Anda di halaman 1dari 12

EKSPERIMEN FISIKA II

LABORATORIUM FISIKA LANJUT

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017-2018
MODUL 01
ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR
Alfonsa Hans, Natasha Flaminggo, Virgo Eben Ezer Mahulae
10215091, 10215032, 10215037
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: alfonsa711@gmail.com

Asisten: Nuzul Ilham Ramadhan / 10214062


Tanggal Praktikum: (26-02-2018)

Abstrak
Tujuan modul praktikum ini adalah menentukan waktu optimal menyalakan reaktor setelah shutdown,
menentukan pengaruh shutdown terhadap parameter pada percobaan efek osilasi Xenon, dan menentukan
hubungan parameter fluks neutron terhadap populasi Xenon dan daya pada percobaan efek osilasi Xenon.
Salah satu analisa dari desain PLTN adalah analisa keselamatan yang perlu dilakukan untuk menghindari
kecelakaan reaktor. PLTN termal memiliki kelebihan cross section yang besar namun salah satu hasil fisi
yaitu Xe-135 tidak stabil dan sangat kuat menyerap neutron sehingga dapat menyebabkan perubahan daya
secara drastis yang kemudian disebut sebagai efek osilasi Xenon. Persamaan point kinetic digunakan dalam
menghitung kenaikan daya akibat efek osilasi Xenon. Percobaan pertama dilakukan simulasi pada software
IAEA Generic Pressurized Water Reactor (PWR) Simulator untuk memperoleh grafik parameter reaktor
terhadap waktu saat kondisi normal dan kondisi diberi malfungsi. Percobaan kedua dilakukan simulasi pada
Ms.Excel untuk memperoleh grafik parameter populasi Iodin dan Xenon dan perubahan reaktivitas terhadap
waktu pada kondisi normal dan kondisi malfungsi berupa shutdown pada efek osilasi Xenon. Percobaan
ketiga dilakukan simulasi untuk memperoleh grafik parameter daya, prekursor, temperatur pendingin, dan
reaktivitas terhadap waktu dengan persamaan point kinetic.Semakin besar fluks neutron menyebabkan
populasi Xenon meningkat sesaat setelah shutdown yang menyebabkan daya melonjak tinggi sehingga
menyebabkan efek osilasi Xenon.
Kata kunci : Daya Reaktor, Efek Osilasi Xenon, Malfungsi, Point Kinetic, PWR

I. Pendahuluan kecelakaan kelebihan daya akibat masuknya


Tujuan dari modul praktikum ini adalah reaktivitas positif eksternal tanpa proteksi.
menentukan waktu optimal untuk Masuknya reaktivitas positif menyebabkan
menyalakan kembali reaktor nuklir setelah kenaikan daya pada reaktor nuklir.
shutdown, menentukan pengaruh shutdown Kecelakaan termal hidrolik dapat berupa
terhadap parameter pada percobaan efek pompa mati atau pipa pendingin utama
osilasi Xenon, dan menentukan hubungan pecah, hilangnya daya pompa tanpa proteksi
parameter fluks neutron terhadap populasi yang menyebabkan ketidaksetimbangan daya
Xenon dan daya pada percobaan efek osilasi dan aliran pendingin sehingga menyebabkan
Xenon. kenaikan suhu pendingin dan bahan bakar.
Analisa desain PLTN secara PLTN yang berjenis PLTN termal, pada
komprehensif terbagi atas beberapa analisa daerah energi termalnya memiliki masalah
antara lain analisa difusi neutron, analisa terkait keberadaan salah satu hasil fisi yaitu
burnup, analisa termal hidrolik, analisa Xe-135 yang merupakan hasil decay dari I-
kinetika/keselamatan, dan analisa konversi 135 dengan memancarkan beta. Xenon
energi. Analisa keselamatan sangat penting memiliki penampang lintang penyerapan
untuk menghindari beberapa kecelakaan yang neutron yang sangat besar sehingga sangat
mungkin terjadi. Beberapa contoh kecelakaan kuat menyerap neutron. Xenon juga tidak
reaktor nuklir yang telah terjadi yaitu reaktor stabil dan meluruh dengan waktu paruh
RBMK Chernobyl, Fukushima Daiichi, dan hitungan jam. Hal ini yang menjadi kendala
TMI II. perubahan daya secara drastis pada PLTN
Dalam kecelakaan reaktor nuklir yang termal. PLTN termal tidak mungkin
terjadi, secara umum penyebabnya berupa mengubah daya selama operasi secara drastis
Unprotected Transient Over-Power, karena dapat memicu osilasi Xenon.
kegagalan sistem termal hidrolik, dan efek Parameter yang penting diperhatikan untuk
osilasi Xenon[1]. Kecelakaan Unprotected menghindari kecelakaan akibat osilasi Xenon
Transient Over-Power merupakan adalah parameter populasi Xenon yang secara
analitik dinyatakan dalam persamaan sebagai 𝑑𝑇𝐶𝑂 𝑃0
𝑑𝑡
= 𝜌 𝐶𝑝 𝑃(𝑡) (9)
berikut[2]. 𝐶𝑂 𝐶𝑂
𝑚 +1 𝑚 𝜌 𝑚 −𝛽 𝑚
𝑑𝐼
= 𝛾𝐼 Σ𝑓 𝜙 − 𝜆𝐼 𝐼 (1) 𝑃 =𝑃 1+ Λ
+ 𝜆𝐶 𝑚 Δ𝑇 (10)
𝑑𝑡 𝛽
𝑑𝑋
= 𝜆𝐼 𝐼 + 𝛾𝑋 Σ𝑓 𝜙 − 𝜎𝑎,𝑋 𝜙𝑋 − 𝜆𝑋 𝑋 (2) 𝐶 𝑚 +1 = 𝐶 𝑚 1 − 𝜆Δ𝑇 + 𝑃𝑚 Δ𝑇 Λ
(11)
𝑑𝑡
𝑃0 𝛽
Keterangan : 𝐶 0 = Λ𝜆 (12)
I : Populasi Iodin 𝑃 𝑃𝑚
γI : Konstanta fisi Iodin 𝑇𝐶𝑂 𝑚 +1 =𝑇𝐶𝑂 𝑚 + 𝜌 0𝐶𝑝 Δ𝑇 (13)
𝐶𝑂 𝐶𝑂
Σf : Konstanta fisi makroskopik 𝜌𝑓𝑏 = 𝛼(𝑇𝐶𝑂 𝑚+1 − 𝑇𝐶𝑂 𝑚 ) (14)
ϕ : Fluks neutron 𝜌 = 𝜌𝑓𝑏 + 𝜌𝑒𝑥𝑡 (15)
λI : Konstanta peluruhan Iodin
Keterangan :
X : Populasi Xenon
C : Konstanta prekursor neutron tunda
γX : Konstanta fisi Xenon
λ : Konstanta peluruhan
σa,X : Cross section absorpsi Xenon
β : Fraksi neutron tunda
λX : Konstanta peluruhan Xenon
Λ : Mean generation time
Jumlah populasi Xenon dapat
P : Daya
dinyatakan dengan nilai perubahan
ρ : Reaktivitas
reaktivitas negatif akibat dinamika Xenon
TCO : Temperatur coolant
tersebut. Persamaan perubahan reaktivitas
P(t) : Daya relatif
dan reaktivitas feedback dapat diperoleh
P0 : Densitas daya
dengan persamaan sebagai berikut.
𝑋(𝑡)𝜎
ρCO : Densitas coolant
∆𝜌 = − Σ 𝑎 ,𝑋 (3) CpCO : Kapasitansi panas coolant
𝑎
𝜌𝑓𝑏 = − 𝜌𝑚𝑖𝑛 − 𝜌𝑐𝑟 (4) ρfb : Reaktivitas coolant
Keterangan : α : Koefisien reaktivitas feedback
Δρ : Perubahan reaktivitas ρext : Reaktivitas eksternal
X(t) : Populasi Xenon PWR (Pressurized Water Reactor)
Σa : Konstanta absorpsi makroskopik merupakan reaktor termal yang
ρfb : Reaktivitas feedback memanfaatkan air sebagai moderator dan
ρmin : Reaktivitas minimum pendingin. PWR memiliki inti reaktor yang
ρcr : Reaktivitas stabil terdiri dari 3% dengan bahan bakar UO2.
Persamaan (1) dan (2) dapat dinyatakan Batang kendali yang vertikal dioperasikan
secara numerik. Persamaan numerik yang dari bagian atas reaktor dengan beberapa
diperoleh dari persamaan (1) dan (2) adalah loop yang membawa air pendingin ke atas
sebagai berikut untuk digunakan sebagai mengalir melalui inti. Salah satu parameter
simulasi. keselamatan yang penting adalah kristalisasi
𝐼 𝑛+1 = 𝐼 𝑛 1 − 𝜆𝐼 Δ𝑇 + 𝛾𝐼 Σ𝑓 𝜙Δ𝑇 (5) yaitu kemampuan mengendalikan populasi
𝑛+1 𝑛 neutron sepanjang reaktor beroperasi[3].
𝑋 = 𝑋 1 − 𝜎𝑎,𝑋 𝜙Δ𝑇 − 𝜆𝑋 Δ𝑇 +
𝜆𝐼 Δ𝑇𝐼 𝑛 + 𝛾𝑋 Σ𝑓 𝜙Δ𝑇 (6)
Keterangan :
ΔT : Selang waktu
Persamaan point kinetic dapat
digunakan untuk menghitung kenaikan daya
akibat osilasi Xenon di dalam reaktor nuklir.
Kenaikan daya itu disebabkan oleh
reaktivitas negatif yang ditimbulkan akibat
dinamika Xenon tersebut. Persamaan
numerik dari beberapa parameter dalam point
kinetic diperoleh dari persamaan analitik (7),
(8), dan (9) di bawah. Persamaan numerik
