Anda di halaman 1dari 6

A.

Teori Audit Sektor Publik


Definisi audit sektor publik

Auditing merupakan suatu invetigasi independen terhadap aktivitas khusus.


Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang menggerakkan akuntanbilitas dalam
pengelolaan sektor pemerintah, BUMN atau instan pengelola aset negara, serta organisasi
sektor publik lainnya sperti yayasan, LSM, dan partai politik.

“Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan
dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat
hubungan anatara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil
yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan
bagi masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.”
Sedangkan pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai
berikut: “Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari
penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit
sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money)
yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan
pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan
Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur
prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.

Dari definsi tersebut, beberapa bagian perlu mendapatkan perhatian yaitu :

1. Proses sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu


urutan yang logis.
2. Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta
kualitas orang yang melakukan audit.
3. Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang
mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
4. Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang
luas tentang subyek permasalahn yang diaudit.
5. Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan
kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.
6. Mengkomunikasikan hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

B. KARAKTERISTIK VALUE FOR MONEY AUDIT


Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Pengertian audit
dalam audit keuangan adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi atau tindakan dan kejadian ekonomi,
kesesuaiannya dengan criteria/standar yang telah ditetapkan dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan, 1984).
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi audit. Definisi audit kinerja
adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar
dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas
dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan
hokum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan criteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
pengguna laporan tersebut (Malan,1984).
Perbedaan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal laporan audit. Audit
yang konvesional , hasil auditnya adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen
dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan criteria standar yang telah
ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam VFM audit tidak
sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan, akan
tetap juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan.

C. AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI


Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan :
1. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber
dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara ekonomis dan
efisien.
2. Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak efisien, termasuk
ketidakmampuan organisasi dalam mengelola system informasi, prosedur administrasi,
dan struktur organisasi.
Prosedur untuk melakuakan audit ekonomi dan efisiensi meliputi:
1. Perencanaan audit.
2. Me review system akuntansi dan pengendalian intern.
3. Menguji system akuntansi dan pengendalian intern.
4. Melaksanakan audit.
5. Menyampaikan laporan.

D. AUDIT EFEKTIVITAS
Menurut Audit Commission (1986), efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang
benar sehingga memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan
kebijakan dan tujuannya.
Audit efektivitas (audit program) bertujuan untuk menentukan :
1. Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan.
2. Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
3. Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternative lain yang
memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.
Prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit kinerja yaitu :
1. Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak yang
diaudit), recipient (pihak yang menerima hasil audit).
2. Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan recipient (otoritas yang
lebih tinggi).
3. Independensi antara auditor dan auditee.
4. Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi
tanggungjawab auditee oleh auditor untuk audit recipient.
5.
E. STANDAR AUDIT PEMERINTAH (SAP)
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap lembaga pemerintah
menurut Standar Audit Pemerintah adalah :
1. Standar Umum
a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki
kecakapan professional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi/lembaga
audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan public, harus independen
(secara organisasi maupun secara pribadi), bebas dari gangguan independensi
yang bersifat pribadi dan yang di luar pribadinya(ekstern), yang dapat
mempengaruhi independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan
penampilan yang independen.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
d. Setiap organisasi/lembaga yang melaksanakan audit yang berdasarkan SAP ini
harus memiliki system pengendalian intern yang memadai, dan system
pengendalian mutu tersebut harus di-review oleh pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern).
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
a. Perencanaan, Pekerjaan harus direncakanan secara memadai.
b. Supervisi, Staf harus diawasi (supervisi) dengan baik.
c. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan, Apabila hokum,
peraturan perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan lainnya merupakan
hal yang signifikan bagi tujuan audit, auditor harus merancang audit tersebut
d. untuk memberiakan keyakinan yang memadai mengenai kepatuhan tersebut.
e. Pengendalian Manajemen, Auditor harus benar-benar memahami pengendalian
manajemen yang relevan dengan audit
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a) Bentuk, Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit.
b) Ketepatan Waktu, Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk
menyediakan infromasi yang dapat digunakan secara tepat waktu oleh
manajemen dan pihak lain yang berkepentingan.
c) Isi Laporan
 Tujuan, Lingkup, dan Metodelogi Audit, Auditor harus melaporkan
tujuan, lingkup, dan metodologi audit.
 Hasil Audit, Auditor harus melaporkan temuan audit yang signifikan,
dan jika mungkin melaporkan kesimpulan auditor.
 Rekomendasi, Auditor harus menyampaikan rekomendasi untuk
melakukan tindakan perbaikan atas bidang yang bermasalah dan untuk
meningkatkan pelaksanaan kegiatan entitas yang diaudit
 Pernyataan Standar Audit, Auditor harus melaporkan bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan Standar Audit Pemerintah.
 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
f) Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan penyalahgunaan
wewenang
g) Pelaporan secara langsung tentang unsur perbuatan melanggar/melawan hokum
h) Pengendalian manajemen
i) Tanggapan pejabat yang bertanggungjawab
j) Hasil/prestasi kerja yang patut dihargai
k) Hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut
l) Informasi istimewa dan rahasia
4. Penyajian Laporan
Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan ringkas
sepanjang hal ini dimungkinkan.
5. Distribusi Laporan
Laporan tertulis diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada :
a) Pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit
b) Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta audit, termasuk
organisasi luar yang memberikan dana, kecuali jika peraturan perundang-undangan
melarangnya
c) Kepada pejabat lain yang mempunyai tanggungjawab atas pengawasan secara
hukum atau pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan
temuan dan rekomendasi audit
d) Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk menerima
laporan tersebut
F. AUDIT KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM KONTEKS OTONOMI
DAERAH
Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang
baik (good governance) yaitu, pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan
mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif (yaitu
masyarakat dan DPR/DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif (pemerintah)
untuk menjamin dilaksanakannya system dan kebijakan manajemen sehingga tujuan
organisasi tercapai. Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak
yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa
apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
G. PERMASALAHAN AUDIT KINERJA LEMBAGA PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Permasalahan otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertangung jawab
kepada daerah kabupaten/ kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan sitem
pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan tersebut juga memberikan dampak
pada unit-unit kerja daerah, seperti tuntutan kepada pegawai/ aparatur pemerintah daerah
untuk lebih terbuka, transparan, dan bertangungjawab atas kepusan yang dibuat. Pemberian
kepercayaan kepada auditor dengan memberikan peran yang lebih besar untuk memeriksa
lembaga-lembaga pemerintah, telah menjadi bagian penting dalam proses terciptanya
akuntanbilitas public. Bagi auditor, dengan diberinya peran yang lebih besar tersebut, maka
auditor dituntut menjaga dan meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan
indenpendensi dan dapat menghilangkan pratek korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang
ada.
Reposisi lembaga pemeriksa
Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam
melakukan audit pemerintahan di Indonesia. Pertama adalh tidak tersedianya indikator
kinerja yang memadai sebagai dasar untuk mengukur kinerja pemerintah daerah, hal
tersebut umum dialami organisasi sektor public adalah berupa pelayanan public yang tidak
mudah diukur. Kedua terkait dengan masalah struktur lembaga pemeriksa pemerintah
pusat dan daerah di Indonesia. Permasalahan yang ada adalah banyaknya lembaga
pemeriksa fungsional yang overlapping satu dengan yang lainnya yang menyebabkan
pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif.

Anda mungkin juga menyukai