Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan manusia pada tahap embrio terjadi di dalam rahim (uterus) selama masa
kehamilan. Masa kehamilan terjadi karena pembuahan yaitu pertemuan antara sel telur dan sel
sperma yang menyebabkan kehamilan dan membentuk zigot. Zigot (yang masih 1 sel) akan
membelah secara berkali-kali secara mitosis dan membentuk morula (membelah menjadi 2 sel,4
sel,8 sel,dst..) dan blastula (sel berbentuk bola). Pada tahap blastula, embrio akan masuk ke
dalam rahim dan menempel pada dinding rahim (proses implantasi). Setelah menempel pada
dinding rahim, embrio akan mengalami pembentukan organ-organ tubuh.
Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude birth rate (CBR) dari suatu populasi
adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun. Secara matematika, angka ini bisa dihitung
dengan rumus CBR = n/((p)(1000)); dimana n adalah jumlah kelahiran pada tahun tersebut dan p
adalah jumlah populasi saat penghitungan. Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat
kematian untuk menghasilkan angka tingkat pertumbuhan penduduk alami (alami maksudnya
tidak melibatkan angka perpindahan penduduk (migrasi). Indikator lain untuk mengukur tingkat
kehamilan yang sering dipakai: tingkat kehamilan total - rata-rata jumlah anak yang terlahir bagi
tiap wanita dalam hidupnya. Secara umum, tingkat kehamilan total adalah indikator yang lebih
baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak terpengaruh oleh distribusi usia dari
populasi. Tingkat kehamilan cenderung lebih tinggi di negara yang ekonominya kurang
berkembang dan lebih rendah di negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi.
Kehamilan terjadi melalui beberapa aspek diantaranya: Ovum, yakni suatu sel dengan
diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari
oleh zona pellusida oleh kromosom radiata. Spermatozoa, berbentuk seperti kecebong, terdiri
dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah
dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat. Konsepsi, suatu peristiwa
penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopi. Nidasi, masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Plasentasi, alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan dibagi menjadi 3
triwulan : triwulan I antara 0-12 minggu, triwulan II antara 12-28 minggu, triwulan III antara 28-
40 minggu.
Dari penjelasan diatas maka penulis akan membahas tentang bagaimana proses kehamilan
dan apa saja yang terjadi pada saat masa kehamilan itu terjadi baik yang terjadi pada ibu maupun
yang terjadi pada janin itu sendiri sampai partus mencakup fisiologi pertumbuhan dan
perkembangan bayi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pertumbunhan dan perkembangan janin dan embrio?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mendeskriksikan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan janin dan embrio.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mendeskripsikan fisiologi pertumbuhan dan perkembangan janin dan embrio.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Pembaca
Dapat mengerti dan memahami fisiologi kehamilan dan fisiologi pertumbuhan serta
perkembangan janin dan embrio agar dapat lebih menjaga kehamilannya sehingga
meminimalkan adanya risiko kejadian yang tidak diinginkan.
.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung
dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-
masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2 selama
15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-
28 sampai minggu ke-40).
2.1.2 Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:

1. Ovulasi.
2. Migrasi spermatozoa dan ovum.
3. Konsepsi dan pertumbuhan zigot.
4. Nidasi (implantasi) pada uterus.
5. Pembentukan plasenta .
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan


1. Bukti Presumtif (Tidak Pasti)
a. Gejalanya :
1) Mual dengan atau tanpa muntah.
2) Gangguan berkemih.
3) Fatigue atau rasa mudah lelah.
4) Persepsi adanya gerakan janin.
b. Tanda :
1) Terhentinya menstruasi.
2) Perubahan pada payudara.
3) Perubahan warna mukosa vagina.
4) Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen.
2. Bukti Kemungkinan Kehamilan
a. Pembesaran abdomen.
b. Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.
c. Perubahan anatomis pada serviks.
d. Kontraksi Braxton Hicks.
e. Ballotement.
f. Kontur fisik janin.
g. Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.
3. Tanda Positif Kehamilan
a. Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung ibu.
b. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.
c. Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan USG atau pengenalan janin
yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan.

2.1.4 Fisiologi Kehamilan


Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan
progesteron yang menyebabkan perubahan pada:
1. Sistem Reproduksi
a. Trisemester I
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan serviks menjadi
lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4
menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina.
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi
pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot
menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada
kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-
kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri
membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.2
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan folikel baru juga
ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.1
b. Trisemester II
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi
mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini
dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua
kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan
uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya
membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi cukup
tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester
kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak
teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba
secara sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg.1 Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta
mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.
c. Trisemester III
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk persalinan yang
seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat
mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi
vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan konsentrasi
serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu
persalinan. Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir.
Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan
menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara
segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.
2. Sistem Integumen
a. Trisemester
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang melanosit sejak akhir bulan
kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea
nigraadalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit
abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan leher membentuk kloasma
atau melasma gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan
kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada kulit
wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagainevus
angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi
ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.
b. Trisemster II
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini menyebabkan
perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.
c. Trisemester III
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis kemerahan, kusam
pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha.
Perubahan warna tersebut sering disebut sebagaistriae gavidarum. Pada wanita multipara, selain
striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan
sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya.
3. Sistem Metabolik
a. Trisemester I
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar diakibatkan oleh
uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian
kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan
pertambahan air selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.
b. Trisemester II
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan janin dalam
uterus.
c. Trisemester III
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat bahkan lebih dari
berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai
bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh
peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena
kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada
akhir kehamilan.
4. Sistem Imun Hematologi
a. Trisemester I
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi hemoglobin dan
hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan
kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan
janin.
b. Trisemester II
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit. Terjadi
hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia gestasi 20
minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi.
c. Trisemester III
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama kehamilan
menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama
pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan
biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
5. Sistem Pernapasan
a. Trisemester I
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan yang mungkin
diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung
padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan
diinduksi terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat
tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.
b. Trisemester II
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm dan diafragma
akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan
bertambah secara signifikan.
c. Trisemester III
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus dalam rongga
abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil
akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron.
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Trisemester I
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama kehamilan. Pada
awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari
penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload
meningkat sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trisemester II
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior dan aorta
bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah
balik vena ke jantung hingga terjadi penurunanpreload dan cardiac output yang kemudian dapat
menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trisemester III
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran uterus juga akan
mengurangi aliran darah utero plasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi
ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
7. Sistem Urinaria
a. Trisemester I
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus sehingga sering
timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah
membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar
selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat
pada awal kehamilan.
b. Trisemester II
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan pada vesica
urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria
menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trisemester III
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul menyebabkan
penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali.
Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada
ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
8. Sistem Pencernaan
a. Trisemester I
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi lambung dan
aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering
terjadi nausea dan muntah karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-
otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa.
Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.
b. Trisemester II
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian juga dengan
organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan
lebih bermakna pada kehamilan trimester 3.
c. Trisemester III
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos pada organ
digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonussphincter esofagus bagian bawah
menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan
keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi
lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi
akibat penurunan asam lambung.
9. Sistem Persarafan
a. Trisemester I
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi dan
memori selama kehamilan dan masa nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang
memori pada kehamilan tidak terbatas dan seringkali bersifat anekdot.
b. Trisemester II
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan pertama pascapartum,
wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih
sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang.
c. Trisemester III
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait kehamilan
yang terbatas pada trimester tiga.12 Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang
tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang
diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah kelahiran.
10. Sistem Muskuloskeletal
a. Trisemester I
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal. Akibat peningkatan
kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan
ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut
meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.
b. Trisemester II
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian sedikit berkurang.
Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan
pergelangan tangan.
c. Trisemester III
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memiliki bentuk
punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat
mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah
punggung.
11. Sistem Endokrin
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi perubahan
konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen. Pada awal kehamilan, terjadi
peningkatan hormon hCG dari sel-sel trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum
menjadi korpus luteum gravidarum yang memproduksi estrogen dan progesteron.
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus luteum gravidarum
untuk menghasilkan estrogen dan progesteron pun digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua
dan tiga, produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga mencapai
puncaknya pada akhir trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400 g/hari dan
estrogen 20g/hari.
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi sistem organ
termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan progesteron dapat ditemukan pada jaringan
periodontal. Maka dari itu, ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis
penyakit periodontal. Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi
gingiva, mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama
kehamilan. Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan periodontal:
a. Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman saku periodontal.
b. Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi.
c. Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi.
d. Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas gingivalis).
e. Peningkatan sintesis PGE2.
12. Perubahan Payudara
a. Trisemester I
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih
terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola
akan membesar dan cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trisemester II
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental kekuning-
kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai
bersekresi.selama trimester dua.12 Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara
meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria
stria seperti pada abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun,
yakni setelah janin dan plasenta lahir.
c. Trisemester III
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang kental
kekuningan yang disebut Kolostrum.13 Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan
payudara menjadi semakin besar.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin dan Embrio


2.2.1 Pertumbuhan Janin
1. Pertumbuhan Janin Normal
Pertumbuhan janin manusia ditandai dengan pola-pola sekuensial pertumbuhan,
diferensiasi, dan maturasi jaringan sera organ yang ditentukan oleh kemampuan substrat oleh
ibu, transfer substrat melalui plasenta, dan potensi pertumbuhan janin yang dikendalinkan oleh
genom (Cuningham dkk, 2005).
Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan sel yang berurutan (Lin dan
Forgas, 1998). Fase awal hiperplasia terjadi selama 16 minggu pertama dan ditandai oleh
peningkatan jumlah sel secara cepat. Fase kedua, yang berlangsung sampai minggu ke-32,
meliputi hiperplasia dan hipertropi sel. Setelah usia gestasi 32 minggu, pertumbuhan janin
berlangsung melalui hipertrofi sel dan pada fase inilah sebagian besar deposisi lemak dan
glikogen terjadi. Laju pertumbuhan janin yang setara selama tiga fase pertumbuhan sel ini adalah
dari 5 g/hari pada usia 15 minggu, 15-20 g/hari pada minggu ke-24, dan 30-35 g/hari pada usia
gestasi 34 minggu (Cuningham dkk, 2005).
Meskipun telah banyak faktor yang diduga terlibat pada proses pertumbuhan janin,
mekanisme selular dan molekular sebenarnya untuk pertumbuhan janin yang abnormal tidak
diketahui dengan jelas. Pada kehidupan awal janin penentu utama pertumbuhan adalah genom
janin tersebut, tetapi pada kehamilan lanjut, pengaruh lingkungan, gizi, dan hormonal menjadi
semakin penting.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Janin
Faktor keturunan atau bawaan menentukan cepat pertumbuhan, bentuk janin, diferensiasi
dan fungsi organ-organ yang dibentuk. Akan tetapi makanan yang disalurkan oleh ibunya
melalui plasenta (ari-ari) mempuyai peranan yang sangat penting untuk menunjang potensi
keturunan ini (Pudjiadi, 1990). Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau
sedang hamil muda dapat menyebabkan kematian atau cacat janin. Diferensiasi terjadi pada
trimester pertama hidupnya janin, hingga kekurangan zat tertentu yang sangat dibutuhkan dalam
proses diferensiasi dapat menyebabkan tidak terbentuknya suatu organ dengan sempurna, atau
tidak dapat berlangsungnya kehidupan janin tersebut. Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada
trimester terakhir kehamilan ibu. Maka kekurangan makanan dalam periode tersebut dapat
menghambat pertumbuhannya, hingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang yang kurang
daripada seharusnya.

2.2.2 Perkembangan Janin


Perkembangan janin sejak fertilisasi sampai aterm melalui beberapa tahap. Zigot >>
blastomer >> morula >> blastula >> grastula >> embrioblast >> fetus.
Gambar 1
Setelah fertilisasi dan terbentuk zigot, zigot masih berada di dalam ampula karena ada
kontriksi antara ampula dan kanal oviduk sisanya. Hal tersebut terjadi dalam tiga hingga emapt
hari pertama. Selama berada dalam ampula, zigot terus melakukan pembelahan sel secara mitosis
mebnetuk morula. Sementara itu peningkatan progesteron yang dihasilkan korpus luteum
menstimulasi pelepasan glikogen dari endometrium ke lumen saluran reproduksi sebagrai
sumber energi awal embrio. Nutrisi yang terkandung dalam sitoplasma ovum hanya cukupuntuk
sehari. Konsentrasi nutrisi yang disekresikan lebih banyak di ampula daripada di lumen uterina.
Setelah empat hari kadar progesteron telah cukup untuk merelaksasikan oviduk sehingga
morula bisa menuju uteri melalui gerakan peristaltik dan aktivitas silia. Keterlambatan zigot
untuk sampai pada uteri ini sangat penting agar lumen uteri sudah mengakumulasikan nutrisi
yang cukup untuk mendukung implantasi embrio. Jika tiba terlalu awal, morula bisa mati.
Implantasi baru terjadi pada hari ke tujuh. Sebelum itu, zigot masih bebas dalam rongga
uteri selama tiga hingga empat hari sambil melanjutkan pembelahan. Apabila endometrium
sudah cocok untuk implantasi, morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi serta
berdiferensiasi menjadi blastokis yang dapat berimplantasi. Blastokis merupakan bola berongga
berlapis tunggal yang dikelilingi oleh 50 sel. Di dalamnya terdapat massa padat sel bersama
dalam satu sisi. Massa padat tersebut merupakan inner cell mass yang aan berkembang menjadi
fetus. Bagian lain berperan dalam menyokong kehidupan embrio yang sedang berkembang di
dalam uterus.
Lapisan terluar blastokis, tropoblas melakukan implantasi yang mana nanti akan
berkembang menjadi plasenta bagian fetus. Setelah siap berimplantasi permukaan blastokis
menjadi lengket. Sementara endometrium telah siap dan menjadi lebih adesif dengan
peningkatan cell adhesion molecules (CAMs).
Saat berkontak dengan endometrium, sel tropoblas melepaskan enzim pencerna protein
yang memungkinkan sel sel tropoblas melakukan penetrasi ke dalam endometrium. Selain
membuat lubang yang penting untuk implantasi, pemecahan dinding endometrium yang kaya
nutrisi juga penting untuk sumber bahan bakaar dan bahan baku metabolisme. Selanjutnya,
membran plasma tropoblas berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat yang nantinya
menjadi plasenta bagian fetal.
Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi pada tempat implantasi disebut desidua.
Melalui respon terhadap cairan kimia yang dilepaskan oleh blastokis, sel endometrium
mensekresikan prostaglandin secara lokal menyebabkan peningkatan vaskularisasi, edema dan
peningkatan penyimpanan nutrisi. Saat implantasi selesai, seluruh blastokis terbeanm ke dalam
endometrium san del tropoblas terus mencerna sel desidua disekitarnya untuk menyediakan
energi bagi embrio sampai plasenta terbentuk.

Berikut perkembanan janin sesuai rentang minggu:


1. Minggu Ke-1
Pembuahan terjadi di bagian luar saluran telur, ketika sebuah sel sperma menembus kulit (zona
pellusida) sel telur menembus kulit. Ekor sel sperma tersangkut di luar telur dan terlepas,
sehingga kepala sel mani dapat bergerak bebas di dalam sel telur. Bagian dari kepala sperma
disebut inti dan mengandung benang-benang informasi yang diperlukan untuk membentuk
manusia baru. Ini adalah langkah pertama pembentukan manusia baru yang mempunyai sifat
gabungan antara ayah dan ibu. Dalam waktu 8-24 jam dimulai pembelahan segmentasi Pada hari
ke 4 blastula memasuki endometrium, zona pelusida lenyap. Pada hari ke 6 blastula mulai
berimplantasi (tahap menggali).
2. Minggu Ke-2
Tahapan pada minggu kedua adalah dimulainya implantasi Pada hari ke 8 setengah blastula
tertanam di endometrium Pada hari ke 9 : blastokista semakin terbenam dan ditutupi oleh bekuan
fibrin, sinsitiotropoblas berubah menjadi kubah/cekungan yang akan menyatu dengan pembuluh
darah Ibu da berisi darah Ibu, dengan ukuran sebesar kepala peniti Pada hari ke 11 dan 12 selesai
mengadakan implantasi dalam stroma, sudah terjadi sirkulasi uteroplasenter
3. Minggu Ke-3
Pada minggu ini embrio sudah terbentuk seperti:
a. Rongga amnion.
b. Kantung kuning telur utama.
c. Amnion.
d. Kantung kuning telur primer.
e. Lempeng embrionik.
f. Badan penghubung amnion.
4. Minggu Ke-4
Kini bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (HCG) sehingga apabila
melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Pada tahap ini terjadi pembentukan:
a. Migrasi selsel dari lapisan primitif.
b. Lempeng saraf.
c. Otak.
d. Lekuk saraf.
e. Kelenjar thyroid mulai berkembang.
f. Badan penghubung.
5. Minggu Ke-5
Pada minggu ini, panjang janin sekitar 1,27 mm. Sistem saraf pusat, otot, dan tulang mulai
dibentuk. Begitu pula dengan kerangka. Selain itu terbentuk juga :
a. Jantung mulai berdetak.
b. Fusi lapisan saraf.
c. Munculnya mata dan telinga.
d. Bakal tungkai bagian atas.
e. Otak bagian depan.
f. Lengkung brachial.
g. Tulang telinga
6. Minggu Ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf
sepanjang punggung bayi talah menutup. Meski belum bisa mendengar, jantung bayi mulai
berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernapasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil
yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. Rongga matanya sudah
terbentuk. Kepalanya seperti kepala reptilia dan mempunyai ekor.
7. Minggu Ke-7
Akhir minggu ke tujuh, panjangnya sekitar 5-23 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji
kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil.
Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang
terdapat di dalam paru-paru. Terjadi pula :
a. Pertemuan rongga mulut dan hidung.
b. Telinga.
c. Mata.
d. Lempeng kaki.
e. Bibir dan hidung terbentuk.
f. Jari-jari tangan mulai terbentuk.
8. Minggu Ke-8
Saat ini janin sudah mulai memperlihatkan bentuknya sebagai manusia. Panjangnya 2,5 cm.
Kepala besar dibandingkan tubuhnya. Mata dan telinga mulai terbentuk. Mata tertutup kelopak
mata, dantetap tertutup sampai minggu ke-24. Mulai terbentuk lengan dan kaki dengan jari-jari
kecil dan tumit yang mengarah keluar. Tungkai bagian atas memanjang dan menekuk pada
bagian siku. Saat ini semua organ utama dari tubuh sudah terbentuk, jantung berdetak dengan
kuat, darah beredar melalui pembuluh-pembuluhnya, pencernaan aktif dan ginjal mulai
berfungsi. Dahi membesar, genetalia eksterna belum menunjukan jenis kelamin tapi sudah mulai
berdeferensiasi san anus sudah terbentuk. Satu-satunya perubahan dalam organ sejak saat ini
adalah bertambahnya ukuran dan kecanggihan fungsi-fungsi tubuh sang bayi.

9. Minggu Ke-9
Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya 4 gram. Pada minggu ini telinga bagian
luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai
tampak. Ia mulai bergerak walaupun tidak bisa merasakannya. Dengan Dopler, bisa didengar
detak jantungnya.
10. Minggu Ke-10
Pada minggu ini mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang mencapai 32-43 mm
dengan berat 7 gram. Wajah mulai menunjukan raut muka, letak telinga masih lebih rendah dari
posisi normal. Alat kelamin eksternal mulai terbentu Perempuan (klitoris, labia mayor, labia
minor) laki-laki (Glan penis, skrotum). Sudah mnunjukan karakteristik perempuan atau laki-laki
tapi belum terbentuk sempurna. Pertumbuhan sel otak meningkat dengan cepat, hapir 250.000 sel
saraf baru diproduksi setiap menit sehingga proporsi kepala lebih besar daripada tubuh. Tulang
sudah menggantikan kartilago. Diafragma memisahkan jantung dan paru-paru dari perut. Otot
leher terbentuk.

11. Minggu Ke-11


Jari-jari kecil bayi sedang bertumbuh dengan kukunya, selaput pelangi mata janin juga sedang
berkembang. Folikel-folikel rambut dan gigi sudah terbentuk. Bayi sudah dapat menelan cairan
amnion dan mengeluarkan kembali (kencing).
12. Minggu Ke-12
Panjang janin sekitar 6,5 cm dan beratnya 18 gram. Kepala bayi menjadi lebiih bulat dan wajah
telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan jaki terbentuk dan kuku mulai tunbuh. Janin
mulai menggerak-gerakan tungkai dan lengannya.uri mulai tumbuh sekitar 6 kali berat janin.
13. Minggu Ke-13
Minggu ke 13 Panjang janin sekitar 7,5 cm dengan trakea, paru-paru, pankreas, dan usus
berkembang ke fungsi terakhir. Pita suara mulai terbentuk dan tunas gigi muncul dengan 20 gigi
bayi. Pada minggu ini jari tangan, telapak kaki mulai terlihat.
14. Minggu Ke-14
Pada minggu ini organ seks bayi dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Denyut
jantung bayi berdetak kuat 2x lebih cepat dari Ibu. Janin sudahdapat memberi respon terhadap
dunia luar rahim Ibu, janin mungkin akan bergerak bila perut diusap tapi Ibu mungkin belum
dapat merasakannya.
15. Minggu Ke-15
Bayi sudah mulai dapat mendengarkan Ibu, mendengarkan denyut jantung Ibu, suara perut Ibu,
juga suara Ibu. Sekarang janin sudah mulai mempunyai rambut di kepalanya, juga bulu mata dan
alis. Ukurannya sekarang 114 gram dengan panjang 15 cm.
16. Minggu Ke-16
Otot janin sudah berkembang dan menjadi kuat. Gerakannya semakin aktif. Mulai menghisap ibu
jarinya, menguap, meregangkan tubuhnya, sudah menelan kencing dan cengukan. Pada minggu
ini jika sinar terang diletakkan diperut janin akan mengerakkan tangan dan matanya.

17. Minggu Ke-17


Masih banyak ruang dalam rahim, bayi akan bergerak merasakan sekitarnya. Kulit janin
berkembang dan transparan. Terlihat merah sebab pembuluh darah masih terlihat jelas.
18. Minggu Ke-18
Sekarang janin sudah dapat mendengarkan suara daluat tubuh Ibu, janina akan bergerak atau
melompat ketika mendengarkan suara keras. Otot bayi sudah dapat berkontraksi dan relaks, byi
sudah dapat mendengar atau meninju. Bergerak sangat aktif, dalam minggu ini mungkin Ibu
sudah dapat merasakan gerakan putarannya untuk pertama kali. Pergerakan janin lebih kuat dan
dinding uterus yang lebih tipis menghasilkan pengalaman quickening pada Ibu.
19. Minggu Ke-19
Pada minggu ini panjang janin sekitar 16,5 cm dengan berat 226 gram. Tubuh janin diselimuti
vernik caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Pada minggu ini sistem
saraf semakin sempurna, yakni dengan diproduksinya cairan serebrosspinalis yang mestinya
bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
20. Minggu Ke-20
Otot janin semakin kuat tiap minggu. Jika Ibu masih belum bisa merasak gerakannya, Ibu akan
merasakannya sekarang. Ibu mungkin salah mengartikan gerakannya pertama kali sebagai angin,
karena terasa seperti letupan gelembung-gelembung didalam. Bayi akan bergerak sekitar 200 kali
sehari, tapi Ibu akan merasakan sedikit dari semua gerakan.

21. Minggu Ke-21


Panjangnya sekitar 28 cm. Ibu akan merasakan lebih banyak gerakan karena bayi makin aktif.
22. Minggu Ke-22
Bayi akan sadar akan lingkungannya dan bayi akam merasa tenang ketika mendengarkan suara
dan sentuhan diperut. Tubuh bayi mulai memproduksi sel darah putih. Ini penting untuk bayi
dalam melawan penyakit dan infeksi.
23. Minggu Ke-23
Panjangnya sekitar 23 cm. Sekarang ukuran kepalanya sudah sesuai dengan tubuhnya. Saat ini
janin terlihat sama seperti akan lahir nanti tapi lebih kecil dan kurus saat ini. Ibu dapat
mendengarkan detak jantung janin dengan stetoskop. Pertumbuhan otak sangat cepat.
24. Minggu Ke-24
Pendengaran janin sudah terbentuk sempurna. Janin akan bergerak dengan suara musik dari luar.
Janin membentuk pola kapan saat tidur dan kapan saat bangun, Ibu akan merasakan dengan suatu
saat janin akan bergerak terus, dan saat lain tidak. Pertumbuhan uri menjadi lambat, sementara
sang janin meningkat. Pertumbuhan rambut terlihat jelas, seluruh tubuh janin dilapisi dengan
lanugo yak ni rambut halus, alis, bulu mata dan rambut kepala mulai muncul. Ukuran kepala
lebih besar dibanding begian tubuh yang lain dan kulit berkerut, bening dan kemerahan memberi
penampilan tua pada janin, yang juga kurus dan tidak berlemak. Darah kapiler dam mioglobin
merah pada otot terlihat melalui kulit. Pada janin bakal gigi permanen telah muncul, janin masih
memiliki ruang dalam uterus, berubah posisi, dapat melakukan gerakan seperti menghisap dan
menangis, tangan mulai membentuk kepalan dan pegangan, lemak coklat yang merupakan
sumber energi, produsi panas dan pengaturan panas pada janin uang baru lahir juga mulai
terbentuk. Berat badan kurang lebih 1,25 pon.

25. Minggu Ke-25


Janin mulai berlatih bernapas dengan menghirup dan mneghembuskan cairan amnion, yang mana
kadang membuat bayi cegukan dan Ibu akan dapat merasakannya juga. Lemak sudah tersimpan
dan kontur mulai membulat, namun janin masih terlihat kurus dan masih tampak tua dan
berkerut. Penambahan berat badan membuat tubuh lebih proporsional pada akhir bulan.
26. Minggu Ke-26
Janin sudah mempunyai lemak dibawah kulit, yang akan membantu mengontrol suhu tubuhnya
pada saat lahir. Wajah dan tubuhnya secara umum akan telihat janin saat lahir. Panjangnya
sekitar 28-32 cm dengan berat sekitar 680 gram. Surfaktan sudah dihasilkan. Rambut kepala
semakin panjang, gerakan menghisap lebih kuat, kuku mulai terlihat.
27. Minggu Ke-27
Matanya sudah terbuka dan melihat sekelilingnya untuk pertama kalinya. Janin terlihat sepertu
bernapas tetapi sebenarnya janin mengambil air bukan udara. Ini merupaka latihan yang baik
untuk paru-parunya.
28. Minggu Ke-28
Pada janin laki-laki testis akan turun ke kantung skrotum. Jaringan otak berkembang. Sekarang
janin dapat bermimpi. Sekarang rahim mencapai 4 jari di atas tali pusat Ibu. Panjangnya sekitar
38 cm dan beratnya mencapai 1000 gram.

