Anda di halaman 1dari 2

Pada percobaan pembuatan tablet asetosal dilakukan secara cetak langsung dengan formulasi standar

(lihat di praformulasi). Cetak langsung dipilih untuk zat yang memiliki daya alir yang baik sehingga
tidak memerlukan proses granulasi. Pencampuran harus benar-benar homogen karena akan
mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan.

Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat Moisture Balance.
Diperoleh kandungan lembap granul 4 %. Kandungan lembap yang baik adalah 2% - 5%, hal ini
menunjukkan kandungan lembap granul masih dalam batas wajar.

Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah lebih dari 4 g/detik. Hasil yang diperoleh
pada percobaan adalah 5 g/detik. Tanpa proses granulasi asetosal memiliki kecepatan alir yang cukup
baik. Penggunaan talk juga ikut meningkatkan kecepatan alir granul.

Pembawa dan pengisi yang digunakan adalah Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 3:1.
Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki
alirannya digunakan Starch 1500.

Evaluasi Tablet. Tablet secara visual tidak telihat jika terjadi ketidakhomogenan zat warna karena
memang tidak menggunakan zat warna. Bebas dari bintik-bintik dan noda yang mengganggu.

Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan friabilator. Untuk tablet
yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %. Dari 6 tablet
yang digunakan untuk uji friabilitas, tidak ada tablet yang hancur atau terbelah setelah proses
pengujian sehingga dapat diikutsertakan dalam perhitungan. Friabilitas tablet nyata adalah 0,190 %.
Artinya friabilitas tablet kami sangat bagus.

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna karena sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa
lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Waktu hancur tablet nyata adalah 14 detik. Asetosal
merupakan zat aktif yang tidak stabil dalam bentuk larutan.

Persyaratan FI IV Kadar tablet asetosal mengandung asam asetil salisilat C9H804, tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil pengujian
kadar tablet dengan metode Keragaman Bobot, dari 10 sample yang diujikan kami peroleh range
kadar tablet antara 102,79 % - 117,11 %. Adapun rata-rata dari 10 tablet tersebut adalah 108,631 %.
Beberapa tablet yang diukur dari 10 tablet memiliki kadar lebih dari yang dipersyaratkan oleh
Farmakope Indonesia IV , terdapat beberapa hal yang menyebabkan tingginya kadar dalam tablet,
antara lain :
Ketidakhomogenan dalam proses pencampuran zat aktif dengan eksipien.

Terdapat Galat Acak yang diperkirakan dapat memperbesar nilai penyimpangan terhadap
jumlah kadar asetosal dalam tablet yang telah dihasilkan.

Walaupun kadar total hingga mencapai 108,631 %, tapi masih memenuhi syarat yang tercantum
dalam Farmakope Indonesia IV.

Uji disolusi menurut Farmakope Indonesia IV menggunakan media disolusi dapar sitrat yang dibuat
dengan mencampur 2,99 Natrium asetat trihidrat dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air hingga
1000 ml dengan pH 4,50 ± 0,05. Persyaratan yang baik adalah selama 30 menit zat aktif yang
terdisolusi lebih dari 80 % (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket. Hasil percobaan disolusi nyata
adalah selama 30 menit telah terdisolusi sebanyak 99,81 % (Q) zat aktif asetosal. Hal ini
menunjukkan bahwa tablet asetosal kami memenuhi syarat Farmakope Indonesia IV.

Anda mungkin juga menyukai