Srimulp I
Srimulp I
KEPERAWATAN B
Kelompok 2 :
Yang bertanggung jawab
Nurma
Syahra Ramadhani
DOSEN PENGAMPUH
Ns. Huriati,.S.Kep,.M.Kes
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTEAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya serta sholawat kepada Rosulullah Saw, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Bermain Pada Anak”.
Makalah yang kami susun ini berisi mengenai konsep bermain pada anak
yang berasal dari berbagai literatur yang telah kami kumpulkan. Kami menyadarai
bahwa kami membutuhkan saran dari pembaca mengenai isi makalah kami ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Sampul…………………………............………………………....
Daftar Mahasiswa…………………………………….……………………
Kata Pengatar…………………………………………………......................
Daftar Isi…………………………………………………….…………..…..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...………....
A. Latar Belakang…………………………………………...…………
B. Rumusan Masalah………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………….……………….45
B. Saran………………………………………….………………...45
DAFTAR PUSTAKA………………………………..…………………46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mendasar untuk dipahami orang tua maupun perawat yang bekerja pada klien
dengan upaya stimulus yang dapat dilakukan, sekalipun anak sedang berada dalam
pada anak di rumah sakit menjadi media bagi anak untuk mengekspresikan
perasaan, relaksasi dan distraksi perasaan yang tidak nyaman. Oleh karena itu
implikasinya pada anak, terutama selama dalam perawatan di rumah sakit, sebagai
B. Rumusan Masalah
bermain.
9. Mengetahui jenis permainan menurut kelompok usia.
10. Menambah wawasan mengenai prinsip bermain pada Anak di rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fisik, intelektual, emosional dan sosial, dan bermain merupakan media yang baik
yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, D.L,
2009)
dengan ef ktif terhadap berbagai sumber stress. Dengan bermain anak dapat
belajar mengungkapkan isi hati melalui kata-kata, anak belajar dan mampu untuk
Seperti telah diuraikan di atas, pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit,
2009).
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit. Stress yang dialami anak saat dirawat di rumah sakit tidak
dapat dihindarkan sebagaimana juga yang di alami orang tuaya. Untuk itu
yang penting adalah bagaiaman mentiapkan anak dan orang tua untuk
terbukti dapat menurunkan rasa cemas,, takut, nyeri, dan marah (Hidayat,
2009).
1. Perkembangan sensoris-motorik
halus dan pergerakan kasar anak dengan cara memainkan suatu obyek
pensil didepan anak, pada tahap awal anak akan melirik benda yang ada
didepannya, kalau dia tertarik maka dia akan berespon dan berusaha untuk
(Arbianingsih, 2011).
2. Perkembangan kognitif
kubus dan sebagainya. Dengan cara seperti ini)orang tua juga secara tidak
2011).
3. Kreatifitas
secara bersama. Berikan anak balok yang banyak dan biarkan dia
menyusun balok-balok itu untuk dibuat bentuk apa saja sesuai dengan
keinginan anak, kemudian tanyakan pada anak benda apa yang telah ia
4. Perkembangan sosial
kelemahannya dan tingkah laku terhadap orang lain. Jika anak tidak
berperan sebagai seorang pemimpin dan dia merasa tidak mampu untuk
6. Perkembangan moral
Anak akan mempelajari nilai benar dan salah dari orang tua dan
yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah
anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif
nasehat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak
7. Komunikasi
menggambar dua anak kecil perempuan (mungkin dia ingin punya adik
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas
(Arbianingsih, 2011)..
Hal tersebut terutama terjadi pada anak yang belum mampu
2011).
dengan orang tuanya dan/atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan
(Supartini, 2012).
benda apa saja yang dapat dibentuknya dengan pasir. Bisa juga dengan
3. Skill play
tempat ke tempat yang lain, dan anak akan terampil naik sepeda. Jadi,
bisa dilakukan oleh anak sendiri dan/atau dengan temannya. Banyak sekali
jenis permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional maupun yang
5. Unoccupied behavior
saja yang ada disekililingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat
permainan tertentu, dan situasi atau objek yang ada disekelilingnya yang
.
6. Dramatic play
kakaknya, dan sebagainya yang ingin ia tiru. Apabila anak bermain dengan
yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk proses indetifikasi anak
permainan, yaitu :
1. Onlooker Play
yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam
permainan. Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan
2. Solitary Play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok
3. Parallel Play
sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu
sama lain sehingga antara anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi
satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak usia todler
(Supartini, 2012).
4. Associative Play
dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang
5. Cooperative Play
permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang
permainan tersebut. Misalnya, pada permainan sepak bola, ada anak yang
memimpin permainan, aturan main harus dijalankan oleh anak dan mereka
Permainan untuk usia bayi dibagi menjadi bayi usia 0-3 bulan, 4-6
bulan, dan 7-9 bulan. Bayi usia 0-3 bulan menggunakan interaksi sosial
senang juga menjadi ciri khas dari permainan untuk bayi usia ini. Alat
terang dengan bunyi musik yang menarik. Dari permainan tersebut secara
fisual bayi diberi objek yang berwarna terang dengan tujuan menstimulasi
(Arbianingsih, 2011).
mudah di pegangnya dan berwarna terang, serta dapat pula dengan cara
2011).
memberi bayi boneka yang berbunyi, mainan yang bisa dipegang dan
berbunyi jika digerakkan. Misalnya, buku dengan warna yang terang dan
mencolok, gelas dan sendok yang tidak pecah, bola yanag besar, berbagai
dipilih untuk anak usia toddler adalah solitary play dan paralel play. Pada
sendiri sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun anak mulai
diberikan adalah boneka, kereta api, truk, sepeda roda tiga, alat memasak,
alat menggambar, bola, pasir, tanah liat, dan lilin warna warni yang dapat
daripada anak usia toddler. Oleh karena itu jenis permainan yang sesuia
adalah associative play, dramatic play, dan skil play. Anak juga ssudh
kemampuan motorik (skil play) banyak dipilih anak usia pra sekolah
(Arbianingsih, 2011).
atau buruk. Dengan demikian, permainan pada anak uia sekolah tidak
(Arbianingsih, 2011).
karena itu, dikatakan bahwa anak remja akan mengalami krisis identitas
minuman keras, dan atau seks bebas. Ana sering kali menyendiri,
(Arbianingsih, 2011).
1. Ekstra energi
2. Waktu
2011).
3. Alat permainan
Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus
6. Teman bermain
(Arbianingsih, 2011)arba.
Ada lima faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak yaitu :
usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
demikian, bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit,
kebutuhan bermain pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekerja
pada orang dewasa. Yang penting pada saat kondisi anaksedang menurun
atau anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit, orang tua dan
sesuai dengan prinsip bermain pada anakaa yang sedang dirawat di rumah
anak. Akan tetapi, ada pendapat lain yang meyakini bahwa permainan
adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri
digunakan oleh anak laki-laki. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan adanya
tuntutan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan hal ini
dipelajari melalui media permainan (Riyadi & Sukarmin, 2009).
dan lingkunga fisik rumah. Fasilitas bermain tidak selalu harus yang dibeli
di toko atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulus
imajinasi dan kreativitas anak, bahkan sering kali mainan tradisional yang
dibuat sendiri atau berasal dari benda-benda disekitar kehidupan anak akan
Sukarmin, 2009).
anak. Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Label yang
apakah mainan tersebut sesuai dengan usia anak. Alat permainan tidak
selalu harus yang di beli di tokoh atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan
yang dapat menstimulus imajinasi dan kreativitas anak, bahkan sering kali
sekitar kehidupan anak, akan lebih merangsang anak untuk kreatif. Alat
menganal norma dan aturan serta interaksi sosial denga orang lain (Riyadi
harus di ingat bahwa alat permainan harus aman bagi anak. Oleh karena
itu, orang tua harus membantu anak memilihkan mainan yang aman
a. 0 – 3 bln :
1) interaksi yang menyenangkan antara bayi dan orang tua dengan
b. 4 – 6 bln :
dekat anak.
2012).
c. 7- 9 bln
b. Anak ingin tahu yang besar sehingga anak sering bongkar pasang.
c. Jenis mainan yang tepat = solitary & parallel play (1 – 2 th
rodatiga, alat masak, alat menggambar, bola, pasir, tanah liat, lilin
besar.
2012)
(Arbianingsih, 2011).
diajalankan pada anak. Apabila anak hharus tirah baring, harus dipilih
permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh
mobilan yang tidak pakai remote control, robot-robotan, dan prmaina lain
yang dapat dimainkan anak dan orang tuanya sambil tiduran (Hidayat,
2009).
permainan yang aman untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang untuk
5. Melibatkan orang tua. Satu hal yang harus diingat bahwa orang tua
harus terlibat secara aktif dan mendampingi anak mulai dari awal
sakit .pada beberapa negara maju, kegiatan bermain pada anak di rumah sakit
dikoordinasi oleh ners play specialist, yaitu perawat yang mempunyai
secara kolaboratif dengan perawat dan dokter anak di ruang rawat. Ia yang
program bermain rutin sehari-hari bagi anak di rumah sakit (Hidayat, 2009).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
fisik, intelektual, emosional dan sosial, dan bermain merupakan media yang baik
yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, D.L,
2009)
dengan ef ktif terhadap berbagai sumber stress. Dengan bermain anak dapat
belajar mengungkapkan isi hati melalui kata-kata, anak belajar dan mampu untuk
B. Saran
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA