Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat kekentalan produk pertanian adalah sangat penting dalam banyak area
pada teknologi makanan. Sebagai gambaran viskositas merupakan factor
signifikan pada konsentrasi jus-jus dari jeruk terutama dalam produksi konsentrat
yang berdensitas tinggi karena menyebabkan operasi tidak efisien untuk produk
yang sangat kental tersebut. Lebih jauh konsentrat yang sangat kental tidak
mudah terkonstuisi. Oleh karena itu dalam praktek kekentalan produk menjadi
factor yang sangat menentukan baik bagi produsen maupun konsumen (Yuwana,
2017).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molkeul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dkatakan memiliki viskositas yang rendah , dan
sebaliknya bahan bahan yang sulit mengair dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi ( Burhanudin Milama, 2014).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang
sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan
diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding
tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang
berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu
cepat (Sudarjo, 2008).

1.2 Tujuan Praktikum


Acara ini bertujuan mempelajari sifat alir bahan dengan mengukur
kekentalan (viskositas)nya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel
zat cair (Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,
gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang
lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Alat yang dipakai untuk mengukur viskositas adalah viscometer. Terdapat dua
jenis viscometer yang biasa dipakai di laboratorium yakni viscometer putar dan
viscometer kapiler. Viscometer putar ini meliputi tipe MacMichael dan Brookfield.
Viscometer MacMichael terdiri atas mangkuk dan silinder di dalamnya yang
digantungkan dari sebuah kawat. Bahan yang akan diukur ditempatkan di dalam
mangkuk dan silinder ditenggelamkan di dalamnya. Selanjutnya mangkuk diputar dan
gaya putar pada kawat yang diperlukan untuk menahan silinder stasioner dibaca
sebagai ukuran konsistensi bahan yang diukur. Viscometer Brookfield menggunakan
prinsip sebaliknya. Container berisi sampel bahan ditahan stasioner (Yuwana, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
 Viscometer type VT-03
Bahan :
 Big cola
 Air
 Teh pucuk
 Susu

3.2 Cara Kerja


Pasang instrumen pada posisi horizontal sehingga rotor dapat tergantung
secara bebas pada lubang penghubung rotor. Masukkan tangkai rotor ke lubang
penghubung dan secara hati-hati putar rotor berlawanan arah jarum jam sampai
rotor benar-benar terpasang dengan kuat. Siapkan mangkuk yang tersedia untuk
instrumen yang bersangkutan dan pasang rotor di tengah-tengah mangkuk
kemudian tuang produk ke dalam mangkuk sampai ketinggian yang ditunjukkan
pada tangkai rotor. Rotor digunakan sesuai dengan kekentalan produk(viskositas),
untuk viskositas 0,3 sampai 33 m Pa.S (Cp), 15 sampai 150 m Pa.s (cP), 50
sampai 330 m Pa.s (cP). Hidupkan rotor, tunggu sampai putarannya stabil dan
baca viskositas yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Ulangi sebanyak 3 kali
pengukuran untuk masing-masing produk.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


a. Produk Susu
Pengamatan ke- Viskositas (kp) Ukuran pengaduk Berat (gram)
25
1. 24 Besar 385
21

50
2. 45 Sedang 385,1
45
120
3. 110 Kecil 388,2
110

b. Big cola
Pengamatan ke- Viskositas (kp) Ukuran pengaduk Berat (gram)
20
1. 22 Besar 377,8
23

25
2. 20 Sedang 381,7
20
80
3. 80 Kecil 379,7
90
c. Air putih
Pengamatan ke- Viskositas (kp) Ukuran pengaduk Berat (gram)
24
1. 19 Besar 375,1
20

0
2. 0 Sedang 0
0
0
3. 0 Kecil 0
0

d. Teh pucuk
Pengamatan ke- Viskositas (kp) Ukuran pengaduk Berat (gram)
19
1. 18 Besar 380,7
17

35
2. 40 Sedang 378,7
40
80
3. 70 Kecil 375,7
80

4.2 Pembahasan
Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute, viskositas
berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena dengan adanya solute yang
berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga
menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu
bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat
cair.Adapun tujuan nya dilakukan pratikum ini yaitu untuk mempelajari sifat alir
bahan dengan cara mengukur viskositas nya.
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk
melawan aliran cairan karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk
mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar
resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas
pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam
bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul
yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan atasnya
bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak
yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbedaan
kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah
dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan
zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.
Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk
mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan
terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya
tertentu. Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu,
viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan
kekentalannya.
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang kekentalan suatu bahan (
viskositas). Sampel yang kami gunakan dalam praktikum viskositas ini adalah big
cola, air, teh dan susu. Pertama kami pasang instrumen secara horizontal sehingga
rotor dapat tergantung secara bebas pada lubang penghubung rotor. Setelah itu kami
masukkan tangkai rotor ke lubang penghubung dan diputar rotor berlawanan arah
jarum jam sampai rotor benar-benar terpasang dengan kuat. Kemudian kami
memasukkan bahan uji pada mangkuk yang telah di sediakan. Lalu kami menghitung
viskositas masing-masing bahan uji sampai tiga kali pengulangan. Kami
mendapatkan hasil pengukuran bahan big cola adalah untuk rotor besar 20 cp, 22 cp
dan 23 cp, untuk rotor sedang 25 cp, 20 cp, dan 20 cp, dan untuk rotor kecil 80 cp, 80
cp, dan 90 cp. Hasil pengukuran produk air adalah untuk rotor besar 24 cp, 79 cp dan
20 cp sedangkan untuk rotor sedang dan kecil viskositasnya adalah nol (0). Hasil
pengukuran produk teh pucuk adalah untuk rotor besar 19 cp, 18 cp, dan 17 cp, untuk
rotor sedang 35 cp, 40 cp dan 40 cp, an untuk rotor kecil adalah 80 cp, 70 cp, dan 80
cp dan untuk hasil pengukuran produk susu adalah untuk rotor besar 25 cp, 24 cp dan
21 cp, untuk rotor sedang 50 cp, 45 cp, dan 45 cp dan untuk rotor kecil adalah 120
cp, 110 cp dan 110 cp. Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu
semakin kental suatu zat cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu
gerakan jatuhnya bola semakin besar. Sehingga semakin kental suatu zat cair,
semakin lambat pergerakan benda yang jatuh didalamnya. Sebaliknya, semakin encer
suatu zat cair atau fluida, maka semakin cepat benda yang dijatuhkan kedalamnya.
Oleh karena itu dari hasil praktikum yang kami dapatkan viskositas susu lebih
besar dari big cola, viscositas big cola lebih besar dari teh pucuk dan viskositas teh
pucuk lebih besar dari air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran
yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan
dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu
mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan
bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Cara
mengukur kekentalan (viskositas) sifat alir bahan yaitu dengan menggunakan alat
viskometer. Dari percobaan diatas dapat disimpukan bahwa viskositas susu lebih
besar dari big cola, viscositas big cola lebih besar dari teh pucuk dan viskositas
teh pucuk lebih besar dari air.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan teliti dan praktikan dimohon
untuk tidak ribut selama praktikum berlangsung. Selalu menjaga kebersihan baik
alat maupun ruangan laboratorium. Dan untuk pihak laboratorium hendaknya
melengkapi alat dan bahan praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan
semestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.


Milama, Burhanudin.2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: UIN-FITK
Press
Prof.Dr.Ir.Yuwana, M.Sc. 2017. Penuntun Praktikum Sifat Fisik Produk Pertanian.
Laboratorium Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian : Universitas
Bengkulu.
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba Teknika.
Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Inderalaya : Universitas
Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai