Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Friksi (gesekan) mempunyai peran yang sangat penting didalam mekanika
produk pertanian. Friksi selalu muncul dalam beberapa bentuk selama pergerakan
suatu benda dan menentukkan besarnya gaya yang harus diatasi untuk melawan
friksi tersebut. Dalam silo dan bangunan penyimpan yang lain, beban vertikal
pada dinding di tentukan oleh koefisien friksi. Selama pemindahan produk secara
pneumatis, terutama untuk material berkonsentrasi tinggi, friksi antara produk
dengan dinding menentukkan besarnya tenaga untuk pemindahan. Bagian-bagian
peralatan pemindah bahan, seperti screw conveyor, hanya dapat dikuantifikasi
kalau koefisien diketahui. Watak massa produk granular atau biji-bijian sangat
ditentukan oleh koefisien friksi. Proses pengepresan dan pemotongan produk
pertanian juga dipengaruhi oleh friksi. Proses penggulungan dengan suatu poros
yang berputar juga terjadi karena adanya friksi (Yuwana, 2017).
Gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat
berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya
permukaan benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek
semakin kecil Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar. Gaya-gaya
yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing
permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya
gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya
dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi
demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat
menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat
membasahinya (gaya lotus).
1.2 Tujuan Praktikum
Acara ini bertujuan mempelajari sifat fisik produk pertanian dengan
mengukur sudut friksi dan koefesien friksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda
belum bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum sama
dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah
bergerak, gaya gesek yang terjadi antara 2 benda tersebut berkurang. Gaya gesek
yang bekerja bekerja pada saat benda bergerak adalah gaya gesek kinetik (fk). Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesek yang bekerja
berlawanan arah terhadap gerak benda. Hasil eksperimen menunjukkan benda yang
kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding dengan gaya normal ( Halliday,
2001 ).
Ketika sebuah benda berguling di atas sebuah permukaan ( misalnya bola yang
bergerak di atas tanah). Gaya gesekan yang bekerja tetap ada walaupun lebih kecil
dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain.
Gaya gesek yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lain
disebut gaya gesek rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang terjadi pada permukaan
benda yang meluncur di atas permukaan benda lain disebut gaya gesek transilasi
(Tipler, 1997).
Terdapat 2 jenis gaya gerak gesek, antar 2 benda yang padat saling bergerak
lurus yaitu gaya gesek statis dan kinetis yang dibedakan antara titik-titik sentuhan
antara benda kedua permukaanya yang tetap atau saling berganti (Giancoli, 2001).
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda.
Jika sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan pada balok
tidak bekerja gaya luas, maka besarnya gaya normal (N) sama dengan besar berat
(W). Sesuai persamaan :
N=W
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang di mana benda di
tempatkan dan tegak lurus terhadap bidang itu.
N = mg cos
Sesuai persamaan di atas jika sebuah benda dengan massanya m, benda pada

bidang miring yang lain dengan sudut kemiringan maka besarnya gaya normal (N)

sama dengan mg cos ( Zaelani, 2006).


BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat :
 Alat pengukur sudut luncur
 Kotak tanpa alas
Bahan :
 Kedelai I
 Gabah padi
 Kedelai II
 Jagung

3.2 Cara kerja


Mula-mula bidang luncur diatur pada posisi horizontal. Kotak tanpa alas
diletakkan pada posisi yang sudah ditentukan. Kotak diisi penuh dengan produk
yang akan diukur. Angkat pelan-pelan ujung bebas dari landasan sampai kotak
tanpa alas tersebut mulai meluncur. Catat besarnya sudut luncur (friksi) pada
skala dan hitung koefisien friksi (tangent sudut) produk yang bersangkutan.
Untuk tiap-tiap produk, ulangi pengukuran sebanyak 3 kali.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


a. Kedelai I
Pengamatan Berat awal Sudut Cos ϴ loses Bersih
ke
1 470,4 330 0,83 196,4 272,2
2 470,4 280 0,88 192,0 272,3
3 470,4 340 0,82 237,0 221,7

b. Gabah Padi
Pengamatan Berat awal Sudut Cos ϴ loses Bersih
ke
1 552,1 400 0,76 116,6 434,0
2 552,1 350 0,81 144,7 405,0
3 552,1 330 0,83 82,7 462,6

c. Kedelai II
Pengamatan Berat awal Sudut Cos ϴ loses Bersih
ke
1 475,6 350 0,81 188,9 268,3
2 475,6 360 0,80 160,7 294,4
3 475,6 370 0,79 186,7 264,8

d. Jagung
Pengamatan Berat awal Sudut Cos ϴ loses Bersih
ke
1 600 450 1/2√2 210 390
2 600 400 0,76 200 400
3 600 350 0,81 320 260

