PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang di
Penularan Demam typhoid melalui fecal dan oral yang masuk kedalam tubuh
2011).
Penyakit ini masih sering di temukan di Negara-negara berkembang
terutama yang terletakan didaerah tropis dan subtropik. Pada tahun 2008
tahun (WHO.2014).
Demam typhoid merupakan penyakit yang masih endemic di
peringkat ke-3 setelah penyakit diare , total kasus demam typhoid mencapai
41.081 penderita yaitu 19,706 jenis laki-laki dan 21,375 perempuan, 274
1
2
(Widiono, 2011)
Data dari dinas kesehatan Sulawesi tengah, di peroleh jumlah angka
kasus demam typhoid setiap tahunnya meningkat diimana tahun 2014 tercatat
7.300 kasus dan pada tahun 2015 tercatat 8.700 kasus (Dinkes Provinsi
Sulteng,2015).
RSUD Poso, Penyakit terbanyak di ruangan anak RSUD Poso adalah Diare,
DBD, Febris, Demam typhoid, ISPA, dan Pneumonia. Tahun 2014 dari bulan
tahun 2015 kasus demam typhoid yang di rawat berjumlah 77 kasus, tahun
2016 sebanyak 134 kasus dan tahun 2017 sebanyak 146 kasus dan tahun 2018
2018).
3
Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk memilih judul
typhoid.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara komprehensif, efisien dan
Poso.
b. Dapat merumuskan diagnose keperawatan yang sesuai dengan data
terjadinya komplikasi.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salmonella hidup dengan baik pada suhu 37 ºC dan dapat hidup pada air
steril yang beku dan dingin, air tanah, air laut dan debu selama
berkontaminasi dan tiram beku. Parasit hanya pada tubuh manusia dapat
dimatikan pada suhu 60ºC selama 15 menit. Hidup subur pada medium
(flagel), dan antigen Vi. Dalam serum penderita demam typhoid akan
berupa anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot,
lidah kotor (putih ditengah dan tepi lidah kemerahan, kadang disertai
6
(ismail 2014).
4. Patofisiologi
Demam Typhoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui
saluran cerna (mulut, esophagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus
muntahan, urin, dan kotoran, dari penderita yang kemudian secara pasif
kotoran dan air seni penderita bisa mengandung kuman S.Typhi yang siap
dicemari.
Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap kuman ini
namun tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella bisa ada terus
berumah di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, demam typhoid sering
kumbahan.
Sekali bakteria S.Thypi dimakan atau diminum, ia akan
dibahagi dan merebak kedalam saluran darah dan badan akan bertindak
najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat (lipas dan tikus) yang akan
setelah itu terjadi pada bagia distal ileum. Perforasi yag tidak
tekan.
2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer
tromboflebitis.
c. Komplikasi paru : Pneumonia, empyema dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar : Hepatitis
e. Komplikasi ginjal : glomeluronefritis, pielonefritis, dan
perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomyelitis, periostitis, spondylitis dan
artritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik ;delirium, meningismus,
6. Prognosis
9
2009).
7. Diagnosis banding
Bila terdapat demam yang lebih dari 1 minggu sedang demam
c. Obat
B.Compleks 3x1/hari, Mylanta 3x1/hari dan ulsikur. Fungsi dari
2013 ).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Demam Typhoid
(Dinarti,2014)
1. Pengkajian
(Nursalam 2007)
12