Makalah Agama tentang Ekonomi Islam di ajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Agama Islam yang di bimbing oleh:
Hanif Bin Kasah, Drs
Di Susun Oleh :
Muhammad Rifqiansyah 2016-71-177
Muhammad Rizky Kurniawan 2016-71-178
Kelas E
DAFTAR ISI
2
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
1.1 Islam Dan Masalah Ekonomi Di islam....................................................................................1
1.2 Karakteristik Ekonomi Islam...................................................................................................1
1.3 Sistem dan Tujuan Ekonomi Islam..........................................................................................1
1.4 Pandangan Islam Terhadap Bank.............................................................................................1
1.5. Bank Konvensional dan Bank Islam.......................................................................................1
1.6. Filantropi, Zakat, infaq, Sadaqah dan Wakaf ?.......................................................................1
3
BAB I
PEMBAHASAN
Islam adalah agama yang Kaaffah (komprehensif)). Tidak ada satu pun dimensi
kehidupan manusia baik yang berkaitan dengan hubungannya dengan sang khalik
memberikan aturan yang sangat lengkap dan jelas. Aturan-aturan tersebut harus direalisasikan
oleh setiap individu jika ia ingin mendapatkan kebahagiaan yang hakiki (al-falah).
terjadinya resesi global di negara-negara yang menganut sistem kapitalis. maka Islam
dianggap bisa menjadi solusi alternatif (bahkan satu-satunya alternatif –pen) bagi pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Oleh karena itu kajian ekonomi Islam
atau terkadang disebut juga ekonomi Syariah menjadi keniscayaan bagi umat Islam, bahkan
bagi seluruh umat manusia sekalipun dengan mengesampingkan latar belakang keyakinan
mereka.
Menurut Haron, kata ekonomi pertama kali digunakan pada tahun 1440 M, berasal
dari Bahasa Perancis abad pertengahan economie atau berasal dari Bahasa Latin Oeconomia.
Atau juga berasal dari bahasa Yunani, oikonomia yang berasal dari kata oikonomos yang
berarti mengatur atau menjaga1. Sedangkan dalam Bahasa Arab padanan kata ekonomi adalah
al-iqtishad yang berasal dari kata alqashdu artinya adalah konsisten, adil dan tidak
berlebihan. Pengertian ekonomi menurut terminologi para ekonomi barat sebagaimana yang
dikemukakan oleh Samuelson dan Wiiliam S. Nordhaus adalah “Economies is the study of
1
the use of limited resources to produce valuable commodities and distribute them to different
people2” yang berarti ekonomi adalah suatu studi tentang penggunaan sumberdaya yang
terbatas untuk menghasilkan komoditas yang bernilai dan mendistribusikannya kepada semua
orang.
Jika kata ekonomi diakhiri dengan kata Islam maka makna ekonomi memiliki makna
yang lain. M. Akram Khan mengatakan : “Islamic economics aims the study of human falah
(well-being) achieved by organizing the resources oft the earth on the basic of cooperation
and participation3” artinya : Ekonomi Islam bermakna studi berkait dengan bagaimana
mencapai kebahagiaan manusia dengan cara mengorganisasi seluruh sumber yang ada di
muka bumi dengan berdasarkan pada asa kebersamaan dan partisipasi bersama.
Kursyid Ahmad memberikan definisi yang lebih spesifik lagi :”Islamic economics is a
systematic effort to thy to understand the economic’s problem and human behavior in the
relation to the problem from an Islamic perspective4” Ilmu ekonomi Islam adalah sebuah
usaha sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku manusia
Dua pengertian di atas sudah cukup memberikan gambaran yang jelas bahwa dalam
ekonomi Islam yang menjadi standar adalah tata nilai yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-
Nya, sehingga ekonomi dalam Islam tidak dianggap sebagai sesuatu yang bebas dari nilai
sebagaimana yang dipahami oleh orang-orang barat terhadap ekonomi. Justeru, nilai-nilai
Islam harus menjadi inti dari perekonomian. Menurut Siddiqi, Filosopi ekonomi Islam
berdasarkan kepada asas kebebasan, kesetaraan, keadilan dan kerjasama yang merupakan
manifestasi doktrin utama dalam Islam yaitu Tauhid. Dengan merealisasikan nilai-nilai
2
3
4
5
2
Disamping itu, dari segi tujuan ekonomi dalam Islam bukan saja semata meraih
kemakmuran secara ekonomi (dimensi fisik semata) tetapi lebih jauh dari itu yaitu al-falah
a. Memelihara fitrah manusia. Islam adalah agama yang sesuai dengan kefitraan manusia.
fitrah manusia adalah sejauh apapun ia berjalan menyelisihi fitra kemanusiaannya, ia akan
berusaha mencari jalan kembali. Fitrah manusia pada al-Khair (jalan kebahan). Al-khair itu
adalah islam. Islam memberikan sumber ketentrama jiwa bagi manusia-manusia di dunia yang
dalam perjuangan hidup.
b. Memelihara norma-norma akhlak. Islam membawa ajaran dasar tauhid, akhlaq dan
ajaran yang berhubungan aspek jiwa, akal, materi dan sosial. Maka dari itu kita harus berakhlaq
yang baik kepada semua orang dan jangan pernah mengangkap rendah orang lain.
Pengantar Ekonomi Islam
c. Memenuhi keperluan-keperluan masyaraka. Islam mendahulukan kepentingan
masyarakat umum dari pada kepentingan pribadi.
d. Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah kebahagian daripada ajaran agama Islam.
e. Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur. Yaitu bertujuan berusaha untuk
mencari keuntungan individu, di samping melahirkan kebahagiaan bersama bagi masyarakat.
3
meninggalkan kepentingan individu. Dengan kata lain Islam mengakui kepentingan pribadi dan
kepentingan masyarkat selama tidak ada pertentangan antara keduanya. Contoh tentang hak
milik, Islam mengakui ada milik pribadi, juga masih mengakui hak orang banyak. Jika terjadi
pertentangan antara pribadi dan masyarakat, dan tidak mungkin dipertemukan keduanya maka
Islam mendahulukan kepentingan masyarakat umum dari pada kepentingan pribadi.