4.2 Pembahasan
Friksi mempunyai peran penting dalam mekanika pertanian. Friksi selalu
muncul dalam beberapa bentuk selama pergerakan suatu benda dan menentukan
besarnya gaya yang harus diatas untuk melawan friksi tersebut. Dalam silo dan
bangunan penyimpanan yang lain, beban vertikal pada dinding ditentukan oleh
koefisien friksi.
Koefisien friksi yang kami hasilkan antara alumanium dengan kayu tidak jauh
berbeda, namun koefisien friksi yang lebih tinggi dimiliki oleh kayu. Perbedaan
koefisien fiksi antara kedua benda tersebut disebabkan oleh perbedaaan kekasaran
landasan. Jelas terlihat bahwa permukaan alumanium lebih merata dibandingkan
permukaan kayu. Sehinga jelas terbukti menurut teori bahwa semakin kasar
permukaan suatu benda, maka kefisien friksi yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Dalam tranportasi produk pertanian, pengetahuan koeffisien friksi benda sangat
dibutuhkan. Misalnya ketika kita mengirim buah kesuatu tempat, saat kita
mengunakan landasan yang halus dalam meletakkan kotak buah tersebut, maka akan
banyak pergerakan yang akan dialami buah yang berakibat banyak buah yang akan
rusak. Tetapi ketika meletkkan buah tersebut dilandasan yang lebih kasar maka
pergerakan akan berkurang, karena gaya gesek (friksi) antara kotak buah dengan
landasan makin tinggi dibandingkan landasan yang pertama.
Pada praktikum friksi ini dilakukan uji terhadap produk dengan menggunakan
landasan alumunium dan tanpa alumunium dengam masing-masing dilakukan tiga
kali pengulangan. Hasil dari uji pada produk kedelai II didapatkan sudut kemiringan
350, 360 dan 370 dengan cos ϴ yaitu 0,81, 0,80, dan 0,79. Hasil dari uji pada produk
gabah padi didapatkan sudut kemiringan 400, 350, dan 330 dengan cos ϴ 0,75, 0,81,
dan 0,83 . Hasil dari uji pada produk kedelai I didapatkan sudut 330, 280, dan 340
dengan cos ϴ 0,83, 0,88, dan 0,82. Dan hasil uji pada produk jagung didapatkan
sudut 450, 400, dan 350 dengan cos ϴ 1/2√2, 0,76 dan 0,81.
Koefisien Friksi adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda.
Jika sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan pada balok
tidak bekerja gaya luas, maka besarnya gaya normal (N) sama dengan besar berat
(W).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil dari uji pada produk kedelai I didapatkan sudut 330, 280, dan 340
dengan cos ϴ 0,83, 0,88, dan 0,82. Hasil dari uji pada produk gabah padi
didapatkan sudut kemiringan 400, 350, dan 330 dengan cos ϴ 0,75, 0,81, dan 0,83
. Hasil dari uji pada produk kedelai II didapatkan sudut kemiringan 350, 360 dan
370 dengan cos ϴ yaitu 0,81, 0,80, dan 0,79. Dan hasil uji pada produk jagung
didapatkan sudut 450, 400, dan 350 dengan cos ϴ 1/2√2, 0,76 dan 0,81. Koefisien
Friksi adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak
benda. Jika sebuah balok yang beratnya W diletakkan pada bidang datar dan pada
balok tidak bekerja gaya luas, maka besarnya gaya normal (N) sama dengan
besar berat (W).

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan teliti dan praktikan dimohon
untuk tidak ribut selama praktikum berlangsung. Selalu menjaga kebersihan baik
alat maupun ruangan laboratorium. Dan untuk pihak laboratorium hendaknya
melengkapi alat dan bahan praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan
semestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Erlangga.


Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Prof.Dr.Ir.Yuwana, M.Sc. 2017. Penuntun Praktikum Sifat Fisik Produk Pertanian.
Laboratorium Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian : Universitas
Bengkulu.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan belajar itu Berbeda apa
tidak. Bandung : Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai