Anda di halaman 1dari 14

OBAT-OBAT UNTUK SALURAN CERNA

Kelompok 1 kelas A:

1.Abdi kasman

2.agustina kali

3.alda

4.agnes made raya

5.astita raksan

6.astridayani borgias

7.asti indah lestari

8.bunga

9.devi permatasari

10.epitamala

11.Irma suryani

12.iin marwanti

13.kartini usman

11.firda geofani

A.Obat-Obat Untuk Terapi Ulcer (Tukak)

Penyebab ulcer tidak sepenuhnya diketahui, namuada beberapa faktor yang


diduga sebagai pencetusnya, yaitu :

 Infeksi Helicobacter pylori


 Peningkatan sekresi asam lambung (HCl)
 Kerentangan mukosa saluran pencernaan terhadap HCl dan gastrin
 Efek samping obat anti infalmasi non steroid (AINS)

1.Penghambat sekresi asam

Penghambat sekresi asam lambung berlangsung disel parietal yang dikontrol oleh
Ach, histamine, prostaglandin, dan gastrin. Ikatan antaar Ach, histamin, prostaglandin,
dan gastrin dengan reseptornya akan mengaktivasi pompa proton (H+), H+/K+-ATPase.
Aktivasi akan meningkatkan sekresi HCl pada lumen saluran pencernaan. Sebaliknya ,
prostaglandin justru akan mengurangi sekresi asam lambung meliputi :

a.H2-Antagonis (Antihistamin)

Penggunaan obat golongan ini sekarang sangat berkurang karena adanya obat baru,
terutama penghambat pompa proton yang lebih efektif dan aman. Obat golongan ini
merupakan antagonis kompetitif pada reseptor H2 di sel parietal menyebabkan sekresi
HCl berkurang. Baik sekresi basal atau sekresi yang dipicu oleh makanan.

Minimal ada 4 jenis obat hingga sekarang masih digunakan, yaitu simetidin,
ranitidine, famotidin, dan nizatidin. Sekresi asam lambung akan dihambat secara
lengkap jika kelebihannya karena histamine, dan gastrin, tetapi partial jika
penyebabnya adalah Ach. Jadi menagntagonis sempurna terhadap histamine dan
gastrin, tetapi partial tehadap Ach. H2-antagonis merupakan obat yang sangat aman,
efek samping hanya terjadi pada kira-kira 3% dari penggunannya.

Contoh obat:

1.Simetidin
Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari, tukak lambung, refluks
gastroesofagus erosif, pencegahan pendarahan saluran cerna atas,
pengobatan keadaan hipersekresi patologis.

KI : Hipersensitif terhadap simetidin.

Es : Diare ringan, sakit kepala, pusing, mengantuk, ginekomasit, rekasi hipersensitif.

IO : Smetidin dapat mengurangi metabolisme antikoagulan kumarin, fenitoin,


propanolol, nifedipine, klordiazepoksid, diazepam, antidepresan trisiklik,
lidokain, teofilin dan metronidazol, akibatnya akan menghambat eliminasi dan
meningkatkan konsentrasi obat-obat ini dalam darah.

Ds : Untuk tukak usus 12 jari ;sehari 1x800 mg saat malam sebelum tidur atau
2x400 mg saat pagi dan malam sebelum tidur, pemeliharaan tukak usus 12 jari ;
400 mg malam hari sebelum tidur, tukak lambung ; 800 mg 1x sebelum tidur
atau sehari 4x300 mg pada saat makan dan sebelum tidur selama 6-8 minggu.

Km : Dus 10 x 10 tab 200 mg

2. Ranitidin
Indikasi: tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik
kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom
Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan
bermanfaat.

Kontraindikasi: penderita yang diketahui hipersensitif terhadap ranitidin

Efek Samping:

 Sakit kepala
 Gangguan kardiovaskuler
 Gangguan gastrotitestinal
 Ganggua muskuloskeletal
 Gangguan hematologi
 Gangguan endokrin
Dosis: tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung, keadaan hipereksresi patologis, reflus
gastro esifagus, : 2 x 1 150 mg. Esophagitis erosif : 4 x 1 150 mg. Penderita
gangguan ginjal bila bersihan kreatini 50ml/menit 150 mg/ 24 jam

bentuk sediaan : Ranitidin (generik) tablet 150mg, 300mg.

b.Proton Pom Inhibitor (Penghambat Pompa Proton)

sekarang, golongan obat ini paling sering digunakan karena lebih efektif dan
aman dibandingkan dengan obat lain. Diberikna dalam sediaan kapsul enteric (hancur
dalam usus) untuk menghindari kerusakan karena asam lambung. Sesampainya diusus
halus, salut enterik akan terurai atau pro drug (sifat metabolitnya lebih aktif) siap
diabsorpsi. Absorpsi berlangsung cepat kedalam sel parietal dan obat akan mengalami
konversi menjadi senyawa sulfonamide. Senyawa sulfonamide akan berikatan dengan
enzim H+/K+-ATPase secara kovalen dan irreversible inilah yang menyebabkan
efektifitasnya sangat kuat dan bertahan lama.

Contoh obat :
1.Lansoprasol

Indikasi : Ulkus duodenum, benign gastric ulcer, refluks esofagitis.

KI : Hipersensistivitas

ES : Diare, sakit kepala, mual, reaksi kulit, nyeri abdomen, sembelit, kembung dan
muntah, tetapi biasanya ringan dan sementara, aanoreksia, konstipasi, pusing,
proteinuria, lesu, dispepsia, mulut kering, urtikaria, pruritis, terjadi kenaikan nilai
tes fungsi hati, yang bersifat sementara dan akan normal kembal, artralgia, edema
perifer dan depresi, trombositopenia, eosinofilia, leukopenia.

IO : Hati-hati bila digunakan bersama obat-obat kontrasepsi oral, phenytoin,


theophylline, warfarin, antasida dan sucralfate akan mengurangi bioavailabilitas
lansoprasol, jangan diberikan kurang dari 1 jam setelah pemberian lanzoprasol.

Ds : ulkus duodenum; sehari 1x30 mg selama 4 minggu, ulkus gaster benigma; sehari
1x30 mg, selama 8 minggu. Refluks esofagitis; sehari 1x30 mg, selama 4
minggu.

Kemasan : Dus 2x10 kap 30 mg.

2. Omeprazole
a. Indikasi : Untuk pengobatan Ulkus duodenum dan ulkum lambung, ulkus atau
erosi pada lambung dan duodenum yang di sebabkan oleh AINS, eradikasi
Helicobacte pylori pada penyakit peptik, esofagitis refluks, sindrom Zolliger –
Ellison
b. Efek samping:
 Kulit: bintik kemerahan dan gatal
 Otot dan rangka: nyeri sendi, kelelahan otot dan nyeri otot
 Sistem saraf pusat dan perifer: nyeri kepala, pusing, parestesia,
somnolen, insomnia, vertiga, agitrasi, mental konfusi, depresi,
halusinasi, terutama pada pasien yang sakit kritis.
 Saluran cerna: diare, konstipasi, nyeri perut, mual/muntah, kembung,
mulut kering, stomstitis, kandidiasis saluran cerna.
 Hati: peningkatan enzim hati, ensefalopati pada pasien yang sudah ada
penyakit hati berat, hepatitis dengan atau tanpa jaundis, gagal hati.
 Endokrin: genekomastia.
 Hematolagi: lekopenia, trombositopenia.
 Lain-lain: malaise, reaksi hipersensitipitas seperti: urtikaria,
angioedema, demam, bronkospasmen, nefritis intersisial, peningkatan
keringat, edemaferifer, pandangan kabur dan gangguan pengecap.
c. Dosis: Untuk ulkus duodenum dan ulkus lambung: 20 – 40 mg, sekali sehari,
untuk pencegahan kekambuhan 10 mg/hari, ulkus berhubungan dengan AINS 20
mg sekali sehari, regimen eradikasi Helicobacter pylori pada penyakit ulkus
peptikum 10 mg perhari dengan amoxycillin 1,5 gram dalam dosis terbagi selama 2
minggu, esofagitis refluks: 20 mg per hari, sindrom Zollinger- Ellisondengen dosis
inisial 60 mg per hari, jika dosis per hari mencapai 80 mg, dosis sebaiknya dibagi
dan di berikan dua kali sehari.
d. Bentuk sediaan: Kapsul 20 mg
e. Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap omeprazole
f. Interaksi obat:
 omeprasol dapat memperpanjang eliminasi obat-obat yang di metabolisme
melalui sitokrom P450 di dalam sel hati yaitu: Diasepam, Warfarin, dan
Phenytoin. Pemantaun mungkin perlu menurunkan dosis Warfarin dan
Phenytoin.
 Tidak ditemukan interaksi dengan Propanolol dan Theophyline.
 omeprasol mengganggu absorpsi obat-obat yang diabsorpsinya dipengaruhi oleh
pH lambung yaitu ketoconasole, ampicilline ester, garam besi
 Konsentrasi plasma Omeprazole dan Chlarithromycin meningkat pada
pemberian bersama.
2.Antasida

Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar di ulu hati karena
hiperadisitas pada gastritis atau ulcer. Antasida yang diberikan perotal umumnya
berbentuk cair atau tablet kunya guna mempercepat distribusi dan mengikat asam.
Antasida tergolong obat bebas, mengandung (Mg++), almunium (Al+++), atau kalsium
(Ca++), dan simetikon. Antasida berasal dari basa lemah, yang jika bereaksi dengan
asam lambung di GI membentuk air dan garam. Karena ion H+ membentuk air (H2O)
menyebabkan jumlahnya berkurang sehinga keasaman lambung menurun atau pH
lambung mencapai 4-5, aktivitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam
mengurangi iritasi mukosa.

Contoh Obat :

1.Antasida doen

Komposisi :

Tiap tablet kunyah mengandung :

- Aluminium hidroksida gel kering 261,43 mg setara dengan aluminium hidroksida


...200 mg.
- Magnesium hidroksida ...200 mg
Indikasi :

Untuk mengurangi gejala – gejala yang berhubungan dengan kelebihan aam


lambung gestritis,tukak lambung,tukak usus dua belas jari,dengan gejala-gejala seperti
mual,nyeri lambung,nyeri ulu hati
Kontraindikasi :

Jangan di berikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yamg berat,karena


dapat menimbuilkan hipermagnesi (kadar magnesium dalam darah meningkat )

Efek samping :

Efek samping yang umum adalah sembelit,diare,mual,muntah dan gejala-gejala


tersebut akan hilang bila pemakaian obat di hentikan

Dosis :

Dewasa : 1-2 tablet 3-4 kali sehari

Anak- anak 6-12 th : ½ -1 tablet 3-4 kali sehari

Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang
tidur,sebaiknya tablet di kunyah dulu

Sediaan : Tablet kunyah 400 mg

3.Analog Prostaglandin

Analog PG mengikat reseptor PG disel parietal dapat meningkatkan sekresi mukus,


bikarbonat dan aliran darah. Penggunaan obat ini tidak banyak dalam klinik karena efek
sampingnya yang besar, seperti keram perut, diare, dan kontraksi uterus.

Contoh obat :

1.Misoprostol

Indikasi : mencegah tukak lambung yang diinduksi oleh AINS pada pasien yang
memiliki resiko

KI : Hamil dan menyusui

Efek samping : Diare,nyeri


abdomen,dispepsia,kembung,mual,muntah,menoragia,pendarahan per vag,pendarahan
intermenstrual,ruam kulit,pusing.
Dosis : Dewasa : Pencegahan tukak lambung yang diinduksi oleh AINS : 100-200
MCG.

4.Pelindung mukosa

Pelindung mukosa atau sering disebut sebagai sitoprotektif dapat berfungsi untuk
mencegah timbulnya tukak, mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan
ulcer. Obat yang berfungsi seperti ini adalah sukralfat. Sukralfat merupakan senyawa
komplek yang dapat berikatan dengan muatan positif dari protein atau glikoprotein atau
senyawa lainnya dalam mukosa normal atau yang mengalami nekrosis. Selain itu
sukralfat dengan mukus akan membentuk komplek gel yang akan melapisi mukosa
sehingga melindunginya dari kerusakan karena gastrin. Sukralfat juga memicu
pelepasan PG dan bikarbonat yang juga akan meningkatkan daya tahan terhadap asam
maupun gastrin. Zat yang berfungsi hampir sama seperti ini adalah bismud subsalisilat.

Contoh obat :

1.Sukralfat

Indikasi:

Tukak lambung

dan usus 12 jari, gastritis kronik.

Dosis:

Dewasa: 2 kaplet 3-4 kali sehari, diminum 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur,
bila disertai nyeri dapat diberikan antasida ½ -1 jam sebelum pemakaian sukralfat, lama
penmgobatan 4-8 minggu.

Kontraindikasi:

Penderita hipersensitif.

Bentuk Sedian:

500 mg tablet
Efek Samping:

 Mual , muntah dan tidak enak perut


 Sakit perut
 Konstipasi (sembelit), diare
 Gatal-gatal, ruam pada kulit.
 Susah tidur, (insomnia)
 Pening, mengantuk, sensasi berputas
 Sakit kepala
 Sakit tulang belakang

B.Obat-Obat Antidiare

Antidiare adalah obat-obatan yang digunakan untuk menanggulangi atau


mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing atau
keracunan makanan. Gejala diare adalah buang air besar berulang kali dengan banyak
cairan kadang-kadang disertai mulas (kejang-kejang perut) kadang-kadang disertai darah
atau lendir.
1.Oralit
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat
diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbanagn
elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam
yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.
Komposisi : Natrium Klorida 0,52 g; Kalium klorida 0,3 g; trisodium sitrat dehidrat 0,58
g; glukosa anhidrat 2,7 g.
Indikasi : Bubuk gula garam untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat penyakit
diare/mencret, muntah berak.
KI : Penderita yang mengalami gangguan klinis sptinintractable vomiting, adinamic
ileus, intenstinal obstrukstion atau bowel perforation.
ES : Hipernatremia
Ds : Anak dibawah 1 tahun : 3 jam pertama ½ gelas, selanjtnya ½ gelas. Anak 1-<5
tahun 3 jam pertama 3 gelas selanjutnya 1 gelas. Untuk anak 5-12 tahun 3 jam
pertama 6 gelas selanjutnya 1 ½ gelas. Diatas 12 tahun 3 jam pertama 12 gelas
selanjutnya 2 gelas.
Kemasan : dus, 50 sachet x 4,12 g.
2. Penghambat Motilitas
Penghambat motilitas bekerja dengan menghambat kerja dari Ach, sehingga terjadi
efek antkolinergik yang berakibat berkurangnya motilitas atau kontraksi saluran
pencernaan. Ada dua macam obat yang bekerja seperti ini, yaitu loperamid hidroklorida
(loperamid HCl) dan defenoksilat. Kedua obat diatas tidak boleh diberikan pada kasus
diare akut pada anak-anak karena dapat mengakibatkan paralitis saluran GI. Efek
samping lainnya adalah kram GI, drowsiness, dan dizines. Obat ini umumnya diberikan
pada diare berat dan diare yang telah berlangsung lebih dari 2 hari.
Contoh obat :
1.Loperamide HCL
Komposisi : Imodium tablet mengandung 2 mg lopiramide hydrochloride pertablet.

Khasiat :
Farmakodinamik
Loperamide terikat pada reseptor opiat dinding usus sehingga menghambat pelapasan
asetikolin dan prostaglandin yang mengakibatkan berkurangnya peristaltic propulsif
dan meningkatkan waktu transit usus. Loperamide meningkatkan tonus sfingter anus
sehingga dapat mengurangi inkontinensia dan “urgency” Loperamide sulit mencapai
sirkulasi sistemmik karena mempunyai afinitas yang tinggi terhadap dinding usus dan
mengalami metabolisme lintas pertama yang tinggi.
Indikasi :
Loperamid HCl diindikasikan untuk pasien (usia > 18 tahun) dengan diareh akut
yang nonspesifik dan diare kronik sehubungan dengan inflammatory bowel disease
yang refrakter. Imodium juga diindikasikan pada pasien dengan ileostomi.
Interaksi Obat :
Pemberian bersama transquilizer atau alkohol,monoamine aksidase inhibitor harus hati-
hati
Dosis Dan Penggunaan :
Pasien harus mendapatkan rehidrasi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan hanya untuk
dewasa (> 18 tahun)
Diare akut
Dosis awal 4 mg (2 tablet) diiukuti 1 tablet (2 mg) setiap selesai buang air besar.
Dosis tidak boleh melebihi 16 mg sehari
Diare kronik
Dosis awal 4 mg (2 tablet). Dosis awal harus disesuaikan sampai 1-2 kali feses keras
sehari yang biasanya dicapai dengan dosis 1-6 tablet (2 mg-12 mg) sehari.
Dosis maksimum untuk diare akut dan kronik adalah 8 tablet (16 mg) sehari.
Lanjut usia
Penyesuaian dosis pada orang tua tidak diperlukan
Ganguan ginjal
Penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal tidak diperlukan
Gangguan fungsi hati
Meskipun belum ada data farmakokinetik pada pasien dengan gangguan fungsi hati,
Loperamid HCl harus digunakan dengan hati-hati pada pasien ini karena adanya
penurunan metabolisme lintas pertama (lihat peringatan dan perhatian)

Efek Samping :
Mulut kering, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi.

Kontra Indikasi :
Inhibisi persitaltik, gang, fungsi hati, anak < 2 tahun.

