Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

“HASIL KALI KELARUTAN (KSP)”

Disusun Oleh: Kelompok 2


Kelas 2 KA

Nama:
1. Laurensia Verina Thomas (061730400297)
2. Muhammad Rivaldo Fadli (061730400298)
3. Masnun Lintang Alnasyah (061730400299)
4. Mega Aulia (061730400300)
5. Muhammad Delika Maulidi (061730400301)
6. Muhammad Farhan Saputra (061730400302)
7. Muhammad Makmunan Rasyid (061730400303)
8. Nadia Silvia (061730400304)

Instruktur: Ir. Nyayu Zubaidah M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA

2013/2014
HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengenal prinsip – prinsip hasil kali kelarutan
2. Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut
3. Menghitung panas pelarut (∆H˚) PbCl2, dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp
pada suhu.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


- Alat yang digunakan
1. Rak tabung reaksi 1 buah
2. Tabung reaksi 10 buah
3. Termometer 100˚C 1 buah
4. Gelas kimia 250 ml, 400 ml 2, 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Spatula 2 buah
7. Pengaduk 1 buah
8. Labu ukur 50 ml, 250 ml 1, 1 buah
9. Kaca arloji 1 buah
10. Buret 50 ml 1 buah
11. Pipet ukur 10 ml 1 buah
12. Neraca analitik 1 buah
13. Botol aquadest 1 buah
14. Penjepit kayu 1 buah
15. Penangas air 1 buah
16. Bola karet 1 buah

- Bahan yang digunakan


1. Larutan Pb(NO3)2 0.075 M
2. Larutan KCl 1 M

III. DASAR TEORI


Hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa dapat ditentukan dari percobaan
laboratorium dengan mengukur kelarutan (massa senyawa yang dapat larut dalam tiap liter
larutan) sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan pelarut telah
maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut
walaupun sedikit akan menjadi endapan. Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya
merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai
antara fase padat dari garam yang hanya sedikit larut dan larutan itu. Hasil kali konsentrasi
dari ion-ion pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi
ion dipangkatkan bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion yang
bersangkutan.
Kelarutan merupakan jumlah zat yang terlarut yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Sedangkan hasil kali kelarutan merupakan hasil
akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat dari
garam yang hanya sedikit larut dalam larutan tersebut. Kelarutan suatu elektrolit ialah
banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya. Jika
konsentrasi ion total dalam larutan meningkat, gaya tarik ion menjadi lebih nyata dan
aktivitas (konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil dibandingkan konsentrasi stoikhiometri
atau terukurnya. Untuk ion yang terlibat dalam proses pelarutan, ini berarti bahwa
konsentrasi yang lebih tinggi harus terjadi sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata
lain kelarutan akan meningkat.
Hasil kali kelarutan hasil kali kelarutan suatu garam adalah hasil kali
konsentrasi semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu dan masing-masing ion
diberi pangkat dengan koefisien dalam rumus tersebut.
AgCl Ksp = (Ag+)(Cl-)
PbCl2 Ksp = (Pb2+)(Cl-)2
Konsentrasi ion-ion suatu elektrolit (Ksp) dalam larutan yang tepat jenuh.
Timbal Chlorida (PbCl2) jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2 (s)  Pb2+ (aq) + 2 Cl- (aq)
Konstanta keseimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas adalah:
(𝑎 𝑃𝑏2+ )(𝑎 𝐶𝑙 − )2
𝐾𝑎 = (𝑃𝑏𝐶𝑙2(𝑠) )

Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat menjadi :


Ksp = (aPb2+) (aCl-)2
Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam
satuan molar. Nilai Ksp diatas sebagai konsentrasi hasil kali kelarutan PbCl2 secara
matematika dapat ditulis :
[Pb2+] [Cl-] < Ksp PbCl2  berbentuk larutan (belum terlihat endapan PbCl2 )
[Pb2+] [Cl-] > Ksp PbCl2  terjadi endapan
[Pb2+] [Cl-] = Ksp PbCl2  tepat jenuh

IV. CARA KERJA


1. Menyiapkan larutan Pb(NO3)2 0.075 M dan KCl 1 M, lalu menempatkan KCl pada
buret 50 ml yang berbeda.
2. Memasukkan 10 ml Pb(NO3)2 0.075 M ke dalam tiap tabung reaksi, baru
menambhkan KCL sebanyak yang dicantumkan. Pada saat pencampuran dan setelah
pencampuran, tabung reaksi harus dikocok. Biarkan selama 5 menit dan mengamati
apakah sudah terbentuk endapan atau belum. Mengisikan hasil pengamatan pada table
dibawah ini.

Tabel 4.1.
Volume Volume Pembentukan
Nomor Pb(NO3)2 0.075 KCl 1M endapan Suhu 0C
Campuran M (ml) (ml) (sudah/belum)
1 10 0.5
2 10 1.0
3 10 1.2
4 10 1.4
5 10 1.5

3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada Tabel 2.1 pada tabung yang sudah terbentuk
endapan dan tabung yang belum terbentuk endapan, mengulangi langka diatas untuk
menentukan banyaknyana volume KCl 1,0 M yang dapat menyebabkan terbentuknya
endapan sampai ketelitian 0,1 M. Mencatat hasil pengamatan pada Tabel 2.1 mencatat
pula volume KCl 1,0 M yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan suhu.
4. Pada tabung reaksi yang lain, menyiapkan larutan berikut Tabel 2.2 :

Tabel 4.2
No Volume 0.075 M Volume 1,0 M Pembentukan Suhu °C
Campuran Pb(NO3)2 (ml) KCl (ml) endapan

1. 10 2,0

2. 10 2,5
3. 10 3,0

4. 10 3,5

5. 10 4,0

5. Menempatkan campuran yang terbentuk endapan pada penangas atau labu Erlenmeyer
yang dipanaskan seperti terlihat pada gambar, ketika penangas dipanaskan
menggunakan thermometer untuk mengaduk larutan secara perlahan-lahan (kecepatan
pemanasan penangas kira-kira 1°C per menit) mencatat suhu ketika endapan tepat
larut. Melakukan hal yang sama untuk campuran-campuran lain, mencatat semua hasil
yang diperoleh pada Tabel 2.2

V. PERINTAH PERHITUNGAN
1. Isilah Tabel 5.1 dibawah ini:
Volume Volume Pembentukan
Nomor Pb(NO3)2 0.075 KCl 1M endapan Suhu 0C
Campuran M (ml) (ml) (sudah/belum)
1 10 0,5 Belum 26
2 10 1,0 Belum 26
3 10 1,2 Belum 26
4 10 1,4 Belum 26
5 10 1,5 Sudah 26

Volume Volume Pembentukan


Nomor Pb(NO3)2 0.075 KCl 1M endapan Suhu 0C
Campuran M (ml) (ml) (sudah/belum)
1 10 1,5 Sudah 62
2 10 2,0 Sudah 72
3 10 2,5 Sudah 78
4 10 3,0 Sudah 82
5 10 3,5 Sudah 84

2. Campuran yang dapat menghasilkan endapan, hitung konsentrasi Pb2+ dan Cl-, serta
hasil kali kelarutan pada suhu yang tercatat
3. Isilah Tabel 5.2 dibawah ini:
Tabel 5.2
Volume Volume Suhu Suhu
Nomor Pb(No3)2 KCl 1 M pelarutan pelarutan Ksp
campuran 0,075 M (ml) endapan endapan ×10-3 Log Ksp 1/T (K-1)
(ml) (0C) (K)
1 10 1,5 62 335 1,1 -2,9586 0,002985
2 10 2,0 72 345 1,7 -2,7696 0,002898
3 10 2,5 78 351 2,4 -2,6198 0,002849
4 10 3,0 82 355 3,1 -2,5086 0,002816
5 10 3,5 84 357 3,7 -2,4318 0,002801

4. Buat kurva Ksp sebagai fungsi suhu (oC). Buat yang rapi melalui titik-titik dan
tentukan Ksp pada suhu 25oC. Besarnya kesalahan yang terdapat pada perkiraan nilai
Ksp ini harus ditentukan
5. Buatlah kurva kelarutan PbCl2 dalam air (satuan gram/liter) sebagai fungsi suhu OC
6. Dengan menggunakan persamaan log Ksp=-ΔHo/2,303R.1/T+konstanta. Dengan
membuat grafik log Ksp sebagai fungsi 1/T dengan slope = -ΔHo/2,303, sehingga
besarnya ΔHo dapat ditentukan

VI. DATA PENGAMATAN


1. Tabel 6.1
Nomor Volume Volume Pembentukan
Campuran Pb(NO3)2 0.075 KCl 1M endapan Suhu 0C
M (ml) (ml) (sudah/belum)
1 10 0,5 Belum 26
2 10 1,0 Belum 26
3 10 1,2 Belum 26
4 10 1,4 Belum 26
5 10 1,5 Sudah 26
2. Tabel 6.2
Volume Volume Pembentukan
Nomor Pb(NO3)2 0.075 KCl 1M endapan Suhu 0C
Campuran M (ml) (ml) (sudah/belum)
1 10 1,5 Sudah 62
2 10 2,0 Sudah 72
3 10 2,5 Sudah 78
4 10 3,0 Sudah 82
5 10 3,5 Sudah 84

3. Tabel 6.3
Volume Volume Suhu Suhu
Nomor Pb(No3)2 KCl 1 M pelarutan pelarutan Ksp
campuran 0,075 M (ml) endapan endapan ×10-3 Log Ksp 1/T (K-1)
(ml) (0C) (K)
1 10 1,5 62 335 1,1 -2,9586 0,002985
2 10 2,0 72 345 1,7 -2,7696 0,002898
3 10 2,5 78 351 2,4 -2,6198 0,002849
4 10 3,0 82 355 3,1 -2,5086 0,002816
5 10 3,5 84 357 3,7 -2,4318 0,002801

 Membuat kurva Ksp sebagai fungsi suhu (oC) berdasarkan Tabel 6.3

Kurva Ksp terhadap Fungsi Suhu (oC)


0.004
0.0035
0.003
0.0025
Ksp

0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
0 20 40 60 80 100
Suhu (oC)
 Membuat kurva log Ksp terhadap 1/T berdasarkan Tabel 6.3

Kurva log Ksp terhadap 1/T (K)


0
0.00275 0.0028 0.00285 0.0029 0.00295 0.003
-0.5
-1
log Ksp

-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
1/T (K)

4. Tabel 6.6 nilai kelarutan PbCl2 dalam air


No V Pb(NO3)2 V KCl 1M Ksp Suhu Kelarutan
0,075 M (ml) (ml) (oC) PbCl2
1 10 1,5 0,0011 62 18,01331
2 10 2,0 0,0017 72 20,816245
3 10 2,5 0,0024 78 23,36218
4 10 3,0 0,0031 82 25,4424
5 10 3,5 0,0037 84 26,989495

 Membuat kurva kelarutan PbCl2 dalam air berdasarkan Tabel 6.6

Kurva Kelarutan PbCl2 dalam air


30

25
Kelarutan PbCl2

20

15

10

0
0 20 40 60 80 100
Suhu (oC)
VII. DATA PERHITUNGAN
7.1 Penentuan Harga Ksp
Reaksi:
Pb(NO3)2 + 2 KCl  PbCl2 + 2KNO3
PbCl2 (s)  Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)
2+ -
Ksp = (Pb )(Cl )

 Penambahan 1,5ml KCl 1M dalam 10ml Pb(NO3)2 0,075 M


M Pb(NO3)2 = 0,075 M M KCl = 1 M
V Pb(NO3)2 = 10 ml V KCl = 1,5 ml
𝑀 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2 × 𝑉 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2
(Pb2+) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,075 𝑀 × 10 ml
= 10 𝑚𝑙+1,5 𝑚𝑙
0,75 𝑀 ml
= 11,5 𝑚𝑙

= 0,0652 M
𝑀 𝐾𝐶𝑙 × V KCl
(Cl-) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑀 × 1,5 ml
= 10 𝑚𝑙+1,5 𝑚𝑙
1,5 𝑀 ml
= 11,5 𝑚𝑙

= 0,1304 M
Ksp = (Pb2+)(Cl-)
= (0,0652 M)( 0,1304 M)2
= 0,0011
 Penambahan 2ml KCl 1M dalam 10ml Pb(NO3)2 0,075 M
M Pb(NO3)2 = 0,075 M M KCl = 1 M
V Pb(NO3)2 = 10 ml V KCl = 2 ml
𝑀 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2 × 𝑉 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2
(Pb2+) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,075 𝑀 × 10 ml
= 10 𝑚𝑙+2 𝑚𝑙
0,75 𝑀 ml
= 12 𝑚𝑙

= 0,0625 M
𝑀 𝐾𝐶𝑙 × V KCl
(Cl-) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

1 𝑀 × 2 ml
= 10 𝑚𝑙+2 𝑚𝑙
2 𝑀 ml
= 12 𝑚𝑙

= 0,1667 M
Ksp = (Pb2+)(Cl-)
= (0,0625 M)( 0,1667 M)2
= 0,0017

 Penambahan 2,5ml KCl 1M dalam 10ml Pb(NO3)2 0,075 M


M Pb(NO3)2 = 0,075 M M KCl = 1 M
V Pb(NO3)2 = 10 ml V KCl = 2,5 ml
𝑀 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2 × 𝑉 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2
(Pb2+) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,075 𝑀 × 10 ml
=
10 𝑚𝑙+2,5 𝑚𝑙
0,75 𝑀 ml
= 12,5 𝑚𝑙

= 0,06 M
𝑀 𝐾𝐶𝑙 × V KCl
(Cl-) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑀 × 2,5 ml
= 10 𝑚𝑙+2,5 𝑚𝑙
2,5 𝑀 ml
= 12,5 𝑚𝑙

= 0,2 M
Ksp = (Pb2+)(Cl-)
= (0,06 M)( 0,2 M)2
= 0,0024

 Penambahan 1,5ml KCl 1M dalam 10ml Pb(NO3)2 0,075 M


M Pb(NO3)2 = 0,075 M M KCl = 1 M
V Pb(NO3)2 = 10 ml V KCl = 3 ml
𝑀 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2 × 𝑉 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2
(Pb2+) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,075 𝑀 × 10 ml
= 10 𝑚𝑙+3 𝑚𝑙
0,75 𝑀 ml
=
13 𝑚𝑙

= 0,0577 M
𝑀 𝐾𝐶𝑙 × V KCl
(Cl-) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

1 𝑀 × 3 ml
= 10 𝑚𝑙+3 𝑚𝑙
3 𝑀 ml
= 13 𝑚𝑙

= 0,2308 M
Ksp = (Pb2+)(Cl-)
= (0,0577 M)( 0,2308 M)2
= 0,0031

 Penambahan 1,5ml KCl 1M dalam 10ml Pb(NO3)2 0,075 M


M Pb(NO3)2 = 0,075 M M KCl = 1 M
V Pb(NO3)2 = 10 ml V KCl = 3,5 ml
𝑀 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2 × 𝑉 𝑃𝑏(𝑁𝑂3 )2
(Pb2+) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,075 𝑀 × 10 ml
=
10 𝑚𝑙+3,5 𝑚𝑙
0,75 𝑀 ml
= 13,5 𝑚𝑙

= 0,0556 M
𝑀 𝐾𝐶𝑙 × V KCl
(Cl-) = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

