I. TUJUAN PERCOBAAN
Ash Content
Mineral matter
Inherent ash
Extraneous ash
Dekomposisi Pyrite
4FeS2 + 15O2 → 2Fe2O3 + 8SO3
Dekomposisi Karbonat
CaCO3 + CaO + CO2
Dalam basis dry mineral matter free basis (dmmf) untuk penentuan
rank batubara di ASTM, ash yang digunakan adalah hasil kalkulasi dimana
ash dinyatakan sebagai ash bebas sulfat. Dalam utilitasnya, batubara yang
digunakan sebagai fuel murni ash tinggi tidak diharapkan karena selain ash
merukan material yang incombustible, juga akan menambah beban dalam
pengolahan limbahnya. Namun untuk keperluan tertentu, ash tinggi justru
dibutuhkan asalkan kalori yang dibutuhkan juga terpenuhi. Dari tipe
batubara yang sama semakin tinggi nilai ash, maka semakin kecil nilai
kalorinya dalam basis adb, dan ash received karena antara ash cv memiliki
korelasi yang jelas. Inherent ash yang tinggi akan sulit sekali dipisahkan
dari batubara, akan tetapi extraneous ash masih bisa dikurangi dengan
memperkecil dilusi yang terjadi pada saat penambangan atau suatu proses
pencucian.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
VI. PERHITUNGAN
m3 − m1
A (%) = ×100%
m2 − m1
(23,3439−23,3152)gr
= ×100%
(24,3192− 23,3152)gr
0,0287 gr
= ×100%
1,0040 gr
= 2,8586 %
m3 − m1
A (%) = ×100%
m2 − m1
(23,5500−23,5191)gr
= ×100%
(24,5203− 23,5191)gr
0,0309 gr
= ×100%
1,0012 gr
= 3,0863 %
3. Cawan 3 (170 mesh)
m3 − m1
A (%) = ×100%
m2 − m1
(21,8902−21,8702)gr
= ×100%
(22,8717− 21,8702)gr
0,02 gr
= ×100%
1,0015 gr
= 1,997 %
m3 − m1
A (%) = ×100%
m2 − m1
(20,7572−20,7326)gr
= ×100%
(21,7336− 20,7326)gr
0,0246 gr
= ×100%
1,0010 gr
= 2,4575%
VII. ANALISA DATA