Bentuk :Tablet 2 ml
C.Antiemetik (Antimuntah)
Muntah sebenarnya merupakan pertahanan tubuh alamiah dan mungkin juga
sebagai pertanda adanya suatu penyakit,seperti adanya organ yang tidak berfungsi atau
untuk memgeluarkan benda atau zat yang berbahaya dari lambung.muntah juga mungkin
di sebabkan oleh flu,hamil,naik kendaraan atau goncangan (motion sickness),infeksi di
dalam telinga atau efek samping obat-obat tertentu terutama obat kanker.Perangsangan
pada pusat muntah atau sering di sebut chemmoreseptor trigger zeno ( CTZ) dapat
menyebabkan kontraksi lambung.obat-obat anti muntah umumnya bekerja menghambat
rangsangan pada CTZ.Namun demikian,antiementik yang tergolong anti histamin
(antagonis H1) dan fenotiasin menghambat muntah melalui mekanisme gopaminergik atau
kolinergik.Berdasarkan mekanisme kerjanya,ada beberapa golongan antiementik yang
sampai sekarang masih di gunakan,yaitu
1.Golongan Fenitiazin
1.Klorpromisin

Indikasi:

Pengobatan umum: Neorosis, ggn sistem saraf pusat yang memerlukan


penenang, pramedikiasi anestesi, hipotensi terkontrol, induksi hipothemia dan anti
muntah. Psikiatri: Skizofrenia, psikosis akut dan keadaan maniak akut. Ggn
skizofektif dan sindrom paranloid gangguan perilaku karena kelambatan mental
(obat tambahan).

Dosis:

Tablet: disesuaikan dengan keadaan penderita; sebaiknya dimulai dengan dosis


awal; kemudian ditingkatkan secara berangsur- angsur. Dewasa: 10-25 mg tiap 4-6
jam. Psikosis: 200-800 mg/hari. Anak: 0,5 mg/kg BB/hari tiap 4-6 jam (bila sangat
perlu).

Kontraindiukasi :

Pasien dengan depresi tulang belakang, gagal ginjal dan lever berat,
hipersensitif fenotiazin, vertigo dan mabuk perjalanan, bayi < 6 bulan, sindrom
Reye, koma disebabkan barbiturat, alkohol.

Bentuk Sediaan :

100 mg/tablet; 25 mg/ml.

Efek Samping:

Lesu, mengantuk, pusing, saakit kepala, mulut kering, agitasi, gangguan tidur,
fotosensitif dan ruam kulit. Gangguan hati/sakit kuning kronis. Gangguan
hematologik: agranulositosis, eosinifilia, leukopenia, anemia hemolitik, anemia
aplastik, trombositopenia, prupura dan pansitopenia.

2.Antagonis H1
Contoh obat
1.Dimenhidrinat 50 mg,dimenhidrinat 12,5 mg/sachet

Indikasi : mabuk perjalanan,peny.iridiasi,hiperemesis gravidarum.

Dosis : Dewasav: 1 tab ; 8-12 tahun ½ tab,5-8 th;1/4 tab;hiperemesis;sehari 3x1 tab;
anak 2-6 tahun :1-2 sachet setiap 6-8 jam jika perlu ,tidak lebih dari sehari 150
g,diminum ½ jam sebelum bepergian dan lebih baik setelah makan.

Kemasan : Strip 10 tab,dus 10 sachet @5ml

3.Serotonin antagonis
Serotonin berperan sebagai neorantransmiter pada SSP dan mungkin juga berperan
sebagai “lokal” yang meningkatkan aktifitas GI.Jenis reseptor serotonin sangat
banyak,antara lain5-hiroksin triptamin 1-4 (5HT 1-5HT4) .Reseptor 5HT3 Terdapat
di SSP terutama pada CTZ dan pusat muntah,sensorik,perifer pada saluran
pencernaan.Reseptor ini memperantarai kontraksi melalui kanal (gate) kation 5-HT.
Antagonis terhadap kerja ini sangat bermanfaat sebagai antimuntah.
Ondansentron dan senyawa sejenis (alosentron) adalah antagonis 5-HT3 yang di
gunakan untuk mengontrol muntah karena kanker atau sindron iritasi lambung.
Contoh obat :
1.Ondansentron
Indikasi:
Penanganan mual dan muntah kr kemoterapi sitotoksik dan radioterapi dan setelah
oprasi.
Dosis :
Kemoterapi sangat emeogenik: awal 8 mg secara lambat selama 15 menit, ikut 1 mg
/ jam 15 menit setelah kemoterapi, sampai 24 jam. Kemoterapi kurang
emeognik:injeksi IV8 mg secara lambat atau di infuskan selama 15 menit sebelum
kemoterapi, diikuti 8 mg,perporal sehari 2x selama kurang dari 5 hari. Anak . 4
tahun: 5mg /ml secara IV selama 15 menit sebelum kemoterapi diikuti 4 mg per oral
tiap 12 jam selama kurang dari 5 hari
Kemasan:
Dus 3x 10 tab ; 5 amp

Anda mungkin juga menyukai