkan nantinya mahasiswa dapat mengimplementasikanilmu
yang diperoleh di bangku perkuliahan pada dunia kerja. Pada pelaksanaannya,
dibutuhkan suatu instansi yang mampu menunjang dan membimbing mahasiswa
untuk mendapatkan materi pembelajaran di lapangan. PT Amman Mineral Nusa
Tenggara merupakan perusahaan besar yang telah lama berdiri dan memiliki
kredibilitas perusahaan yang baik serta dapat menunjang penuh proses kegiatan
Kerja Praktek.
Lingkup Observasi
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara yang sebelumnya PT. Newmont Nusa
Tenggara adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
tembaga dan emas yang berskala besar dan bertaraf internasional. Dalam
pelaksanaan Kerja Praktek, dilakukan pengamatan secara singkat mengenai proses
pelayanan serta komunikasi yang terjadi dari Department Process Maintenance
1
Strategy & Planning di PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Pengambilan data
dilakukan tidak langsung.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan Kerja Praktek adalah sebagai berikut:
2
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada bulan Januari hingga
bulan Maret 2018 yang bertempat di PT Amman Mineral Nusa Tenggara – Batu
Hijau Project, Sumbawa. Pelaksanaannya mengikuti hari dan jam kerja yang
berlaku di PT Amman Mineral Nusa Tenggara – Batu Hijau Project, yaitu dengan
jam kerja Praktek hari Senin – Minggu pukul 06.30 – 16.00 WITA dengan 2 (dua)
hari off (Sabtu dan Minggu). Adapun di PT Amman Mineral Nusa Tenggara –
Batu Hijau Project memiliki jam kerja produksi selama 24 yang terdiri dari 2
(dua) shift. shift pagi pukul 06.00 – 18.00 WITA dan shift malam 18.00 – 06.00
WITA
1.5 Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metodologi, antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap suatu objek selama kegiatan kerja Praktek
di PT Amman Mineral Nusa Tenggara-Batu Hijau Project.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan terkait
objek yang tengah diamati atau dipelajari, antara mahasiswa
(pewawancara) dengan narasumber (pembimbing lapangan, user,
menpower) di PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data, pencatatan informasi,
serta pengambilan gambar terkait suatu objek untuk memperoleh
keterangan yang lebih detail mengenai schedule compliance di Department
Process Maintenance Strategy & Planning.
3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini,akan dijelaskan mengenai profil dari tempat penulis
melaksanakan kerja Praktek yaitu PT. Amman Mineral Nusa Tenggara.
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi literatur yang berasal dari berbagai macam sumber
yang berhubungan dengan optik dan judul laporan kerja Praktek.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
tembaga dan 0,37 gr emas. Logam berharga tidak secara langsung dapat diperoleh
karena bercampur dengan mineral lain yang tidak memiliki nilai ekonomis. Maka
dari itu diperlukan proses pengolahan lebih lanjut untuk memperoleh kandungan
logam berharga. Sesuai Kontrak Karya, kewajiban perusahaan adalah mengolah
bijih untuk menghasilkan suatu konsentrat yang dapat dipasarkan.
Batu Hijau Project merupakan tambang terbuka, artinya unsur yang
terkandung pada batuan seperti tembaga, emas, dan perak ditambang pada lubang
besar yang disebut dengan pit. Pada saat pit digali, semua batuan baik yang
mengandung mineral ataupun tidak harus diambil. Pit terbentuk atas terjadinya
blasting (pengeboman) dan berbentuk teras-teras panjang yang digunakan sebagai
jalur truk. Pada tahun 2016, proses penambangan pit telah memasuki tahap akhir
phase 6.Kronologis Kegiatan Tambang Batu Hijau:
Awal kegiatan eksplorasi – tahun 1986
Penandatangan kontrak karya generasi keempat – Desember 1986
Penemuan tubuh cebakan Batu Hijau– Mei 1990
Studi kelayakan disetujui– Oktober 1996
Masa Konstruksi dimulai – Oktober 1996
Studi penelitian AMDAL disetujui – Oktober 1996
Jadwal perampungan proyek pada triwulan keempat 1996
6
yang aman di tempat kerja dan tempat tinggal guna mewujudkan
budaya Nihil Bahaya.
Integritas – Kita harus bertindak sesuai etika dan saling menghormati
sesama, adat, budaya dan hukum yang berlaku di Negara /
Provinsi /Kabupaten tempat kita beroperasi.
Keberlanjutan – Kita adalah katalisator terhadap perkembangan
ekonomi daerah melalui upaya penjalainan dengan pemangku
kepentingan secara transparan, penuh penghormatan dan bertanggung
jawab atas pengelolaan lingkungan.
Inklusivitas – Kita menciptakan lingkuangan kerja yang inklusiv yang
memberikan peluang kepada karyawan untuk memberikan
sumbangsihnya, bekerja sama dengan perusahaan untuk merealistiskan
strategi/rencana kerja.
Tanggung Jawab – Kita mewujudkan komitmen, menunjukan
kepemimpinan, dan berani mengungkapkan pendapat serta berupaya
mengubah status quo.
7
yang diolah. Hal ini menunjukan bahwa untuk menghasilkan sejumlah kecil
logam yang dapatdijual, diperlukan kerja keras.
2.4.2 Penambangan
Cebakan tembaga tipe profiri mempunyai dimensi besar dan kadar relative
rendah sehingga atas pertimbangan ke ekonomiannya, pengembangannya hanya
dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka (open pit mining).
Tambang Batu Hijau adalah operasi tambang terbuka di mana semua
mineral berharga (tembaga, emas, dan perak) ditambang dari permukaan tanah
dengan menggunakan berbagai peralatan tambang seperti alat muat (shovel) dan
truck pengangkut.
Penambangan di Batu Hijau di awali dengan kegiatan pengeboran dan
peledakan untuk memudahkan pengambilan bijih. Dengan peledakan, batuan
terlepas dari tanah dengan diameter rata-rata 25 cm. Dengan menggunakan
beberapa shovel berukuran besar, batuan di muat kedalam truck berkapasitas
maksimal 240 ton dan kemudian diangkut menuju kedua buah crusher (mesin
penghancur). Di crusher, ukuran bijih batuan di perkecil hingga berdiameter rata-
rata 15 cm. Bijih kemudian diangkut kepabrik pemrosesan mineral, sedangkan
batuan berkadar lebih rendah diangkut ketempat penampungan, untuk menunggu
giliran pemrosesan pada waktu mendatang.
8
2.4.3 Pengolahan
Dari crusher, bijih batuan di angkut dengan ban berjalan sepanjang 5,6
kilometer kepabrik pengolahan yang disebut konsentrator. Di konsentrator,
mineral berharga di pisahkan dari batuan pembawa melalui proses penggerusan
dan flotasi. Bijih batuan, setelah di campur dengan air laut, kemudian digerus
menggunakan dua penggerus yang disebut Semi Autogenous (SAG) Mill dan
empat buah Ball Mill. Setelah keluar dari Ball Mill, partikel halus yang
terkandung dalam slurry kemudian di pompa keseperangkat tangki Cyclone untuk
pemisahan akhir partikel bijih.
Bubur bijih halus dari tangki cyclone di alirkan kesejumlah tangki untuk di
ambil kandungan mineral berharganya.Tangki ini di sebut sel flotasi. Proses flotasi
ini tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan sehingga aman dan
membantu meminimalkan dampak lingkungan. Secara fisik, proses ini
memisahkan mineral berharga dari batuan pembawa dengan menggunakan
gelembung udara dan ragent dalam jumlah kecil.
9
Terdapat dua jenis reagent yang di tambahkan dalam proses flotasi di
tangki. Jenis pertama akan mengikat mineral berharga, sedangkan jenis kedua
berfungsi untuk menstabilkan gelembung yang terbentuk oleh proses pengadukan.
Saat gelembung udara naik, mineral berharga atau konsentrat akan ikut
terangkat kepermukaan. Lapisan gelembung ini diselimuti oleh mineral berharga
yang berbentuk seperti pasir.Lapisan yang terapung dipermukaan sel flotasi inilah
yang disebut konsentrat.
Dari sel flotasi, konsentrat dikirim ketangki penghilangan kadar garam
yang di sebut CCD (Counter-Current Decantation). Di dalam tangki ini air laut
dibuang dan konsentrat di kentalkan dengan cara mengalirkan air tawar secara
berlawan arah. Air tawar menggantikan air laut dan konsentrat mengendap di
dasar tangki.
Konsentrat kemudian mengalir melalui pipa panjang 17,6 km menuju ke
fasilitas filtrasi atau penyaringan di Benete. Konsentrat cairan ini di tampung
dalam tangki besar dan di aduk terus menerus untuk menghindari terjadinya
pengendapan. Konsentrat kemudian di saring, untuk membuang kandungan air
dalam konsentrat sampai dengan 91% menggunakan udara bertekanan.
Setelah proses penyaringan, konsentrat akan berupa bubuk batuan halus
atau pasir dan di simpan digudang untuk menunggu pengapalan. Pemuatan
konsentrat ke kapal menggunakan fasilitas ban berjalan. Konsentrat akhirnya
dikapalkan ke sejumlah pabrik peleburan dalam negeri yakni ke PT.Smelting di
Gresik, Jawa Timur maupun ke luar negeri (Jepang, Korea Selatan, India, Eropa)
untuk menjalani proses pemisahan dan pengambilan logam berharga, yaitu
tembaga, emas, dan perak.
10
Konsentrat yang tercuci ditampung di dalam storage tank dan dipompakan
ke filteringplant di port facility. Pemompaan untuk jarak yang jauh ini (17,6 km)
membutuhkan pengunaan heavy duty positive displacement pump yang dirancang
khusus dan dibuat di Eropa serta digunakan di seluruh dunia untuk aktifitas
pemompaan yang sejenis.
Proses CCD, seperti yang digunakan di Batu Hijau, adalah proses
pencucian di mana aliran konsentrat berlawanan atau berbalik terhadap arah
terhadap aliran washwater (air pencuci). Konsentrat yang dipompa ke CCD
circuit adalah konsentrat flotasi dari cleaner tahap ketiga (third cleaner) sel
flotasi. Cleanerconcentrate ini memasuki CCD circuit sebagai slurry dengan
kapasitas rata-rata 170 meter kubik per jam (cubic metre per hour), dan
mengandung 34 percentsolid(persen padatan) dari berat; hal ini sebanding dengan
kira-kira 80 ton kering per jam konsentrat (dry tonne per hour ofconcentrate).
Seawater (air laut) yang digunakan untuk pengolahan di Batu Hijau berisi
sekitar 36 gram/liter garam (sodium chloride atau NaCl). Banyak garam, jika
tidak dibuang dari air slurry, akan tersisa dengan konsentrat flotasi yang
dikapalkan ke overseassmelter. Klorida di garam akan merusak brick lining di
smelter furnace, serta sebagian besar material lain di plant. CCD circuit di plant
terdiri dari tiga thickener, tiga repulptank, pompa dan pemipaan. Bagan Alir:
Bagan Alir Counter Current Decantation (CCD).
11
Tiga thickener CCD masing-masing berdiameter 25 meter. Thickener
adalah settlingtank yang terpasang dengan mekanisme pemindahan padatan dari
dasar. Thickener di Batu Hijau adalah thickener konvensional, yaitu: thickener
yang dirancang dengan diameter dan permukaan yang cukup besar sehingga
padatan mengendap secara alami atau dengan bantuan relatif kecil dari flokulan.
(Fokulan adalah aditif bahan kimia yang membantu padatan mengendap).
12
Gambar 2.5 Zona THICKENER
Flokulan ditambahkan ke masing-masing thickener untuk membantu
partikel halus mengendap. Flokulan diterima on-site sebagai dry powder (bubuk
kering) dan dicampur dengan peralatan khusus di area reagen ke larutan cair yang
mengandung 0,25 persen flokulan dari berat. Larutan ini disimpan dalam
storagetank dan disalurkan oleh pompa (tiga beroperasi dan satu dalam kondisi
standby) ke thickener. Sebelum ditambahkan melalui multiple point ke dalam
thickenerfeedwell, flokulan dicairkan kemudian sekitar 0,025 persen kekuatan.
Pengenceran dilakukan melalui in-line mixer. Tiper mixer ini dimasukkan ke
pipeline (maka namanya in-line mixer), dan additionalwater segera diukur ke
dalam sistem upstreammixer. Maka hasil yang keluar bercampur larutan secara
keseluruhan.
Tujuan sistem pemompaan slurry konsentrat adalah untuk mengangkut
konsentrat secara terus menerus sebagai slurry dari concentrate
slurrypipelinefeedtank , yang terletak di concentrator, ke pipe line discharge
distribution box, yang terletak di concentrate dewatering area di portfacility.
Choke dan valvestation terletak di portfacility untuk mengontrol tekanan di
saluran slurry konsentrate (concentrate slurryline). Slurry konsentrat dipompa
13
dari ketinggian sekitar 105 meter pada km 0 (concentrator) ke ketinggian sekitar
10 meter pada km 17,6 (portfacility).
BAB III
LANDASAN TEORI
14
pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu
(kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa. Dalam operasi, mesin - mesin
peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang
rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik
dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge
akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
15
1. Reciprocating Pump (pompa torak)
2. Rotary Pump
16
rumah pompa yang stasioner.
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda
gigi berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan
menghisap dan menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang
mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya
ruang antar sisi tersebut maka pompa ini dapat beroperasi.
Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem pelumasan, karena
pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit yang
rendah. Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 3.3.
17
Gambar 3.3 Pompa roda gigi
b. Pompa Piston
18
Gambar 3.4 Skema pompa piston
B. Dynamic Pump
1. Pompa Aksial
19
Gambar 3.5 Pompa Aksial
2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu
yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat
oleh impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan
melempar fluida keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi
dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal
banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan pompa
rumah tangga. Bagianbagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling
box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeler, impeler,
casing wear ring dan discharge nozzle.
20
packing ring. Penambahan gland water mencegah slurry meninggalkan pompa
melalui gland. Gland tersebut cukup dikencangkan saja sehingga sedikit air
dapat melewati penyekat dan melumasinya. Namun, sebagian besar air bergerak
ke arah pompa dan mencegah slurry memasuki seal (penyekat) dan
menyebabkan keausan dengan cepat. Casing pompa dilindungi dari abrasi oleh
liner yang dapat diganti.
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya
dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Daya dari motor
diberikan pada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros
tersebut. Karena pompa digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi
daya guna kerja pompa adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan
motor kepada pompa. Satuan daya adalah Watt.
21
Gambar 3.7 Prinsip Kerja pompa sentrifugal
22
Tekanan Rendah = < 5 Kg/cm2
Tekanan menengah = 5 -50 Kg/cm2
Tekanan tinggi = > 50 Kg/cm2
3. Jumlah / Susunan Impeler dan Tingkat :
Single stage = Terdiri dari satu impeler dan satu
casing.
Multi stage = Terdiri dari beberapa impeler yang
tersusun seri dalam satu casing.
Multi Impeler = Terdiri dari beberapa impeler yang
tersusun paralel dalam satu casing.
4. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
6. Arah aliran keluar impeler :
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
23
Gambar 3.8 Bagian Pompa
a. Stuffing Box
b. Packing
c. Shaft (poros)
24
d. Shaft sleeve
e. Vane Sudu
f. Casing
g. Eye of Impeler
h. Impeler
i. Wearing Ring
25
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan
yang melewati bagian depan impeler maupun bagian belakang
impeler, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeler.
j. Bearing
k. Discharge Nozzle
Head dan laju aliran adalah dua kualitas paling penting dari
pompa. Berikutnya yang paling penting adalah efisiensi dan kebutuhan
daya.
a. Head
26
adalah satuan tekanan yang sangat kecil, para ahli juga menggunakan
bar untuk satuan tekanan, di mana 1 bar sekitar 10 m kolom air.
b. Daya Poros
WHP = ᵞ x Q x H.............................................................3.2
Dimana :
H = Head Melintasi pompa
ᵞ = Berat Jenis Fluida ( N / m3 )
Q = Debit ( m3 / s )
WHP
BHP = .......................................................................3.3
❑
27
Dimana :
η = Efisiensi Pompa
d. Efisiensi Pompa
WP
η P= x 100
WD ..................3.4
Karakteristik Pompa
a. Kontinuitas
Laju aliran yang masuk ke dalam pompa adalah sama dengan laju
aliran yang keluar dari pompa, sehingga dapat dirumuskan :
Q1 = Q2
A1 . v1 = A2 . v2..........................................................................3.5
Dimana :
28
b. Reynold Number
ρ vd
ℜ= ....................................................................3.6
μ
Dimana :
Re = Reynold number
ρ = Massa jenis fluida ( Kg / m3 )
v = Kecepatan aliran ( m .s )
µ = Viskositas fluida ( pa.s )
p
H= + ∑� + hk + hf......................................................3.7
ᵞ
Keterangan:
H = Head Total Pompa
p
= Head Tekan (m)
ᵞ
� = Head Statis Pompa (m)
hk = Head Kecepatan (m)
29
Z = Zad + Zas ....................................................................3.8
Jika permukaan zat cair pada posisi isap lebih rendah dari sumbu
pompa maka head statis total dapat dihitung sebagai berikut:
Z = Zad - Zas.....................................................................3.9
Keterangan:
Z = Head Statis Total (m)
Zad = Head Statis pada Sisi Tekan (m)
Zas = Head Statis pada Sisi Isap (m)
Head Tekanan
Ps
= Head tekanan fluida pada sisi isap (m) ..........3.10
γ
Head Kecepatan
Vd 2 Vs 2
ℎ� = - ……………………………………3.11
2g 2g
Keterangan :
ℎ� = Head kecepatan (m)
Vd 2
= Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)
2g
Vs 2
= Head kecepatan zat cair pada sisi isap (m)
2g
30
Head Losses adalah kerugian energi fluida dalam pengaliran
cairan pada sistem perpipaan. Head losses pada sistem perpipaan terdiri
dari:
- Mayor Losses
L v2
hf = f x x .................................................3.12
D 2g
Keterangan:
hf = Mayor Losses
f = Koefisien Kerugian Gesek
L = Total Panjang Pipa (m)
D = Diameter Pipa (m)
V = Kecepatan Rata-rata cairan dalam Pipa (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s)
- Minor Losses
v2
hf =∑ n.k x 2 g .......................................................3.13
Keterangan
hf = Minor Losses
k = koefisien gesekan
V = Kecepatan Rata-rata cairan dalam Pipa (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s)
31
3.4.1 Desain Pompa Sentrifugal 36PU019
Spesifikasi Pompa
1. Manufacture : Warman
Spesifikasi Motor
32
1. Manufacture : Toshiba International Corporation
2. Power : 45 Kw
3. Voltage : 380 V
4. Frekuensi : 50
6. Pole :4
Spesifikasi Fluida
1. Liquid : Slurry
2. S.G : 1,99 t / m3
3. Viscocity : 5 mpa.s
33
Gambar 3.10 Proses Wet – End Pompa
34
Gambar 3.12 Penggantian Impeller
35
ketangki CCD (Counter-Current Decantation).
36
Gambar 3.14 Pengukuran panjang pipa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Head Pompa
Pd−Ps
H=
ρ. g
dimana
ρ Fluida = sg x ρ H20
= 1.99 x 1000 Kg / m3
= 1990 Kg /m3
Pd−Ps
H=
ρ. g
760000−78000
H=
1990 x 9.81
H = 34,9351 m
37
Daya Fluida
WHP = ᵞ x Q x H
Dimana
ᵞ= ρ Fluida x g
= 1990 kg / m3 x 9.81 m / s2
Q = 80.8 m3 / hr
80.8 m3/hr
=
3600
= 0.0224 m3 / s
= 15276,7894 N.m / s
= 15.2768 Kw
Daya Motor
WHP
BHP =
ᶯ
, Efisiensi = 58 %
15.2768
=
58
= 26.3393 Kw
38
Dari datasheet pompa 36PU019 pada tahun 1998 diperoleh
kurva karakteristik pompa pada putaran 1200 rpm sebagai berikut :
Object 50
39
Tanggal Flow Rate (m3/hr ) Flow Rate (m3 /s) Power
09.10 43.4566 0.0121 09.10
09.15 41.0433 0.0114 09.15
09.20 38.6299 0.0107 09.20
09.25 45.9356 0.0128 09.25
09.30 45.1243 0.0125 09.30
09.10 43.4566 0.0121 09.10
Tabel 4.1 Data pompa 36PU019
Q
v= A
π .d2
A= 4
π . 0.14532
= 4
= 0.0166 m2
43.4566 m3 /hr
Q=
3600
= 0.0121
Q
v= A
0.0121m 3 /s
=
0.0166 m2
= 0.7284 m/s
40
Jenis Aliran
ρ. v . d
Re =
µ
kg
= ( 1990
m3)( 0.7284 m/ s ) (0.1453 m)
0.005 Ns/m2
= 42121.2300 ( Turbulen )
Head Losses
2
lxv
Hf = λ
2xgxd
ɛ 3.0
d
= 0.1453
= 0.02
41
Tabel 4.2 koefisien nilai rugi k pada alat alat tertentu
λ = 0.0495
42
Gambar 4.1 Digram moody
2
lxv
Hf Mayor = λ
2xgxd
2
(94.9 m)(0.7284 m/ s)
HfMayor = 0.0495 m
(2)(9.81 2 )(0.1453)
s
= 0.8742 m
v2
hf minor = ∑ n . k .
2. g
a. Pada Elbow
2
0.7284
Hf minor = ( 7 ) . ( 0.32 ) .
(2)(9.81)
= 0.0606
b. Pada Valve
0.72842
Hf minor = ( 2 ) . ( 0.12 ) .
(2)(9.81)
= 0.0606
Hf = Hf Mayor – Hf minor
43
Hf = 0.9413 m
p
H= + ∑� + hk + hf
ᵞ
Dimana,
p
= 0 m ( karena tekanan pada suction dan discharge
ᵞ
adalah
tekanan atmosfer )
∑� = 12.993 m
Vd 2 0.72842
hk = 2g
=
2 x 9.81
= 0.270
Hf = 0.9413 m
p
- H = + ∑� + hk + hf
ᵞ
= 13.9613 m
44
Rate
( Wita ) ( m3 / hr ) ( m3 /s ) (m) (m) (m) (m) (m)
09.10 43.4566 0.0121 0.9413 12.993 0.0270 0 13.9613
09.15 41.0433 0.0114 0.8412 12.993 0.0241 0 13.8583
09.20 38.6299 0.0107 0.7452 12.993 0.0214 0 13.7596
09.25 45.9356 0.0128 1.0516 12.993 0.0302 0 14.0748
09.30 45.1243 0.0125 1.0149 12.993 0.0292 0 14.0370
Tabel 4.3 Analisis Data Head pompa
13.85
13.8
13.75
13.7
13.65
13.6
10.5 11 11.5 12 12.5 13
Flow Rate ( L / s )
45
4.3. Pembahasan
13
12
11
10
9
0 5 10 15 20 25 30 35
Flow Rate ( L /s )
Dan pada Head sistem di grafik terlihat bahwa semakin besar Head nya
maka semakin besar flow rate yang terjadi pada head sistem pompa sentrifugal
36PU019. Hal ini terjadi karena pada penentuan Head sistem dipengaruhi oleh
head statis, head tekan, head kecepatan dan head loss .Pada pengujian ini
didapatkan, Head terbesar ( H = 14.0748 m ) didapatkan pada ( Q = 45.9356 ).
46
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
47
2. Menempatkan alat ukur tekanan di bagian suction dan discharge pompa
agar tekanan pada sisi suction dan discharge yang terjadi pada saat itu
dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyanto, Arif dan Rudy sutanto. (2016). Modul Praktikum Prestasi Mesin.
Fakultas Teknik Universitas Mataram : Mataram
Potter,Mettle C., dan David C Wigget. 2011. Schaum’s Outline Mekanika Fluida.
Jakarta : Erlangga
PT. NNT Training and Development Department. (1997). Referensi Trainee Untuk
Pengoperasian Pencucian Konsentrat dan Penempatan Tailing. Proyek
Batu Hijau : Sumbawa, Indonesia.
48
49