No Judul Tahun Penulis Penerbit Spesies Alat Bahan/ Metode Hasil
Larutan/Parameter 1 Studi Laju 2016 Arwan Program Studi Ilmu Enhalus 1. Handrefraktometer Pengukuran 1. Kisaran rata-rata Pertumbuhan Arif Kelautan, Fakultas acoroides 2. Thermometer pertumbuhan daun pertumbuhan daun Lamun (Enhalus Rahman Perikanan dan Ilmu 3. pH meter lamun diawali dengan lamun di Desa Tanjung acoroides) Di Kelautan,Universita 4. Layangan arus + memilih individu Tiram sebesar Perairan s Halu Oleo stop watch lamun yang sehat (tidak 4,707–10,642 mm/hari Pantai Desa 5. Secchi disk rusak) pada tiaptiap dan pertumbuhan Tanjung Tiram 6. Spektrofotometer stasiun. Pengukuran daun baru 8,346 – 15,19 Kabupaten Konawe 7. Pipa paralon diawali dengan memilih mm/hari. Selatan 8. GPS 5 (lima) tegakan lamun 2. Kondisi kualitas 9. Transek kuadrat tiap stasiun. Tegakan perairan pantai Desa 10. Jangka sorong lamun yang diamati Tanjung Tiram mecara adalah tegakan yang umum mampu memilik 4 helai daun menunjang pertumbuhan kemudian diberi tanda lamun yang sama berjarak E. acoroides dan 30,5mm dari dasar karakteristik sedimen batang. Azkab (1993) lumpur berpasir menyatakan setiap daun memiliki pengaruh pada tegakan yang besar terhadap terpilih diberi lubang kecepatan pertumbuhan pada jarak yang telah daun lamun ditentukan sebelumnya dari dasar. Kemudian metode pengukuran pertumbuhan lamun menggunakan metode Plastochrone Interval 2 Analisis 2012 Abd. Jurusan Fisika Enhalus Salinitas Penelitian ini dilakukan 1. Berdasarkan hasil Pertumbuhan Rahman Fakultas acoroides Kecepatan arus di perairan Desa Dolong perhitungan Lamun (Enhalus MIPA,Universitas Kecepatan A dan Desa Kalia pertumbuhan acoroides) Tadulako, Palu, gelombang Kecamatan Walea lamun, didapatkan nilai Berdasarkan Indonesia Sedimentasi Kepulauan rata-rata laju Parameter Pertumbuhan Kabupaten Tojo Una- pertumbuhan lamun di Oseanografi Di Laamun Una, Sulawesi Tengah. perairan Desa Kalia Perairan Desa Survei dan pengukuran lebih tinggi Dolong A Dan Desa di lapangan terdiri dari dibandingkan dengan Kalia data salinitas air laut, perairan angkutan sedimentasi, Desa Dolong A. Nilai kecepatan arus laut, rata-rata kecepatan gelombang pertumbuhan lamun dan pertumbuhan lamun untuk semua pada tanggal 27 Mei substasiun di Desa Kalia sampai 23 Juni 2013. adalah 0,787 Kedua lokasi cm/hari dan Desa pengambilan data Dolong A adalah 0,572 dibagi menjadi 4 cm/hari. (empat) titik pengukuran 2. Parameter fisis dan oseanografi yang titik-titik tersebut mempengaruhi laju dinyatakan sebagai pertumbuhan lamun di substasiun (substasiun I Desa Kalia lebih tinggi sampai Substasiun IV). adalah adanya Jarak antar percampuran air tawar substasiun adalah 3 yang cukup sehingga meter dan pengukuran kadar Salinitas disetiap substasiun perairannya hanya dilakukan selama 30 27,2‰. hari dengan 10 kali Salinitas diatas di perlakuan untuk rentang perairan Desa Dolong A waktu setiap 3 hari. sebesar 29,32‰ memberikan dampak perlambatan laju pertumbuhan lamun. 3. Parameter oseanografi lainnya yang mempengaruhi laju pertumbuhan lamun yang dominan adalah perairan Desa Dolong A jenis sedimennya didominasi oleh lumpur sehingga ketersediaan unsur hara N (Nitrogen) dan P (Fosfor) lebih tinggi dibandingkan lokasi perairan Desa Kalia yang berpasir. 3 Distribusi, 2015 Abdul Program Studi Seagrass Penulisan penelitian Metode pengumpulan 1.1. Cymodocea Keragaman Jenis Syukur Pendidikan Biologi ini berbasis data data menggunakan rotundata Lamun (Seagrass) PMIPA FKIP sekunder yang penelusuran dokumen Rhizoma berbentuk dan Status Universitas diperoleh dari yang silinder, jumlah daun 3- Konservasinya Mataram dokumen yang belum relevan dan internet 4, panjang daun di Pulau Lombok dipublikasi dan yang dengan kata kunci 4-15 cm dan lebar 2-4 sudah dipublikasi. spesies lamun, distribusi mm, pada helai daun Dokumen yang lamun dan status terdapat 7 -15 tulang belum dipublikasi konservasi lamun. daun, membulat dan adalah dalam bentuk Analisis data secara tumpul, tiap fragmen laporan dan diskriptif dengan proses (node) 1- 4, bunga tidak peraturan yang identifikasi, sintesis dan nampak dan tumbuh di relevan dengan topik merumuskan intertidal penelitian. kesimpulan. Data dan informasi 2.1Hydrocha ritaceae yang diperoleh .Enhalus acoroides dianalisis dan sintesis Ukuran panjang lebih untuk dari 1 meter, helai daun menggambarkan linier (sejajar), buah realistis tentang berbentuk bulat, ujung distribusi dan daun membulat dan keragaman spesies tumbuh pada substrat lamun berlumpur. 4 Pemanfaatan 2009 Hefni Pusat Penelitian Penicillium Minyak Nabati 1. Isolasi 1. Karakteristik Mikrofungi Effendi Lingkungan Hidup spinulosum Air laut bersalinitas mikrofungi Mikrofungi Penicillium (PPLH), IPB 33 psu 2. Sclcksi Penicillium waksmanii waksmanii dan Penicillium Kaporit mikrofungi memiliki karakteristik Penicillium waksmanii air PDAM 3. Idcntifikasi koloni berwama hijau spinulosum Dalam media PDB mikrofungi keabu-abuan dan Remediasi Limbah 4. Penentuan tepi koloni berwama (Potatoes Dextrose Minyak Nabati efisiensi putih keabu-abuan. Broth) Pennukaan koloni Mikroskop konsentrasi berbentuk powder halus kertas sating media PDB (gambar daun, ranting, buah dengan air I.A). P. waksmanii mangrove yang 5. Penentuan merupakan jenis telah membusuk konsentrasi m mikrofungi yang jarum ose inyak nabati memproduksi konidia. media agar PDA untuk Konidiopor (Potatoes Dextrose penelitian dapat mencapai panjang Agar) 6. Penyiapan 100-200 11m dengan media air lebar 2,5-3 11m setelah cawan petri. 3-5 hari . Miselium . gIiserol 10% bersepta dan hialin, autoklaf memiliki metula yang pipa V merupakan cabang apikal dari suatu konidiofor yang membawa fialid (gambar 1.B). Konidia P. waksmanii berbentuk butiran halus dengan diameter 2-2,5 11m dan tumbuh seperti rantai yang panjang dari fialid 5 Karakteristik dan 1994 Muswerry Pusat Penelitian Enhalus Fosfat Spektrofotometri - Secara keseluruhan Sifat –Sifat Kimia Muchtar dan Pengembangan acoroides Nitrat Destruksi dan Titrasi kandungan zat hara Padang Lamun di Oseanologi LIPI Nitrit Contoh lamun diambil fosfat dan nitrat dikedua Lombok Selatan Oksigen di stasiun A dengan perairan ini (Teluk Kuta Partikulat Organik jalan mengambil sampai dan Teluk Gerupuk) Karbon dan Kadar keakarnya, dibersihkan lebih rendah bila Garam dengan air tawar, dibandingkan dengan dipotong menjadi 4 perairan Teluk Jakarta. bagian, yakni : daun, Kandungan fosfat, seludang, rimpang dan nitrat, nitrit pada lapisan akar kemudian dicuci permukaan dan lapisan dengan aquades dasar di stasiun A beberapa Kali lalu (Seagrass bed) dan B dikeringkan di lapangan (Bare area) cukup dan kemudian di meragukan namun laboratorium secara keseluruhan dikeringkan dalam oven terlihat ketiga zat hara pada temperatur 50 °C tersebut pada lapisan selama 24 jam. Bagian- dasar pada stasiun A bagian lamun tersest lebih tinggi bila kernudian digenis halus dibandingkan dengan dan slap untuk dianalisa stasiun B. Kandungan kadar karbon dan nitrat dan nitrit pada air nitrogennya di poros pada stasiun A di laboratorium, lapisan perry ukaan Selain itu dialakan juga lebih besar bila pengukuran suhu, dibandingkan dengan kandungan garam stasiun B, (salinitas) dan derajat Secara keseluruhan keasarnan (pH) air taut, kandungan nitrat dan dengan menggunakan nitrat dalam air poros alat S.C.T meter dan pH pada stasiun A meter. cenderung menurun Zat hara fosfat, nitrat, semakin besar nitrit dan silikat kedalaman sedimen, ditentukan secara sebaliknya kandungan spektrofotometri dengan kadar zat hara ini menggunakan alat eenderun.g semakin spektrofotorneter seperti meningkat semakin diterangkan dalam besar kedalaman metode STRICKLAND sedimen pada stasiun B. & PARSONS (1968) yang kandungannya dinyatakan dalam gg Miter. Begitu juga Partikulat Organik Karbon (POC) ditentukan seem spektrofotometri yang dinyatakan dalam mg CA, Kandungan karbon dan nitrogen dalam dam dan sediment ditentukan dengan cara destruksi dan titrasi yang kadamya dinyatakan dalam % C dan. % P. Oksigen terlarut ditentukan secara titrasi lodometri yang dinyatakan dalam Sedangkan jenis dan besar butir sedimen dengan metode grain size.