Hariyanto
1705903020026
Dosen pengasuh
RACHMAT SOFYAN, B.Sc.,MT
3. Rollovers
Tabrakan yang sampai terguling seringnya memberi dampak kematian dari pada
tabrakan yang lainnya. Ketika mobil terguling dan penumpangnya masih berada
didalam mobilnya itu bisa resiko kematian, hal ini dikarenakan bisa terjadi mobil
meledak ataupun mobil tersebut rusak berat dan bisa menyebabkan
penumpangnya terjepit ataupun tertindih benda-benda yang ada di dalam mobil.
Korban tidak bisa keluar dari mobilnya ketika terguling dikarenakan mobil sudah
didesain agar pintu tidak bisa dibuka ketika mobil terguling. Penumpang bisa
keluar dari mobil jika jendela dari mobil tidak ditutup sebelum mobil terjatuh.
Korban yang terlempar dari mobil bisa menyebabkan luka yang tak teratur dan
menyebabkan luka pada organ dalam seperti luka pada hati, jantung, dan paru.
B. Penyebab Kecelakaan
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama adalah
faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor
jalan. Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan
kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian
ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu
masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap
kecelakaan (Anonim, 2010).
1. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu
lalulintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan
terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang
diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna
jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan dalam mengendarai kendaraan,
tidak sedikit angka kecelakaan lalulintas diakibatkan karena membawa kendaraan
dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah pengguna
jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.
2. Faktor kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya.
Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan,
perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.
Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan
diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian
kendaraan bermotor secara reguler.
3. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar
pengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan
kondisi permukaan jalan.Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan
pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.
4. Faktor Cuaca
Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
Ada banyak faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintas,
diantaranya jenis kelamin, tujuan berkendara, jarak, pengetahuan berkendara,
jumlah kendaraan yang dimiliki (Indriastuti, 2010).
1. Jenis kelamin
Laki-laki lebih beresiko mengalami kecelakaan dalam berkendara karena laki-laki
lebih cenderung tidak bisa mengontrol emosinya. Contohnya ketika seorang laki-
laki sedang berkendara dan didahului oleh pengendara lain dia akan langsung
menarik gasnya lebih kencang untuk mengejar pembalap yang tadi mendahului
karena laki-laki tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak mau dianggap kalah
oleh pengendara yang lain.
Pengendara laki-laki juga lebih berani mengambil resiko dengan berjalan
dibelakang pengendara lain dengan jarak yang terlalu dekat dan mengambil jalan
yang sempit untuk mendahului tanpa memperhatikan keselamatan dirinya dan
orang lain. Selain itu sebagian pengendara adalah laki-laki dan berumur 17 sampai
22 tahun yang pada masa ini mereka masih mempunyai emosi yang belum stabil.
4. Jarak
Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh pengendara maka semakin besar pula
resiko terjadinya kecelakaan lalulintas, hal ini dikarenakan pengendara
membutuhkan konsenterasi, tenaga dan juga pengendalian emosi yang lebih lama
yang disebabkan oleh jarak tempuh yang lebih jauh.
5. Pengetahuan berkendara
Ketidaktahuan dalam berkendara meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Hal
ini dikarenakan pengendara tidak tahu mengenai peraturan lalulintas dan
melanggar peraturan tersebut sehingga membahayakan bagi dirnya dan orang lain.
C. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan ataupun
dampak dari kecelakaan,diantaranya yaitu:
1. Penggunaan seat belt (sabuk pengaman)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap kecelakaan terbukti dengan
digunakannya sabuk pengaman dapat mengurangi resiko kematian sebanyak 2/3
dan mengurangi resiko luka atau cedera yang serius.
2. Maintenance (pemeliharaan)
Rancangan dan pemeliharaan kendaraan yang baik, misalnya rem yang baik dan
suspensi yang dapat dikendalikan dalam keadaaan darurat sehingga akan lebih
siap untuk menghindari tabrakan. Beberapa skema pemeriksaan kendaraan wajib
meliputi tes untuk beberapa aspek kelayakan jalan, seperti tes MOT Inggris atau
Jerman dengan inspeksi TUV. Rancangan kendaraan juga telah berkembang untuk
meningkatkan perlindungan setelah tumbukan, baik untuk penumpang kendaraan
dan bagi mereka di luar kendaraan.
3. Desain Jalan
Trotoar lebar cocok untuk lalulintas pejalan kaki diharapkan
– Penyeberangan pejalan kaki dekat dengan garis yang memungkinkan pejalan
kaki untuk menyeberang jalan dengan aman.
– Rute pejalan kaki dipisahkan dan jalur jauh dari jalan raya utama.
– Gundukan yang dapat mengurangi kecepatan
– Kecepatan rendah batas yang ketat diberlakukan, kemungkinan oleh kamera.
4. Peraturan Pengguna Jalan
Keamanan dapat ditingkatkan dengan metode yang mendorong perilaku aman,
atau mengurangi kemungkinan kesalahan driver atau pengendara. Beberapa di
antaranya:
– Wajib pelatihan dan perizinan bagi pengendara
– Pembatasan mengemudi sambil mabuk atau terganggu oleh obat-obatan.
– Pembatasan penggunaan telepon selular sewaktu beraktivitas.
– Asuransi wajib untuk memberikan kompensasi korban.
– Pembatasan jam pengemudi kendaraan komersial
– Penegakan hukum lalulintas, termasuk kamera menjalankan lampu merah
– Sebuah “jam malam” yang dikenakan pada pembalap muda untuk mencegah
mereka mengemudi di malam hari.
– Seorang supervisor berpengalaman untuk pendamping pengemudi yang kurang
berpengalaman.
– Pembatasan kendaraan (misalnya membatasi akses ke kendaraan ‘kinerja
tinggi’)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalulintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor
bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kecelakaan
kendaraan bermotor dibagi menjadi 4 kategori yaitu front impact crashes, side
impact crashes, rollovers dan rear impact crashes. Ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah
faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan. Pencegahan dapat
dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan ataupun dampak dari
kecelakaan, diantaranya yaitu penggunaan seat belt (sabuk pengaman),
maintenance, desain jalan, dan peraturan pengguna jalan.