1 𝑀 × 3,5 ml
=
10 𝑚𝑙+3,5 𝑚𝑙
3,5 𝑀 ml
=
13,5 𝑚𝑙

= 0,2593 M
Ksp = (Pb2+)(Cl-)
= (0,0556 M)( 0,2593 M)2
= 0,0037

7.2 Kelarutan PbCl2 dalam air


3 𝐾𝑠𝑝
s= √ × 𝑀𝑟 𝑃𝑏𝐶𝑙2
4

Diketahui Mr PbCl2 = 277 gr/mol


 Kelarutan PbCl2 dalam air, campuran 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M dan 1,5ml KCl 1M
3 𝐾𝑠𝑝
S =√ × 𝑀𝑟 𝑃𝑏𝐶𝑙2
4

3 0,0011
= √ × 277
4

= 0,06503 × 277
= 18,01331

 Kelarutan PbCl2 dalam air, campuran 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M dan 2ml KCl 1M
3 𝐾𝑠𝑝
S =√ × 𝑀𝑟 𝑃𝑏𝐶𝑙2
4

3 0,0017
= √ × 277
4

= 0,075185 × 277
= 20,826245
 Kelarutan PbCl2 dalam air, campuran 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M dan 2,5ml KCl 1M
3 𝐾𝑠𝑝
S =√ × 𝑀𝑟 𝑃𝑏𝐶𝑙2
4

3 0,0024
= √ × 277
4

= 0,08434 × 277
= 23,36218
 Kelarutan PbCl2 dalam air, campuran 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M dan 3ml KCl 1M
3 𝐾𝑠𝑝
S =√ × 𝑀𝑟 𝑃𝑏𝐶𝑙2
4

3 0,0031
= √ × 277
4

= 0,09185 × 277
= 25,44245
 Kelarutan PbCl2 dalam air, campuran 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M dan 3,5ml KCl 1M
3 𝐾𝑠𝑝
S =√ × 𝑀𝑟 𝑃𝑏𝐶𝑙2
4

3 0,0037
= √ × 277
4

= 0,097435 × 277
= 26,989495
7.3 Nilai Ksp PbCl2 pada Suhu 250C
−∆𝐻° 1
Log Ksp = 2,303𝑅 × 𝑇
𝐽
−17730,6537 ⁄𝑚𝑜𝑙 1
Log Ksp = 𝐽 × 298 𝐾
2,303(8,314 ⁄𝑚𝑜𝑙𝐾)

Log Ksp = -3,10745


Ksp = 0,0007808
Ksp = 7,808 × 10-4
7.3 Nilai ΔH ̊ dapat dihitung melalui rumus
−∆𝐻° 1
Log Ksp = 2,303𝑅 × 𝑇 + konstanta

Pada grafik log Ksp terhadap 1/T dapat menentukan slope tersebut dengan gradient
Slope = gradient
𝜀 log 𝐾𝑠𝑝
= 𝜀 1⁄𝑇

−13,2884
= 0,01435
= 926,0209
−∆𝐻°
Slope = 2,303𝑅
−∆𝐻°
-926,0209 = 2,303(8,314)

-ΔH ̊ = -926,0209 × 2,303 × 8,314


𝐽
-ΔH ̊ = -17730,6537 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝐽
ΔH ̊ = 17730,6537 ⁄𝑚𝑜𝑙

VIII. ANALISA PERCOBAAN


Dalam percobaan penelitian hasil kali kelarutan, digunakan dua larutan yaitu
Pb(NO3)2 0,075M dan KCl 1 M. Dalam reaksi diketahui terbentuk endapan PbCl2.

Pb(NO3)2 + 2 KCl  PbCl2 + 2KNO3

Endapan PbCl merupakan endapan yang sedikit larut dalam air. Pelarut endapan
dilakukan dengan metode pemanasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempercepat proses pelarutan endapan. Semakin banyak endapan terbentuk, makin lam
proses pelarutan dan makin besar pula suhu yang dibutuhkan endapan untuk larut. Selain
itu volume KCl yang ditambahkan ternyata juga memperngaruhi nilai hasil kali kelarutan
(ksp). Makin besar volume KCl yang ditambahkan, makin kecil nilai hasil kali kelarutan
(ksp), yang diperoleh. Hal ini dikarenakan besar volume KCl memperngaruhi banyaknya
endapan yang terbentuk, sehingga memperngaruhi besar nilai hasil kali kelarutan (Ksp).
Larutan Pb(NO3)2 dimasukan kedalam tabung reaksi dengan volume yang tetap
yaitu 10ml. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa volume KCl yang
diperlukan sampai keadaan jenuhnya dilewati sehingga endapan mulai terbentuk. Pada
saat kedua larutan tersebut dicampurkan, larutan harus dikocok agar larutan tercampur
merata dan reaksi berjalan lancar. Setelah dikok, campuran tersebut didiamkan beberapa
saat untuk melihat pada volume berapa terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk
merupakan endapan putih PbCl2 yang terbentuk akibat gabungan ion – ion di dalam
larutan membentuk partikel yang memiliki ukuran lebih besar yang selanjutnya
mengendap.
Pada campuran 0,5 ml; 1,0 ml; 1,2 ml; 1,4 ml KCl, belum terbentuk endapan
artinya hasil kali kelarutan ( Ksp = 0 ). Endapan beru terbentuk pada penambahan 1,5 ml ;
2,0 ml ; 2,5 ml ; 3,0 ml ; 3,5 ml, yang berarti hasil kali konsentrasinya sudah melewati
hasil kali kelarutannya (Ksp < 0). Endapan yang terbentuk pada campuran tersebut, lalu
dipanaskan dan pada saat pemanasan endapan dalam larutan tersebut disertai dengan
mengaduk menggunakana termometer.
Pemanasan dan pengadukan ini bertujuan untuk mempercepat larutannya endapan.
Pada saat endapan dalam larutan tersebut larut semunya, diukur suhunya. Suhu di
dapatkan yaitu 620C ; 720C ; 780C ; 820C ; dan 840C. Penambahan KCl yang lebih banyak
akan menghasilkan endapan yang banyak pula dan suhu yang diperlukan untuk
melarutkan endapan akan semakin besar jika endapan yang dilarutkan juga lebih banyak.
Jadi banyaknya endapan yang dilarutkan berbanding lurus dengan suhu. Pada proses ini
memerlukan Energi Aktivasi untuk melepas ekatan ion Pb(NO3)2 dan KCl, untuk
membentuk PbCl2.

IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan :
 Semakin tinggi konsentrasi maka kelarutan semakin kecil.

 Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion – ion suatu eletrolit dalam larutan yang
tepat jenuh.

 Reaksi yang terjadi yaitu:

Pb(NO3)2 + 2 KCl  PbCl2 + 2KNO3


PbCl2 (s)  Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)
 Hasil kali kelarutan (Ksp) dan nilai kelarutan suatu zat akan semakin tinggi bila
suhunya tinggi, dan akan semakin rendah bila suhunya rendah.
 Nilai hasil kali kelarutan (Ksp) PbCl2 pada suhu 25oC pada percobaan ini yaitu
sebesar 7,808 × 10-4
 Besar nilai kalor pelarutan (ΔH) pada percobaan kali ini yaitu 177360,6573 J/mol
 Nilai Ksp berbanding terbalik dengan penambahan KCl. Semakin tinggi nilai KCl,
maka semakin banyak KCl yang ditambahkan, begitupun sebaliknya
 Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kali kelarutan (Ksp) antara lain yaitu
suhu, endapan yang terjadi, dan sifat pelarut

X. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet.2014.”Penuntun Praktikum Kimia Fisika”.Politeknik Negeri Sriwijaya.
Palembang

XI. GAMBAR ALAT


Corong Kaca Batang Pengaduk Gelas Kimia

Pipet ukur Spatula Termometer

Pipet tetes Bola Karet Buret

Rak tabung reaksi Tabung reaksi Labu ukur


Hotplate Botol aquadest
Penjepit kayu

Neraca Analitik

Anda mungkin juga menyukai