Anda di halaman 1dari 3

SKRINING STATUS NUTRISI, KEBUTUHAN FUNGSIONAL DAN KEBUTUHAN

KHUSUS LAINNYA

1. DEFINISI
Pelayanan gizi di RS adalah pelayanan gizi yang di sesuaikan dengan keadaan pasien
berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolism tubuh. Keadaan gizi pasien
sangat berpengaruuh terahdap keadaan pasien, sering terjadi kondisi pasien semakin
buruk karena tidak diperharikan keadaan gizinya. Pelayanan gizi rawat inap merupakan
pelayanan yang dimulai dari proses skriningm diagnose dan intervensi gizi ( penyuluhan
atau edukasi dan konseling gizi) serta monitoring dan evaluasi gizi. Upaya tersebut
bertujuan memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan , mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
Pelayanan asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir atau
terstruktur yang memungkinan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyedian asuhan
untuk memenuhi kebetuhan tersebut.
Tahapaan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skirining atau penapisan. Skrining
gizi merupakan proses yang cepat sederhana, efisien, mampu dilakukan, murah, tidak
beresiko kepada individu yang di skrining, valid dan reliable serta dapat dilaksanakan
petugas kesehatan ruangan dan penetapan diit oleh dokter. Alat skrining dir s antaralain
MUST (Malnutrition Universal screening Tools) , NRS 2002 ( nutrional Risk Screening)
MNA ( Mini Nutrinal Assesment) Snaq ( short nutrional assessment quisioner) STAMP
( screening tools assessment of malnutrition in pediatric) PNI (prognostic Nutritional
Indexs) dan SGA ( subjective Global assessment ). Skrining bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien beresiko malnutrisi, tidak berresiko malnutrisi atau kondisi
khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan metabolic,
hmodialisa anak, geriatrikm dengan kemotherapi atau radiasi,luka bakar, pasien dengan
imunitasm sakit kritis. Sebagian besar alat skrining dari 3 pertanyaan dasar : penurunan
BB, penurunan asupan makananm keparahan penyakit. Rekomendasi ESPEN ( European
Society For Parenteral and Enteral Nutrition), menetapkan bahwa skrining dilakukan pada
awal pasien masuk rs (1x24 jam setelah pasien masuk rs) untuk mengidentifikasi pasien
yang beresiko masalah gizi.
2. Asessment Gizi pada pasien
a. Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:
Pengukuran alternatif:
1) Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran panjang
lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan
menggunakan tabel dibawah ini .
Pengukuran dimulai dari siku (olekranon) hingga titik tengah
prosesus stiloideus (penonjolan tulang di pergelangan tangan), jika
memungkinkan, gunakanlah tangan kiri.
2) Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran lingkar
lengan atas (LLA)
a) Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 terhadap siku,
dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara
tonjolan tulang bahu (akromion) dengan siku (olekranon). Tandai
titik tengahnya.
b) Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur
lingkar lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak
terlalu menempel terlalu ketat
3) Langkah 3: adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita
pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika
pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit/tidak
terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2
4) Langkah 4: tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2 dan 3
untuk menilai adanya risiko malnutrisi :
a) Skor 0 = risiko rendah
b) Skor 1 = risiko sedang
c) Skor ≥ 2= risiko tinggi
5) Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi
keperawatan berikut ini :
a) Risiko rendah
 Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit
(tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat
umum dengan usia > 75 (tiap tahun).
b) Risiko sedang
 Observasi:
 Catat asupan makanan selama 3 hari
 Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di rumah sakit
(tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan),
masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).
 Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan
peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi secara teratur

c) Risiko tinggi
 Tatalaksana:
 Rujuk ke ahli gizi
 Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
 Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: Pada
pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat
jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).
d) Untuk semua kategori:
 Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam
pemilihan jenis makanan
 Catat katagori risiko malnutrisi
 Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan
setempat
b. Asesmen Gizi Pasien Anak
1) Asesmen Gizi Pasien Anak > Lima Tahun
Menggunakan grafik CDC dengan rumus :
% IBW = ( BB Aktual / BB Ideal) x 100 %
Klasifikasi % IBW :
Obesitas : > 120 % BB Ideal
Overweight : > 110 % - 120 % BB Ideal
Gizi Normal : 90 % - 110 % BB ideal
Gizi Kurang : 70 % - 90 % BB Ideal
Gizi Buruk : < 70 % BB Ideal

2) Asesmen Gizi Pasien Anak < Lima Tahun


Dengan melihat grafik Z – Score WHO 2005 : BB / TB, BB / U. TB/U.
Usia O – 2 tahun laki – laki warna biru dan perempuan warna merah
muda. Usia 2 – 5 tahun laki – laki warna biru dan perempuan warna
merah muda.
 Kriteria :
o >3 SD : Obesitas
o 2 SD – 3 SD : Gizi Lebih
o 2 SD – 2 SD : Gizi baik
o 2 SD - - 3 SD: Gizi kurang
o 3 SD : Gizi buruk

Anda mungkin juga menyukai