dan analitik dengan point kinetic adalah Gambar 1. Pressurized Water Reactor[4]
sebagai berikut.
𝑑𝐶 β
𝑑𝑡
= −𝜆𝐶 + Λ 𝑃 (7)
𝑑𝑃 𝜌 𝑡 −𝛽
𝑑𝑡
= Λ
𝑃 + 𝜆𝐶 (8)
II. Metode Percobaan shutdown, fluks diberi nilai 0 yaitu pada
Praktikum modul ini dilakukan tiga waktu 50 jam sampai waktu 150 jam. Lalu
macam percobaan. Percobaan pertama adalah dilakukan pencarian nilai rho min dari nilai
melakukan simulasi PWR untuk melihat minimum dari kolom parameter delta rho dan
perubahan parameter reaktor ketika terjadi nilai rho stabil yaitu nilai delta rho sebelum
malfungsi. Percobaan kedua adalah efek waktu dilakukan shutdown. Dari nilai rho
osilasi Xenon dengan simulasi untuk min dan rho stabil dicari selisihnya yang
memperoleh grafik dari parameter reaktor menjadi nilai rho feedback. Kolom parameter
terhadap waktu saat normal dan malfungsi. delta rho ditambah rho feedback diisi dengan
Percobaan ketiga adalah simulasi efek osilasi menggunakan persamaan (4) sampai waktu
Xenon dengan point kinetic untuk 150 jam. Lalu parameter populasi I, Xe, delta
memperoleh grafik parameter reaktor rho, dan delta rho ditambah rho feedback
terhadap waktu saat malfungsi dan (Open dilakukan plotting grafik terhadap waktu
Problem) saat reaktor kembali dihidupkan sehingga diperoleh 4 grafik pada saat
setelah shutdown. malfungsi. Data waktu saat 49 jam sampai 51
Percobaan pertama dimulai dengan jam, nilai parameter-parameternya
membuka software simulator reaktor PWR. dimasukkan ke 1 tabel. Percobaan ini
Kemudian pilih “Load Full Power IC”, lalu diperoleh 7 grafik dan 1 tabel.
dipilih “PWR Control Rods and SD Rods” Percobaan ketiga dimulai dengan
untuk melihat bagian batang kendali. Lalu membuka software Microsoft Excel. Lalu
simulator dijalankan dengan tombol Run. menginput data konstanta yang akan
Pilih “PWR Trends” untuk melihat beberapa digunakan dan nilai reaktivitas eksternal (rho
grafik parameter terhadap waktu kemudian ext) diperoleh dari nilai reaktivitas feedback
di-screenshot. Setelah itu, kembali pada ditambah delta rho (rho fb + delta rho) pada
bagian ”PWR Control Rods and SD Rods” saat waktu 150 jam dari percobaan 2 saat
dan diberi malfungsi dengan menekan malfungsi. Lalu mengisi parameter waktu
tombol Malf. Malfungsi yang dipilih adalah (T), daya (P), prekursor (C), temperatur
“RC Cold Leg #4 LOCA Break”, kemudian coolant (TCO), reaktivitas feedback (rho fb),
pilih insert MF dan return. Batang kendali dan reaktivitas (rho) dalam 6 kolom dan
akan turun dengan 3 batang turun penuh dan menginisialisasi nilai parameter tersebut.
1 batang turun sebesar 75%. Pilih “PWR Kolom parameter waktu diisi dari 0 sampai
Trends” untuk melihat perubahan grafik 0,1 sekon dengan kenaikan 0,0001 sekon.
parameter terhadap waktu lalu di-screenshot. Lalu pada kolom parameter P, C, TCO, rho fb,
Percobaan ini diperoleh 2 gambar. dan rho diisi dengan menggunakan
Percobaan kedua dimulai dengan persamaan (10),(11) dan (12) untuk C pada
membuka software Microsoft Excel. Lalu waktu 0 sekon, (13), (14), dan (15). Dari nilai
menginput data konstanta yang akan parameter yang diperoleh dilakukan plotting
digunakan. Lalu mengisi parameter waktu grafik terhadap waktu sehingga diperoleh 5
(T), populasi Iodin (I), polulasi Xenon (Xe), grafik dan diambil 20 data untuk dimasukkan
perubahan reaktivitas (delta rho), dan ke dalam 1 tabel saat malfungsi. Pada kondisi
reaktivitas feedback ditambah perubahan Open Problem, nilai konstanta resistivitas
reaktivitas (rho fb + delta rho) dalam 5 kolom eksternal (rho ext) diubah menjadi nilai delta
dan menginisialisasi tiap kolom dengan nilai rho ditambah rho feedback (rho fb + delta
0. Kolom parameter waktu diisi dari 0 sampai rho) terkecil dari percobaan 2 saat malfungsi.
150 jam dengan kenaikan 0,1 jam. Lalu pada Pergantian tersebut membuat parameter
kolom parameter populasi Iodin dan Xenon lainnya berubah dan dilakukan plotting grafik
diisi rumus sesuai dengan persamaan (5) dan terhadap waktu lagi saat kondisi Open
(6) sehingga diperoleh nilai populasi sampai Problem sehingga diperoleh 5 grafik.
waktu 150 jam. Setelah itu, kolom parameter Percobaan ini diperoleh 10 grafik 1 tabel.
delta rho dicari dengan persamaan (3) dan Hipotesis dari percobaan ini adalah
nilainya diperoleh sampai waktu 150 jam. pengaruh shutdown menyebabkan perubahan
Parameter populasi I, Xe, dan delta rho fluks yang membuat populasi Xenon
dilakukan plotting grafik terhadap waktu mengalami perubahan yang mengakibatkan
sehingga diperoleh 3 grafik pada saat normal. kenaikan daya secara kontras pada rentang
Pada saat malfungsi yaitu dilakukan waktu yang kecil, temperatur pendingin dan
kalor pendingin juga akan meningkat yang
menimbulkan kecelakaan.