29. Minggu Ke-29


Janin saat ini mempersiapkan diri seperti posisi lahir dengan kepala kearah bawah. Jaringan
lemak terus terbentuk. Pada pemeriksaan luar/palpasi mulai teraba kepala bokong jelas.
30. Minggu Ke-30
Kepala janin sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mengalami tekanan di bagian
diafragma dan perut. Sekarang bobot janin sekitar 1700 gram dan panjangnya 40 cm. Simpanan
lemak mulai memperhalus kerutan. Tubuh janin mulai terisi lemak dan tidak tapmpak terlalu
kurus. Vernik caseosa tebal menutupi seluruh tubuh janin, rambut kepala terus bertumbuh dan
lanugo benyak sekali kecuali wajah, kuku jari mulai tumbuh mencapai ujungnya, janin memiliki
kendali terhadap gerak pernapasan dan mata terbuka dan reflek cahaya terhadap pupil muncul
pada akhir bulan. Ukuran kepala bokong 28 cm.
31. Minggu Ke-31
Janin makin bertumbuh besar, maka ruangan rahim menjadi lebih sedikit, janin akan berkurang
pergerakannya. Janin kemungkinan dalam posisi melengkung dengan badan dengkul dilipat,
dagu di dadanyadan tangan dan kaki menyilang. Janin sudah hampir sepenuhnya berkembang.
Kulit janin sudah halus dan tubuhnya montok. Apabila terbangun matanya terbuka dan ia dapat
membedakan antara terang dan gelap.
32. Minggu Ke-32
Janin berada dalam posisi kepala di bawah sampai nanti lahir. Janin akan tetap menendang,
gerakan rata-rata sehari meningkat 375 perhari, tapi anda tidak akan merasakn semuanya. 10
gerakan sehari sudah normal. Panjang janin sekitar 43 cm dan beratnya mencapai sekitar 1800
gram. Paru-paru berkembang dan dapat mendukung kehidupannya.

33. Minggu Ke-33


Ibu akan makin merasakan gerakan janin karena mengisi hampir seluruh ruang rahim. Gerakan
menjadi aktig suatu waktu yang membuat Ibu tidak nyaman, terutama ketika kakinya dibawah
tulang rusuk Ibu. Janin memiliki seluruh rambutnya pada minggu ini.
34. Minggu Ke-34
Pertumbuhan terutama pada otak dalam minggu ini. Semua sistem tubuh sudah terbentuk
sempurna, walaupun paru-paru masih tetap belum matang. Janin memberi respon terhadap suara
yang familiar.
35. Minggu Ke-35
Janin terus menambah cadangan lemak bawah kulit kepalanya. Kepala janin sudah mulai
memasuki panggul.
36. Minggu Ke-36
Panjang janin mencapai 46 cm, berat 2500 gram. Janin menambah berat badan cukup banyak,
700 gram. Hal ini disebabkan lemak telah bertumpuk di bawah kulit dan sekitar bahu. Mulai dari
minggu ini janin sudah mempunyai ukuran dan kematangan yang siap untuk lahir. Jika janin
lahir pada minggu ini janin lahir prematur tetapi akan baik saja. Pada bulan terakhir kehamilan
ini janin akan mendapat antibody dari Ibunya seperti campak.
37. Minggu Ke-37
Janin akan terus berlatih untuk menggerakkan paru-parunya, karena janin akan bernafas setelah
dilahirkan. Jika posisi kepala janin dibawah maka kemungkinan kepala sudah memasuki panggul
Ibu.
38. Minggu Ke-38
Reflek janin sudah terkoordinasi, janin sudah dapat mengedipkan mata, menggerakkan kepala,
memegang, dan merespon suara, sentuhan, dan cahaya. Janin sudah dapat membedakan antara
terang dan gelap.
39. Minggu Ke-39-40
Sekarang kehamilan telah mencapai periode penuh. Panjang janin sekitar 50 cm dan berat
mencapai 3300 gram. Bayi laki-laki sekitar 100 gram lebih berat dari bayi perempuan. Bulan ini
merupakan sentuhan akhir yang penting. Pertubuhan dan perkembangan utuh telah tercalpai
janin bulat sempurnal, dada dan kelenjar payudara menonjol, perkembangan jenis kelamin
sempurna. Lanugo menghilang hampir diseluruh tubuh, kuku mengeras dan warna kulit
bervariasi tanpa menghiraukan ras. Tali pusat telah melakukan tugasnya dengan sempurna
panjang normal 50-65 cm. Panjang kepala bokong 36 cm. Berat badan tergantung pada sejumlah
variabel, rata-rata 7,5 pon.
2.2.3 Fisiologi Janin
1. Sistem Kardiovascular
Jantung mulai berdenyut pada usia 4-5 minggu. Volume darah fetoplasental saat aterm adalah
120ml/kg (jumlah sekitar 420 ml)
2. Darah Janin
Lokasi hematopoiesis berubah sejalan dengan usia gestasi. Hb darah janin meningkat sampai
tingkat dewasa sebanyak 15 g/dl pada pertengahan kehamilandan meningkat 168 g/dl pada saat
aterm. Hematokrit janin rata- rata 50%.
3. Sistem Respirasi
Pergerakan dada janin dapat dideteksi pada usia 11 minggu. Kemampuan janin untuk menghirup
cairan amnion kedalam paru pada usia 16-22 minggu tampaknya penting bagi perkembangan
paru normal. Hipoplasia paru mungkin terjadi jika gerakan ini tidak ada.
4. Sistem Gastrointestinal
Intestinum tenue mampu melakukan peristaltik pada usia 11 minggu, pada usia 16 minggu bayi
sudah dapat menelan. Hati janin menyerap obat dengan cepat tetapi memetabolismenya fengan
lambat karena jalur hepatik untuk detoksifikasi obat berjalan dengan lambat sampai akhir masa
janin. Trimester akhir, hati menyimpan sejumlah besar glikogen dan jalur enzim bertanggung
jawab atas sintesis glukosa matang.
5. Sistem urogenital
Pengeluaran urin janin dimulai di masa awal kehamilan ,dan urin janin merupakan cairan utama
amnion, terutama setelah usia 16 minggu. Fungsi ginjal berjalan dengan lambat.
6. Sistem Saraf
Perkembangan saraf terus berlanjut sepanjang kehamilan. Perkembangan saraf memerlukan
stimulasi hormon tiroid yang normal. Janin mampu mempresepsikan suara pada usia 24-26
minggu.
7. Sistem Imun
IgG pada janin hampir seluruhnya berasal dari ibu. Transport IgG ini diperantai oleh reseptor
dari ibu ke janin dimulai pada minggu ke 16, tetapi sejumlah besar IgG diperoleh dalam 4
minggu terakhir.
8. Sistem Endokrin
Oksitosin maupun vasopresin di skeresi oleh neurohipofisis janin pada usia 10-12 minggu. Tiroid
janin mulai berkerja pada usia 12 minggu. Hormon tiroid janin dari ibu sangat sedikit.

2.2.4 Perilaku Janin dalam Uterus


Sejalan dengan kemajuan kehamilan, janin menjadi mampu melakukan perilaku yang
semakin kompleks, yang dapat dideteksi di dalam uterus dengan menggunakan teknik sonografi.
Pada minggu kedelapan, pergerakan batang tubuh dapat di amati ; ekstremitas mulai bergerak
satu minggu kemudian. Ceguka atau (simultus) adalah kejadian lazim yang dapat disadari ibu
pada kesekitar minggu ke Sembilan. Pada minggu kesebelas, ada pergerakan dada janin, dan
segera sesudah itu, janin menjadi mampu menggerakan cairan amnion untuk masuk dan keluar
saluran pernafasan- “pernapasan” janin intrauterin. Janin sebenarnya menelan cairan amnion dan,
karena papil mengacak sudah terbentuk, iya benar-benar dapat bereaksi terhadap zat yang
dimasukan kedalam cairan amnion, yang ditelan oleh janin saat berusia tujuh bulan. Telinga
dalam dan telinga tengah terbentuk dengan baik pada pertengahan kehamilan, dan janin mampu
bereaksi terhadap suara yang mengejutkan dengan pergerakan aktif saat berusia 24 minggu.
1. Sirkulasi janin
Sirkulasi janin berada dari aliran darah ekstrauterin dalam beberapa hal. Janin menerima oksigen
dan mengekresikan karbondioksida melalui plasenta karena paru-parunya tidak berfungsi sebagai
organ pertukaran gas di dalam uterus. Sirkulasi janin berisi beberapa pembuluh darah khusus
[“jalan pintas (bypases) “atau “jalan memutar (ditorus) “ ] yang memintas darah di sekeliling
paru, dengan hanya sejumlah kecil darah yang bersikulasi ke paru untuk memberikan nutrisi.
Aliran darah teroksigenasi naik ke tali pusat melalui vena umbilikalis dan melewati vena cava
inferior; pada perjalanan menuju vena cava inferior, sebgai darah yang teroksigenasi mengalir
menuju hati, tetapi banyak di antaranya melalui struktur janin yang khusus, duktus venosus, yang
menghubungkan vena umbilikalis dan vena cava inferior. Hati besar secara proporsional pada
bayi baru lahur karena hati menerima suplai darah yang baru di fitalisasi secara langsung dari
vena umbikalis. Aliran darah dalam sirkulasi umbilical di perkirakan sekitar 125 ml/kg berat
badan atau sekitar 500ml/menit. Pada rata-rata janin cukup bulan (scott ete al. ,1994).
Dari vena cava inferior, darah mengalir ke dalam atrium kanan dan secara langsung menuju
atrium kiri melalui struktur janin yang khusus, faromen ovale. Darah kemudian mengalir ke
ventrikel kiri dan keluar ke aorta. Darah yang bersikulasi ke tangan dan kepala kembali melalui
vena cafa superior ke atrium kanan lagi, tetapi tidak melalui foramen ovale seperti sebelumnya,
aliran darah dibelokkan ke bawah menuju fentrikel kanan dan melalui arteri pulmonalis. Sebgian
aliran darah menuju paru-paru (tujuan hanya untuk nutrisi), tetapi sebgaian besar menuju aorta
desenden melalui duktus arteriosus.
Darah di aorta, dengan pengecualian darah yang menuju kepala dan ekstremitas atas, mengalir ke
bawah untuk menyuplai batang tubuh dan ekstremitas bawah. Sebagian besar darah ini
menemukan jalan melalui arteri iliaka iterna, arteri hipogastrika dan kembali melalui arteri
umbilikalis ke plasenta, tempat darah kembali teroksigenasi; namun, sejumlah kecil darah
kembali melewati vena cafa asenden untuk bercampur dengan darah segar dari vena umbilicalis
dan kembali memutar ke seluruh tubuh.
2. Perubahan sirkulasi saat lahir
Sirkulasi janin diatur sehingga aliran darah ke plasenta melalui arteri umbilikalis dan kembali
melalui vena umbilikalis menjadi mungkin sampai pada saat kelahiran, tetapi sirkulasi tersebut
terhenti seluruhnya waktu bayi bernapas dan mulai mengambil oksigen secara langsung dari
paru-parunya sendiri. Selama kehidupan intrauterin, sirkulasi darah melalui paru adalah untuk
memberi nutrisi ke paru dan bukan untuk tujuan untuk mendapatkan oksigen.
Dalam transisi kekehidupan ekstra utrein, alur sirkulasi bayi baru lahir menjadi dapat di
bandingkan dengan alur sirkulasi pada individu dewasa. Darah vena bersikulasi dari dua vena
cava ke atrium kanan jantung, ke ventrikel kanan, dan melalui arteri pulmonalis, ke paru-paru,
tempat darah tersebut melepaskan produk zat sisanya dan menerima suplai oksigen segar.
Setelah oksigennasi, darah arteri mengalir dari melalui paru-paru,melalui vena pulmonalis ke
atrium kiri, ke ventrikel kiri dan keluar melalui aorta; darah kemudian didistribusukan melalui ke
kapiler ke seluruh bagian tubuh dan akhirnya di kumpulkan sebagai darah vena pada vena cava
dan bersirkulasi kembali ke atrium kanan.
3. Alur sirkulasi setelah lahir
Perubahan utama pada sirkulasi saat lahir adalah, pertama, hilangnya sejumlah besar darah yang
mengalir melalu plasenta, yang diperkirakan menggandakan tahanan vascular sistemik saat lahir
(Guyton, 1991). Hal ini meningkatkan tekanan aorta dan tekanan di ventrikel kiri dan atrium kiri.
Kedua, tahanan vaskuler sangat menurun, akibat ekspansi paru. Perubahan ini mengubah
karakter darah dalam banyak pembuluh darah dan membuat banyak pembuluh darah ini menjadi
tidak berguna. Arteri umbilikalis di dalam tubuh bayi menjadi terisi oleh bekuan darah dan pada
akhirnya diubah menjadi korda fibrosa. Setelah oklusi pembuluh darah, vena umbilikalis di
dalam tubuh menjadi ligamentum teres hepatis. Sesudah tali pusat di ikat dan di potong,
sejumlah besar darah di kembalikan jantung dan paru-paru, yang berfungsi, menyebabkan
tekanan yang sama pada kedua atrium. Tekanan ini menyebabkan foramen ovale menutup.
Foramen ovale tetap tertutup dan akhirnya menghilang, dan duktus arteriosus dan duktus
venosus berkerut dan diubah menjadi korda fibrosa atau ligament dalam dua atau tiga bulan.
Penutupan seketika foramen ovale mengubah seluruh rangkaian aliran darah dan mengubah
sirkulasi janin menjadi sirkulasi tipe individu dewasa.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki laki
(Fertilisasi). Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara
pembelahan sel secara besar besaran) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung
setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar lawan jenis, meskipun tidak semua
hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.
Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester pertama (3 bulan
pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang yang cepat bagi bayi.
Kehamilan biasanya berlangsung selama 40 minggu, mulai dari hari pertama periode terakhir menstruasi wanita
yang berarti bahwa itu mencakup dua minggu sebelum ovulasi dan konsepsi terjadi.
Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu, yang kedua dari 13 sampai akhir 27
minggu, dan ketiga 28-40 minggu. Trimester pertama merupakan saat perubahan besar dalam
tubuh seorang wanita, dan akan mengalami perubahan dengan cara yang unik. Trimester pertama dapat
membawa peningkatan energi dan rasa kesejahteraan. Beberapa wanita mungkin merasa lelah
dan emosional. Selama tubuh mengalami perubahan, wanita mungkin perlu membuat perubahan ke
rutinitas sehari-hari, seperti pergi ke tempat tidur lebih awal atau sering makan, makanan kecil.
Untungnya, sebagian besar ketidaknyamanan tersebutakan hilang selama kehamilan berlangsung.
Dan sebagian perempuan bahkan mungkin tidak merasakan adanya ketidaknyamanan semua ini.

3.2 Saran
Dalam proses dan masa kehamilan tentunya diperlukan perhatian yang cukup intensif guna
memperlancar dan meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan,untuk itu ibu seharusnya lebih
menjaga dan mempertahankan asupan nutrisi pada saat masa kehamilan dan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan baik untuk ibu ataupun janin.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2012. “Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4”. Jakarta:EGC.
Arif, (et.all). 2007. “Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3”. Jakarta : Media Aesculapius.
Griffin Koniak, Martin, Reeder. 2011. “Volume 1 Keperawatan Maternitas”. Jakarta: EGC.

Copyright © 2012 · Designed by studiopress · Converted by blogtipsntricks

Copyright © 2018 S1-A 2012 | Powered by Blogger


Design by FThemes | Blogger

November 14, 2013


Proses Perkembangan Embrio
 Tinggalkan komentar

1 Vote

Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel
ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang
disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan
dan perkembangan menjadi embrio.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :

1.Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang
diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
2.Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote
akan melakukan pembelahan sel (cleavage)
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara
satu dengan sel yang lain adalah rapat.

Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.

Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan.

Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.


Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai
lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.

Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam
hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.

Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan
endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata
dan semua Vertebrata.

Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm.
Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.

Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

* Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia).
Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :

a.Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut
dan alat indera.

b.Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan
ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

c.Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi
seperti pulmo.

Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada
makhluk hidup.

Contohnya :
a.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak
mata.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia


Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan
tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang
sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin,
yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.

HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi
berlanjut.

Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :

1.Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban.
Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.

2.Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan
dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.

3.Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap.
Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat
sisa dan CO2.

4.Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya
pembuluhdarah yang pertama.

Tahapan perkembangan pada masa embrio


Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem
saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.

Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio
berukuran 4 cm.

Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio
mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram
dengan panjang 14 cm.

Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang.
Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).

Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)

Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.

Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah,
seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.

Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.

Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates


NewBloggerThemes.com

Anda mungkin juga menyukai