Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERAWATAN SIROSIS HEPATIS”


Disusun untuk Memenuhi Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
di Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Tanggal 23 Maret 2018

OLEH:

KELOMPOK I PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. Asiadi, S.Kep 131723143005
2. Anggar Dwi Untari, S.Kep 131723143010
3. Rian Kusuma Dewi, S.Kep 131723143012
4. Rini Purwanti, S.Kep 131723143017
5. Rini Sartika, S.Kep 131723143019
6. Baiq Selly Silviani, S. Kep 131723143028

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) “Perawatan Sirosis Hepatis” pada Praktik

Klinik Keperawatan Medikal Bedah Program Profesi Pendidikan Ners

(P3N) Angkatan B19 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Surabaya di LAKESLA Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret

2018 di Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya., sebagai laporan

praktik atas nama:

1. MUHAMMAD ANIS TASLIM 131723143025


2. BAYU TRIANTORO 131723143076
3. ANIQ DINI KARIMAH 131723143057
4. LUSIA SAUN SELONG 131723143087
5. SIMPLIANA ROSA 131723143082

Surabaya, 16 Maret 2018

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dr. Andri Setiya Wahyudi, S.Kep.Ns., M.Kep Amirul, S.Kep.Ns


NIP. 19820619 201504 1 001 NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruang Pandan 1

Ramang Sukmono, S.Kep.Ns


NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit sistem pencernaan


Sub Pokok Bahasan : Perawatan Sirosis Hepatis
Penyaji : Kelompok 1
Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 23 Maret 2018
Sasaran : Keluarga dan klien di Ruang Pandan 1
Tempat: : Ruang Pertemuan di Ruang Pandan 1
==========================================================
A. Latar Belakang
Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara
anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan
nekrosis. Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan
difus dan kronik pada hati, diikuti proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan
regenerasi, sehingga timbul kerusakan dalam susunan parenkim hati.
Minuman yang mengandung alkohol dianggap sebagai factor utama
terjadinya sirosis hepatis. Selain pada peminum alkohol, penurunan asupan
protein juga dapat menimbulkan kerusakan pada hati, Namun demikian, sirosis
juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada
individu yang dietnya normal tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.
Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu
(karbon tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi
skistosomiastis dua kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien
sirosis berusia 40 – 60 tahun.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x45 menit tentang perawatan
sirosis hepatis, diharapkan pasien dan keluarga pasien memahami tentang sirosis
hepatis.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x45 menit keluarga klien
dapat:
1. Memahami pengertian penyakit Sirosis Hepatis
2. Memahami penyebab penyakit Sirosis Hepatis
3. Memahami tanda dan gejala penyakit Sirosis Hepatis
4. Memahami cara perawatan kulit dan gizi pada penderita Sirosis Hepatis
5. Makanan apa saja yang harus dihindari pada penderita sirosis hepatis
D. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan pada keluarga dan klien yang dirawat di ruang Pandan 1
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
E. Strategi Pelaksanaan
Tanggal Pelaksanaan : 16 Maret 2018
Tempat : Ruang Pertemuan di Ruang Pandan 1
Kegiatan Belajar Mengajar
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit 1. Salam pembuka
2. Perkenalan diri
2 Pelaksanaan 25 menit 1. Menjelaskan tentang :
 Menjelaskan pengertian terapi tertawa
 Menjelaskan manfaat terapi tertawa
 Menjelaskan manfaat kontraindikasi
 Menjelaskan tahapan terapi tertawa
2. Memberikan contoh terapi tertawa
3. Mempraktikan secara bersama terapi
tertawa
3. Penutup 15 menit 1. Mengajukan pertanyaan pada klien dan
keluarga.
2. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban yang diberikan
3. Menutup pembelajaran dengan salam

F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Lailatul Ni’mah, S.Kep., Ns.
2. Pembimbing Akademik : Dr. Andri Setiya Wahyudi, S.Kep.Ns.,
M.Kep
3. Pembimbing Klinik : Amirul, S.Kep.,Ns
4. Moderator : Anggar Dwi Untari
5. Penyaji : Baiq Selly Silviani
6. Notulen : Rini Sartika
7. Fasilitator : Asiadi, Rian Kusuma Dewi
8. Observer : Rini Purwanti

G. Uraian tugas
Moderator : Membuka dan memimpin jalanya acara dimulai dari
pembukaan, penyampaian materi, evaluasi dan yang
terakhir terminasi.
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan yang dimulai dari
menggali pengetahuan peserta tentang manajemen stress
dan sesi diskusi (tanya jawab).
Notulen : Membuat catatan singkat tentang jalannya penyuluhan
dan merangkum isi penyuluhan secara tertulis
Fasilitator : Memfasilitasi jalanya acara penyuluhan dan memotivasi
peserta untuk berdiskusi agar penyuluhan dapat berjalan
dengan baik.
Pengamat : Mengobservasi jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir, mengobservasi performa penyuluh,
mencatat pertanyaan dan mengobservasi keantusiasan
peserta penyuluhan.
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab
G. Media
1. Leaflet
H. Materi
Terlampir
I. Setting tempat

Peserta
Keterangan gambar :

=Notulen =Penyaji =Moderator

= Observer =Fasilitator

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan keluarga klien
b. Kesiapan materi dan media penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga klien bersedia diberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kontrak waktu yang dengan keluarga antusias untuk bertanya tentang
hal-hal yang tidak diketahuinya
b. Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan
1. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi proses pelaksanaan penyuluhan
b. Dapat menjalankan peranan sesuai dengan tugas
2. Evaluasi Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedianya materi
b. Tersedianya SAP
c. Tersedianya media: lembar balik dan brosur
d. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
e. Peserta hadir di tempat penyuluhan
f. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruangan
pertemuan Pandan I RSUD Dr. Soetomo Surabaya
g. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada
hari sebelumnya.
h. Peserta datang 7 orang atau lebih
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
e. Suasana penyuluhan tertib
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
g. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah
disampaikan oleh penyaji
b. Peserta dapat memeberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan saat sesi evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Black & Hawks. 2010. Medical surgical nursing : Clinical management for positive
outcome. St.Louis : Elvier Saunders

Brunner & Suddarth. 2013. Textbook of medical surgical nursing, eleventh


edition. Philadelpia : Lippincott William & Wilkins

Maryani, Sutadi. 2013. Sirosis hepatic. Medan : Bagian ilmu penyakit dalam USU
Lampiran 1 : Materi

SIROSIS HEPATIS

A. Pengertian Sirosis Hepatis


Sirosis Hepatis adalah kemunduran fungsi liver yang permanen yang
ditandai dengan perubahan histopatologi. Perubahan histopatologi yang terjadi
menyebabkan peninggian tekanan pembuluh darah pada system vena porta.
Sebagai akibat dari peninggian tekanan vena porta terjadi varises esophagus
dan bila pecah terjadi muntah darah warna (hematemesis).
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan
adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan
ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan
perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan
jaringan ikat dan nodul tersebut.

