Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FRENJI AFRITA

NPM : 1102011109

Anastesi umum adalah bentuk anastesi yang paling sering digunakan atau dipraktikan yang
dapat sesuai dengan jumlah terbesar pembedahan. Karena dengan anatesi ini jalan nafas
dapat terus dipertahankan dan nafas dapat dikontrol.

1. Persiapan pra anastesi  salah satu hal yang penting dalam tindakan anastesi adalah
kunjungan praanastesi pada pasien yang akan menjalani anatesi dan pembedahan
baik elektif dan darurat mutlak harus dilakukan untuk keberhasilan tindakan
tersebut.
Macam macam teknik anastesi
 Open
 Semi open
 Semi closed
 Closed
2. Menentukan status fisik penderita dengan klasifikasi ASA
 ASA 1  pasien dalam keadaan sehat kelianan bedah terlokalisir tanpa
kelainan faal,bikiomia dan psikitrik
 ASA 2 pasien dengan kelianan sistemik ringan sampai sedang karena
penyakit bedah maupun proses patofisiologi
 ASA 3  pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat sehingga
aktifitas harian terbatas
 ASA 4 pasien dengan sistemik berat yang secara langsung mengancam
kehidupannya.
3. Premedikasi Anastesi
Tujuan premedikasi bukan hanya untuk mempermudah induksi dan menguangi
jumlah obat-obatan yang digunakan tetapi terutama digunakan untuk menenagkan
paien sebagai persiapan anastesi
Obat-obatan yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah
 Golongan hipnotik sedative : barbiturate,benzidiazepin
 analgetik narkotik : morfin, petidin
 neuroleptic :droperidol
 anti kolinergik : atropine

4. obat-obat premedikasi
 sulfas atropine termasuk golongan kolinergik berguna mengurangi sekresi
lender dan mengurangi efek bronkial yang berasal dari perangsangan
parasimpatik akibat obat anastesi. Pada dosis klinik 0,4-0,6mg akan
menimbulkan bradikardi yang disebabkan perangsangan nervus vagus
pada dosis yang lebih besar >2mg akan menghambat nervus vagus sehingga
terjadi takikardi
sedian dalam bentuk sulfat atropine dalam ampul 0.25mg dan 0,50mg
dosis 0,01 mg/kgBB dan 0,1-0,4 mg untuk anak-anak
pemberian secara :IM,IV
 PETHIDIN merupakan derivate fenil piperidin yang efek utamanya defresi
nafas dan efek sentral . absorbs petidin berlangsung baik secara pemberian .
pada pemberian IV kadarnya dalam darah akan turun cepat 1-2 jam
pertama.petidin dimetabolisme dihati dan dikeluarkan lewat ginjal
dosis pada dewasa 50-100mg disuntik IM jika secara IV efek analgesiknya
tercapai dalam waktu 15 menit. Preparat oral dalam tablet 50mg. parenteral
dalam bentuk ampul 50 mg per cc.

5. INDUKSI
 PROPOFOL pemberian dilakukan secara IV 2mg/kgBB
Sediaan ampul atau vial 20 ml tiap ml mengandung 10 mg propofol.
Dosis : 1,5-2 mg/kgBB (anak)
2-2,5 mg/kgBB (DEWASA)
6. Maintenance
Adalah pemeliharaan pemberian obat untuk mempertahankan stadium anastesi
 Isofluran merupakan halogenasi yang pad dosisanaterik menurunkan laju
metabolisme otak terhadap oksigen tetapi meninggikan aliran darah otak dan
tekanan intracranial.
 Dinitrogen oksida merupakan gas yang tidak berbau amid dan tidak iritasi
mempunyai sifat anastesi yang kuran kuat tetapi dapat melalui saluran
induksi dengan cepat.
7. Analgesic
 Ketorolac
Sedian dalam ampul 5mg/5ml
Pemberian IM atau IV

8. Persiapan alat
S : SCOPE  STETOSKOP,laringoskop
T : tubes  pipa trakea
A: airway  pipa mulut dan faring
T: tape  plester
I: introducer  stilet
C:connector  penyambung pipa
S: suction penyedot

MUSCLE RELAXANT
Obat golongan ini menghambat transmisi neuromuscular sehingga menimbulkan
kelumpuhan pada otot rangka , menurut mekanisme kerjanya obat ini dibagi menjadi 2
golongan yaitu obat penghambat secara depolarisasi dan non depolarisasi.

Depolarisasi
Menempati reseptor ach tetapi tidak dihidrolisis oleh kolinestrease
contoh: suksinil kolin dosis 1-2 mg/kgBB
efek samping :
 Peningkatan TIK
 Peningkatan TIO
 Peningkatan tenakan intra gastrik
 Salivasi
 Malignan hipertremi

Non depolarisasi
tidak ada fasikulasi otot
dapat diantagonis oleh antikolineterase
contoh: atrakurium,pankuronium bromide
 artakurium : dosis 0,5-0,6 mg/KgBB/IV
dosis pemelihara 0,1-0,2 mg/kgBB/IV
penawar pelumpuh otot bekerja pada sambunga saraf-otot mencegah asetilkolinesterase
bekerja sehingga asetilkolin dapat bekerja
neotigmin 0,04-0.08 mg/kgBB
piridogstimin 0.1-0.4 mg/KgBB

penawar pelumpuh obat otot bersifat muskarinik menyebabkan


 hipersalivasi
 berkeringat
 bradikardi
 kejang bronkus
 pandangan kabur
pemberian harus disertai obat vagolitik seperti atropine 0.01-0.02 mg/kgBB

Anda mungkin juga menyukai

  • 1.1.1 SK Visi Misi
    1.1.1 SK Visi Misi
    Dokumen4 halaman
    1.1.1 SK Visi Misi
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Morbus Hansen Caca Fix Print
    Case Report Morbus Hansen Caca Fix Print
    Dokumen36 halaman
    Case Report Morbus Hansen Caca Fix Print
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Uklus Dekubitus Caca
    Referat Uklus Dekubitus Caca
    Dokumen24 halaman
    Referat Uklus Dekubitus Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Naskah Roleplay Kelompok 1
    Naskah Roleplay Kelompok 1
    Dokumen2 halaman
    Naskah Roleplay Kelompok 1
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti Koas
    Surat Cuti Koas
    Dokumen1 halaman
    Surat Cuti Koas
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Caca
    Cover Case Caca
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Caca
    Cover Case Caca
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti Koas
    Surat Cuti Koas
    Dokumen1 halaman
    Surat Cuti Koas
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Caca
    Cover Case Caca
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti Koas
    Surat Cuti Koas
    Dokumen1 halaman
    Surat Cuti Koas
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Klp. 3 Fixx Rev. 1
    Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Klp. 3 Fixx Rev. 1
    Dokumen91 halaman
    Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Klp. 3 Fixx Rev. 1
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Roleplay 8:01:2018
    Roleplay 8:01:2018
    Dokumen6 halaman
    Roleplay 8:01:2018
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Ebm Caca
    Ebm Caca
    Dokumen14 halaman
    Ebm Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kulit Caca
    Jurnal Kulit Caca
    Dokumen35 halaman
    Jurnal Kulit Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat