Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEPEMIMPINAN GURU


TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS

RIKA RIYANTI

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN


YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
STKIP YAPIM
2016

1
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEPEMIMPINAN GURU
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA SMP KELAS VIII DI KABUPATEN MAROS

Oleh: Rika Riyanti


E-mail:

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Persepsi Siswa


Tentang Kepemimpinan Guru Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Kelas
VIII di Kabupaten Maros. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian Ex-
Post Facto. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Mandai yang
berjumlah 155 orang, SMP Pergis Maros berjumlah 149 orang dan SMP Negeri 18
Lau berjumlah 151 orang, dimana pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik sampling area dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap
daerah /wilayah geografis yang ada. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
pemberian angket kepemimpinan guru. Data analisis secara deskriptif dan
inferensial (menggunakan statistik uji-t dengan bantuan program Spss 20,0 for
windows), pada taraf tidak signifikansi lebih besar dari 5% atau d = 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sangat posotif artinya dengan pemberian angket
kepemimpinan guru sangat mempengaruhi hasil belajar biologi siswa di SMP
Negeri 5 Mandai, SMP Pergis Maros dan SMP Negeri 18 Lau.

Kata Kunci : Kepemimpinan Guru dan Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang dilakukan secara sadar


untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan berpikir atau bernalar.
Pendidikan juga berfungsi dalam membimbing, mengarahkan dan menuntun
siswa kepada suatu proses berpikir logis, ilmiah dan bertanggung jawab, sehingga
nantinya diperoleh generasi handal dan kompeten pada bidang yang ditekuni.
Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.
Melalui lembaga pendidikan inilah, diharapkan mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia karena kemajuan suatu Negara tidak hanya ditentukan oleh

2
kualitas sumber daya alamnya, tetapi yang paling penting adalah kualitas sumber
daya manusia negara tersebut. Agar bangsa Indonesia memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi, maka salah satu wadah kegiatan yang dipandang
berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan,
baik pendidikan jalur sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Dalam dunia
pendidikan, istilah belajar telah lama ada dan pada dasarnya setiap individu telah
melaksanakan aktivitas belajar. Individu yang belajar senantiasa berinteraksi
dengan lingkungannya yang pada gilirannya terjadi suatu perubahan pada dirinya.
Seorang guru merupakan seorang pemimpin di kelas dalam proses
pembelajaran. Unsur-unsur manajemen dan semua aktivitas harus diatur agar
unsur-unsur itu lebih berdaya guna, berhasil guna, tereintegrasi, dan terkoordinasi
dalam upaya mencapai tujuan yang optimal. Orang yang memimpin adalah
pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi,
sehingga semua unsur manajerial beserta prosesnya terarah ke pencapaian tujuan.
Cara mengaturnya yakni melalui proses dan urutan-urutan fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Dalam konteks pembelajaran maka yang diatur oleh guru meliputi: siswa, strategi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, teknik pembelajaran, metode
pembelajaran, dan fasilitas-fasilitas pembelajaran (media, buku, dan perlengkapan
lainnya).
Kepemimpinan guru turut pula memainkan peranan yang sangat penting
bagi para siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kecerdasan tidak
dianggap sebagai faktor utama untuk mencapai sukses. Tetapi, intelegensi yang
tinggi jika didukung kebiasaan belajar yang baik dan dilandasi motivasi belajar
serta kepemimpinan yang kuat pasti akan medatangkan sukses dalam belajar.
Gaya kepemimpinan guru adalah pola tindakan yang dilakukan guru, yang
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan siswa. Pola tindakan yang
perlu dimiliki guru adalah pola tindak yang berorientasi pada tugas, dan yang
berorientasi pada hubungan. Pola tindakan yang berorientasi pada tugas bertujuan
untuk membantu siswa terutama yang mempunyai kemampuan melakukan tugas
rendah, agar dapat menyelesaikan tugas dengan benar. Pola tindakan yang

3
berorientasi pada hubungan bertujuan untuk mengkondisikan situasi kelas agar
kegiatan guru dan siswa dapat dilakukan dengan tepat.
Banyaknya materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa dalam waktu
yang terbatas menjadikan mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang
berbasis hafalan tanpa memahami subtansi dan konsep secara utuh. Pada
pembelajaran biologi, sangat dibutuhkan suatu kegiatan yang melibatkan siswa
dalam memecahkan masalah, karena tidak semua materi pelajaran yang disajikan
dapat langsung dipahami jika hanya disampaikan melalui ceramah. Pada proses
pemecahan masalah inilah dituntut kemampuan guru dalam memimpin sebuah
proses pembelajaran.
Berkaitan dengan kenyataan yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan
bahwa hasil belajar biologi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari
dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Oleh karena itu, faktor
penyebab kesulitan siswa khususnya yang mempengaruhi hasil belajar biologi
perlu diteliti secara sistematis, sehingga karakteristik siswa yang diduga
mempunyai hubungan terhadap hasil belajar biologi dapat ditelusuri secara lebih
seksama.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana hubungan persepsi siswa
tentang kepemimpinan guru terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP
di Kabupaten Maros ?
Tujuan penelitian ini sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui hubungan
persepsi siswa tentang kepemimpinan guru terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII
SMP di Kabupaten Maros.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kepemimpinan
1. Pengertian kepemimpinan
Sagala (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan berasal dari kata
pemimpin, maksudnya adalah orang yang dikenal oleh dan berusaha
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya.
Kartono (2006) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan cabang dari

4
kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara. Dalam
kepemimpinan itu terdapat hubungan antara manusia yaitu, hubungan
mempengaruhi dari pemimpin dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut
karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh
kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan pada
pemimpin.
Dari pengertian para ahli di atas dapat ditarik suatu kesimpulan,
kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi seseorang atau kelompok
sehingga sasaran yang dicita-citakan dapat tercapai.
2. Syarat-syarat kepemimpinan
Kartono (2006) mengungkapkan bahwa konsepsi mengenai persyaratan
kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, antara lain : a)
Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang
kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu. b). Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang
mampu “Mbawani” atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada
pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. c). Kemampuan
ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis
maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
B. Hasil Belajar Biologi
Istilah hasil belajar tersebut tersusun dari dua kata yakni dari kata hasil dan
belajar. menurut kamus besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu
yang telah dicapai dari apa yang dilakukan atau apa yang telah dikerjakan
sebelumnya.
Hasil belajar menurut Gagne dan Driscoll (dalam Sopah, 2000), adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa akibat perbuatan belajar dan yang
dapat diamati melalui penampilan siswa (Learner’s Performance). Sejalan dengan
apa yang diungkapkan oleh Dick dan Reiser (dalam Sopah, 2000), mengatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai
hasil kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang

5
melakukannya. Hasil belajar biologi merupakan suatu puncak dari proses belajar
hasil belajar tersebut dapat terjadi karena adanya evaluasi yang dilakukan oleh
guru. Jika dikaitkan dengan belajar biologi maka hasil belajar biologi merupakan
suatu hasil yang diperoleh siswa dalam menekuni dan mempelajari biologi.
C. Kerangka Pikir
Dalam konteks pendidikan dan pengajaran di kelas, guru perlu
memikirkan mutu pendidikan dengan jalan meningkatkan kualitas dan intensitas
proses belajar mengajar. Perbaikan mutu pengajaran di kelas, secara tidak
langsung kita telah berusaha ikut meningkatkan kualiatan manusia Indonesia
sebagai upaya meningkatkan SDM dalam menghadapi tantangan masa depan di
era global. Dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru
pada umumnya sangat mengharapkan semua siswanya memiliki sikap belajar
yang positif terhadap Mata Pelajaran (MP) Biologi yang dibinanya, dan yang
paling penting diharapkan oleh guru adalah semua siswa memiliki prestasi yang
tinggi. Namun dalam kenyataan siswa kurang menunjukkan sikap belajar yang
positif terhadap Mata Pelajaran Biologi. Tentunya sudah dapat ditebak, jika sikap
belajar siswa dalam mengikuti pelajaran rendah, maka prestasi belajarnyapun
rendah.
Keberhasilan sebuah sekolah sangat erat hubungannya dengan kinerja dan
kepemimpinan guru, bahkan dapat dikatakan bahwa kinerja guru merupakan salah
satu indikator untuk mengetahui keberhasilan sekolah. Kinerja guru dapat
dikatakan berhasil apabila mampu melaksanakan tugas dan mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.Dalam menjalankan peran sebagai pendidik,
seorang guru harus mampu menyeimbangkan antara kemampuan memimpin,
manajemen, dan bidang pengajaran.
Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan dan memotivasi siswa dalam
belajar menjadi bagian amat penting bagi seorang guru dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing,mengarahkan dan menggerakan sumber-sumber daya
pendidikan guna mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan, sehingga dengan
kemempuan tersebut akan lebih mendorong terlaksananya penyelenggaraan
pendidikan di sekolah dengan baik dan tepat pula

6
Pengembangan SDM

Perbaikan Mutu di sekolah

Pembenahan Proses Pembelajaran

Persepsi Kepemimpinan Guru Hasil Minat Belajar

Hasil Belajar Siswa


Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis dari penulisan proposal ini adalah sebagai berikut : Terdapat
hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kepemimpinan guru
dengan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Ex-Post Facto, yang bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel persepsi siswa tentang kepemimpinan guru (X1) dan
variabel motivasi belajar (X2) mempunyai hubungan terhadap variabel hasil
belajar biologi(Y). Adapun desain penelitiannya adalah :

X Y

B. Definisi Operasional Variabel


Secara operasional, variabel-variabel yang diselidiki didefinisikan sebagai
berikut :
1. Persepsi siswa terhadap kepemimpinan guru adalah pemaknaan siswa
terhadap kompetensi yang dimiliki oleh guru dengan indikator penyajian
mata pelajaran, cara mengevaluasi hasil belajar, hubungan guru dengan
siswa dan tanggung jawab professional guru yang diukur dengan
menggunakan angket yang di isi berdasarkan persepsi siswa

7
2. Hasil belajar biologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas VIII SMP
di Kabupaten Maros dalam mata pelajaran biologi yang diketahui dari
hasil belajar siswa
C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP di kabupaten
Maros tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 3 sekolah dengan jumlah 102
siswa. Sedangkan sampel penelitian diambil secara cluster random.
D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni sampai dengan 18 Juli


2016 yang bertempat di SMP Negeri 5 Mandai, SMP Pergis dan SMP Negeri 18
Lau
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi Penelitian
Untuk memperoleh skor variabel penelitian, digunakan tiga jenis
instrumen, yaitu (1) Angket persepsi siswa tentang kepemimpinan guru, (2)
Angket motivasi belajar, dan (3) dokumentasi nilai hasil belajar.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan, yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Mengadakan observasi dilokasi penelitian yaitu di SMP di Kabupaten
Maros. setelah memperoleh izin dari pihak sekolah, maka peneliti
menentukan sampel penelitian.
b. Mempersiapkan kuesioner yang akan digunakan yaitu kuesioner persepsi
siswa kurang kepemimpinan guru, kuesioner motivasi belajar siswa dan
tes hasil belajar biologi.
c. Melakukan validasi instrument penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini penelitian membagikan angket persepsi tentang
kepemimpinan guru dan angket motivasi belajar, setelah itu penelitian mengambil
dokumen hasil belajar dari guru biologi siswa.
G. Teknik Analisis Data

8
Data yang sudah berkumpul dianilis menggunakan dua macam teknik
statistik, yaitu teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial. Statistik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik skor responden
penelitian untuk masing-masing variabel, dengan menggunakan rata-rata, standar
deviasi, skor maksimum, tabel frekuensi. Statistik inferensial dipergunakan untuk
menguji hipotesis penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian yang belum
terjawab melalui analisis statistik deskiptif untuk keperluan tersebut dipergunakan
analisis korelasi dan analisis regresi multiple
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
yang telah diajukan untuk keperluan tersebut digunakan analisis regresi linear
ganda.
Model analisis regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ŷ = β1 + β1X1 + β2X2 + ε (Walpole,1993)
Keterangan:
Ŷ = Skor kriterium (hasil belajar MP Biologi),
Β0 = parameter konstanta regresi,
β1, β2 = parameter koefisien regresi,
X1 = skor prediktor pertama (Sikap belajar siswa),
X2 = skor prediktor kedua (kebiasaan belajar ),
e = skor kekeliruan baku yang diasumsikan berdistribusi normal
dengan mean nol dan varians  2 .
Data yang diperoleh dari sampel penelitian berupa data kuantitatif.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Analisis Deskriptif Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Guru,
Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar Biologi
a. Persepsi Siswa terhadap Kepemimpinan Guru
Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh ukuran pemusatan tentang
persepsi siswa terhadap kepemimpinan guru pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Deskripsi Persepsi Siswa terhadap Kepemimpinan Guru

9
Statistik Persepsi Kepemimpinan Guru
Rata-rata 96, 44
Median 93, 50
Modus 88, 00
Skor tertinggi 139
Skor terendah 58
Tampak bahwa ketiga ukuran pemusatan tersebut tidak menunjukkan
perbedaan yang mencolok, tetapi karena skor rata-rata lebih besar dari nilai
median, maka dapat dikatakan bahwa lebih banyak persepsi siswa terhadap
kepemimpinan guru berada diatas rata-rata berdasarkan perolehan skor tertinggi
dan skor terendah tersebut yang relatif besar, maka dapat dikatakan bahwa
penyebaran data variabel persepsi terhadap kepemimpinan guru cenderung
heterogen.
Adapun distribusi frekuensi dan persentase variabel persepsi terhadap
kepemimpinan guru dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Siswa terhadap
Kepemimpinan Guru
Persepsi Siswa
Interval Jumlah
terhadap Persentase
Nilai Siswa
Kepemimpinan Guru
117-144 Sangat baik 13 12,75
90 – 117 Baik 48 47,06
63 – 90 Cukup 40 39,22
36 – 63 Kurang 1 0,98
102
Jika dilihat pada Tabel 4.2 di atas tabel persepsi siswa terhadap
kepemimpinan guru menunjukkan bahwa kategori sering sebanyak 48 responden,
selalu 13 responden, kadang-kadang 40 responden dan tidak pernah hanya 1
responden. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan persepsi siswa terhadap
kepemimpinan guru cukup baik.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Biologi
Siswa SMP di Kabupaten Maros

Interval Kategori Hasil Frekuensi


Frekuensi Persentase
Nilai Belajar Kumulatif
85 – 100 Sangat Tinggi 1 1 0.98

10
75 - 84 Tinggi 44 45 44,12

65 - 74 Sedang 53 98 51,96

55 – 64 Rendah 4 102 3,92

≤ 54 Sangat Rendah 0 0 0
Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukan bahwa skor hasil
belajar bilogi siswa SMP di kabupaten Maros, berada pada kategori sedang, dan
yang berada di bawah nilai rata-rata sebanyak 4 responden, yang berada pada
nilai rata-rata sebanyak 53 responden.
b. Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
seperti yang disajikan pada Lampiran B.3, maka diperoleh hasil-hasil regresi
sebagai berikut:
c. Hubungan antara persepsi Siswa tentang kepemimpinan guru terhadap hasil
belajar
Hasil analisis data menggunakan program SPSS versi 21 menunjukan
adanya hubungan antara persepsi siswa tentang kepemimpinan guru dengan hasil
belajar seperti yang terlihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hubungan Persepsi Siswa tentang Kepemimpinan Guru terhadap Hasil
Belajar Biologi siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Maros

Model Koefisien Korelasi Pearson Sig

1 0,581 0,000
Pada Tabel 4.7. menjelaskan bahwa besar korelasi antara persepsi
kepemimpinan guru (x1) dengan hasil belajar (y) koefisien korelasi (r) antara x1
dengan YAD sebesar 0,581. Nilai probabilitas 0,000 (0,000 <0,05.
d. Pengaruh masing-masing variabel bebas

Pengujian keberartian variabel persepsi siswa terhadap kepemimpinan guru


mengajar (X)

Hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh variabel persepsi


kepemimpinan guru terhadap variabel hasil belajar siswa SMP di Kabupaten

11
Maros, menunjukkan bahwa nilai t1 = 5.135 atau p = 0,000 dan b1 = 0,134 > 0
(positif), sehingga dengan menetapkan taraf signifikansi 0,05 disimpulkan bahwa
Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas persepsi siswa
terhadap kepemimpinan guru secara signifikan berpengaruh positif terhadap
variabel hasil belajar siswa setelah memperhatikan keterlibatan variabel motivasi
belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut, maka disimpulkan persepsi siswa
terhadap kepemimpinan guru mengajar secara signifikan berpengruh positif
terhadap hasil belajar siswa SMP di Kabupaten Maros setelah memperhitungkan
keterlibatan variabel motivasi belajar siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian

Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru berpengaruh positif dan


signifikian terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP di Kabupaten
Maros.
Hasil penelitian membuktikan persepsi siswa tentang kepemimpinan
guru berpengaruh positif dan signifikian terhadap hasil belajar Biologi siswa
kelas VIII SMP di Kabupaten Maros. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan
atau penurunan hasil belajar biologi dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang
kepemimpinan guru. Dari hasil analisis diperoleh nilai F = 25.221 signifikasi
pada taraf 5 persen, karena nilai P = 0,000 < 0,05, R = 0,581 dan t = 2,873
untuk persepsi tentang kepemimpinan guru. Hal ini berarti ada pengaruh
yang positif dan signifikan persepsi kepemimpinan guru mengajar terhadap
hasil belajar Biologi siswa SMP di Kabupaten Maros. Nilai koefisien
determinasinya 0,338 yang berarti bahwa 33,8 persen hasil belajar Biologi
siswa SMP di Kabupaten Maros dapat dijelaskan oleh persepsi
kepemimpinan guru mengajar dan 66,2 persen ditentukan oleh variabel lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini, hal ini berarti bahwa semakin tinggi
persepsi kepemimpinan guru mengajar maka akan semakin baik pula hasil
belajar Biologi siswa SMP di Kabupaten Maros.
Hal ini sesuai dengan Gibson, et al (Srimulyo, 1999: 39) bahwa terdapat tiga
perangkat variabel yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah dari
variabel psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan

12
motivasi. Sedangkan dari variabel organisasi terdiri dari sumber daya,
kepemimpinan. Begitu juga dengan pendapat Simamora (Mangkunegara, 2006:
14) bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dari sisi psikologis diantaranya
adalah faktor persepsi. Berdasar pendapat tersebut, secara teoritik persepsi siswa
tentang kepemimpinan guru mempengarui hasil belajar siswa. Paparan teori
tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang
dikemukakan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut. Persepsi siswa tentang kepemimpinan guru
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa SMP di
Kabupaten Maros.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan,
maka berikut ini diajukan saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan
sehubungan dengan upaya peningkatan persepsi tentang kepemimpinan guru dan
motivasi belajar siswa SMP di Kabupaten Maros.
1. Bagi guru SMP secara umum, sebagai pelaksana proses pembelajaran di kelas
hendaknya guru berupaya semaksimal mungkin memberikan arahan agar
siswa selalu berpersepsi baik kepada kepemimpinan guru.
2. Untuk meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan guru dan motivasi
belajar siswa: (1) pengelola pendidikan diharapkan dapat merancang sistem
pembelajaran yang dapat merangsang atau meningkatkan persepsi tentang
kepemimpinan guru dan motivasi belajar; (2) bagi guru, hendaknya
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan
dialogis bagi siswa; (3) bagi orang tua, hendaknya memberikan motivasi
belajar kepada anaknya.
3. Bagi siswa secara umum, sebagai generasi harapan bangsa pada masa yang
akan datang hendaknya berpersepsi tentang kepemimpinan guru dan
meningkatkan motivasi belajar sendiri yang memungkinkan untuk mencapai
keberhasilan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

13
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta :
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineksa Cipta
Depdiknas, 2004,” Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Jakarta : Pusat Kurikulum
Kartono, Kartini. 1992. Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin
Informal Itue Jakarta: PT Raja Raja Grafindo.
Lexy J. Moleong, 1989,”Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung : CV Remaja
Karya
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk, 2003, ”Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK”, Malang : Universitas Negeri Malang
Nursyamsudin, 2003, ”Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika”, Jakarta : Depdiknas
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,1990, ” Kamus Besar Bahasa
Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfa Beta
Srimulyo, 1999. Perangkat variabel. Jakarta. Bina Aksara
Sugiono 2014. Metedeologi penelitian. Bandung : Alfa Beta
Supardi, 2005,” Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Penelitian”, Yogyakarta :
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Depdagri Regional Yogyakarta
W. Gulo,2002,” Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta : Grasindo

14

Anda mungkin juga menyukai