Anda di halaman 1dari 34

Proposal Rencana Usaha CV.

Bahari Jaya Bidang


Penangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Purse Seine
di Kabupaten Rembang

Disusun oleh :
Tim Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr . Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Tugas Perencanaan Usaha Perikanan
2018 dari tim Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan yang berjudul
“Proposal Rencana Usaha CV. Bahari Jaya Bidang Penangkapan Ikan Dengan Alat
Tangkap Purse Seine di Kabupaten Rembang” dapat terselesaikan dengan baik. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si. atas bimbingannya
dalam penyusunan proposal ini, serta berbagai pihak serta narasumber yang tidak dapat
kami sebutkan satu per satu. Proposal rencana usaha ini dibuat dengan tujuan untuk
melatih mahasiswa dalam membuat suatu perencanaan usaha, memberikan gambaran,
memberikan informasi, serta referensi kepada khalayak umum, khususnya mahasiswa
perikanan UGM.

Terselesaikannya suatu contoh proposal ini diharapkan dapat meningkatkan


pengetahuan, serta wawasan mengenai masalah yang berhubungan dengan perencanaan
suatu usaha perikanan, khususnya di bidang penangkapan. Semoga dengan adanya
gambaran proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya mahasiswa
perikanan Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta, 23 Maret 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 5
A. Latar Belakang ................................................................................................. 5
B. Identitas Perusahaan ......................................................................................... 5
BAB II. TAHAPAN PERENCANAAN USAHA PERIKANAN ............................ 7
A. Aspek Hukum .................................................................................................. 7
B. Aspek Operasional ........................................................................................... 15
C. Aspek Sumber Daya Manusia .......................................................................... 20
D. Aspek Keuangan .............................................................................................. 22
B. Aspek Pemasaran ............................................................................................. 25
C. Resiko Usaha .................................................................................................... 32
BAB III. PENUTUP .................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 34
LAMPIRAN............................................................................................................... 35

iii
Daftar Tabel

Tabel 1. Persyaratan Administrasi SIUP ................................................................... 9


Tabel 2.Persyaratan Persyaratan Administrasi SIPI .................................................. 12
Tabel 3.Variabel Tetap Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine .................... 11
Tabel 4.Variable Cost ................................................................................................ 12
Tabel 5.Pendapatan .................................................................................................... 12
Tabel 6.Data Produksi Ikan di Rembang ................................................................... 25
Tabel 7.Data Permintaan Ikan di Rembang ............................................................... 26
Tabel 8.Konsumsi Ikan Aktual Nasional Per Jenis Ikan Tahun 2011 ....................... 27
Tabel 9.Kisaran Harga Lelang Setiap Jenis Ikan di TPI per KG ............................... 29

Daftar Gambar

Gambar 1.Dasar Hukum Pengelolaan Perizinan Tangkap ......................................... 7


Gambar 2.Alur Proses Perizinan Perikanan Tangkap ................................................ 8
Gambar 3.Prasyarat Alokasi SIUP............................................................................. 9
Gambar 4.Prasyarat Alokasi SIPI .............................................................................. 11
Gambar 5.Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan SIPR ............................................. 14
Gambar 7.Proses Penangkapan Ikan Pelagis Kecil Dengan echo sounder................ 19
Gambar 8.Grafik Permintaan Ikan Layang ................................................................ 26
Gambar 9.Grafik Penawaran Ikan Layang ................................................................ 27
Gambar 10.Rantai Pemasaran Produk Ikan yang didaratkan Purse Seine ................ 28

iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Purse Seine (pukat cincin) digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol
(schooling) di permukaan laut. Ikan yang tertangkap dengan alat penangkapan Purse
Seine adalah jenis-jenis ikan pelagis kecil yang hidupnya bergerombol antara lain
layang, selar, dan kembung. Ikan tersebut tertangkap oleh Purse Seine karena
gerombolan ikan tersebut dikurung oleh jaring yang telah membentuk kantong. Jenis
ikan tersebut dapat ditangkap di perairan Indonesia. Daerah-daerah penangkapan yang
terpenting adalah di perairan Maluku- Papua, Utara Jawa, Selat Malaka, Selat Makassar,
Laut Cina Selatan (Perairan Natuna) dan Selatan Sulawesi yang total produksinya
mencapai sekitar 40 - 60 % total produksi seluruh perairan.Untuk mendalami kajian
kelayakan usaha Purse Seine, penelitian dilakukan di Kabupaten Rembang. Pelabuhan
Tasik Agung Rembang merupakan salah satu tempat pendaratan ikan yang penting di
pantai utara Jawa.
Berbagai jenis ikan seperti layang, kembung, dan selar dijual dalam bentuk segar
dan atau diawetkan yang kemudian dikonsumsi sebagai ikan segar, ikan asin atau ikan
olahan (pindang dan sebagainya). Dengan demikian, ikan yang ditangkap di perairan
Indonesia memainkan peranan penting sebagai sumber protein yang berkualitas tinggi
untuk konsumen domestik.Purse Seine banyak dimiliki oleh pengusaha penangkapan
ikan dan menjadi tulang punggung alat penangkap ikan. Ditinjau dari jumlah alat dan
kapasitas hasil tangkapan, Purse Seine sangat dominan posisinya. Purse Seine banyak
dimiliki oleh pengusaha penangkapan ikan dan menjadi tulang punggung alat
penangkap ikan. Ditinjau dari jumlah alat dan kapasitas hasil tangkapan, Purse Seine
sangat dominan posisinya. Hampir 90% ikan yang dipasok di TPI dihasilkan oleh alat
tangkap ini, dengan demikian kedudukan alat tangkap ini penting dalam sistem produksi
perikanan laut.

B. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : CV. Bahari Jaya
Bidang Usaha : Penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse Seine
Jenis Produk : Ikan Segar

5
Alamat Perusahaan : Jalan Pemuda 17, Rembang, Jawa Tengah.
Nomor telepon : 086578953443
Alamat email : baharijaya14@gmail.com
Mulai berdiri : Maret 2018
Nama pemilik : Bapak Baharudin

6
BAB II. TAHAPAN PERENCANAAN USAHA PERIKANAN

A. Aspek Hukum
Perizinan usaha perikanan tangkap merupakan salah satu layanan yang diberikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada masyarakat (perorangan/koperasi/
perusahaan swasta nasional) yang ingin mengajukan permohonan perizinan kegiatan
usaha perikanan tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia dan
laut lepas, yang meliputi ijin usaha perikanan, ijin penangkapan ikan, ijin pengangkutan
ikan, dan ijin penangkapan serta pengangkutan ikan dalam satuan armada penangkapan
ikan.
Pengelolaan perizinan perikanan tangkap didasarkan oleh beberapa dasar hukum
berupa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PERMEN-KP) dan Undang-
Undang. Berikut adalah beberapa dasar hukum yang menjadi pondasi pengelolaan
perikanan tangkap (Gambar 1)

Gambar 1. Dasar Hukum Pengelolaan Perizinan Tangkap


Penerbitan perizinan perikanan tangkap dilakukan dengan melalui alur administrasi
yang tidak hanya melibatkan Kementerian Perikanan Kelautan dan Perikanan (KKP)
namun juga melibatkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) khususnya Direktorat

7
Jenderal Perhubungan Laut (Hubla). Berikut adalalah alur administrasi perizinan
perikanan tangkap (Gambar 2).

Gambar 2. Alur Proses Perizinan Perikanan Tangkap


Sesuai Permen KP No. 17 Tahun 2006 dan alur perizinan perikanan tangkap
seperti yang tertulis pada (Gambar 2), kegiatan usaha perikanan tangkap meliputi:a)
kegiatan penangkapan ikan; b) kegiatan penangkapan dan pengangkutan ikan dalam
satuan armada penangkapan ikan; dan c) kegiatan pengangkutan ikan. Sedangkan jenis
perizinan usaha perikanan tangkap menurut PERMEN KP No.30 tahun 2012 meliputi:
a) Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP); b) Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI); dan c)
Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).

Surat Izin Usaha Penangkapan (SIUP)


Surat Izin Usaha Penangkapan (SIUP) merupakan izin tertulis yang harus
dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan
sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut. SIUP wajib dimiliki oleh setiap
orang yang melakukan usaha perikanan tangkap di laut lepas. SIUP ini berlaku selama
orang melakukan kegiatan usaha perikanan kecuali ada perluasan atau pengurangan.
Surat Izin Usaha Penangkapan berlaku untuk 3 tahun. Terdapat banyak dasar hukum
yang yang mendasari penerbitan SIUP diantaranya adalah UU No.25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

8
PER.08/MEN/2008 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Tetap
Penanaman Modal di Bidang Kelautan dan Perikanan Dalam Rangka Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal kepada Kepala BKPM dan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.49/MEN/2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.14/MEN/2011 tentang Usaha
Perikanan Tangkap.

Gambar 3. Prasyarat Alokasi SIUP


SIUP dapat dialokasikan dan diterbitkan apabila memenuhi beberapa prasyarat
seperti yang tecantum dalam Gambar 2. Prasyarat utama adalah tingkat pemanfaatan
sumber daya ikan (SDI). Apabila tingkat pemanfaatan SDI sudah mencapai penuh atau
bahkan berlebih, maka permohonan SIUP akan ditolak. Namun, apabila prasyarat (1)
sudah dipenuhi, maka pemohon diwajibkan untuk membayar pungutan perikanan serta
melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan
tergantung pada jenis pemohon. Syarat administrasi yang dikenakan pada pemohon
perseorangan akan berbeda dengan pemohon dari badan hukum. Berikut adalah syarat-
syarat administrasi yang harus dipenuhi:
Tabel 1. Persyaratan Administrasi SIUP
Jenis Pemohon No Dokumen
1 Surat permohonan ditujukan kepada Kepala BPMD-
PPT Provinsi
Perseorangan 2 Rencana Usaha
3 Identitas Diri (Fotokopi KTP yang masih berlaku)
4 Pas Foto berwarna terbaru 4x6 cm sebanyak 2 (dua)

9
lembar
5 Surat Keterangan domisili Usaha dan specimen
tanda tangan
6 Rekomendai teknis dari instansi terkait
7 Permohonan Rangkap 2 (dua) pakai map snelhekter
plastik
transparan.
1 Surat Permohonan dari perusahaan ditujukan
kepada Kepala BPMD- PPT Provinsi ditandatangani
oleh Pimpinan dan distempel yang berbadan hukum
(Materai Rp. 6000)
2 Rencana Usaha
3 Identitas diri (foto copi KTP yang masih berlaku)
4 Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan
5 Fotokopi NPWP
6 Surat Ukur Kapal
7 Pas Tahunan
Badan Hukum 8 Sertifikat kelaikan dan Pengawakan kapal Foto copi
Gross Akte
9 Surat Pengujian Kapal Perikanan
10 Foto Copi AMDAL sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
11 Rekomendasi Teknis instansi terkait Pas poto
berwarna terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua)
lembar
12 Permohonan Rangkap 2 (dua) pakai map snelhekter
plastik
transparan.

Proses permohonan di kantor DKP/KKP akan melalui beberapa alur. Pertama,


permohonan dimasukkan ke front office. Setelah itu pemohon akan mendapatkan tanda
terima dan informasi mengenai waktu penyelesaian izin. Selanjutnya, permohonan akan

10
diproses oleh back office dan akan berkoordinasi dengan tim teknis. Setelah itu, konsep
izin akan dibuat bersam dengan tim teknis dan selanjutnya konsep akan diteliti oleh
back office, tim teknis dan ketua tim. Terakhir, penandatangan konsep izin dan izin pun
diterbitkan. Waktu penyelesaian akan memakan waktu 6 hari kerja setelah permohonan
diterima lengkap sesuai dengan di persyaratkan dan ketentuan yang berlaku.

Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)


Surat Izin Penangkapan Ikan adalah surat izin yang harus dimiliki setiap kapal
perikanan berbendera Indonesia yang melakukan kegiatan penangkapan ikan diperairan
Indonesia dan atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari IUP yang selanjutnya disebut SPI. Masa berlaku SIPI
selama 3 tahun. Pengelolaan perizinan SIPI masih didasari dasar hukum yang sama
dengan SIUP.
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) tidak diperlukan bagi: 1) Penangkapan ikan
dengan mempergunakan kapal perikanan tidak bermotor dan 2) Penangkapan ikan
dengan mempergunakan kapal perikanan bermotor dalam (inboard) dan motor luar
(outboard) yang berbobot kurang dari 5 GT dan atau dengan kekuatan mesin tidak lebih
dari 10 PK dan berbobot lebih dari 10 GT dan atau dengan berkekuatan lebih dari 30
PK. Sama seperti SIUP, alokasi penerbitan SIPI juga didasarkan pada beberapa
prasyarat (Gambar 3).

Gambar 4. Prasyarat Alokasi SIPI


SIPI dapat diterbitkan apabila pemohon telah memenuhi semua dokumen yang
dipersyaratkan (termasuk pemeriksaan fisik kapal) dan telah membayar pungutan
perikanan. Apabila dua prasyarat ini tidak memenuhi ketentuan maka proses
administrasi terhadap permohonan izin ditunda. Sama seperti SIUP, dalam penerbitan
SIPI pemohon juga diminta untuk melengkapi beberapa dokumen. Namun, dalam

11
penerbitan SIPI tidak ada perbedaan dokumen antara perseorangan dan badan hukum.
Berikut adalah dokumen-dokumen tersebut:
Tabel 2. Persyaratan Persyaratan administrasi SIPI
No Dokumen
1 Surat Permohonan ditujukan kepada KepalacBPMD-
PPT Provinsi
2 Identitas diri (KTP/Akta Pendirian)
3 Fotokopi SIUP
4 Fotokopi NPWP
5 Fotokopi Surat Ukuran Kapal
6 Fotokopi Pas Tahunan
7 Fotokopi Surat Pendaftaran Kapal
8 Rekomendasi Hasil Cek Fisik Kapal
9 Permohonan Rangkap 2 (dua) dengan map snelhekter
plastic transparan

Alur proses penerbitan SIPI di kantor DKP tidak berbeda dengan alur penerbitan SIUP.
Waktu penyelesaian juga tidak memiliki perbedaan yaitu 6 hari kerja setelah
permohonan diterima lengkap sesuai dengan di persyaratkan dan ketentuan yang
berlaku.

Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)


Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan
(SIKPI) adalah surat izin yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan
kegiatan pengangkutan ikan dari pelabuhan ke pelabuhan di wilayah Republik
Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di negara tujuan.SIKPI
untuk kapal perikanan yang berbendera Indonesia berlaku selama 3 (tiga) tahun, bagi
kapal perikanan berbendera asing berlaku selama 1 (satu) tahun, dan untuk kapal
perikanan yang digunakan oleh perusahaan bukan perusahaan perikanan masa berlaku
selama 1 (satu) tahun.
Dalam SIKPI kapal berbendera Indonesia maupun berbendera asing paling
kurang memuat:1)lokasi pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan; 2) perusahaan dan

12
armada penangkap ikan yang didukung pengangkutannya; 3) nakhoda dan Anak Buah
Kapal; dan 4) identitas kapal. Prasyarat yang dibutuhkan dalam penerbitan SIKPI tidak
berbeda dengan SIPI (Gambar 3). Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk
penerbitan SIKPI sama dengan SIPI. Hanya saja, dokumen kapal yang dimakud dalam
penerbitan SIKPI adalah kapal pengangkut ikan. Sistem, mekanisme dan prosedur
penerbitan SIKPI sama dengan SIPI, begitu pula dengan jangka waktu penyelesaiannya.
Pemilik usaha dikenakan retribusi SIUP yang diatur oleh pemerintah daerah
melalui PERDA masing-masing daerah. Untuk daerah Jawa Tengah, retribusi SIUP
yang dikenakan pada pemilik usaha perikanan tangkap menggunakan Purse Seine
adalah sebesar Rp 10.000/ GT, artinya, apabila kapal yang dimiliki sebesar 30GT, maka
wajib membayarkan retsibusi sebesar Rp 300.000 pada pemerintah setiap 3 tahun sekali.
Besaran retribusi tersebut sama dengan SIPI dan SIKPI. Setelah masa berlaku dari
SIUP, SIPI dan SIKPI habis, dan pemilik usaha masih ingin melanjutkan kegiatan
usahanya, maka pemilik usaha wajib untuk melakukan perpanjangan surat-surat
tersebut. Perpanjangan untuk masing-masing surat memiliki alur dan persyaratan yang
sama.

Surat Izin Pemasangan Rumpon (SIPR)


Rumpon merupakan alat bantu penangkapan yang umumnya digunakan
bersaman dengan Purse Seine. Alat ini membantu untuk mengumpulkan ikan pada satu
titik agar mempermudah kinerja dari Purse Seine. Rumpon dapat dibuat dari bahan dan
konstruksi yang sederhana. Meskipun begitu, untuk memasangnya juga dibutuhkan
perizinan layaknya SIUP, SIPI dan SIKPI. Agar dapat memasang rumpon dibutuhkan
Surat Izin Pemasangan Rumpon (SIPR). SIPR adalah izin tertulis yang harus dimiliki
setiap kapal penangkap ikan untuk melakukan pemasangan atau pemanfaatan rumpon.
Penerbitan SIPR didasarkan oleh PERMEN KP No. 26 tahun 2014 tentang
Rumpon. Di dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa: 1) Setiap orang yang
melakukan pemasangan rumpon di WPP-NRI wajib memiliki SIPR; 2) Masa berlaku
SIPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan berakhirnya masa berlaku
SIPI; dan 3) Setiap kapal penangkap ikan yang mengoperasikan rumpon wajib
membawa SIPR asli. Untuk dapat mendapatkan SIPR, terdapat beberapa persayaratan
dan tata cara (Gambar 4).

13
Gambar 5. Persyaratan dan tata cara penerbitan SIPR
Selain itu, dalam pemasangannya, terdapat beberapa ketentuan yaitu: 1) sesuai dengan
daerah penangkapan ikan sebagaimana tercantum dalam SIPI; 2) tidak mengganggu alur
pelayaran; 3) tidak dipasang pada alur laut kepulauan Indonesia; 4) jarak antara rumpon
yang satu dengan rumpon yang lain tidak kurang dari 10 (sepuluh) mil laut; dan 5) tidak
dipasang dengan cara pemasangan efek pagar. Rumpon juga diminta untuk memiliki
tanda pengenal sebagai berikut:
 Nama pemilik
 Nomor SIPI
 Koordinat lokasi pemasangan rumpon
 Radar reflektor

14
B. Aspek Operasional
Lokasi
CV. Bahari berada di Jalan Pemuda 17 Rembang, Jawa Tengah tetapi proses jual
beli berlangsung di Tempat Pendaratan Ikan Pelabuhan Tasik Agung. Lokasi ini sangat
strategis untuk mengundang para pengusaha besar untuk membeli produksi tangkapan
ikan di TPI. Selain strategis, TPI Pelabuhan Tasik Agung merupakan pelabuhan terbesar
di daerah Rembang. Lokasi pelabuhan juga dekat dengan tempat pelelangan ikan
sehingga pemasaran ikan dapat lebih cepat terlaksana. Hal ini menjadikan usaha ini
mempunyai prospek yang sangat tinggi. Foto – foto di lapangan :

Produksi dan Peralatan


Fasilitas utama pada penangkapan ikan pelagis kecil dengan alat tangkap Purse
Seine adalah :
1. Kapal ukuran (m) 30 GT terbuat dari kayu jati dengan.
2. jumlah tiang 1 (satu) dan geladak 1 (satu).
3. Jaring Purse Seine dengan panjang 7 piece (640m).
4. Mesin penggerak sebanyak 1 (satu) unit dengan kekuatan 280 PK / 8 (delapan)
silinder/jumlah baling-baling 1 (satu).
5. Mesin pembangkit listrik sebanyak 2 (dua) unit dengan kekuatan masing-masing
2000 Kwh.

Jaring Purse Seine terdiri dari :


1. Sayap (wing), sayap dua bagian tepi kiri kanan berbahan dasar nilon (multi filamen)
lebar mata jaring 2,5 inchi.
2. Badan (body), berbahan dasar multi filamen lebar mata jaring 1,5 inchi.
3. Kantong (bent), berbahan dasar multi filamen lebar mata jaring 1 inchi.
4. Pelampung (bouys), daya apung empat kali pemberat (sinker) sehingga mencegah
tenggelamnya boat line ketika Purse Seine ditarik pada waktu operasi, bahan yang
digunakan untuk pelampung pada umumnya terbuat terbuat dari bahan sintetis
misalnya plastic foam.
5. Pemberat (sinker), terbuat dari timah putih.

15
6. Selampang (salvage), penghubung antara jaring (webbing) dengan tali ris
atas/bawah sebagai penguat jaring.
7. Jaring (webbing), sebaiknya menggunakan bahan yang mempunyai serat yang
panjang dan tidak terputus, misalnya nilon.
8. Tali kolor (cork line), berfungsi menarik jaring membentuk kerucut kerucut
(kantong), terbuat dari poly ethelene 24 mm-28 mm.
9. Tali ris atas/bawah (Cork line lead line), menempatkan pelampung dan lead line
untuk menempatkan pemberat. Bahan yang digunakan adalah poly ethelene, dengan
pertimbangan tidak banyak menyerap air, sehingga pada waktu ditarik akan ringan.
10. Tali pelampung (float line), berfungsi sebagai penahan jaring ke atas dipasang
sepanjang tali ris atas.

11. Tali pemberat (sinker line), penahan jaring ke arah bawah sepanjang tali ris bawah.
Selain alat utama tersebut, alat lain yang penting dan harus ada adalah :
1. Rumpon, terbuat dari tali, jangkar, bambu dan daun kelapa yang dirangkai menjadi
satu.
2. Lampu merkuri/galaksi dengan jumlah sekitar 30 buah, dipasang di atas kapal
untuk menyinari sekitar rumpon.
3. Echo sounder, mendeteksi gerombolan ikan pada arah vertikal dan mementau
kedalaman perairan.
4. Box tempat menyimpan ikan dan es.
5. Tanki air dan tank BBM.
6. Peralatan komunikasi.
Di samping itu dalam mengoperasikan kapal Purse Seine perlu disiapkan hal-hal seperti
perbekalan yang terdiri dari bahan makanan, air minum dan keperluan sehari-hari, solar,
oli, minyak tanah untuk memasak, garam, es, tendak/rumpon dari daun pohon kelapa.

Teknologi
Purse Seine merupakan alat tangkap yang digolongkan ke dalam jaring lingkar,
yaitu jaring yang pengoperasiannya dengan jalan melingkar kemudian ditarik. Purse
Seine disebut juga dengan jaring cincin, yaitu jaring yang mempunyai cincin. Cincin–
cincin tersebut digunakan untuk menempatkan tali kolor (purse line). Tali kolor tersebut
digunakan untuk menutup bagian bawah dari jaring. Jaring Purse Seine tipe Jepang,

16
yaitu yang berbentuk trapezium dan dalam mengoperasikannya digunakan hanya satu
perahu.
Prinsip kerja dari Purse Seine adalah dengan jaring, kemudian bagian bawah
jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan pada akhirnya
terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup gerakan
ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Selain alat
utama, yaitu jaring, terdapat juga peralatan lain yang mendukung operasi penangkapan.
Alat tersebut antara lain GPS (Global Position System) yang berfungsi untuk
mengetahui posisi kapal. Di samping itu ada fish finder atau echo sounder yang
berfungsi untuk mengetahui gerombolan ikan (school of fish) serta kedalamannya.
Bahkan ada panduan satelit yang dapat memberikan informasi tentang penyebaran
gerombolan ikan.

Proses Penangkapan
Proses penangkapan ikan pelagis kecil dengan Purse Seine dilakukan dengan
cara-cara : memasang menebar rumpon/tendak di laut sehingga memancing ikan
berkumpul di sekitar tendak. Setelah dirasakan ikan cukup banyak berdasar pengamatan
dengan echo sounder maka dilakukan penjaringan dengan purse-seine. Apabila malam
hari maka digunakan lampu agar memancing plankton, dengan banyaknya plankton
maka ikan akan datang untuk memakan plankton dan ikan kecil-kecil. Setelah
diperkirakan jumlah ikan cukup banyak, dilakukan proses penjaringan dengan Purse
Seine. Proses menemukan/mencari lokasi gerombolan ikan merupakan langkah pertama
dalam penangkapan ikan dengan Purse Seine. Terdapat berbagai cara proses
penangkapan ikan dengan Purse Seine, berikut ini berbagai cara penangkapan ikan
pelagis kecil dengan purse-seine. Terdapat berbagai cara proses penangkapan ikan
dengan Purse Seine antara lain mencari atau menemukan lokasi berkumpulnya ikan
pelagis kecil (ikan sasaran penangkapan). Ciri-ciri adanya gerombolan ikan biasanya
ditandai dengan adanya perubahan warna air laut, ikan melompat dekat permukaan,
adanya buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan, burung-burung yang
menukik-nukik dan menyambar di permukaan. Proses ini dapat dilakukan secara visual
pada senja atau pagi hari, di saat gerombolan ikan aktif naik ke permukaan air.

17
Pada saat gerombolan ikan ditemukan, perlu diperkirakan arah pergerakan ikan,
kecepatan pergerakan/renang, kepadatan gerombolan, kedalaman perairan, dan arah
kecepatan arus serta angin. Penentuan keputusan haruslah cepat mengingat ikan selalu
dalam keadaan bergerak. Setelah diketahui jumlah/kepadatan ikan, arah dan kecepatan
gerak gerombolan ikan, maka segera kapal Purse Seine melakukan pelingkaran jaring
dengan menghadang arah renang ikan. Pada waktu melingkari gerombolan ikan, kapal
dijalankan secepat mungkin agar gerombolan ikan segera terkepung. Pada saat prosers
pelingkaran gerombolan ikan selesai dan kedua tepi jaring telah berhasil bertemu,
selanjutnya dilakukan penarikan tali karet dengan maksud untuk mencegah ikan agar
ikan tidak lari ke arah bawah jaring. Sekarang ini, penarikan tali karet menggunakan
roller. Tubuh jaring dan float line ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup. Proses
penjaringan selesai apabila semua pemberat telah berada di atas kapal. Segera tubuh
jaring dan float line diatur kembali di atas kapal seperti semula untuk memulai proses
penangkapan berikutnya. Ikan-ikan yang terkumpul pada bagian kantong jaring segera
diserok ke atas kapal dan dimasukkan dalam lubang penyimpanan dalam palka.

Teknik Operasi Menggunakan Alat Bantu Cahaya


Pada malam hari, perahu Purse Seine menyalakan lampu sambil melakukan
labuh jangkar. Diperlukan waktu sekitar 4-5 jam, agar banyak ikan yang bergerombol.
Setelah diperkirakan banyak ikan bergerombol karena tertarik sinar, maka awak kapal
yang ada di perahu/kapal lampu tersebut akan memberikan kode kepada perahu/kapal
jaring (kapal lain yang berfungsi sebagai penangkap) untuk menarik jangkar dan siap
melakukan proses penangkapan.Begitu aba-aba untuk proses penjaringan diberikan,
dilakukanlah identifikasi arah arus laut dilokasi itu sehubungan dengan arah hanyutnya
jaring pada saat pelingkaran.Proses selanjutnya adalah penurunan jaring. Pada saat
penurunan jarring kecepatan kapal lebih rendah jika dibandingkan dengan mengejar
gerombolan ikan karena posisi gerombolan ikan tetap berada di sekitar lampu.
Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.

Teknik Operasi Dengan Mengejar Gerombolan Ikan


Melepaskan tali rumpon yang diberi pelampung. Maksud dari melepas rumpon
berpelampung adalah memancing ikan bergerombol di sekitar rumpon dan sekaligus

18
mengidentifikasi arah dan kecepatan arus laut dengan melihat arah gerakan rumpon.
Setelah cukup banyak ikan berkumpul di sekitar rumpon, segera dilakukan proses
penjaringan dengan melingkari gerombolan ikan yang ada di bawah rumpon dengan
jaring Purse Seine. Setelah proses pelingkaran selesai dan kedua ujungnya sudah
dikaitkan, maka segera dilakukan proses menarik tali kolor dari jaring. Setelah jarring
sebagian di bawah telah tertutup, jaring ditarik ke atas kapal dengan roller. Bila jaring
sudah di atas kapal maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali
pelampung seperti semula. Biasanya ada awak kapal Purse Seine yang khusus bertugas
mengeluarkan rumpon dari jaring, mengatur ulang dan menebar rumpon di laut.

Teknik Operasi Menggunakan Echo Sounder


Teknik operasi penangkapan yang menggunakan alat bantu echo sounder
tidaklah jauh. berbeda dengan operasi yang menggunakan alat bantu lainnya.
Perbedaannya hanya terletak pada pencarian gerombolan ikannya. Proses penangkapan
ikan besar ini selengkapnya disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 6. Proses Penangkapan Ikan Pelagis Kecil Dengan Alat Bantu echo sunder

19
C. Aspek Sumber Daya Manusia

Struktur Organisasi

Pemegang
modal
(Juragan)

Nakhoda

Fishing
Mualim ABK ABK Master

Jumlah Karyawan dan Job Description :


Pemegang modal
CV Bahari Jaya diprakarsai oleh beberapa pemilik modal (juragan) besar di
Pelabuhan Perikanan Pantai Tasik Agung, Rembang. Pemilik modal bertanggung jawab
untuk melakukan pembiayaan terhadap operasional kapal, selain itu pemilik modal juga
bertanggung jawab terhadap pembuatan keputusan.
Nakhoda
Nakhoda bertanggung jawab dalam mengemudikan kapal dan memutuskan
apakah kapal akan melaut atau tidak. Jumlah nakhoda kapal yang ada di CV Bahari
Jaya hanya sebanyak dua orang, jumlah tersebut dapat bertambah apabila di kemudian
hari akan diadakan peambahan kapasitas kapal atau penambahan jumlah kapal.
Mualim
Mualim bertugas untuk mendampingi nakhoda dan menggantikan nakhoda
apabila nakhoda berhalangan mengemudikan kapal. Mualim kapal purse seine sebanyak
Fishing master
Fishing master bertugas untuk menentukan lokasi penangkapan ikan. Setiap
kapal membutuhkan satu orang fishing master untuk menentukan posisi gerombolan
ikan.

20
ABK ( Anak Buah Kapal )
Anak buah kapal bertugas untuk melakukan setting dan hauling atau penurunan
dan penaikan jaring lingkar. Pada kapal purse seine ukuran 30 GT jumlah ABK berkisar
antara8 hingga 12 orang untuk satu kali trip penangkapan.

Sistem Seleksi Pekerja


Sistem seleksi pekerja dilakukan secara langsung oleh pemilik modal. Sistem
seleksi berdasarkan gender, seluruh pekerja mulai dari nakhoda sampai ABK
seluruhnya adalah laki-laki. Kriteria lainnya adalah usia minimal untuk pekerja, yakni
17 tahun. Orang-orang yang dianggap kompeten di bidangnya kemudian diajak untuk
bergabung mengisi slot yang tersedia. Untuk nakhoda, umumnya nelayan yang sudah
berpengalaman.

Sistem Pelatihan Pekerja


Proses pelatihan pekerja dilakukan oleh nakhoda dan awak kapal yang sudah
bekerja, pelatihan berlangsung selama proses penangkapan ikan, pekerja yang baru
ditunjukkan dan diajarkan cara-cara melakukan penangkapan.

Sistem Pembagian Keuntungan


Sistem pembagian keuntungan berdasarkan hasil panen. Nelayan pemilik, dalam
hal ini pemilik modal mendapat 40% hasil tangkapan, dan 60% hasil tangkapan dibagi
lagi kepada nelayan penggarap dengan pembagian nakhoda mendapat bagian 40% dari
hasil yang didapat nelayan penggarap, mualim dan fishing master mendapat 25% dari
bagian nelayan penggarap dan ABK mendapat 10% bagian nelayan penggarap.
Nakhoda mendapat hasil yang paling besar diantara nelayan penggarap mengingat
tanggung jawabnya juga besar dalam mengantisipasi masalah yang terjadi di laut.

21
D. Aspek Keuangan

Fix cost

Tabel 3. Variabel Tetap Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine

No Keterangan Satuan Jumlah Harga per unit Jumlah harga


unit
1 Kapal 30 GT Unit 2 1.800.000.000 3.600.000.000

2 Jaring purse Unit 1 275.000.000 275.000.000


seine panjang 7
piece @ 100
yard
3 Mesin Unit
pendorong
mesin penggerak Unit 1 35.000.000 35.000.000
280 PK

As Unit 1 10.000.000 10.000.000

Girbox Unit 1 20.000.000 20.000.000

baling-baling Unit 1 10.000.000 10.000.000

4 Mesin Unit 2 20.000.000 40.000.000


pembangkit
listrik 2000 watt

5 Lampu Unit 34 800.000 27.200.000

6 GPS Unit 1 3.000.000 3.000.000

7 Radio Unit 1 15.000.000 15.000.000


Komunikasi
8 Tanki air Unit 1 1.250.000 1.250.000

9 Perijinan Paket 1 15.000.000 15.000.000


lengkap
10 Perlengkapan Paket 1 30.000.000 30.000.000
keamanan laut
11 Rumpon Pelepah 10 2.000 20.000

Jumlah 4.081.470.000

22
Tabel 4. Variable Cost

No Keterangan Satuan Jumlah Harga per Jumlah


unit unit harga
1 Biaya
perbekalan per
trip
Pengadaan ABK Paket 1 2.000.000 2.000.000

BBM Liter 600 4.500 2.700.000

Oli Unit 4 150.000 6.000.000

2 Biaya surat per 1 150.000 150.000


trip
Jumlah 10.850.000

Tabel 5. Pendapatan

No Uraian Jumlah

1 Pendapatan (per trip) 270.000.000

2 Pendapatan bersih

1. Periode Pengembalian Investasi (PBP)

𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 4.092.320.000


PBP = 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = = 15 tahun
270.000.000

2. BEP
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 4.081.470.000 4.081.470.000
𝐵𝐸𝑃 (𝑅𝑝) = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 = 10.850.000 =
1− 1− 1− 0,04
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 270.000.000

4.081.470.000
= = Rp. 409.786.144,6
9,96

3. ROI

23
(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖) (270.000.000−4.092.320.000)
ROI = x 100% = x
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 4.092.320.000

100%

−3.822.320.000
= x 100 % = 93,4 %
4.092.320.000

4. B/C Ratio
𝑁𝑃𝑉 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
B/C ratio = 𝑁𝑃𝑉 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

Hasil perhitungan Net B/C dapat diterjemahkan sebagai berikut :


 Apabila nilai Net B/C > 1, maka proyek dapat dilaksanakan
 Apabila nilai Net B/C <1, maka proyek tidak dapat dilaksanakan
(tidak layak)

24
E. Aspek Pemasaran
Peluang pasar

Data yang ditunjukan pada tabel 1 dan tabel 2 menunjukan data produksi dan
permintaan ikan di Rembang tergolong tinggi. Data tersebut meliputi data ikan Layang,
ikan Kembung, dan ikan Selar.

Tabel 6. Data Produksi Ikan di Rembang

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Rembang, 2007

25
Tabel 7. Data Permintaan Ikan di Rembang

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Rembang, 2007

Peluang pasar dapat diperoleh dari data produksi dan permintaan ikan di Daerah
Rembang. Untuk menghitung proyeksi permintaan pasar di masa mendatang dapat
dihitung dengan menggunakan metode kualitatif yaitu time series. Metode time series
menggunakan data produksi tahun sebelumnya (beberapa tahun) untuk melakukan
peramalan permintaan dan penawaran. Sebagai contoh pada peramalan permintaan dan
penawaran spesies ikan layang. Berikut adalah data peramalan permintaan ikan layang
tahun 2009 – 2018.

Gambar 8. Grafik Permintaan Ikan Layang

26
Gambar 9. Grafik Penawaran Ikan Layang

Berdasarkan grafik tersebut, disimpulkan bahwa data permintaan dan penawaran


ikan layang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya tahun. Selisih permintaan
yang lebih tinggi dari penawaran menjadikan peluang pasar untuk usaha ini tergolong
tinggi dan cocok untuk diusahakan.

Permintaan pasar

Tabel 8. Konsumsi Ikan Aktual Nasional Per Jenis Ikan Tahun 2011

Banyaknya
No Nama Jenis Ikan
(Kg/Kapita)

Ikan Segar

1. Tongkol/Tuna/Cakalang 2,38

2. Tenggiri 0,18

3. Selar 0,67

4. Kembung 1,65

Ikan Awetan

1. Tongkol/Tuna/Cakalang 0,85

2. Tenggiri 0,07

3. Selar 0,32

4. Kembung 0,72

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

27
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa konsumsi ikan aktual nasional
pada tahun 2011 di Indonesia masih tergolong rendah. Namun, melihat dari data
permintaan pembelian ikan untuk wilayah Rembang (pada tabel 2), permintaan
kebutuhan ikan untuk masyarakat Rembang masih tinggi dan terus berlanjut sampai
beberapa tahun yang akan datang (dilihat dari data time series). Jika permintaan tinggi
terhadap produksi, maka cocok untuk dilakukan usaha, dalam hal ini usaha
penangkapan ikan alat tangkap Purse Seine.

STP (Segmenting, Targetting, Positioning)


Segmenting
Hasil tangkapan ikan alat tangkap Purse Seine diantaranya ikan layang, ikan
kembung dan ikan selar. Ikan – ikan tersebut dapat dikonsumsi oleh semua umur dan
semua kalangan masyarakat kalangan bawah hingga atas.

Targetting

Gambar 10. Rantai Pemasaran Produk Ikan yang didaratkan Purse Seine
Rantai pemasaran untuk ikan yang didaratkan Purse Seine sangatlah luas. Mulai
dari pedagang besar, pengolah ikan (pemindangan dan pengasin), perusahaan
pembekuan. Mereka mendapatkan ikan dari hasil tangkapan Purse Seine yang
didaratkan di PPI. Pemasaran ikan tersebut dibantu oleh seorang distributor , pedagang
ikan besar maupun pedagang ikan kecil (pengecer) yang kemudian dapat langsung

28
dibeli oleh konsumen rumah tangga. Pada perusahaan skala besar, mereka cenderung
membeli ikan kemudian dibekukan dan di ekspor. Hal ini yang menjadikan ruang
lingkup konsumen sangatlah luas.

Positioning
Kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse Seine memang telah ada
sejak lama di Kabupaten Rembang. Hasil tangkapan Purse Seine memasok banyak
kebutuhan ikan di daerah Rembang. Oleh karena itu, usaha penangkapan ikan Purse
Seine menjanjikan untuk diusahakan di daerah Rembang.

Program marketing mix


Strategi Produk
Produk hasil tangkapan Purse Seine tidak mempunyai strategi khusus dalam
kemasannya. Hal ini dikarenakan ikan hasil tangkapan langsung dimasukkan kedalam
keranjang. Setelah perahu mendarat di pelabuhan, keranjang beirisi per jenis ikan
langsung dilelang. Namun, agar terlihat lebih segar ikan diberi perlakuan dengan
menambahkan es dari mulai awal ikan ditangkap sampai pada pendaratan ikan di
pelabuhan. Hal ini akan menjadikan ikan lebih segar dan lebih banyak diminati oleh
para pembeli.

Strategi Harga
Aspek pasar tidak dapat dilepaskan dari volume dan harga. Pada produk
perikanan, faktor musim sangat berpengaruh pada hasil produksi, tinggi rendahnya
volume produksi secara langsung akan mempengaruhi harga-harga produk perikanan.
Tabel 9. Kisaran Harga Lelang Setiap Jenis Ikan di TPI per Kg

Nama Ikan Harga

Tongkol Sirara-Gigi Anjing Rp. 25.000,00

Tongkol Banyar Rp. 19.000,00

Tenggiri Papan Rp. 23.000,00

29
Nama Ikan Harga

Kembung Perempuan Rp. 23.000,00

Layang Benggol Rp. 22.000,00

Selar Bentong Rp. 22.500,00

Selar Hijau Rp. 13.000,00

Sumber : Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (http://pipp.djpt.kkp.go.id)


Dari data diatas, terlihat bahwa kisaran harga – harga setiap jenis ikan telah
ditentukan oleh TPI Tasik Agung, Rembang. Dalam usaha penangkapan ikan, harga
ikan yang didaratkan di TPI tidak dapat ditentukan sendiri oleh nelayan, melainkan
sudah di tentukan di Tempat Pelelangan Ikan dnegan kisaran harga yang telah
ditetapkan.

Strategi lokasi
Tempat pendaratan ikan yang digunakan yaitu di TPI Pelabuhan Tasik Agung,
di Daerah Rembang. Lokasi pelabuhan Tasik Agung merupakan pelabuhan terbesar di
daerah Rembang. Lokasi ini sangat strategis untuk mengundang para pengusaha –
pengusaha besar untuk membeli produksi tangkapan ikan di TPI. Hal ini menjadikan
usaha ini mempunyai prospek yang sangat tinggi. Lokasi pelabuhan juga dekat dengan
tempat pelelangan ikan sehingga pemasaran ikan dapat lebih cepat terlaksana.

Persaingan
Kelemahan usaha penangkapan ikan ada pada banyaknya kelompok usaha lain
yang menangkap ikan dengan Purse Seine di Rembang.

Analisis SWOT
Strength (Kekuatan)
1. Dukungan Pemerintah Daerah
2. Tenaga kerja cukup banyak dari nelayan
3. Permintaan ikan tinggi oleh pengusaha/perusahaan besar

30
4. Dapat meningkatkan pendapatan
Weakness (Kelemahan)
1. Kapasitas SDM masih rendah
2. Membutuhkan modal yang besar untuk sekali trip penangkapan
3. Waktu trip penangkapan tergantung pada musim
Opportunities (Peluang)
1. Potensi SDI belum dimanfaatkan optimal
2. Prospek perikanan tangkap menjanjikan
3. Pangsa pasar haisl perikanan terbuka
Threat (Ancaman)
1. Harga ikan tidak konstan
2. Banyaknya saingan dalam usaha penangkapan yaitu dari kegiatan penangkapan
ikan yang tidak bertanggung jawab (Trawl)

31
F. Resiko Usaha

1. Persaingan yang tidak sehat antar pengusaha penangkap ikan.


2. Ketatnya persaingan dapat menimbulkan potensi antar pengusaha untuk berbuat
curang. Contohnya nelayan menambahkan bahan-bahan kimia berbahaya pada ikan
hasil tangkapan agar tahan lama.
3. Kecelakaan kerja.
4. Contohnya kapal tenggelam.
5. Perubahan musim yang mempengaruhi jumlah hasil tangkapan ikan dan
keselamatan kerja.
6. Ada jenis ikan tertentu yang produksinya meningkat saat musim tertentu.
7. Kebijakan pemerintah mengenai pelarangan penggunaan alat tangkap.
8. Gangguan dari internal perusahaan.
9. Bencana alam.
10. Bencana alam seperti tsunami dan badai dapat berdampak langsung pada
pengusaha perikanan yang bergerak di sektor penangkapan.
11. Krisis ekonomi.
12. Krisis ekonomi dapat menyebabkan meningkatnya biaya modal. Contohnya yaitu
harga BBM akan semakin mahal.
13. Gangguan kesehatan pada Sumber Daya Manusia.Gangguan kesehatan pada
pekerja dapat mengurangi produktivitas perusahaan

32
BAB III. PENUTUP

Demikian proposal ini kami susun dengan harapan permohonan pendirian perusahaan
yang kami dirikan dapat dikabulkan. Pembuatan proposal ini bertujuan untuk
memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peluang dalam dunia usaha
perikanan .Dari pendirian usaha ini, kami menyimpulkan bahwa berdirinya perusahaan
ini karena kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar yang sangat mendukung
perkembangan usaha ini. Selain itu juga mempunyai tujuan untuk membantu
pemerintah mengurangi pengangguran di era krisis global seperti sekarang ini.

Kami menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali yang
Maha Kuasa.Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna lebih baiknya
penyusunan proposal yang selanjutnya.

Akhir dari penulisan proposal ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan proposal dan pendirian perusahaan
“CV. Bahari Jaya”. Terima kasih atas terkabulnya proposal ini, serta kami berharap agar
pelaksanaan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

33
DAFTAR PUSTAKA

Restumurti, D., Bambang A.N., Dewi, D.A. 2016. Analisis Pendapatan Nelayan Alat
Tangkap Mini Purse seine di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Morodemak,
Demak. Journal of Fisheries Resources. Vol.5 No. 1 hlm. 78-86.

Tangke, Umar. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap Menggunakan Alat
Tangkap Gill Net dan Purse Seine di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku
Tengah. Jurnal Agribisnis dan Perikanan UMMU Ternate. Vol.4 (1).

34

Anda mungkin juga menyukai