B. Penyebab Sirosis Hepatis


1. Alcohol adalah suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama di
dunia barat. Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan
dari konsumsi alcohol.
2. Sirosis kriptogenik, sirosis yang disebabkan oleh penyebab yang tidak
teridentifikasi adalah sebab yang umum untuk pencangkokan hati.
3. Hepatitis virus yang kronis adalah suatu kondisi dimana hepatitis B atau
hepatitis C virus menginfeksi hati bertahun-tahun. Kebanyakan pasien
dengan hepatitis virus tidak akan mengembangkan hepatitis kronis dan
sirosis. Contohnya, mayoritas dari pasien-pasien yang terinfeksi dengan hepatitis
A sembuh secara penuh dalam waktu berminggu-minggu, tanpa mengembangkan
infeksi yang kronis. Berlawanan dengannya, beberapa pasien yang terinfeksi
dengan virus hepatitis B dan kebanyakan pasien terinfeksi dengan virus hepatitis
C mengembangkan hepatitis yang kronis, yang pada gilirannya menyebabkan
kerusakan hati yang progresif dan menjurus pada sirosis, dan adakalanya kanker-
kanker hati.
4. Kelainan-Kelainan Genetik Yang Diturunkan/Diwariskan berakibat pada
akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakkan
jaringan dan sirosis. Contoh-contoh termasuk akumulasi besi yang abnormal
(hemochromatosis) atau tembaga (penyakit Wilson). Pada hemochromatosis,
pasien-pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk menyerap suatu jumlah besi
yang berlebihan dari makanan. Melalui waktu, akumulasi besi pada organ-organ
yang berbeda diseluruh tubuh menyebabkan sirosis, arthritis, kerusakkan otot
jantung yang menjurus pada gagal jantung, dan disfungsi (kelainan fungsi) buah
pelir yang menyebabkan kehilangan rangsangan seksual.
5. Primary biliary cirrhosis (PBC) adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh
suatu kelainan dari sistim imun yang ditemukan sebagian besar pada wanita.
Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan perusakkan yang
kronis dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati.
6. Primary sclerosing cholangitis (PSC) adalah suatu penyakit yang tidak umum
yang seringkali ditemukan pada pasien dengan radang borok usus besar. Pada PSC,
pembuluh-pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi meradang,
menyempit, dan terhalangi. Rintangan pada aliran empedu menjurus pada infeksi-
infeksi pembuluh-pembuluh empedu dan jaundice (kulit yang menguning) dan
akhirnya menyebabkan sirosis. Pada beberapa pasien, luka pada pembuluh-
pembuluh empedu (biasanya sebagai suatu akibat dari operasi) juga dapat
menyebabkan rintangan dan sirosis pada hati.
7. Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu
kelainan sistim imun yang ditemukan lebih umum pada wanita. Aktivitas imun
yang abnromal pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan
penghancuran sel-sel hati (hepatocytes) yang progresif, menjurus akhirnya pada
sirosis.
8. Bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary atresia) dan
akhirnya mengembangkan sirosis. Bayi lain dilahirkan dengan kekurangan enzim-
enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus pada akumulasi gula-gula
dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, ketidakhadiran dari suatu enzim
spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka parut pada paru (kekurangan alpha 1
antitrypsin).
9. Penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi yang tidak umum pada
beberapa obat-obat dan paparan yang lama pada racun, dan juga gagal jantung
kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian tertentu dari dunia (terutama Afrika
bagian utara), infeksi hati dengan suatu parasit (schistosomiasis) adalah penyebab
yang paling umum dari penyakit hati dan sirosis.

C. Tanda dan gejala Sirosis Hepatis


1. Kulit yang menguning (jaundice) disebabkan oleh akumulasi bilirubin dalam darah
2. Asites, edema pada tungkai
3. Hipertensi portal
4. Kelelahan
5. Kelemahan
6. Kehilangan nafsu makan
7. Gatal
8. Mudah memar dari pengurangan produksi faktor-faktor pembeku darah oleh hati
yang sakit

D. Pemenuhan Gizi Penderita Sirosis Hepatis


1. Diet Garam Rendah I (DGR I)
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan
atau atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan
garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar
Natrium pada Diet garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.
2. Diet Hati I (DH I)
Diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila prekoma sudah
dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat
keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak.
Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk
mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched
Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan.
Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1
L/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena
itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi
garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada
asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam
Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga
diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
3. Diet Hati II (DH II)
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada
pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan
diberikan dalam bentuk lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan
lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah
dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi
kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum
baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.
4. Diet Hati III (DH III)
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau
kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B)
dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein,
lemak, mineral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi
garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I

E. Penanganan Sirosis Hati Berdasarkan Evidence Based (EBN)


1. Diet tempe pada sirosis hati sebagai upaya meningkatkan kadar albumin dan
perbaikan ensefalopati hepatic. Pada penelitian ini membandingkan antara diet
hati II dan III (diet konvensional) dengan diet tempe dalam meningkatkan kadar
albumin darah dan menurunkan derjat ensepalohetik selama 20 hari. Dan
hasilnya diet tempe dapat meningkatkan albumin darah, menurunkan ammonia
dalam darah, meningkatkan psikomotor dan menurunkan ensefalopatik hepatic.
2. Diet masukan protein pada pasien ensefalohepatik dan Sirosis hepatic yang
dilakukan oleh beberapa ahli gizi. Dari beberapa ahli gizi berbeda pendapat
mengenai batasan protein yang diberikan pada pasien sirosis hepatic, namun
pada pelaksaannya tetap mengacu pada konsesnsus ESPEN tentang nutrisi pada
pasien dengan penyakit hati yang kronik, yaitu :

