1, (2013) 1-12
Iksan Ongko Widjoyo, Leonid Julivan Rumambi, dan Yohanes Sondang Kunto
Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
E-mail: iksan.ongko.widjoyo@hotmail.com; leon@petra.ac.id ; kunto_ys@petra.ac.id
karena itu sangat penting bagi McDonald’s Basuki perusahaan, mereka menggunakan persepsinya dengan
Rahmat agar dapat mencapai service excellence agar melihat dan merasakan dimensi-dimensi kualitas jasa
dapat memenuhi harapan dari konsumennya dimana yang ditawarkan suatu perusahaan. Servqual ini tidak
hal ini bisa dicapai jika manajemen McDonald’s hanya sekedar teori semata namun bisa diaplikasikan
Basuki Rahmat memahami bagaimana gambaran dari secara nyata dalam dunia bisnis. Konsep servqual
perilaku pembelian konsumen drive thru mereka saat banyak digunakan dalam industri jasa untuk
ini. Dari seluruh fenomena di atas maka peneliti ingin memahami persepsi target pelanggan tentang
meneliti gambaran perilaku pembelian konsumen kebutuhan layanan mereka dan juga untuk
drive thru dan pengaruh kualitas pelayanan terhadap menyediakan pengukuran kualitas pelayanan
kepuasan konsumen pada layanan drive thru organisasi. Servqual juga dapat diterapkan secara
McDonald’s Basuki Rahmat di Surabaya. internal untuk memahami persepsi karyawan terhadap
Berdasarkan fenomena di atas, maka dapat kualitas layanan dengan tujuan untuk mencapai
ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: perbaikan layanan.
1. Bagaimana gambaran dari perilaku pembelian Pada dasarnya metode ini melibatkan survei
konsumen pada layanan drive thru McDonald’s sampel dari pelanggan sehingga mereka merasa
Basuki Rahmat di Surabaya? kebutuhan layanannya dipahami. Dan untuk mengukur
2. Apakah service quality berpengaruh secara persepsi mereka terhadap kualitas layanan bagi
signifikan terhadap kepuasan konsumen pada organisasi yang bersangkutan. Pelanggan diminta
layanan drive thru McDonald’s Basuki Rahmat di untuk menjawab banyak pertanyaan dalam setiap
Surabaya? dimensi yang menentukan kepentingan relatif dari
3. Faktor apakah dari service quality yang memiliki setiap atribut, selanjutnya sebuah pengukuran
kontribusi paling besar terhadap kepuasan ekspektasi kinerja yang akan berhubungan dengan
konsumen pada layanan drive thru McDonald’s perusahaan “sangat baik”, dan kemudian sebuah
Basuki Rahmat di Surabaya? pengukuran kinerja untuk perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini memberikan penilaian terhadap
II. URAIAN PENELITIAN kesenjangan antara kinerja yang diinginkan dan aktual,
A. Kualitas Layanan bersama-sama dengan peringkat pentingnya kriteria
Kualitas layanan suatu perusahaan haruslah terus pelayanan. Hal ini memungkinkan organisasi untuk
dipertahankan dan ditingkatkan karena pelanggan memfokuskan sumber daya serta memaksimalkan
mengharapkan mendapat suatu pelayanan yang baik biaya kualitas layanan yang dikendalikan.
bahkan melebihi yang mereka harapkan sehingga Sebagian besar pengguna akan setuju bahwa
pelanggan akan puas terhadap perusahaan jasa pemeriksaan yang komprehensif dan menyeluruh
tersebut. Definisi kualitas sendiri menurut Kotler dan tentang kebutuhan layanan dan kualitas layanan
Keller (2009, p.169) adalah “Quality is the totality of memberikan pendekatan yang sangat berharga untuk
features and characteristics of a product or service meningkatkan kualitas layanan. Servqual memberikan
that bear on its ability to satisfy stated or implied informasi rinci tentang persepsi pelanggan tentang
needs”. Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan layanan (patokan yang ditetapkan oleh pelanggan
bahwa kualitas adalah keseluruhan dari fitur dan sendiri), kinerja tingkat seperti yang dirasakan oleh
karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang pelanggan, komentar dan saran konsumen, kesan dari
memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. karyawan sehubungan dengan harapan pelanggan dan
Menurut Tjiptono (2005) menyatakan bahwa “service kepuasan. Dimana Zeithaml, Bitner dan Dwayne
quality adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan (2009, p.104) mengungkapkan ada lima faktor paling
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk dominan atau penentu kualitas jasa dari konsep
mengimbangi harapan pelanggan”. Dengan demikian, servqual yaitu :
ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa 1. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk
yaitu jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal
yang dirasakan / dipersepsikan (perceived value). dan akurat. Dalam arti luas, keandalan berarti
Selain itu Alma (2004, p.282) mengatakan bahwa bahwa perusahaan memberikan janji-janjinya
“sebuah perusahaan jasa harus menjaga kualitas jasa tentang penyediaan, penyelesaian masalah dan
yang ditawarkan harus berada diatas saingan dan lebih harga. Apabila dikaitkan dengan bidang usaha
hebat dari yang dibayangkan oleh konsumen”. Apabila jasa restoran, maka karyawan yang handal adalah
kualitas jasa yang diterima oleh konsumen lebih baik karyawan yang selalu tepat menyajikan menu
atau sama dengan yang konsumen bayangkan, maka makanan sesuai dengan pesanan pelanggan.
konsumen cenderung akan mencobanya kembali. 2. Responsiveness (daya tanggap) yaitu kesadaran
Untuk mencapai dan menghasilkan suatu kualitas dan keinginan untuk membantu pelanggan dan
jasa yang sangat baik, suatu perusahaan jasa haruslah memberikan jasa dengan cepat. Dimensi ini
mengerti dan mengimplementasikan segala dimensi- menekankan pada perhatian dan ketepatan ketika
dimensi kualitas jasa dengan tepat, karena para berurusan dengan permintaan, pertanyaan, dan
pelanggan dalam menilai kualitas jasa suatu keluhan pelanggan. Bila dikaitkan dalam bidang
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
jasa restoran maka sebagai contohnya konsumen menginginkan pelayanan yang cepat yang lama,
tidak harus menunggu pelayanan yang lama dan tetapi pihak manajemen tidak menetapkan standar
kecepatan dalam menangani keluhan dari waktu pelayanan.
konsumen. 3. Gap 3: Gap between Service quality Specification
3. Assurance (kepastian) yaitu pengetahuan, sopan and Service Delivery (Gap antara spesifikasi dari
santun, dan kemampuan karyawan untuk kualitas layanan dengan layanan yang diberikan)
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan. Para karyawan mungkin kurang terlatih, tidak
Dimensi ini mungkin akan sangat penting pada memiliki kemampuan, tidak mau untuk memenuhi
jasa layanan yang memerlukan tingkat standar yang ditentukan, dan alasan-alasan
kepercayaan cukup tinggi dimana pelanggan akan lainnya yang membuat tidak bisa mencapai
merasa aman dan terjamin. Contohnya seperti standar yang ditentukan seperti meluangkan
bank, asuransi, obat-obatan dan broker. waktu untuk mendengarkan pelanggan dan
4. Empathy (empati) yaitu kepedulian dan perhatian melayani mereka dengan cepat. Hal ini sering kali
secara pribadi yang diberikan kepada pelanggan. terjadi dikarenakan para karyawan tidak
Inti dari dimensi empati adalah menunjukkan mengikuti standar yang diberikan oleh manajemen
kepada pelanggan melalui layanan yang diberikan dalam memberikan pelayanan.
bahwa pelanggan itu special, dan kebutuhan 4. Gap 4: Gap between Service Delivery and
mereka dapat dipahami. External Communication (Gap antara layanan
5. Tangible (berwujud), yaitu berupa penampilan yang diberikan dengan komunikasi eksternal
fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan material terhadap konsumen) Harapan dari konsumen
yang dipasang. Dimensi ini menggambarkan dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh
wujud secara fisik dan layanan yang akan diterima perwakilan dari perusahaan serta iklan-iklannya.
oleh konsumen. Oleh karena itu, penting bagi Jika display McDonald’s menunjukkan produk
perusahaan untuk memberikan impresi yang makanan yang menggiurkan dengan porsi yang
positif terhadap kualitas layanan yang diberikan besar, namun pada saat konsumen datang dan
tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang memesan produk yang ditampilkan di display
terlalu tinggi. Hal ini meliputi lingkungan fisik ternyata porsinya jauh lebih kecil dari yang ada di
seperti exterior dan interior bangunan, gambar, maka komunikasi dari pihak eksternal
penampilan personil yang rapi dan menarik saat telah mendistorsi atau menyimpangkan harapan
memberikan jasa. Contohnya dalam jasa restoran, dari konsumen.
