Pemba Has An
Pemba Has An
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan
bagi masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.”
Sedangkan pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai
berikut: “Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari
penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”
Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit
sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money)
yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan
pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan
Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur
prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.
3. Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang
mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
4. Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang
luas tentang subyek permasalahn yang diaudit.
5. Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan
kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.
Keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan serta kepatuhan.
Audit sektor publik dan audit sektor bisnis berbeda atau sektor swasta. Audit
sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat niralaba seperti
Pemda, BUMN, BUMD, instan lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan
negara, dan organisasi sektor publik lainnya seperti yayasan, LSM, serta partai politik.
Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang
berorientasi laba. Audit sektor publik dan sektor bisnis sama-sama terdiri dari audit
keuangan, audit kinerja, dan audit untuk tujuan tertentu.
3) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta
Laporan keuangan Neraca, aliran kas dan Neraca, aliran kas, laporan
laporan realisasi anggaran, rugi laba dan laporan
catatan atas laporan perubahan modal
keuangan
Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang tercermin
dalam APBN, APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan, LSM, atau partai
politik. Penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan dilaksanakan, serta
standar audit yang harus diikuti oleh auditor merupakan awal.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
1. Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif
selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Audit keuangan adalah
audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian keuangan berjalan
secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara benar.
2. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit
kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. audit kinerja
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit
kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan
efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan
terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian
antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.
Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut:
Menguji kewajaran laporan keuangan dari Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
salah saji yang material dan kesesuaiannya efektivitas dalam penggunaan sumber daya
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum untuk mencapai tujuan
Tidak menggunakan indikator kinerja, standar, Membutuhkan indikator, standar, dan target
dan target kinerja kinerja untuk mengukur kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan follow- Terdapat rekomendasi audit dan follow-up
up audit audit
3. Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit
dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau
prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu
mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas
sistem pengendalian internal.
Secara spesifikasi pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat ditemukan sbb:
b. Hasil operasi.
Laporan auditor merupakan media mengepresikan opini auditor atau dalam kindisi
tertentu dalam mrnyangkal opini.
Perbandingan antara definis audit laporan keuangan tersebut dengan definis audit
secara umum dapat mengungkapkan aspek esensial audit keuagan sbb:
b. Pengendalian internal
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji
yang material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain-lain yang sah.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:
b. Kesalahan pembebanan.
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja.
1. Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi utama
dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua transaksi
tersebut mempengaruhi berbagai akun berikut:
a. Kas,
c. Aktiva tetap,
d. Aktiva lain-lain,
e. Utang.
Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah
tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini,
yaitu:
2. Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi sektor publik
memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal siklus belanja untuk
mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti siklus pendapatan, pengujian
pengendalian umumnya tidak mengurangi risiko pengendalian asersi hak dan
kewajiban. Jadi, auditor dapat menggunakan kombinasi strategi risiko pengendalian
yang ditetapkan lebih rendah dan pengujian subtantif.
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan pegawai,
dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di hampir semua
entitas.
Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu
organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode
akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya
rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan
siklus jasa personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing-masing asersi yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.
Tujuan audi ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
b. Asersi kelengkapan
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan
terlebih dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut: (1) Auditor harus
memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan
untuk klien yang telah ada sekarang, (2) Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien
menginginkan atau membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain
dari proses perencanaan, (3) Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara
penugasan untuk menghindari kesalahpahaman. (4) Dipilihnya staf untuk penugasan,
termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa
tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta
wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
3. Penilaian resiko
Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit.
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk memberikan
arahan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan keuangan bisa
memberikan opini yang tepat.
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan, kemudian mereka
bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untuk membicarakan
perencanaan audit yang sudah disusun.
Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut akan diterima oleh lembaga pemeriksa
sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik.
Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei awal
terhadap karakter industri/organisai yang akan diaudit.
Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit yang akan
dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit. Suatu program audit
akan berisi:
Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga
pemeriksa untuk melaksanakan audit.
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan
yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
1. Keandalan atau reliabilitas laporan kkeuangan.
Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik
untuk menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan
penyalahgunaan. Hal inilah yang disebut sebagai pengendalian internal.
1. Organisasi
2. Pemisahan tugas
3. Fisik
5. Akuntansi
6. Personalia
7. Supervisi
8. Manajemen
2. Mengembangkan ekspektasi
4. Menganalisi data
5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft
laporan hasil pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang
telah di audit tersebut.
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantra data. Prosedur
ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau
laporan persentase, perbandingan jumlah yang sederhana dengan data historis atau
anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
b. Inspeksi (Inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing.
Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevalusai bukti, baik
bottom-up mapun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat
menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan
pengujian bottom –up atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor
seringkali mempertimbagkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor
ekonomi dan persaingan entitas.
c. Konfirmasi (Confirming)
Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun tertulis oleh auditor.
Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada manajemen atau karyawan
organisasi sektor publik, yang umumnya berupa pernyataan-pernyataan yang timbul
setelah dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara langsung meminta
keterangan kepada pihak external.
e. Perhitungan (Counting)
Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting) adalah (1) perhitungan
fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan (2)
akuntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Hal
pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada.
sementara yang ke dua dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi
pengendalian internal organisasi melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan
akuntansi.
f. Penelusuran (Tracing)
Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen
yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang
diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke
catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem
akuntansi.
Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi,
dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal
tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam
melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam
penelusuran. Prosedur pemeriksaan bukti pendukung digunakan secara luas untuk
mendeteksi salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dalam
pencatatan akuntansi.
h. Pengamatan (observing)
k. Pengujian pengendalian
2. Pengujian terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk menyediakan
bukti-bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca atau
sebaliknya atas kesalah dan ketidak beresan yang terjadi.
1) Pemerintah Pusat
Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup dan tepat.
Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah pusat
maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting dari reformasi
akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan keuangan
pemerintah yang telah dilakukan aparatur pemerintah , maka fungsi akuntabilitas dan audit atas
pelaporann keuangan sektor publik harus berjalan dengan baik. Seiring dengan tuntutan
masyarakat agar organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan
akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas
pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap
kinerja sektor publik.
2) Pemerintah Daerah
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit
keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan audit
kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari masing-
masing jenis audit tersebut.
Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan
Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam itu sering kali
mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit kerja.
Melakukan koreksi
Melakukan pengujian.
3) Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi kontrol
masyarakat. Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya LSM terutama
dipicu oleh persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-lembaga keuangan
internasional.
Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas bekerja sama dengan LSM
dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.
4) Yayasan
Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan pemerintah
kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam ini sering kali mencakup baik
tujuan keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit semacam ini umunya disebut audit kontrak.
5) Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi partai politik
juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja nonkeuangan.
KESIMPULAN
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor publik merupakan
lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari
masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara
pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money dalam
menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Akan
tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan saja, namun
perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
http://www.google.com
http://id-jurnal.blogspot.com
http://suhardi.uap.ac.id