Kondisi Klinis Energi/Non protein Protein (g/Kg)


(K.cal/Kg)
Sirosis yang dapat 25 - 35 1,0 – 1,2
mengkompensasi
komplikasi.
Intake yang tidak 35 - 40 1,5
adekuat dan malnutrisi
Ensepalopathy I - II 25 - 35 Pada fase transisi 0,5
kemudian 1,0 – 1,5 ,
jika ditoleransi :
diberikan protein
nabati. Suplemen
BCAA
Ensepalopathy III -IV 25 - 35 0,5 – 1,2, Suplemen
BCAA
Jika menggunakan nutrisi parenteral , kalori non protein yang didalamnya
terkandung lemak dan glukosa sekitar 35 – 50 %.

F. Makanan apa saja yang harus dihindari pada penderita sirosis hepatis
1. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti ubi, singkong,
kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-lain.
2. Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin, kornet, dan
lain-lain.
3. Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti
daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit.
4. Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat seperti
bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, daun
kangkung dan sebagainya.
5. Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit, bawang
merah, bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi jangan terlalu
banyak.
6. Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus, babat,
otak, sum-sum dan santan kental.
7. Bagi penderita hepatitis, terapi diet sangat penting untuk dilakukan.
Kandungan gizi pada terapi diet penderita hepatitis berbeda-beda tergantung
pada kondisi penderita. Total kalori yang diberikan juga berbeda, tergantung
besar badan dan aktifitas penderita. Selain itu, pada umumnya kurang baik
jika terlalu banyak mengurangi lemak kecuali bila ada gejala kuning pada
mata atau kulit. Lemak yang mengandung banyak asam lemak esensial
seperti minyak nabati atau minyak ikan boleh diberikan seperti biasa.
Lampiran 2.

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

PERAWATAN SIROSIS HEPATIS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tempat : Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari/tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Jam/Waktu : 09.00 - 09.45

No Nama peserta Alamat TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur √ Kriteria Proses √ Kritera Hasil √


Pembukaan: a. Peserta hadir
a. Kontrak waktu dan
a. Mengucapkan salam dan b. Acara dimulai
tempat diberikan
memperkenalkan diri tepat waktu
satu hari sebelum
c. Peserta mengikuti
acara dilakukan b. Menyampaikan tujuan dan maksud
acara sesuai
penyuluhan
b. Pengumpulan SAP dengan aturan
dilakukan satu hari c. Menjelaskan kontrak waktu dan yang disepakati
sebelum mekanisme d. Peserta
pelaksanaan memahami
d. Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan materi yang telah
Pelaksanaan: disampaikan dan
c. Peserta hadir pada
tempat yang telah a. Menggali pengetahuan dan menjawab
ditentukan Pengalaman sasaran penyuluhan pertanyaan
tentang cuci tangan dengan benar
d. Penyelenggaraan
penyuluhan b. Menjelaskan materi penyuluhan
dilakukan oleh berupa :
mahasiswa 1. Menjelaskan fungsi jantung
bekerjasama dengan
Tim PKRS Ruang 2. tujuan pemberian buah-buahan
Cendana RS Dr untuk kesehatan jantung
Soetomo Surabaya 3. Manfaat berbagai macam buah-
e. Pengorganisasian buahan
penyelenggaraan c. Memberikan kesempatan kepada
penyuluhan sasaran penyuluhan untuk
dilakukan sebelum mengajukan pertanyaan mengenai
dan saat penyuluhan materi yang disampaikan
dilaksanakan
d. Menjawab pertanyaan yang
f. Pengorganisasian diajukan oleh peserta penyuluhan
penyelenggaraan
penyuluhan e. Peserta antusias dalam mengikuti
dilakukan sebelum penyuluhan
dan saat penyuluhan f. Peserta mendengarkan dan
dilaksanakan memperhatikan penyuluhan
dengan seksama

Surabaya, 16 Maret 2018


Observer

(..................................................)
17

Lampiran 4
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan
Topik : Perawatan Sirosis Hepatis
Hari, Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Tempat : Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 45 menit

Kegiatan Diskusi

1. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Surabaya, 16 Maret 2018


Notulen

(..................................................)

Anda mungkin juga menyukai