Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KECELAKAAN LALU LINTAS


Oleh

Hariyanto
1705903020026

Dosen pengasuh
RACHMAT SOFYAN, B.Sc.,MT

FAKULTAS TEKNIK,PRODI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Kecelakaan lalulintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor
bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan
ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang.
Kecelakaan lalulintas menelan korban jiwa sekitar 1,27 juta manusia setiap tahun
menurut WHO (Soehodho, 2009).
Menurut Khan, et al (2007), dampak dari kecelakaan lalulintas diantaranya yaitu
dampak ekonomi yang menyebabkan pengeluaran untuk biaya perawatan,
hilangnya waktu dan kemampuan bekerja sehingga menyebabkan pendapatan
berkurang. Berdasarkan laporan WHO kecelakaan lalulintas telah membunuh
lebih dari 5000 orang dan melukai 12000 orang di satu negara berkembang setiap
tahun. Kecelakaan lalulintas merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena itu
penting untuk dicegah karena dapat menyebabkan kematian dan kecacatan.
Kecelakaan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini
dikarenakan jumlah manusia yang semakin bertambah dan juga diiringi dengan
peningkatan status ekonomi masyarakat yang menyebabkan daya beli masyarakat
terhadap kendaraan semakin tinggi pula.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalulintas merupakan permasalahan kesehatan masyarakat dunia.


Tahun 2002. 1,2 juta orang meninggal karena kecelakaan lalulintas dan 50 juta
orang terluka baik ringan maupun berat. Kecelakaan lalulintas merupakan
rangking kesebelas penyebab kematian dan terhitung 2,1 % kematian secara
global di dunia (World Report on Road Traffic Injury Prevention, 2004).
WHO mengungkapkan lebih dari 1,27 juta orang meninggal akibat kecelakaan
lalulintas setiap tahunnya yang meliputi pejalan kaki, pengendara kendaraan
bermotor dan pengendara sepeda. Studi menunjukkan kebanyakan orang yang
meninggal karena kecelakaan lalulintas di Indonesia adalah pengendara kendaraan
beroda dua atautiga yangmencapai 61%, pejalan kaki 15%, pengendarasepeda
13%, penumpang kendaraan roda empat 4% dan pengendara kendaran roda empat
3%, yang dilaporkan Polisi Nasional pada tahun 2008 di tiga provinsi.
Walaupun laju perkembangan kecelakan lalulintas di Indonesia tinggi,
pengumpulan data dan informasinya susah. Data dan informasi yang dikumpulkan
dari berbagai sumber seperti kepolisian, rumah sakit dan perusahaan asuransi.
Menurut kepolisian kematian merupakan seseorang yang meninggal pada saat
kecelakaan sedangkan menurut rumah sakit kematian didefinisikan sebagai
keadaan meninggalnya seseorang setelah mengalami kecelakaan dan dibawa ke
rumah sakit.
Angka kecelakaan di beberapa kota di Indonesia terutama dikota besar seperti
Jakarta, disebabkan ketidakseimbangan sistem lalulintas. Hal ini dikarenakan
perbedaan antara daya tampung jalan raya dengan banyaknya kendaraan yang ada.
Data dan informasi mengenai kecelakaan berdasarkan laporan dari Jakarta, Jambi
dan Jawa Barat (Soehodho, 2009).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Jenis Kecelakaan


Menurut Dimaio Vincent dan Dominick (1998), kecelakaan kendaraan bermotor
dibagi menjadi 4 kategori yaitu :
1. Front impact crashes
2. Side impact crashes
3. Rollovers
4. Rear impact crashes
1. Front impact crashes
Jenis kecelakaan ini sering terjadi ketika seorang pengumudi lengah dan berbicara
ketika mengendarai kendaraan. Kecelakaan ini terjadi ketika dua kendaraan
bertubrukan dari depan atau sebuah kendaraan menabrak suatu objek. Luka yang
sering terjadi yaitu pada bagian lutut pengendara yang terbentur dash board atau
bagian depan kendaraan, dada terbentur pada stang kemudi, dan kepala terbentur
kaca depan.. Jika pengendara memakai sabuk pengaman tapi tanpa airbag, lutut
dapat terbentur dashboard tapi kepala dapat melentur ke depan, dengan dagu
menyentuh sternum. Penumpang yang tidak memakai sabuk pengaman dan duduk
di kursi belakang akan menabrak kursi yang ada di depannya dan penumpang
yang di depan akan menabrak kaca yang depan. Jika kepala pengendara atau
bagian depan penumpang menabrak kaca depan, akan terjadi luka pada bagian
depan kepala, hidung dan wajah, dengan luka terbentuk secara vertikal. Potongan
kaca dapat masuk ke bagian yang luka.

2. Side impact crash


Tabrakan ini biasanya terjadi di persimpangan jalan ketika sebuah kendaraan
menabrak sisi dari kendaraan lain. Korban yang terkena adalah orang yang berada
disisi mobil yang tertabrak. Jarang terjadi luka pada penumpang yang berada pada
sisi lain bagian mobil yang tertabrak. Tabrakan dari samping bisa juga terjadi
karena mobil tergelincir ke samping jalan dan bagian samping mobil menabrak
pohon atau pembatas jalan yang ada disamping jalan. Sabuk pengaman atau
penampung udara yang ada di dalam mobil sebenarnya tidak terlalu memberi
manfaat yang besar. Dampak yang terjadi, seperti luka luar contohnya abrasi dan
fraktura tergantung dari posisi ketika tabrakan terjadi, jika tabrakan terjadi dari
samping, maka luka yang ditimbulkan juga di samping, jika tabrakan terjadi dari
belakang, luka yang ditimbulkan juga bagian belakang, misal retaknya tulang
kepala bagian belakang.

3. Rollovers
Tabrakan yang sampai terguling seringnya memberi dampak kematian dari pada
tabrakan yang lainnya. Ketika mobil terguling dan penumpangnya masih berada
didalam mobilnya itu bisa resiko kematian, hal ini dikarenakan bisa terjadi mobil
meledak ataupun mobil tersebut rusak berat dan bisa menyebabkan
penumpangnya terjepit ataupun tertindih benda-benda yang ada di dalam mobil.
Korban tidak bisa keluar dari mobilnya ketika terguling dikarenakan mobil sudah
didesain agar pintu tidak bisa dibuka ketika mobil terguling. Penumpang bisa
keluar dari mobil jika jendela dari mobil tidak ditutup sebelum mobil terjatuh.
Korban yang terlempar dari mobil bisa menyebabkan luka yang tak teratur dan
menyebabkan luka pada organ dalam seperti luka pada hati, jantung, dan paru.

4. Rear Impact Crashes


Kecelakaan bagian belakang umumnya adalah kecelakaan yang kurang berbahaya.
Hal ini dikarenakan penumpang yang ada di dalam mobil terlindungi oleh bagian
belakang mobil yang digunakan untuk menyimpan barang (bagasi). Kecelakaan
ini biasanya terjadi karena kendaraan tersebur mengurangi kecepatan secara tiba-
tiba. Dampaknya pada penumpang sering menyebabakan whiplash syndrome
(sindrom salah urat pada leher karena kepala tersentak).

B. Penyebab Kecelakaan
Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama adalah
faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor
jalan. Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan
kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian
ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu
masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap
kecelakaan (Anonim, 2010).

1. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu
lalulintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan
terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang
diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna
jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan dalam mengendarai kendaraan,
tidak sedikit angka kecelakaan lalulintas diakibatkan karena membawa kendaraan
dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah pengguna
jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.

2. Faktor kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan
patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya.
Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan,
perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.
Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan
diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian
kendaraan bermotor secara reguler.

3. Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar
pengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan
kondisi permukaan jalan.Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan
pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.

4. Faktor Cuaca
Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh
karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.
Ada banyak faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintas,
diantaranya jenis kelamin, tujuan berkendara, jarak, pengetahuan berkendara,
jumlah kendaraan yang dimiliki (Indriastuti, 2010).

1. Jenis kelamin
Laki-laki lebih beresiko mengalami kecelakaan dalam berkendara karena laki-laki
lebih cenderung tidak bisa mengontrol emosinya. Contohnya ketika seorang laki-
laki sedang berkendara dan didahului oleh pengendara lain dia akan langsung
menarik gasnya lebih kencang untuk mengejar pembalap yang tadi mendahului
karena laki-laki tidak bisa mengontrol emosinya dan tidak mau dianggap kalah
oleh pengendara yang lain.
Pengendara laki-laki juga lebih berani mengambil resiko dengan berjalan
dibelakang pengendara lain dengan jarak yang terlalu dekat dan mengambil jalan
yang sempit untuk mendahului tanpa memperhatikan keselamatan dirinya dan
orang lain. Selain itu sebagian pengendara adalah laki-laki dan berumur 17 sampai
22 tahun yang pada masa ini mereka masih mempunyai emosi yang belum stabil.

2. Jumlah kendaraan yang dimilki


Jumlah kendaraan yang dimiliki berengaruh pada kecelakaan yang terjadi pada
pemiliknya karena dengan jumlah kendaraan yang banyak menyebabkan pemilik
kendadraan mempunyai waktu yang lebih banyak dalam menggunakan
kendaraannya walaupun hanya untuk perjalanan yang dekat sekalipun, hal ini
menambah pemilik kendaraan beresiko lebih tinggi terjadi kecelakaan lalulintas.
3. Tujuan perjalanan
Perjalanan yang untuk kepentingan yang rutin seperti untuk bekerja dan sekolah
mempertinggi resiko terjadinya kecelakaan lalulintas, karena mereka harus
mengjar waktu untuk mencapai tempat tujuan dengan tepat waktu. Sementara itu
perjalanan untuk kepentingan yang bersifat sosil yang tidak dikejar oleh waktu
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

4. Jarak
Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh pengendara maka semakin besar pula
resiko terjadinya kecelakaan lalulintas, hal ini dikarenakan pengendara
membutuhkan konsenterasi, tenaga dan juga pengendalian emosi yang lebih lama
yang disebabkan oleh jarak tempuh yang lebih jauh.

5. Pengetahuan berkendara
Ketidaktahuan dalam berkendara meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Hal
ini dikarenakan pengendara tidak tahu mengenai peraturan lalulintas dan
melanggar peraturan tersebut sehingga membahayakan bagi dirnya dan orang lain.

C. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan ataupun
dampak dari kecelakaan,diantaranya yaitu:
1. Penggunaan seat belt (sabuk pengaman)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap kecelakaan terbukti dengan
digunakannya sabuk pengaman dapat mengurangi resiko kematian sebanyak 2/3
dan mengurangi resiko luka atau cedera yang serius.
2. Maintenance (pemeliharaan)
Rancangan dan pemeliharaan kendaraan yang baik, misalnya rem yang baik dan
suspensi yang dapat dikendalikan dalam keadaaan darurat sehingga akan lebih
siap untuk menghindari tabrakan. Beberapa skema pemeriksaan kendaraan wajib
meliputi tes untuk beberapa aspek kelayakan jalan, seperti tes MOT Inggris atau
Jerman dengan inspeksi TUV. Rancangan kendaraan juga telah berkembang untuk
meningkatkan perlindungan setelah tumbukan, baik untuk penumpang kendaraan
dan bagi mereka di luar kendaraan.
3. Desain Jalan
Trotoar lebar cocok untuk lalulintas pejalan kaki diharapkan
– Penyeberangan pejalan kaki dekat dengan garis yang memungkinkan pejalan
kaki untuk menyeberang jalan dengan aman.
– Rute pejalan kaki dipisahkan dan jalur jauh dari jalan raya utama.
– Gundukan yang dapat mengurangi kecepatan
– Kecepatan rendah batas yang ketat diberlakukan, kemungkinan oleh kamera.
4. Peraturan Pengguna Jalan
Keamanan dapat ditingkatkan dengan metode yang mendorong perilaku aman,
atau mengurangi kemungkinan kesalahan driver atau pengendara. Beberapa di
antaranya:
– Wajib pelatihan dan perizinan bagi pengendara
– Pembatasan mengemudi sambil mabuk atau terganggu oleh obat-obatan.
– Pembatasan penggunaan telepon selular sewaktu beraktivitas.
– Asuransi wajib untuk memberikan kompensasi korban.
– Pembatasan jam pengemudi kendaraan komersial
– Penegakan hukum lalulintas, termasuk kamera menjalankan lampu merah
– Sebuah “jam malam” yang dikenakan pada pembalap muda untuk mencegah
mereka mengemudi di malam hari.
– Seorang supervisor berpengalaman untuk pendamping pengemudi yang kurang
berpengalaman.
– Pembatasan kendaraan (misalnya membatasi akses ke kendaraan ‘kinerja
tinggi’)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalulintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor
bertabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kecelakaan
kendaraan bermotor dibagi menjadi 4 kategori yaitu front impact crashes, side
impact crashes, rollovers dan rear impact crashes. Ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah
faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan. Pencegahan dapat
dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan ataupun dampak dari
kecelakaan, diantaranya yaitu penggunaan seat belt (sabuk pengaman),
maintenance, desain jalan, dan peraturan pengguna jalan.

Anda mungkin juga menyukai