SKIZOFRENIA PARANOID
Disusunoleh :
Arlita Mirza Dian Prastiwi
1102013043
Pembimbing :
I. IDENTITAS PASIEN
1
Alloanamnesis :
Tanggal 14 Januari 2019, pukul 12.00 WIB, dilakukan alloanamnesis di banngsal
nuri dengan ibu pasien.
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke RSJSH diantar oleh keluarganya karena mengamuk dan selalu
curiga dengan orang lain sejak satu hari SMRS.
Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa oleh kedua orang tuanya dengan keluhan
tiba tiba mengamuk dan selalu curiga dengan orang lain sejak satu hari SMRS. Pasien
mengamuk karena masalah di kantornya dengan rekan kantornya dan merasa lebih
emosi. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang memanggil namanya namun tidak
terlihat wujudnya. Pasien mengaku sering mendengar suara- suara tersebut saat sedang
tidur.Pasien juga mengaku menjadi curiga setiap bertemu dengan orang lain seperti
orang lain ingin menyakiti diri pasien.
Keluhan ini bukan merupakan yang pertama bagi pasien keluhan ini menurut
ibu pasien sudah berlangsung sejak 2016 dan kondisi tersebut naik turun. Saat 2016
pasien mengaku merasa lelah dengan dunia perkuliahannya karena terlalu banyak
tugas, pasien merasa sedih dan murung saat itu. Pasien sempat menyendiri saat pasien
merasa lelah dengan tugasnya dan menjadi jarang berkumpul dengan teman temannya.
Pasien mengaku menangis terus menerus karena banyaknya tugas kuliah pasien.
Menurut ibu pasien, pasien suka tiba tiba marah sendiri tanpa alasan kepada orang
tuanya dan orang di sekitar rumahnya.Pasien juga sering marah marah sendiri tanpa
alasan yang jelas. Kemudian orang tua pasien membawa pasien berobat ke alternatif,
namun beberapa bulan kemudian tidak ada perubahan dan pasien mulai suka
mengamuk dengan orang sekitarnya. Setelah itu keluarga membawanya berobat ke
lampung di kampong halaman orang tuanya dan rutin menjalani pengobatan di
lampung. Setelah merasa membaik saat berobat di lampung kemudian keluarga pasien
membawa pasien kembali ke pandeglang dan pasien mulai bekerja menjadi buruh di
suatu pabrik. Keluarga pasien membawa pasien rutin berobat control di RS Siloam
Tangerang namun disana obat pasien diturunkan karena gejala yang ditimbulkan sudah
mulai menurun, tetapi dalam waktu 1,5 tahun yang lalu gejala seperti marah marah
2
sendiri muncul kembali namun hilang juga. Pasien mengatakan minum obat dengan
rutin, pasien mengatakan minum obat 3 jenis yaitu risperidone, hexamer dan devacort.
Saat pasien kemali mengamuk, oleh keluarga pasien langsung dibawa ke RSJSH.
Saat ini pasien bekerja, dan pasien sering mengeluh lelah bekerja di pabrik
tersebut. Sehari-hari dirumah tinggal bersama ayah, ibu dan adiknya. Keseharian pasien
dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya baik, bisa mandi dan melakukan aktivitas
sehari-hari.
Saat ini kondisi pasien sudah tampak lebih tenang karena pasien melanjutkan
terapi obat dan disibukkan dengan kegiatan di RS. Keluhan gangguan tidur saat di
RSJSH sudah sedikit berkurang. nafsu makan baik dan teratur. Pasien menunjukkan
sikap sopan, perilaku yang tenang, dan cukup kooperatif ketika dilakukan wawancara.
Pada saat wawancara pasien menjawab pertanyaan dengan baik dan pasien memiliki
cukup ide.
3
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tingkat
Keparahan Waktu
Gangguan
4
Tidak ada kelainan ataupun keterlambatan dalam perkembangan fisik pasien
sejak pasien masih bayi, kanak-kanak, dan remaja.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikannya mulai dari Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menengah Awal. Kemudian pasien melanjutkan ke kuliah tetapi tidak
selesai hanya sampai semester 2 saja. Pasien juga merupakan anak yang berperilaku
baik di kampus.Tidak pernah ada laporan dari dosen ataupun keluhan mempunyai
masalah dengan teman dikampus.
5. Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2017 hingga saat ini pasien bekerja di sebuah pabrik, namun
pasien mengaku banyak tekanan yang ia dapatkan saaat bekerja disana. Namun
pekerjaan tersebut tetap dijalani olehnya.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
5
Pasien belum menikah dan belum punya anak
E. Riwayat Keluarga
Genogram Keluarga Tn.I
Ny. M
Tn. S
Tn.I Nn.A
6
Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara kandung (1adik perempuan tidak memiliki
gangguan kejiwaan) Ibu kandung pasien dan Ayah kandung pasien masih ada . Ayah dan ibu
pasien tidak memiliki gangguan kejiwaan seperti yang dialami oleh pasien.
STATUS MENTAL
a. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, usia 26 tahun, tampak sesuai dengan usianya, terawat.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : Compos mentis
3. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk di bangsal nuri
b. Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang dan melihat
kearah pemeriksa saat diajak bicara. Tidak ada perlambatan gerakan.
Semua pertanyaan dijawab dengan cukup baik oleh pasien.
c. Sesudah wawancara : Pasien kembali beraktivitas di ruang bansal nuri
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
5. Pembicaraan :
Cara berbicara :Lancar,spontan, volume normal, artikulasi jelas, intonasi
cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
b. Alam Perasaan
1. Mood : Eutim
2. Afek : luas
3. Keserasian : Serasi
7
c. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : auditorik (+)
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada
d. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan
2. Pengetahuan umum :Baik (pasien mengetahui nama presiden Indonesia saat
ini).
3. Kecerdasan : Cukup
4. Konsentrasi : Konsentrasi baik (saat diajak berbicara pasien mampu
langsung menjawab)
5. Perhatian : Perhatian baik (pasien hanya terfokus terhadap
pemeriksa, dan tidak mudah teralihkan dengan kejadiaan didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari).
b. Tempat: Baik (pasien dapat mengetahui dirinya sekarang berada
dimana, diruangan apa).
c. Orang :Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter
muda serta mengenal teman sekamarnya dengan baik dan mengenal
dokter jiwa yang mengobatinya).
7. Daya ingat :
a. Jangka panjang : Baik (pasien mampu mengingat kapan saat
pertama kali melakukan pengobatan 3 tahun yang lalu).
b. Jangka pendek :Baik (pasien mengingat menu makan pagi dan
kegiatan yang dia lakukan di RS)
c. Segera : Baik (Saat diakhir wawancara, pasien dapat
mengingat nama dokter muda).
8. Pikiran abstrak :Baik (Dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan
bentuk lantai ubin dengan jendela).
9. Visuospasial : Baik (dapat menggambar jam beserta angkanya).
10. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien bisa makan, buang air kecil, mandi
dan berpakaian sendiri).
8
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas :Kaya ide
b. Kontinuitas :Koheren
c. Hendaya bahasa :(-)
2. Isi pikir
a. Waham : (-) Tidak ada
b. Preokupasi : (-) Tidak ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
f. Pengendaliam Impuls
Terganggu (saat pemeriksaan)
e. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial :Baik (Pasien tahu cara bertata krama yang baik Pasien
tidak pernah melakukan kekerasan kepada teman-temannya selama di ruangan,
pasien juga bersikap baik kepada perawat dan dokter, dan mengetahui bahwa
mencuri adalah perbuatan yang tidak baik)
2. Uji daya nilai : Baik (pasien tahu menempatkan sesuatu ditempatnya
seperti membuang sampah di tempat sampah).
3. Daya nilai realitas : Terganggu (halusinasi auditorik).
f. Tilikan
Derajat 4 (Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak
diketahui pada diri pasien.
g. Realibilitas
Dapat dipercaya Pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan dan ia yakinkan
10
B. Status Neurologik
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), distonia (-),
tardive diskinesia (-)
V. Penemuan Bermakna
Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa keluarganya karena mengamuk sendiri
dan curiga dengan orang sekitarnya karena masalah di kantornya dengan rekan
kantornya dan merasa lebih emosi. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
memanggil namanya namun tidak terlihat wujudnya. Pasien mengaku sering
mendengar suara- suara tersebut saat sedang tidur.Pasien juga mengaku menjadi curiga
setiap bertemu dengan orang lain seperti orang lain ingin menyakiti diri pasien.
Keluhan ini sudah berlangsung sejak 2016, saat 2016 pasien dibawa oleh orang
tuanya berobat ke alternatif, namun beberapa bulan kemudian tidak ada perubahan dan
pasien mulai suka mengamuk dengan orang sekitarnya. Setelah itu keluarga
membawanya untuk berobat di lampung. Sejak saat itu pasien melakukan rawat jalan
di lampung. Saat pasien kembali ke pandeglang, pasien rawat jalan di RS Siloam
Tangerang dan diberikan obat yang sama namun dosisnya diturunkan. Pasien rutin
untuk kontrol dan minum obat. Namun semenjak dosis obatnya diturunkan, keluhan
seperti mengamuk sendiri dan mendengar bisikan serta curiga dengan orang lain
muncul kembali.
Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan, pasien duduk di kursi menghadap
ke pemeriksa dan ada kontak mata, tidak ada tatapan curiga kepada pemeriksa, pasien
menjawab pertanyaan dengan baik. Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Status
mental pada pemeriksaan didapatkan mood yang eutim, afek yang luas, terdapat
halusinasi auditorik. Saat diwawancara pembicaraan pasien cukup ide dan koheren.
11
Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri
pasien.
Saat ini pasien dirawat diruang Nuri sejak tanggal 4 Januari 2019. Saat
dilakukan follow up, pasien mampu menceritakan riwayat penyakitnya yang dahulu
dengan lebih baik. Pasien juga mampu bersosialisasi dengan orang lain, melakukan
senam, dan dapat merawat dirinya. Keluarga pasien rutin menjenguk 1 minggu sekali.
VI.Evaluasi Multiaksial
Aksis I:Gangguan Klinis dan Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis
Distress Disfungsi
Psikotik
Pasien tidak memiliki trauma pada kepala atau pembedahan kepala, tidak ada riwayat
kejang, tidak ada riwayat infeksi berat, tidak ada riwayat penyakit terntentu yang
berbahaya, tidak ada gangguan kesadaran neurologis Gangguan mental organic
disingkirkan.
Pasien memiliki riwayat konsumsi narkoba, konsumsi alcohol, ataupun zat psikoaktif
lainnya selama hidup Gangguan mental dan prilaku akibat NAPZA.
12
Terdapat gejala-gejala psikotik pada pasien berupa adanya waham paranoid, halusinasi
auditorik. Menurut pedoman diagnostic, pasien memenuhi 2 gejala yang sangat jelas
pada skizofrenia yaitu waham paranoid, dan adanya halusinasi auditorik Gangguan
mental psikotik dibenarkan dan merupakan ciri skizofrenia.
Aksis IV :
Masalah dengan keluarga : Tidak ada
IX. Terapi
1. Medikamentosa
Risperidone 2x2mg
Alasan pemilihan dan pemberian Risperidone karena Risperidone merupakan
salah satu first line treatment pada pasien dengan gejala psikotik. Risoeridone
termasuk golongan obat antagonis reseptor serotonin dan dopamin (SDA) atau
disebut juga antipsikotik generasi kedua atau antipsikotik atipikal. Golongan SDA
memperbaiki dua jenis hendaya yang menjadi ciri khas skizofrenia, yaitu yang
pertama adalah gejala positif seperti halusinasi, waham, pikiran terganggu serta
yang kedua adalah gejala negatif seperti menarik diri, afek datar, anhedonia dan
hendaya kognitif. SDA memiliki resiko gejala ekstrapiramidal yang lebih kecil
apabila dibandingkan dengan obat golongan antagonis reseptor dopamin .
Clozapin 1x25 mg
14
Alasan pemilihan dan pemberian Clozapin termasuk golongan obat antagonis
reseptor serotonin dan dopamin (SDA) atau disebut juga antipsikotik generasi
kedua atau antipsikotik atipikal. Golongan SDA memperbaiki dua jenis hendaya
yang menjadi ciri khas skizofrenia, yaitu yang pertama adalah gejala positif seperti
halusinasi, waham, pikiran terganggu serta yang kedua adalah gejala negatif
seperti menarik diri, afek datar, anhedonia dan hendaya kognitif karena dan
memiliki efek sedasi yang cukup besar
THP 2x2 mg
Alasan pemilihan dan pemberian THP adalah antikolinergik (antagonis selektif
reseptor acetylcolin M1 muscarinic) yang memiliki efek sentral lebih kuat daripada
sentral sehingga dapat mengobati resiko atau efek samping ekstrapiramidal obat
Antipsikotik
Observasi efek samping obat
2. Non Medikamentosa
1. Psikoterapi
Psikoterapi suportif dengan dukungan keluarga
Memotivasi pasien untuk tetap rajin minum obat secara teratur dan memberikan
dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti sebelum sakitdan
menjelaskan kepada pasien apa yang akan terjadi jika obat tidak diminum.
Memotivasi keluarga untuk terus berperan dalam pengawasan pasien,
memberikan pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan
membantu kesembuhan pasien secara optimal.
Memotivasi pasien untuk lebih mau terbuka dengan keluarga tentang masalah-
masalah yang sedang dihadapi.
2. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi kelompok.
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami keadaan
pasien sekarang ini dengan memberikan dukungan.
Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.
15
3. Edukasi
Edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien, rencana tatalaksana dan
perlunya dukungan keluarga sepenuhnya dalam pengobatan pasien baik dalam hal
keteraturan minum obat dan berbagai macam terapi serta kemandirian pasien
untuk merawat dirinya sendiri dan melakukan aktivitas sehari-hari.
X. Prognosis
- Ad vitam : Ad Bonam (tidak ada tanda gangguan mental organic dan
tanda vital dalam batas normal)
- Ad functionam : Dubia ad Bonam (selama pasien meminum obat dengan rutin
dan dosis tepat, gejalanya akan terkontrol)
- Ad sanationam : Dubia ad malam (pasien bisa kambuh kembali apabila pasien
tidak minum obat secara teratur)
XI. FOLLOW UP
TANGGAL S O A P
11 Pasien S: Axis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid -
JANUARI tenang, 36,80C Axis II: Tidak ada Risperidone
2019 afek luas RR: Axis III: Tidak ada 2x2 mg
dan 20x/ Axis IV: Masalah Pekerjaan - Clozapin
terkadang menit Axis V: GAF current :60-51 1x25 mg
masih HR: GAF HLPY : 80-71 - THP 2x2
mendengar 88x/ mg
bisikan menit
saat TD:
sedang 110/80
tidur. mmHg
12 Pasien S: Axis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid Risperidone
JANUARI tenang, 36,80C Axis II: Tidak ada 2x2 mg
2019 afek luas RR: Axis III: Tidak ada - Clozapin
dan sudah 20x/ Axis IV: Masalah Pekerjaan 1x25 mg
tidak menit Axis V: GAF current :60-51 - THP 2x2
mendengar HR: GAF HLPY : 80-71 mg
bisikan 88x/
saat menit
16
sedang TD:
tidur. 110/80
mmHg
14 Pasien S: Axis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid Risperidone
JANUARI tenang, 36,80C Axis II: Tidak ada 2x2 mg
2019 afek luas RR: Axis III: Tidak ada - Clozapin
sudah 20x/ Axis IV: Masalah Pekerjaan 1x25 mg
tidak menit Axis V: GAF current :60-51 - THP 2x2
mendengar HR: GAF HLPY : 80-71 mg
suara 88x/
menit
TD:
110/80
mmHg
17