maka karyawannya memakai seragam yang rapi 5. Gap 5: Gap between Expected Service versus
dan seluruh peralatan makan seperti meja dan Perceived Service (Gap antara ekspektasi terhadap
kursi tertata dengan rapi dan bersih. layanan dengan layanan yang diterima) Gap ini
menunjukkan perbedaan antara kualitas layanan
B. Service Quality Gap yang diharapkan dengan apa yang diterima
Menurut Kotler dan Keller (2009, p.399) dalam penghuni. Apabila penghuni mendapatkan
memberikan service quality ini terdapat gap-gap yang pelayanan lebih dari yang diharapkan, maka akan
dikenal dengan Service Quality Model. Model ini timbul rasa puas. Akan tetapi jika pelayanan yang
mendefinisikan gap-gap yang mungkin terjadi dalam dirasakan berada di bawah harapan penghuni,
suatu organisasi yang dapat menyebabkan kegagalan maka akan timbul rasa tidak puas.
dalam memberikan kualitas pelayanan. Gap-gap
tersebut antara lain : Gambar Service Quality Model
1. Gap 1: Gap between Consumer Expectation and Sumber : Kotler dan Keller (2009, p.400)
Management Perception (Gap antara ekspektasi
konsumen dengan persepsi manajemen)
Manajemen tidak selalu benar memahami apa
yang pelanggan inginkan. Manajemen
McDonald’s Basuki Rahmat mungkin berpikir
bahwa konsumen lebih menginginkan pelayanan
yang ramah, tetapi konsumen mungkin lebih
menginginkan pelayanan yang cepat pada layanan
drive thru McDonald’ Basuki Rahmat.
2. Gap 2: Gap between Management Perception and
Service quality Specification (Gap antara persepsi
manajemen dengan spesifikasi dari kualitas
layanan) Manajemen mungkin benar mengetahui
apa yang pelanggan inginkan, tetapi tidak
menetapkan standar kinerjanya. Walaupun pihak
manajemen sudah mengetahui bahwa konsumen
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
kejadian dan tindakan yang salah atau tidak benar operasional merupakan segala sesuatu yang menjadi
yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini akan objek dalam penelitian sebagai berikut :
mendorong ketidakpuasan dan protes dari pelanggan. A. Consumer Buying Behaviour
Perusahaan yang meraih peringkat kepuasan Disini peneliti ingin mengetahui
pelanggan yang tinggi memastikan pasar sasaran pembelian melalui drive thru yang dilakukan
mereka mengetahuinya. Setelah peringkat kepuasan oleh konsumen merupakan impulse buying
tersebut diketahui, maka pelanggan juga akan atau tidak, dimana hal ini diukur dari :
merasakan tingkat kepuasan yang lebih lagi. - Apakah konsumen sudah merencanakan
terlebih dahulu menu yang akan dipesan
G. Hipotesis ketika drive thru?
Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang Selain itu ada enam pertanyaan yang
diungkapkan sebelumnya, maka hipotesis yang sering kali ditanyakan untuk mengetahui
diajukan dalam penelitian ini adalah: perilaku pembelian konsumen tersebut yaitu
: Service quality berpengaruh secara signifikan pertanyaan 5W + 1H dimana jika diterapkan
terhadap kepuasan konsumen pada layanan drive dalam penelitian ini akan mengukur :
thru McDonald’s Basuki Rahmat Surabaya. - WHY – Mengapa konsumen lebih
: Responsiveness merupakan faktor yang paling memilih menggunakan layanan drive
dominan dari service quality yang mempengaruhi thru daripada makan langsung (dine in)
kepuasan konsumen pada layanan drive thru di restoran McDonald’s Basuki Rahmat.
McDonald’s Basuki Rahmat Surabaya. - WHO – Bagaimana karakteristik
konsumen yang cenderung menggunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN layanan drive thru, apakah faktor social
berpengaruh besar dalam perilaku
A. Populasi dan Sampel pembeliannya.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian - WHAT – Menu apa yang biasa
kausal dengan populasinya adalah masyarakat yang konsumen pesan melalui layanan drive
pernah menggunakan layanan drive thru McDonald’s thru.
Basuki Rahmat Surabaya. Konsumen yang menjadi - WHEN – Pada jam berapa biasanya
sampel sebagai responden adalah konsumen yang konsumen menggunakan layanan drive
pernah menggunakan layanan drive thru di thru.
McDonald’s Basuki Rahmat Surabaya pada 3 bulan - WHERE – Selain di Mc’Donald Basuki
terakhir. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian Rahmat, konsumen menggunakan
ini menggunakan teknik non probability sampling, layanan drive thru dari restoran apa saja.
dimana semua populasi tidak memiliki peluang yang - HOW - Bagaimana konsumen
sama untuk menjadi responden dan pengambilan membayar, apakah tunai atau
sampel didasarkan pada pertimbangan peneliti menggunakan flazz, kartu kredit, dll.
(Simamora, 2004, p.197). Metode pengambilan
sampel ini digunakan dengan pertimbangan untuk B. Service Quality
menghemat waktu, tenaga dan biaya, maka dalam Service Quality (X) sebagai variable
penelitian ini digunakan purposive sampling, dimana independen adalah tingkat pemenuhan
calon responden yang terpilih adalah hanya mereka kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
yang pernah menggunakan layanan drive thru ketepatan penyampaiannya untuk
McDonald’s Basuki Rahmat Surabaya selama 3 bulan mengimbangi harapan pelanggan dimana
terakhir. Menurut Green (1991), untuk mengetahui servqual ini memiliki lima faktor dominan
jumlah sampel untuk penelitian regresi, dapat dalam menentukan kualitas jasa yaitu :
menggunakan rumus 50+8n, di mana n adalah jumlah a. Reliability (X1) : kemampuan untuk
variable. Dalam penelitian ini terdapat 6 variabel, melaksanakan layanan yang dijanjikan
maka dari itu dapat diperoleh perhitungan sebagai secara akurat dan terpercaya. Diukur
berikut : dari:
Jumlah sampel = 50+8(n) X1.1. Produk yang dibuat sesuai dengan
= 50+8(6) pesanan.
= 98, dibulatkan jadi 100 orang. X1.2. Waktu yang diperlukan untuk
membuat pesanan sesuai dengan
Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan dalam yang dijanjikan.
penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden. X1.3. Kualitas produk yang dihidangkan
kepada konsumen dapat selalu
B. Definisi Operasional Variabel dipertahankan.
Penulis merumuskan definisi operasional masing-
masing variabel penelitian ini, dimana definisi
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
3. Analisis Regresi Linier Berganda yang berusia 18-30 tahun (64%) dengan tingkat
Menurut Malhotra (2004), analisa regresi pendidikan terakhir SMA / S1 (93%) dan saat ini
adalah prosedur statistik untuk menganalisa berprofesi sebagai pelajar (44%) atau fresh
hubungan antara variabel dependen dan variabel graduated yang sudah bekerja sebagai wiraswasta
independen (p.502). Jika terdapat dua atau lebih (24%) atau karyawan perusahaan (18%). Jika
variabel bebas maka menggunakan analisa regresi dilihat dari segi pengeluaran per bulan maka
linear berganda. Dengan demikian dapat diketahui segmen yang saat ini dilayani oleh McDonald’s
sejauh mana hubungan sebab-akibat atau Basuki Rahmat sudah full market yaitu hampir
pengaruh antara variable-variable tersebut. semua segmen sudah dilayani dan dari segi
Regresi linier berganda untuk mengetahui domisili, mayoritas konsumen pengguna drive
hubungan kausal antara variabel servqual dengan thru McDonald’s Basuki Rahmat berasal dari
variabel kepuasan pelanggan. Rumusnya adalah: Surabaya Pusat (21%) serta Surabaya Timur
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 + 5 X5 (27%).
Di mana:
Y : Kepuasan pelanggan (variabel tidak bebas) 2. Perilaku Pembelian Pengguna Drive Thru
0 : Konstanta McDonald’s Basuki Rahmat
X1 : Service Quality drive thru, Reliability Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui
(variabel bebas) bagaimana gambaran dari perilaku pembelian
X2 : Service Quality drive thru, Responsiveness konsumen pada layanan drive thru McDonald’s
(variabel bebas) Basuki Rahmat di Surabaya yaitu berdasarkan
X3 : Service Quality drive thru, Assurance tabel profil responden (lampiran) dapat dilihat
(variabel bebas) bahwa ketika konsumen menggunakan layanan
X4 : Service Quality drive thru, Empathy drive thru McDonald’s Basuki Rahmat ada yang
(variabel bebas) sudah merencanakan terlebih dahulu menu yang
X5 : Service Quality drive thru, Tangibles akan dipesan sebanyak 57% dan ternyata
(variabel bebas) konsumen yang melakukan impulse buying ketika
1 : Koefisisen regresi X1 drive thru juga cukup banyak yaitu sebesar 43%.
2 : Koefisisen regresi X2 Alasan konsumen lebih memilih menggunakan
3 : Koefisisen regresi X3 layanan drive thru daripada dine in didominasi
4 : Koefisisen regresi X4 karena ingin mengkonsumsinya di perjalanan.
Pada umumnya konsumen ditemani keluarga atau
5 : Koefisisen regresi X5
teman ketika drive thru di McDonald’s Basuki
Rahmat namun untuk pemesanan menu mereka
4. Uji Asumsi Klasik
lebih cenderung menentukannya sendiri-sendiri.
Sebuah model regresi dikatakan baik
PaNas, Burger, dan menu 5000-an adalah tiga
sebagai model empirik jika telah memenuhi
menu yang paling banyak dipesan konsumen
serangkaian pengujian asumsi klasik. Tujuan
ketika drive thru dengan nilai pembelian per kali
dari pengujian asumsi klasik ini adalah untuk
transaksi mencapai Rp 10.000,- hingga lebih dari
memperoleh model regresi yang
Rp 50.000,- dengan pembayaran seluruhnya
menghasilkan estimator linear tidak bias yang
menggunakan uang tunai. Konsumen McDonald’s
terbaik (Best Linear Unbias
Basuki Rahmat biasanya menggunakan layanan
Estimator/BLUE). Menurut Ghozali (2006),
drive thru di atas pk 16.00 WIB dan kegiatan
ada beberapa macam uji asumsi klasik yang
yang sedang dilakukannya saat itu adalah pulang
biasa digunakan antara lain sebagai berikut:
sekolah / kampus / kantor / rumah. Selain di
1. Uji Multikolinearitas
McDonald’s Basuki Rahmat, konsumen juga
2. Uji Normalitas
melakukan drive thru di beberapa cabang
3. Uji Heteroskedastisitas
McDonald’s yang lain yang berdekatan dengan
4. Analisa Koefisien Korelasi (R)
lokasi McDonald’s Basuki Rahmat seperti
5. Analisa Koefisien Determinasi R2
McDonald’s Darmo.
6. Analisa Koefisien Determinasi Berganda
Disesuaikan (Adjusted R2)
3. Harapan dan Performance Service Quality
7. Uji F
Berikut ini akan dideskripsikan harapan dan
8. Uji t
performance pada service quality di McDonald’s
Basuki Rahmat yang meliputi dimensi reliability,
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
responsiveness, assurance, empathy, dan
tangibles :
1. Profil Responden
Mayoritas pengguna drive thru McDonald’s
Basuki Rahmat adalah konsumen laki-laki (66%)
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
Tabel Harapan dan Kinerja dimensi Reliability Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa
Indikator Harapan Kinerja Gap kinerja drive thru McDonald’s Basuki Rahmat
Produk yang dibuat sesuai pada dimensi assurance masih di bawah tingkat
4,88 4,42 0,46
dengan pesanan
Waktu yang diperlukan untuk
harapan konsumen dengan gap antara 19 hingga
membuat pesanan sesuai 4,91 4,24 0,67 22%. Kinerja yang paling rendah terletak pada
dengan yang dijanjikan. indikator : “karyawan McDonald’s Basuki
Kualitas produk yang Rahmat selalu menyapa konsumen dengan
dihidangkan kepada
konsumen dapat selalu
4,8 4,23 0,57 senyum” padahal hal ini mendapatkan harapan
dipertahankan. yang cukup tinggi dari konsumen agar selalu
Keseluruhan 4,8633 4,2967 0,567 disapa dengan senyum ketika memesan di drive
thru McDonald’s Basuki Rahmat.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
kinerja drive thru McDonald’s Basuki Rahmat Tabel Harapan dan Kinerja dimensi Empathy
pada dimensi reliability masih di bawah tingkat Indikator Harapan Kinerja Gap
harapan dari konsumen dengan gap antara 5 Manager McDonald’s Basuki
Rahmat mudah ditemui bila 3,58 3,48 0,1
hingga 14%. Kinerja yang paling rendah terletak diperlukan
pada indikator : “waktu yang diperlukan untuk Karyawan McDonald’s Basuki
membuat pesanan sesuai dengan dengan yang Rahmat memahami apa yang 4,31 3,63 0,68
dijanjikan” padahal hal ini mendapat harapan diinginkan oleh konsumen
Karyawan McDonald’s Basuki
yang cukup tinggi dari konsumen yaitu sebesar Rahmat membantu pelanggan
98% responden menjawab penting dan sangat 4,29 3,79 0,5
yang bingung dalam
penting untuk indikator ini. melakukan pesanan.
Keseluruhan 4,06 3,633 0,427
Tabel Harapan dan Kinerja dimensi Responsiveness
Indikator Harapan Kinerja Gap Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
kinerja drive thru McDonald’s Basuki Rahmat
Pelayan McDonald’s Basuki
Rahmat mampu memberikan 4,91 4,27 0,64
pada dimensi empathy masih di bawah tingkat
pelayanan dengan cepat. harapan konsumen dengan gap antara 2 hingga
Pelayan McDonald’s Basuki 14% sehingga dapat disimpulkan bahwa
Rahmat selalu tanggap dalam 4,88 4,22 0,66 konsumen masih belum puas terhadap dimensi
memberikan layanan.
empathy dari kualitas pelayanan drive thru
Keseluruhan 4,895 4,245 0,65
McDonald’s basuki Rahmat.
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden
Tabel Harapan dan Kinerja dimensi Tangibles
menjawab pada angka 5 untuk harapan dari
konsumen dengan akan dimensi responsiveness Indikator Harapan Kinerja Gap
yang berarti bahwa konsumen menganggap Penampilan karyawan
dimensi ini sangat penting dalam pelayanan drive McDonald’s Basuki 3,87 3,88 0,01
thru McDonald’s Basuki Rahmat. Namun jika Rahmat rapi.
Papan menu
dilihat dari kinerja pada dimensi responsiveness McDonald’s Basuki
dapat disimpulkan bahwa terdapat gap antara 3,97 3,51 0,46
Rahmat terlihat dengan
harapan konsumen dengan kinerja yang ada jelas
dimana hal ini ditunjukkan dari gap yang Space untuk drive thru
4,06 3,98 0,08
cukup luas
mencapai 14%. Keseluruhan 3,967 3,79 0,183
Tabel 4.8 Kepuasan Pengguna Drive Thru konsumen pengguna drive thru McDonald’s
McDonald’s Basuki Rahmat Basuki Rahmat.
Indikator Mean
% 2. Uji t
Kepuasan pengguna drive thru
McDonald’s Basuki Rahmat
4.45 84% Untuk mengetahui pengaruh secara
parsial variabel bebas terhadap variabel
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat terikat digunakan uji t. Dengan ketentuan
bahwa mayoritas jawaban responden mengenai jika t hitung > t tabel dan nilai signifikansi <
customer satisfaction adalah puas dengan nilai 0.05 (α=5%) maka variabel bebas secara
rata-rata sebesar 4.45 dimana responden yang parsial berpengaruh signifikan terhadap
menjawab puas dan sangat puas sebanyak 84%. variabel terikat. Hasil uji t antara reliability,
Hasil ini menunjukkan bahwa konsumen responsiveness, assurance, empathy, dan
McDonald’s Basuki Rahmat mempunyai tingkat tangibles terhadap kepuasan konsumen
kepuasan yang tergolong tinggi setelah pengguna layanan drive thru McDonald’s
menggunakan layanan drive thru yang disediakan. Basuki Rahmat adalah sebagai berikut:
Unstandardized
Coefficients
5. Pengujian Hipotesis Model
Std.
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji F B Error t Sig
dan uji t. Uji F digunakan untuk mengetahui
Constant 3,99 0,047 85,597 0,000
apakah variabel bebas (service quality)
mempengaruhi variabel tidak bebas (kepuasan Reliability -0,28 0,067 -0,422 0,674
konsumen). Sedangkan uji t untuk mengetahui Responsiveness 0,219 0,068 3,248 0,002
apakah variabel bebas secara parsial atau masing-
masing mempengaruhi variabel terikat. Berikut ini Assurance 0,084 0,053 1,606 0,112
akan dilakukan pengujian terhadap kelima Empathy 0,084 0,056 1,481 0,142
hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t. Tangibles 0,145 0,053 2,736 0,007
1. Uji F
Untuk mengetahui pengaruh secara
simultan variabel bebas terhadap variabel a. t1 = -0,422 < t tabel = 1,66123
terikat digunakan uji F. Dengan ketentuan Karena thitung reliability < ttabel dengan
jika F hitung > F tabel dan nilai signifikansi nilai sig. (0,000) < 0,05, berarti variabel
< 0.05 (α=5%), maka variabel bebas secara reliability (X1) tidak berpengaruh secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap variabel kepuasan
variabel terikat. Hasil uji F antara reliability, konsumen (Y).
responsiveness, assurance, empathy, dan b. t2 = 3,248 > t tabel = 1,66123
tangibles terhadap kepuasan konsumen Karena thitung responsiveness > ttabel
pengguna layanan drive thru McDonald’s dengan nilai sig. (0,000) < 0,05, berarti
Basuki Rahmat adalah sebagai berikut: variabel responsiveness (X2)
berpengaruh secara signifikan terhadap
Tabel Hasil Uji F variabel kepuasan konsumen (Y).
Sum of Mean c. t3 = 1,606 < t tabel = 1,66123
df F Sig Karena thitung assurance < ttabel dengan
Model Squares Square
Regression 10,565 5 2,113 9,725 0,000 nilai sig. (0,000) < 0,05, berarti variabel
Residual 20,425 94 0,217 assurance (X3) tidak berpengaruh secara
Total 30,990 99
signifikan terhadap variabel kepuasan
konsumen (Y).
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F d. t4 = 1,481 < t tabel = 1,66123
hitung = 9,725 > F tabel 2,31 (df1=5, df2=94, Karena thitung empathy > ttabel dengan nilai
α=0.05) dan nilai signifikansi = 0.000 < 0.05, sig. (0,000) < 0,05, berarti variabel
maka disimpulkan bahwa reliability, empathy (X4) tidak berpengaruh secara
responsiveness, assurance, empathy, dan signifikan terhadap variabel kepuasan
tangibles secara simultan berpengaruh konsumen (Y).
signifikan terhadap kepuasan konsumen e. t5 = 2,736 > t tabel = 1,66123
pengguna layanan drive thru McDonald Karena thitung tangibles > ttabel dengan
Basuki Rahmat. Hal ini berarti adanya nilai sig. (0,000) < 0,05, berarti variabel
peningkatan reliability, responsiveness, tangibles (X5) berpengaruh secara
assurance, empathy, dan tangibles secara signifikan terhadap variabel kepuasan
bersama-sama akan meningkatkan kepuasan konsumen (Y).
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
paket khusus drive thru sehingga bagi pembayaran menggunakan kartu Flazz atau
konsumen yang impulse buying dapat lebih debit ataupun kartu kredit seperti yang telah
dipermudah dalam memesan. Apalagi dengan diterapkan di cabang McDonald’s lainnya.
mempertimbangkan perilaku pembelian Dengan menerima pembayaran menggunakan
konsumen dimana 87% pengguna drive thru kartu tersebut, proses drive thru dapat
melakukan pembelian ditemani keluarga atau dipercepat karena konsumen tidak perlu
teman mereka sehingga pihak manajemen menyiapkan uang pas serta karyawan
dapat menawarkan paket khusus drive thru McDonald’s juga tidak perlu menghabiskan
ini dengan konsep paket hemat, misalnya waktu dalam menyiapkan uang kembalian.
paket berdua atau berempat yang isinya Selain itu McDonalds Basuki Rahmat juga
merupakan kombinasi PaNas atau Burger dapat memaksimalkan kapasitas outlet drive
yang dikombinasi dengan minuman dan thru yang tersedia. Dimana McDonald’s
dessert. Paket ini bisa ditawarkan untuk Basuki Rahmat didesain dengan memiliki 3
jangka waktu tertentu atau bersifat seasonal loket drive thru yaitu loket pertama dan
sehingga bisa disesuaikan dengan situasi dan kedua untuk melakukan pemesanan serta
kondisi yang dialami McDonalds Basuki loket ketiga untuk pengambilan barang.
Rahmat. Pihak manajemen McDonald’s Ketiga loket ini dapat dipertimbangkan untuk
Basuki Rahmat juga dapat memanfaatkan dimaksimalkan penggunaannya sehingga
profil konsumen pengguna drive thru untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih
meningkatkan pendapatan dari layanan drive cepat bagi pengguna drive thru McDonalds
thru misalnya dengan membuat promo-promo Basuki Rahmat.
seasonal seperti promo khusus pelajar
ataupun promo Happy Hour dimana kedua DAFTAR PUSTAKA
promo ini bisa diseuaikan dengan situasi dan [1] Jumlah Penduduk Indonesia 259 Juta. (2011).
kondisi yang tengah dihadapi McDonalds Retrieved September 19, 2011,from
Basuki Rahmat. http://nasional.kompas.com/read/2011/09/19/105
2. McDonald’s Basuki Rahmat Surabaya harus 94911/jumlah.Penduduk.Indonesia.259.Juta
senantiasa mempertahankan dan [2] Jangan Bandingkan McD dengan KFC. (2008).
meningkatkan kualitas layanannya agar Retrieved July 9, 2008, from
konsumen menjadi puas dan loyal. Dimensi http://mix.co.id/index.php?option=com_content
kualitas layanan yang meliputi reliability, &task=view&id=115&Itemid=144
responsiveness, assurance, empathy dan [3] Kotler, P. & Keller, K.L. (2009). Marketing
tangibles semuanya harus dioptimalkan oleh management (13th ed.). New Jersey : Prentice
perusahaan agar kepuasan konsumen dapat Hall, Inc.
dicapai. Namun berdasarkan pembahasan dari [4] Tjiptono, Fandy. (2005). Pemasaran jasa.
bab sebelumnya diketahui bahwa secara Cetakan pertama. Malang : Bayumedia
parsial dari kelima dimensi tersebut hanya Publishing.
dimensi responsiveness dan tangibles saja [5] Alma, Buchari. (2004). Manajemen pemasaran
yang berpengaruh secara signifikan terhadap dan pemasaran jasa. Bandung : CV Alfabeta.
kepuasan konsumen pengguna drive thru, [6] Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner dan
oleh karena itu pihak manajemen Dwayne D. Gremler. (2009). Services Marketing
McDonald’s Basuki Rahmat harus – Integrating Customer Focus Across The Firm
memfokuskan upayanya untuk 5th Edition. McGraw-Hill : New York
mengoptimalkan kedua dimensi ini terlebih [7] Drive-through. (2012). Retrieved May 11, 2012,
dahulu. from http://id.wikipedia.org/wiki/Drive-through
3. Dari kelima dimensi service quality, dimensi [8] Simamora, B. (2004). Riset pemasaran:
responsiveness merupakan dimensi yang Falsafah, teori, dan aplikasi. Jakarta: Gramedia
paling signifikan pengaruhnya terhadap Pustaka Utama.
kepuasan pengguna drive thru McDonald’s [9] Green, S. B. (1991). How many subjects does it
Basuki Rahmat. Namun sayangnya, kinerja take to do a regression analysis? Multivariate
dari dimensi responsiveness ini masih Behavioral Research, 26, 499–510.
dibawah tingkat yang diharapkan oleh [10] Umar, H. (2002). Riset pemasaran dan prilaku
pengguna drive thru. Jadi dapat dikatakan konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
bahwa pengguna drive thru masih belum puas [11] Malhotra, N. (2004). Marketing research. Upper
terhadap dimensi responsiveness dari layanan Saddle River: Pearson Prentice Hall. Intl.
drive thru yang ditawarkan McDonald’s [12] Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariat
Basuki Rahmat oleh karena itu pihak dengan program SPSS. Semarang : Badan
manajemen dapat mempercepat proses Penerbit Universitas Diponegoro.
transaksi drive thru dengan menerima
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN Vol. 1, No. 1, (2013) 1-12
LAMPIRAN