III. Data dan Pengolahan Data


1. Simulasi Reaktor PWR
a. Kondisi Normal
Gambar grafik parameter reaktor
terhadap waktu saat kondisi normal dari
percobaan simulasi reaktor PWR
terdapat pada bagian VII. Lampiran
Gambar 7. Grafik Perubahan Reaktivitas
yaitu gambar (3).
terhadap Waktu Kondisi Normal
b. Kondisi Malfungsi Pada saat normal, grafik populasi Iodin
Gambar grafik parameter reaktor terhadap waktu pada gambar (5) diperoleh
terhadap waktu saat kondisi malfungsi dengan melakukan plotting data populasi
dari percobaan simulasi reaktor PWR Iodin yang diperoleh dengan persamaan (5)
terdapat pada bagian VII. Lampiran dengan waktu. Grafik populasi Xenon
yaitu gambar (4). terhadap waktu pada gambar (6) diperoleh
dengan melakukan plotting data populasi
2. Efek Osilasi Xe Xenon yang diperoleh dengan persamaan (6)
a. Kondisi Normal dengan waktu. Grafik perubahan reaktivitas
terhadap waktu pada gambar (7) diperoleh
dengan melakukan plotting data perubahan
reaktivitas yang diperoleh dengan persamaan
(3) dengan waktu.

b. Kondisi Malfungsi

Gambar 5. Grafik Populasi Iodin terhadap Waktu


Kondisi Normal

Gambar 8. Grafik Populasi Iodin terhadap Waktu


Kondisi Malfungsi

Gambar 6. Grafik Populasi Xenon terhadap


Waktu Kondisi Normal

Gambar 9. Grafik Populasi Xenon terhadap


Waktu Kondisi Malfungsi
persamaan (3), dan perubahan reaktivitas
ditambah reaktivitas feedback dengan
persamaan (4) dengan nilai fluks mulai waktu
50 jam bernilai 0.

Dari grafik perubahan reaktivitas ditambah


rho feedback terhadap waktu saat malfungsi
(gambar (8)) diperoleh waktu optimal
menyalakan kembali reaktor nuklir setelah
shutdown yaitu pada waktu 77,6 jam saat rho
Gambar 10. Grafik Perubahan Reaktivitas
eksternal bernilai terkecil (-8,27e-05).
terhadap Waktu Kondisi Malfungsi
3. Efek Osilasi Xenon dengan Point
Kinetic
a. Kondisi Malfungsi

Gambar 11. Grafik Perubahan Reaktivitas


ditambah Reaktivitas Feedback terhadap Waktu
Kondisi Malfungsi

Pada saat malfungsi, nilai fluks neutron Gambar 12. Grafik Daya terhadap Waktu Kondisi
menjadi nilai nol saat waktu 50 jam, grafik Malfungsi
populasi Iodin terhadap waktu pada gambar
(8) diperoleh dengan melakukan plotting data
populasi Iodin yang diperoleh dengan
persamaan (5) dengan waktu. Grafik populasi
Xenon terhadap waktu pada gambar (9)
diperoleh dengan melakukan plotting data
populasi Xenon diperoleh dengan persamaan
(6) dengan waktu. Grafik perubahan
reaktivitas terhadap waktu pada gambar (10)
diperoleh dengan melakukan plotting data
perubahan reaktivitas yang diperoleh dengan Gambar 13. Grafik Prekursor terhadap Waktu
persamaan (3) dengan waktu. Grafik Kondisi Malfungsi
perubahan reaktivitas ditambah reaktivitas
feedback pada gambar (11) diperoleh dengan
melakukan plotting data perubahan
reaktivitas ditambah reaktivitas feedback
dengan menggunakan persamaan (4).

Tabulasi data waktu, populasi Iodin, populasi


Xenon, perubahan reaktivitas, dan perubahan
reaktivitas ditambah reaktivitas feedback saat
kondisi malfungsi dari percobaan Efek
Gambar 14. Grafik Temperatur Coolant terhadap
Osilasi Xenon terdapat pada bagian VII.
Waktu Kondisi Malfungsi
Lampiran yaitu tabel 1. Nilai populasi Iodin
pada tabel 1 diperoleh dengan menggunakan
persamaan (5), populasi Xenon dengan
persamaan (6), perubahan reaktivitas dengan
yaitu tabel 2. Nilai daya pada tabel 2
diperoleh dengan menggunakan persamaan
(10), prekursor dengan persamaan (11),
temperatur coolant dengan persamaan (13),
reaktivitas feedback dengan persamaan (14),
dan reaktivitas dengan persamaan (15)
dengan nilai reaktivitas eksternal dari
perubahan reaktivitas ditambah reaktivitas
feedback saat 150 jam dari percobaan 2 saat
malfungsi.
Gambar 15. Grafik Reaktivitas Feedback
terhadap Waktu Kondisi Malfungsi
b. Kondisi Open Problem

Gambar 16. Grafik Reaktivitas terhadap Waktu


Kondisi Malfungsi Gambar 17. Grafik Daya terhadap Waktu Kondisi
Open Problem
Pada saat malfungsi nilai reaktivitas eksternal
diperoleh dari nilai delta rho ditambah
reaktivitas feedback pada saat waktu 150 jam
dari percobaan 2 saat malfungsi, grafik daya
terhadap waktu pada gambar (12) diperoleh
dengan melakukan plotting data daya yang
diperoleh dengan persamaan (10) dengan
waktu. Grafik prekursor terhadap waktu pada
gambar (13) diperoleh dengan melakukan
plotting data prekursor yang diperoleh
dengan persamaan (11) dengan waktu. Grafik Gambar 18. Grafik Prekursor terhadap Waktu
temperatur coolant terhadap waktu pada Kondisi Open Problem
gambar (14) diperoleh dengan melakukan
plotting data temperatur coolant yang
diperoleh dengan persamaan (13) dengan
waktu. Grafik reaktivitas feedback terhadap
waktu pada gambar (15) diperoleh dengan
melakukan plotting data reaktivitas feedback
yang diperoleh dengan persamaan (14)
dengan waktu. Grafik reaktivitas terhadap
waktu pada gambar (16) diperoleh dengan
melakukan plotting data reaktivitas yang
Gambar 19. Grafik Temperatur Coolant terhadap
diperoleh dengan persamaan (15) dengan
Waktu Kondisi Open Problem
waktu.

Tabulasi data waktu, daya, prekursor,


temperatur coolant, reaktivitas feedback, dan
reaktivitas saat kondisi malfungsi dari
percobaan Efek Osilasi Xenon dengan point
kinetic terdapat pada bagian VII. Lampiran
fluks neutron sebagai akibat dari shutdown.
Ketika shutdown dilakukan, perubahan daya
sangat drastis yang menyebabkan terjadinya
efek osilasi Xenon tersebut. Semakin besar
perubahan fluks neutron maka semakin besar
populasi Xenon sesaat setelah shutdown dan
semakin cepat pula Xenon akan meluruh dan
memproduksi daya yang semakin besar pula.
Ketidakstabilan daya yang disebabkan
oleh Xenon terjadi karena setelah dilakukan
Gambar 20. Grafik Reaktivitas Feedback
shutdown, populasi Xenon tidak langsung
terhadap Waktu Kondisi Open Problem
berkurang namun bertambah sampai
beberapa jam tertentu lalu berkurang. Ketika
populasi Xenon bertambah, nilai reaktivitas
berkurang berdasarkan persamaan (3) sampai
waktu populasi Xenon akan turun. Akibat
dari reaktivitas Xenon yang berkurang
menyebabkan reaktivitas reaktor naik
semakin positif menyebabkan daya juga naik
berdasarkan persamaan (10) sampai waktu
populasi Xenon akan turun. Penurunan
populasi Xenon menyebabkan nilai
Gambar 21. Grafik Reaktivitas terhadap Waktu reaktivitas Xenon semakin positif naik
Kondisi Open Problem sehingga reaktivitas reaktor menurun
menyebabkan daya juga turun, hal itulah
Pada kondisi Open Problem nilai reaktivitas yang menyebabkan ketidakstabilan daya
eksternal diperoleh dari nilai delta rho seperti yang dapat dilihat pada gambar (12).
ditambah reaktivitas feedback terkecil dari Selain itu, dari simulasi yang dilakukan
percobaan 2 saat malfungsi, grafik daya ketidakstabilan daya dalam waktu yang
terhadap waktu pada gambar (17) diperoleh singkat terjadi ketika fluks neutron rendah
dengan melakukan plotting data daya yang yang disebabkan penyerapan oleh Xenon
diperoleh dengan persamaan (10) dengan yang menyebabkan perubahan daya yang
waktu. Grafik prekursor terhadap waktu pada drastis pada reaktor.
gambar (18) diperoleh dengan melakukan Waktu optimal untuk menyalakan
plotting data prekursor yang diperoleh kembali reaktor nuklir setelah dilakukan
dengan persamaan (11) dengan waktu. Grafik shutdown adalah pada waktu jam ke-77,6
temperatur coolant terhadap waktu pada atau 27,6 jam setelah shutdown. Waktu
gambar (19) diperoleh dengan melakukan tersebut optimal karena memiliki nilai
plotting data temperatur coolant yang reaktivitas yang kecil mendekati nol
diperoleh dengan persamaan (13) dengan (reaktivitas dalam kondisi stabil) sehingga
waktu. Grafik reaktivitas feedback terhadap ketidakstabilan daya dapat dihindari, hal itu
waktu pada gambar (20) diperoleh dengan tampak pada gambar (17) tidak terjadi
melakukan plotting data reaktivitas feedback lonjakan daya yang kontras dan juga
yang diperoleh dengan persamaan (14) temperatur coolant yang tidak melonjak
dengan waktu. Grafik reaktivitas terhadap tinggi nilainya pada gambar (19).
waktu pada gambar (21) diperoleh dengan Pengaruh osilasi daya karena efek
melakukan plotting data reaktivitas yang Xenon menyebabkan terjadinya kecelakaan
diperoleh dengan persamaan (15) dengan reaktor nuklir adalah ketika fluks neutron
waktu. diturunkan maka populasi Xenon tidak
langsung berkurang seperti Iodin melainkan
IV. Pembahasan meningkat yang dapat dilihat pada gambar
a. Analisis (8) dan (9). Peningkatan populasi Xenon
Efek osilasi Xenon pada reaktor nuklir tersebut menyebabkan daya yang diproduksi
terjadi berdasarkan perhitungan pada Ms. semakin besar. Selain itu, temperatur coolant
Excel yang telah dilakukan karena perubahan juga meningkat seperti pada gambar (19)
sehingga berubah fasa dan tekanan dari uap secara perlahan seiring bertambah waktu, laju
(untuk air) juga meningkat yang dapat massa pendingin berfluktuatif dengan naik
merusak pipa pendingin pecah sehingga secara eksponensial dan turun juga secara
udara (khususnya hidrogen) masuk dan eksponesial dengan gradien ketika naik lebih
bereaksi dengan bahan bakar yang besar dibanding yang turun seiring
menyebabkan ledakan/kecelakaan. bertambah waktu, tekanan luar reaktor rata-
Efek Xenon memiliki pengaruh relatif rata juga turun secara linear dengan gradien
sangat kecil pada fast reaktor karena pada yang tidak tetap namun dengan tren nilai
reaktor ini hampir seluruh neutron yang ada gradien yang semakin kecil, dan temperatur
terpakai untuk reaksi fisi dan bahan bakar rata-rata bahan bakar naik secara perlahan
pada reaktor ini adalah bahan bakar yang seiring bertambah waktu seperti pada gambar
telah diperkaya. Selain itu, penampang (4) yang diperoleh. Namun, setelah dilakukan
lintang Xenon untuk penyerapan neutron simulasi dengan waktu yang agak lama,
termal dan fast neutron berbeda sangat jauh parameter selain daya reaktor akan terus
