Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang di

sebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella typhi A B Dan C.

Penularan Demam typhoid melalui fecal dan oral yang masuk kedalam tubuh

manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi (Widoyono

2011).
Penyakit ini masih sering di temukan di Negara-negara berkembang

terutama yang terletakan didaerah tropis dan subtropik. Pada tahun 2008

Demam typhoid diperkirakan 216.000-600.000 kematian. Kematian tersebut

sebagian terjadi dinegara berkembang dan 80% kematian terjadi di asia.

Kematian rumah sakit berkisar antara 0-13,9%, prevalensi pada anak-anak

kematian berkisar antara0-14%. (WHO.2013). Pada tahun 2014 diperkirakan

21 juta kasus demam typhoid 200.000 diantaranya meninggal dunia setiap

tahun (WHO.2014).
Demam typhoid merupakan penyakit yang masih endemic di

Indonesia. Berdasarkan data tahun 2010 Profil Kesehatan Indonesia typhoid

masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Diketahuai dari 10

macam penyakit terbanyak di rumah sakit inap demam typhoid menduduki

peringkat ke-3 setelah penyakit diare , total kasus demam typhoid mencapai

41.081 penderita yaitu 19,706 jenis laki-laki dan 21,375 perempuan, 274

1
2

penderita meninggal dunia. Indonesia merupakan Negara endemic demam

typhoid diperkirakan terdapat 800 per 100.000 penduduk setiap tahunnya

(Widiono, 2011)
Data dari dinas kesehatan Sulawesi tengah, di peroleh jumlah angka

kasus demam typhoid setiap tahunnya meningkat diimana tahun 2014 tercatat

7.300 kasus dan pada tahun 2015 tercatat 8.700 kasus (Dinkes Provinsi

Sulteng,2015).

Data yang tercatat di Dinas Kesehatan Poso menunjukan terjadi

peningkatan kasus demam typhoid setiap tahunnya. Angka kejadian demam

typhoid di kabupaten poso (Dinas Kesehatan Kabupaten Poso).

Data yang di dapatkan di Rekam Medik RSUD Poso penyakit demam

typhoid merupakan penyakit yang mempunyai peringkat penyakit terbanyak

yang di rawat di Rumah sakit Umum Poso. Khususnya di ruangan ANAK

RSUD Poso, Penyakit terbanyak di ruangan anak RSUD Poso adalah Diare,

DBD, Febris, Demam typhoid, ISPA, dan Pneumonia. Tahun 2014 dari bulan

juni-desember terdapat sebanyak 42 kasus yang di rawat inap di ruangan anak,

tahun 2015 kasus demam typhoid yang di rawat berjumlah 77 kasus, tahun

2016 sebanyak 134 kasus dan tahun 2017 sebanyak 146 kasus dan tahun 2018

dari bulan januari-maret terdapat 21 kasus .(Rekam Medik RSUD Poso.

2018).
3

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk memilih judul

untuk karya tulis ilmiah yaitu “ Perawatan Hipertermia Terhadap

Penurunan Suhu Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kasus

Demam Typhoid di ruangan Anak RSUD poso ”


B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang yang di kemukakan di atas maka

yang menjadi rumusan masalah “Baimana Perawatan Hipertermia Terhadap

Penurunan Suhu Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kasus

Demam Typhoid di ruangan Anak RSUD poso”?


C. TUJUAN STUDI KASUS
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan perawatan hipertermia terhadap

penurunan suhu tubuh pada asuhan keperawatan dengan kasus demam

typhoid.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara komprehensif, efisien dan

sistematik terhadapa klien dengan kasus Demam Typhoid di RSUD

Poso.
b. Dapat merumuskan diagnose keperawatan yang sesuai dengan data

yang di kumpulkan pada kasus Demam Typhoid di RSUD Poso.


c. Dapat menyusun rencana/intervensi keperawatan pada kasus Demam

Typhoid di RSUD Poso.


d. Dapat melakukan tindakan keperawatan/implementasi sesuai dengan

rencana keperawatan pada kasus Demam Typhoid di RSUD Poso.


e. Dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang telah ditentukan dalam

kasus Demam Typhoid di RSUD Poso.


f. Dapat melakukan dokumentasi keperawatan pada kasus Demam

Typhoid di RSUD Poso.


4

D. MANFAAT STUDI KASUS


1. Bagi Rumah Sakit
Dapat menjadi masukan bagi tenanga kesehatan khususnya perawat

yang ada di Rumah Sakit untuk mengambil langkah-langkah

penanganan kasus demam typhoid yang tepat untuk mencengah

terjadinya komplikasi.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan keperawatan, khususnya

mendokumentasikan asuhan keperawatan.


3. Bagi penulis
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini saya sebagai penulis

memperoleh pengetahuan,pemahaman dan pendalaman tentang klien

dengan kasus demam typhoid.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Demam Typhoid


1. Pengertian
Demam typhoid adalah infeksi sestemik yang di sebabkan

Salmonella Enterica, khususnya turunannnya yaitu Salmonella thypi,

paratyphi A, paratiphy B, paratipihy C Pada saluran pencernaan terutama

menyerang bagian saluran pencernaan. Typhus abdominalis merupakan


5

penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat ( Endemik ) di

Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.


2. Etiologi
Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella typhi (S.

thypi), Parathyphi A, parathyphi B, dan Parathyphi C. salmonella thypi

merupakan hasil basil gram negative, berflagel, dan tidak berspora,

anaerob fakultatif, masuk dalam keluarga enterobacteriaceae,panjang 1 – 3

um,dan lebar 0.5-0.7um, berbentuk batang single atau berpasangan.

Salmonella hidup dengan baik pada suhu 37 ºC dan dapat hidup pada air

steril yang beku dan dingin, air tanah, air laut dan debu selama

berminggu-minggu, dapat hidup berbulan–bulan dalam telur yang

berkontaminasi dan tiram beku. Parasit hanya pada tubuh manusia dapat

dimatikan pada suhu 60ºC selama 15 menit. Hidup subur pada medium

yang mengandung garam empedu. S.thypi memiliki 3 macam antigen

yaitu antigen O (somatic berubah kompleks polisakarida), antigen H

(flagel), dan antigen Vi. Dalam serum penderita demam typhoid akan

terbentuk antibody terhadap ketiga macam antigen tersebut.


3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis demam typhoid yang disebabkan oleh

S.paratyphi lebih ringan dari pada S.Thyphi. Masa inkubasi dapat

berlansung 7 sampai 21 hari, walaupun pada umumnya adalah 10

sampai 14 hari. Masa awal penyakit, tanda dan gejala penyakit

berupa anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot,

lidah kotor (putih ditengah dan tepi lidah kemerahan, kadang disertai
6

tremor lidah), nyeri perut sehingga dapat tidak terdiagnosis karena

gejala mirip dengan penyakit lainnya.


Gambaran klinis thypus amdominalis terbagi atas 4 fase yaitu :
a. Masa Tunas demam Thypoid Berlansung 10-14 hari.
b. Minggu pertama adanya keluhan dan gejala-gejala dengan

penyakit infeksi akut pada umumnya demam, nyeri kepala, pusing,

nyeri otot, anoreksia, mual muntah, konstipasi/diare, perasaan

tidak enak diperut, batuk dan epistaksis pada pemeriksaan hanya

didapatkan peningkatan suhu badan.


c. Minggu ke-2 , gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,

bradikardi relative, lidah khas ( kotor ditengah, tepid an ujung

merah dan termor ), Hepatomegali, slenomegali, splenomegaly,

gangguan mental berupa samnolen, strupor, koma, delirium/psikos

(ismail 2014).
4. Patofisiologi
Demam Typhoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui

saluran cerna (mulut, esophagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus

besar, dstnya). Salmonella typhi masuk ke tubuh manusia bersama bahan

makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya melalui

muntahan, urin, dan kotoran, dari penderita yang kemudian secara pasif

terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi makanan,

minuman, sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk

kesaluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung

dan sebagian kuman masuk ke usus halus.


7

Dari usus halus itulah kuman beraksi sehingga bisa “menjabol”

usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke

kelanjar getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama

pada organ hati, empedu, dan lain-lain ) Jika demikian keadaannya,

kotoran dan air seni penderita bisa mengandung kuman S.Typhi yang siap

menginfeksi manusia lain melalui makanan atau pun minuman yang

dicemari.
Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap kuman ini

namun tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella bisa ada terus

menerus di kotoran dan air seni sampai bertahun-tahun. S.Thypi hanya

berumah di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, demam typhoid sering

ditemui di tempat-tempat dimana penduduknya kurang mengamalkan

membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa

kumbahan.
Sekali bakteria S.Thypi dimakan atau diminum, ia akan

dibahagi dan merebak kedalam saluran darah dan badan akan bertindak

balas dengan menunjukkan beberapa gejala seperti demam. Pembuangan

najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat (lipas dan tikus) yang akan

menyebabkan demam tifoid (maryah, 2014).


5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada thyfoid meliputi :
1. Komplikasi intestinal
a. Pendarahan usus, Bila pendarahan hanyas sedikit ditemukan

jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika


8

pendarahan banyak terjadi melena, dapat disertai nyeri perut

dengan tanda –tanda renjatan.


b. Perporasi usus, timbul biasanya pada minggu ketiga atau

setelah itu terjadi pada bagia distal ileum. Perforasi yag tidak

disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara

di rongga peritoneum. Yaitu pekak hati menghilang dan dan

terdapat udara diantara hati dan diafgrahma pada foto abdomen

yang dibuat dalam keadaan tegak.


c. Peritonitis, biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi

tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu

nyeri perut yang hebat , dinding abdomen tegang dan nyeri

tekan.
2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer

(renjatan , sepsis), miokarditis , thrombosis, dan tromboflebitis.


b. Komplikasi darah : Anemia hemolitik, thrombosis, dan

tromboflebitis.
c. Komplikasi paru : Pneumonia, empyema dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar : Hepatitis
e. Komplikasi ginjal : glomeluronefritis, pielonefritis, dan

perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomyelitis, periostitis, spondylitis dan

artritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik ;delirium, meningismus,

meningitis, polyneuritis perifer, sindrom guillain-barre,

psikosis, dan sindrom katatonia.

6. Prognosis
9

Prognosis tergantung pada umur, keadaan umum, derajat

kekebalan penderita,jumlah dan virulensi salmonella, serta cepatnya

pengobatan. Kematian dengan typhus abdominalis ini disebabkan oleh

keadaan toksis, perporasi perdarahan serta pneumonia (Supriadi,

2009).
7. Diagnosis banding
Bila terdapat demam yang lebih dari 1 minggu sedang demam

tersebut belum jelas perlu dipertimbangkan pula selain typhus

abdominalis, penyakit-penyakit berikut :


a. Influenza
b. Malaria
c. Disentri basiler
d. Tuberkulosis
e. Penyakit yang lama dengan demam yang lama misalnya leukemia

dan lain-lain ( Guyton & Hall, 2010 ).


8. Gambaran Laboratorik
a. Pemeriksaan daerah tepi terdapat gambaran leukopenia limfedenotosis

relative dan eosinophilia pada permukaan sakit, mungkin terdapat

anemia dan trombositopenia yang ringan.


b. Biarkan empedu salmonella typhi dapat di temukan dalam darah

penderita biasanya pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih

sering di temukan dalam urine dan faeces.


c. Pemeriksaan widal yaitu suatu reaksi aglutinasi antara gen dan

antibody. Pemeriksaan dikatakan positif bila titer agglutinin O 1/200

atau lebih atau kenaikan yang progresif ( Marya, 2013 ).


9. Penatalaksanaan
a. Perawataan typhus abdominalis perlu dirawat di rumah sakit untuk

isolasi observasi dan pengobatan. Penderita harus tirah baring sampai


10

minimal 7 hari bebas demam atau berkurang lebih lama selama 14

hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya

komplikasi, prdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi dilakukan

secara terhadap sesuai dengan pulihnya kekuatan penderita. Apabila

kesadaran menurun posisi tubuh harus diubah-ubah untuk mencengah

terjadinya komplikasi pneumonia atau decubitus.


b. Diet
Klien typus abdominalis diberi bubur saring, kemudian bubur kasar

dan akhirnya masih sesuai dengan tingkat kesembuhan klien, ini

dimaksudkan untuk mencengah terjadinya komplikasi perdarahan usus

atau terjadi perforasi usus.

c. Obat
B.Compleks 3x1/hari, Mylanta 3x1/hari dan ulsikur. Fungsi dari

vitamin ini merangsang pusat lapar sehingga dapat meningkatkan

selera makan. Mylanta untuk mencengah nyeri pada lambung ( Marya,

2013 ).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Demam Typhoid

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk bio, psiko-sosio-spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencangkup seluruh proses

kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan


11

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,

serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan

kehidupan sehari-hari secara mandiri.

Didalam memberikan asuhan keperawatan terdiri adri beberapa

tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu pengkajian,

diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

(Dinarti,2014)

1. Pengkajian

Pengkajian di anggap sebagai dasar proses keperawatan yang

kegiatannya bertujuan menyampaikan informasi mengenai pasien,

informasi tersebut akan menetukan kebutuhan dan masalah kesehatan

keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik psikososial dan

lingkungan. Sebagai sumber informasi dapat di gunakan yaitu pasien,

keluarga, anak, saudara, teman, petugas kesehatan lainnya atau sumber

data sekunder. Metode pengumpulan data meliputi : pengkajian fisik,

observasi, wawancara, riwayat keperawatan, survey rumah dan

masyarakat, analisa catatan, keperawatan dukomentasi yang berkait

(Nursalam 2007)
12

Pengkajian memerlukan proses memilih dan membedakan

yang mana yang memerlukan keputusan dan revelensi data serta

pengetahuan yang kuat dari berbagai

Anda mungkin juga menyukai