Rancangan Proposal
CV Pemuda Nagari
Yafi Al Hadi
1510912055
2. Latar belakang
Sejak 2015 pemerintah pusat mulai memperhatikan pembangunan dari
pinggiran(desa). Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah anggaran dana untuk
pedesaan. Anggaran ini terus meningkat setiap tahunnya, Rp20,7 T(2015);
Rp46,98 T(2016); Rp60 T(2017); dan Rp60 T(2018), ini berarti rata-rata setiap
desa tahun ini memperoleh anggaran sebanyak Rp800 juta[1].
Penggunaan dana desa ini bukan tanpa masalah, karena Rp800 juta bukan
angka main-main, perangkat desa dituntut serius untuk memanfaatkan kesempatan
tersebut untuk membangun desa. Tapi ada saja oknum yang memanfaatkan dana
tersebut untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Setidaknya ada 900
kepala desa yang ditangkap karena tersangka korupsi dana desa[2].
Selain itu dengan regulasi dan administrasi yang cukup rumit, mengakibatkan
dana desa lambat tersalurkan. Karena syarat dilanjutkannya pemberian dana desa
adalah dengan melengkapi laporan penggunannya pada tahun sebelumnya. Banyak
kabupaten/kota yang belum menerima dana desa. Hingga Maret tahun ini, baru 5
kabupaten/kota yang telah menerima dana desa tahap 1 tahun ini[3].
Bukan hanya regulasi saja faktor penghambatnya, tetapi juga kekosongan
pendamping dan penggunaan dana yang belum mencapai 75%. Ini jelas
diakibatkan oleh perangkat desa yang bingung akan memakaikan dana tersebut
untuk apa. Kebanyakan perangkat desa menggunakannya untuk pembangunan
infrastruktur seperti jalan dan fasilitas umum. Sedikit sekali yang
memanfaatkannya untuk pembangunan di bidang ekonomi masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah desa yang telah mendirikan BUMDes(Badan Usaha Milik
Desa), yaitu pada 2017 ada 18.446 dari 74.546 desa di Indonesia[4].
Di Sumatera Barat, 2017, telah ada 345 Nagari(desa adat/istilah desa untuk
Sumbar) yang membentuk BUMDes/BUMNag, padahal target 2017 adalah 500
buah[5]. Hal ini menunjukkan bahwa masih lambannya proses pemanfaatan dana
desa di bidang ekonomi masyarakat, maka dari itu kami dari CV Pemuda Nagari
ingin membantu masyarakat dalam menggali potensi desa yang membutuhkan.
3. Aspek legalitas
4. Analisis SWOT
a. Strength/kekuatan
1) Kebutuhan perangkat desa yang cukup tinggi
2) Ketersediaan dana desa
b. Weakness/kelemahan
Masih dalam tahap start-up
c. Opportunities/peluang
1) Adanya lisensi konsultan
2) Meminta dosen untuk ikut dalam CV
d. Threats/ancaman
Ketidakpercayaan masyarakat pada mahasiswa.