sehingga efek Xenon memiliki pengaruh berubah secara berfluktuatif.
yang relatif sangat kecil. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
Arti fisis dari parameter-parameter yang menanggulangi malfungsi pipa pendingin
ditinjau pada software IAEA Generic pecah terjadi LOCA (kehilangan air dingin)
Pressurized Water Reactor Simulator yaitu yang terjadi adalah pada reaktor dilengkapi
Reactor Power menyatakan daya reaktor alat penyelamat yang disebut Sistem
yang telah dinormalisasi dengan angka 1 Pendingin Teras Reaktor Darurat (ECCS)
yang berarti 100% pada kondisi normal. yang tersusun dari tangki bertekanan oleh
Thermal Power Release in Nuclear Fuel pompa atau gas Nitrogen dimana ECCS ini
menyatakan kalor yang dilepas dari bekerja mengalirkan air bersuhu rendah ke
pengolahan bahan bakar. Average Core reaktor yang mengalami penurunan tekanan
Coolant Temperature menyatakan suhu rata- akibat terjadi LOCA. Selain itu, kontainmen
rata yang dimiliki pendingin reaktor. Average dilengkapi dengan sistem semburan supaya
Core Flow menyatakan laju massa pendingin dapat mengembunkan uap yang menekan
yang mengalir pada inti reaktor. Average kontainmen sehingga tekanan dapat turun
Outlet Reactor Pressure menyatakan tekanan dan pipa tidak pecah.
rata-rata pada di luar reaktor yang menekan
steam generator. Average Fuel Temperature V. Kesimpulan
menyatakan suhu rata-rata dari bahan bakar Waktu optimal untuk menyalakan
reaktor. Dari hasil simulasi, interpretasi dari kembali reaktor nuklir setelah shutdown dari
6 grafik yang diperoleh pada gambar (3) dan simulasi yang dilakukan adalah saat 77,6 jam
(4) dari 2 kondisi yaitu normal dan malfungsi atau 37,6 jam setelah dilakukan shutdown
yaitu pada kondisi normal, daya reaktor ketika reaktivitas bernilai terkecil dibanding
bernilai konstan/stabil terhadap perubahan yang lain.
waktu yaitu bernilai 1/100%, kalor yang Pengaruh shutdown membuat populasi
dilepas dari bahan bakar juga bernilai Xenon tidak langsung berkurang melainkan
konstan terhadap waktu yaitu 1952 MWt, naik terlebih dahulu, populasi Iodin langsung
demikian juga pada temperatur pendingin berkurang, perubahan reaktivitas dan
rata-rata pada ±297 ⁰C, laju massa rata-rata reaktivitas mengalami bertambah besar. Daya
9206 kg/s, tekanan luar rata-rata 15511 kPa, yang dihasilkan naik dengan kontras dalam
dan temperatur bahan bakar rata-rata ±484 ⁰C waktu yang singkat, temperatur pendingin
yang bernilai konstan terhadap waktu sesuai naik, kalor pendingin naik, hal ini
dari grafik yang diperoleh pada gambar (3) menyebabkan pompa pendingin pecah
saat kondisi normal. Pada saat kondisi sehingga udara masuk ke bahan bakar dan
malfungsi yang diberikan berupa pipa bereaksi menyebabkan ledakan/kecelakaan.
pendingin pecah sehingga kehilangan air Fluks neutron yang semakin besar
dingin (LOCA), batang kendali akan turun menyebabkan populasi Xenon naik sesaat
75%, daya reaktor akan turun menjadi 0, setelah dilakukan shutdown yang
kalor yang dilepas bahan bakar berfluktuatif mengakibatkan daya yang dihasilkan
dengan tren turun terus seiring bertambah melonjak tinggi.
waktu, temperatur pendingin rata-rata naik
VI. Daftar Pustaka
[1] http://www.iaea.org/inis/collection/N
CLCollectionStore/_Public/37/092/37
092495.pdf
(akses pada 02 Maret 2018 pukul
12:40)
[2] Stacey, W.M. 2007. Nuclear Reactor
Physics. Weinhem : Wiley & Co.
[3] http://www.mnf.co.jp/en/business/pro
duct04.html
(akses pada 02 Maret 2018 pukul
17:48)
[4] http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/549/j
bptitbpp-gdl-debymardia-27410-3-
2007ta-2.pdf
(akses pada 02 Maret 2018 pukul
17:48)
VII. Lampiran
Tabel 1. Tabulasi Data Waktu, Populasi Iodin, Populasi Xenon, Perubahan Reaktivitas, dan Perubahan
Reaktivitas ditambah Reaktivitas Feedback saat Kondisi Malfungsi
T
I Xe delta rho delta rho + rho fb
(jam)
49 7,36975E+15 2,16E+15 -5,81E-02 -3,07E-03
49,1 7,37019E+15 2,16E+15 -5,81E-02 -3,07E-03
49,2 7,37061E+15 2,16E+15 -5,81E-02 -3,08E-03
49,3 7,37104E+15 2,16E+15 -5,81E-02 -3,08E-03
49,4 7,37146E+15 2,16E+15 -5,81E-02 -3,09E-03
49,5 7,37187E+15 2,16E+15 -5,81E-02 -3,09E-03
49,6 7,37228E+15 2,17E+15 -5,81E-02 -3,10E-03
49,7 7,37269E+15 2,17E+15 -5,81E-02 -3,10E-03
49,8 7,37309E+15 2,17E+15 -5,81E-02 -3,10E-03
49,9 7,37349E+15 2,17E+15 -5,81E-02 -3,11E-03
50 7,29571E+15 2,23E+15 -5,98E-02 -4,75E-03
50,1 7,21876E+15 2,29E+15 -6,14E-02 -6,37E-03
50,2 7,14261E+15 2,35E+15 -6,30E-02 -7,94E-03
50,3 7,06727E+15 2,40E+15 -6,45E-02 -9,49E-03
50,4 6,99273E+15 2,46E+15 -6,60E-02 -1,10E-02
50,5 6,91897E+15 2,51E+15 -6,75E-02 -1,25E-02
50,6 6,84599E+15 2,57E+15 -6,89E-02 -1,39E-02
50,7 6,77378E+15 2,62E+15 -7,03E-02 -1,53E-02
50,8 6,70233E+15 2,67E+15 -7,17E-02 -1,67E-02
50,9 6,63163E+15 2,72E+15 -7,31E-02 -1,81E-02
51 6,56168E+15 2,77E+15 -7,44E-02 -1,94E-02

Tabel 2. Tabulasi Data Waktu, Daya, Prekursor, Temperatur Coolant, Reaktivitas Feedback, dan Reaktivitas
saat Kondisi Malfungsi
T (s) P C Tco rho fb rho
0 1 4,38E+02 330 0 0
1,00E-04 1,03E+00 4,38E+02 3,30E+02 -2,38E-06 5,47E-02
2,00E-04 1,08E+00 4,38E+02 3,30E+02 -4,83E-06 5,47E-02
3,00E-04 1,14E+00 4,38E+02 3,30E+02 -7,41E-06 5,46E-02
4,00E-04 1,20E+00 4,38E+02 3,30E+02 -1,01E-05 5,46E-02
5,00E-04 1,27E+00 4,38E+02 3,30E+02 -1,30E-05 5,46E-02
6,00E-04 1,34E+00 4,38E+02 3,30E+02 -1,60E-05 5,46E-02
7,00E-04 1,41E+00 4,38E+02 3,30E+02 -1,92E-05 5,46E-02
8,00E-04 1,49E+00 4,38E+02 3,30E+02 -2,26E-05 5,46E-02
9,00E-04 1,56E+00 4,38E+02 3,30E+02 -2,61E-05 5,46E-02
1,00E-03 1,65E+00 4,38E+02 3,30E+02 -2,98E-05 5,46E-02
1,10E-03 1,74E+00 4,38E+02 3,30E+02 -3,37E-05 5,46E-02
1,20E-03 1,83E+00 4,38E+02 3,30E+02 -3,79E-05 5,46E-02
1,30E-03 1,93E+00 4,38E+02 3,30E+02 -4,22E-05 5,46E-02
1,40E-03 2,03E+00 4,38E+02 3,30E+02 -4,68E-05 5,46E-02
1,50E-03 2,13E+00 4,38E+02 3,30E+02 -5,16E-05 5,46E-02
1,60E-03 2,25E+00 4,38E+02 3,30E+02 -5,67E-05 5,46E-02
1,70E-03 2,37E+00 4,38E+02 3,30E+02 -6,21E-05 5,46E-02
1,80E-03 2,49E+00 4,38E+02 3,30E+02 -6,77E-05 5,46E-02
1,90E-03 2,62E+00 4,38E+02 3,30E+02 -7,36E-05 5,46E-02
Gambar 3. Grafik Parameter Reaktor terhadap Waktu Kondisi Normal Percobaan Simulasi Reaktor PWR

Gambar 4. Grafik Parameter Reaktor terhadap Waktu Kondisi Malfungsi Percobaan Simulasi Reaktor PWR

Anda mungkin juga menyukai