Anda di halaman 1dari 18

LONG CASE

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusunoleh :
Arlita Mirza Dian Prastiwi
1102013043

Pembimbing :

dr. Galianti Prihandayani,Sp.KJ

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI - JAKARTA
PERIODE DESEMBER 2018 – JANUARI 2019
STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Tn. I


Umur : 26 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pandeglang, Banten
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : Perguruan Tinggi ( tidak tamat)
Agama : Islam
Bangsa/suku : Indonesia
Tanggal masuk RSJSH : Rabu, 4 Januari 2019
Dokter yang merawat : dr. Ismoyowati,Sp.KJ
Ruang rawat : Nuri
Rujukan/Datang dengan : Datang diantar oleh keluarganya

II. RIWAYAT PSIKIARTIK


Autoanamnesis :
 Tanggal 10 Januari 2019, pukul 15.30 WIB, di Ruang bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan.
 Tanggal 11 Januari 2019, pukul 16.00 WIB, di Ruang bangsal Nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan.
 Tanggal 12 Januari 2019, pukul 16.00 WIB, di Ruang bangsal nuri Rumah Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan.
 Tanggal 14 Januari 2019, pukul 12.00 WIB, di Ruang bangsal nuri Rumash Sakit
Jiwa Soeharto Heerdjan.

1
Alloanamnesis :
 Tanggal 14 Januari 2019, pukul 12.00 WIB, dilakukan alloanamnesis di banngsal
nuri dengan ibu pasien.

A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke RSJSH diantar oleh keluarganya karena mengamuk dan selalu
curiga dengan orang lain sejak satu hari SMRS.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa oleh kedua orang tuanya dengan keluhan
tiba tiba mengamuk dan selalu curiga dengan orang lain sejak satu hari SMRS. Pasien
mengamuk karena masalah di kantornya dengan rekan kantornya dan merasa lebih
emosi. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang memanggil namanya namun tidak
terlihat wujudnya. Pasien mengaku sering mendengar suara- suara tersebut saat sedang
tidur.Pasien juga mengaku menjadi curiga setiap bertemu dengan orang lain seperti
orang lain ingin menyakiti diri pasien.
Keluhan ini bukan merupakan yang pertama bagi pasien keluhan ini menurut
ibu pasien sudah berlangsung sejak 2016 dan kondisi tersebut naik turun. Saat 2016
pasien mengaku merasa lelah dengan dunia perkuliahannya karena terlalu banyak
tugas, pasien merasa sedih dan murung saat itu. Pasien sempat menyendiri saat pasien
merasa lelah dengan tugasnya dan menjadi jarang berkumpul dengan teman temannya.
Pasien mengaku menangis terus menerus karena banyaknya tugas kuliah pasien.
Menurut ibu pasien, pasien suka tiba tiba marah sendiri tanpa alasan kepada orang
tuanya dan orang di sekitar rumahnya.Pasien juga sering marah marah sendiri tanpa
alasan yang jelas. Kemudian orang tua pasien membawa pasien berobat ke alternatif,
namun beberapa bulan kemudian tidak ada perubahan dan pasien mulai suka
mengamuk dengan orang sekitarnya. Setelah itu keluarga membawanya berobat ke
lampung di kampong halaman orang tuanya dan rutin menjalani pengobatan di
lampung. Setelah merasa membaik saat berobat di lampung kemudian keluarga pasien
membawa pasien kembali ke pandeglang dan pasien mulai bekerja menjadi buruh di
suatu pabrik. Keluarga pasien membawa pasien rutin berobat control di RS Siloam
Tangerang namun disana obat pasien diturunkan karena gejala yang ditimbulkan sudah
mulai menurun, tetapi dalam waktu 1,5 tahun yang lalu gejala seperti marah marah
2
sendiri muncul kembali namun hilang juga. Pasien mengatakan minum obat dengan
rutin, pasien mengatakan minum obat 3 jenis yaitu risperidone, hexamer dan devacort.
Saat pasien kemali mengamuk, oleh keluarga pasien langsung dibawa ke RSJSH.
Saat ini pasien bekerja, dan pasien sering mengeluh lelah bekerja di pabrik
tersebut. Sehari-hari dirumah tinggal bersama ayah, ibu dan adiknya. Keseharian pasien
dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya baik, bisa mandi dan melakukan aktivitas
sehari-hari.
Saat ini kondisi pasien sudah tampak lebih tenang karena pasien melanjutkan
terapi obat dan disibukkan dengan kegiatan di RS. Keluhan gangguan tidur saat di
RSJSH sudah sedikit berkurang. nafsu makan baik dan teratur. Pasien menunjukkan
sikap sopan, perilaku yang tenang, dan cukup kooperatif ketika dilakukan wawancara.
Pada saat wawancara pasien menjawab pertanyaan dengan baik dan pasien memiliki
cukup ide.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Gejala seperti ini sudah dirasa sejak 3 tahun dengan keluhan mendengar bisikan
memanggil namanya dan mengamuk sendiri. lalu keluarga pasien membawa ke
alternative dan gejala tidak membaik selanjutnya pasien berobat ke lampung dan
keluhan membaik.Kemudian rutin berobat di RS Siloam dengan pemberian obat yang
diturunkan dosisnya. Pasien rutin minum obat dan juga masih melakukan rawat jalan.
Saat pasien dirumah dan keluhan muncul kembali keluarga membawa ke RSJSH.

2. Riwayat Gangguan Medik


Menurut ibunya, sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, kejang
dan epilepsi, tidak memiliki riwayat benturan di kepala atau pembedahan, tidak
memiliki riwayat demam lama atau infeksi, dan riwayat penyakit lainnya.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan alkohol


Menurut sepengetahuan keluarga pasien, Pasien merupakan perokok aktif.
Pasien pernah mengkonsumsi ganja dan alcohol saat sedang bersama dengan teman-
teman kuliahnya.

3
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Tingkat
Keparahan Waktu
Gangguan

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Pasien memiliki satu adik
perempuan dan tinggal dirumah bersama ayah, ibu dan saudaranya. Pasien lahir
secara normal.Tidak ada penyulit apapun saat pasien dilahirkan.

2. Riwayat Perkembangan Fisik :

4
Tidak ada kelainan ataupun keterlambatan dalam perkembangan fisik pasien
sejak pasien masih bayi, kanak-kanak, dan remaja.

3. Riwayat Perkembangan Kepribadian:


a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sama seperti anak lainnya. Proses awal
pembelajaran mulai dari duduk, berdiri, berjalan dan memiliki kemampuan
berinteraksi social yang cukup baik. Pasien merupakan anak yang cukup lincah.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Secara umum perkembangan kepribadian pasien diusia ini cukup baik.
Pasien orang yang pendiam dan pemalu, namun bisa bersosialisasi dengan
teman-teman ataupun lingkungannya dengan baik.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pada saat memasuki usia remaja, pasien orang yang pendiam dan
pemalu dalam bersosialisasi dan berorganisai dengan teman-temannya. Pasien
berteman baik dengan siapa saja dan tidak pernah ada masalah selama
pertemanannya.

4. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikannya mulai dari Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menengah Awal. Kemudian pasien melanjutkan ke kuliah tetapi tidak
selesai hanya sampai semester 2 saja. Pasien juga merupakan anak yang berperilaku
baik di kampus.Tidak pernah ada laporan dari dosen ataupun keluhan mempunyai
masalah dengan teman dikampus.

5. Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2017 hingga saat ini pasien bekerja di sebuah pabrik, namun
pasien mengaku banyak tekanan yang ia dapatkan saaat bekerja disana. Namun
pekerjaan tersebut tetap dijalani olehnya.

6. Riwayat Kehidupan Beragama


Semua keluarga beragama Islam

7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
5
Pasien belum menikah dan belum punya anak

8. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah
berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses
peradilan yang terkait dengan hukum.

E. Riwayat Keluarga
Genogram Keluarga Tn.I

Tidak diketahui Tidak diketahui


penyebab meninggal penyebab meninggal

Ny. M
Tn. S

Tn.I Nn.A

Keluarga yang Meninggal


Pasien Laki-Laki Perempuan tinggal serumah

6
Pasien merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara kandung (1adik perempuan tidak memiliki
gangguan kejiwaan) Ibu kandung pasien dan Ayah kandung pasien masih ada . Ayah dan ibu
pasien tidak memiliki gangguan kejiwaan seperti yang dialami oleh pasien.

F. KEHIDUPAN SOSIOEKONOMI SEKARANG


Pasien saat ini tinggal di rumah ayah ibu dan bersama saudaranya, Sumber
perekonomian pasien berasal dari ayah kandung pasien dan pasien sendiri. Hubungan pasien
dengan anggota keluarga baik.

STATUS MENTAL
a. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, usia 26 tahun, tampak sesuai dengan usianya, terawat.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : Compos mentis
3. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien sedang duduk di bangsal nuri
b. Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang dan melihat
kearah pemeriksa saat diajak bicara. Tidak ada perlambatan gerakan.
Semua pertanyaan dijawab dengan cukup baik oleh pasien.
c. Sesudah wawancara : Pasien kembali beraktivitas di ruang bansal nuri
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
5. Pembicaraan :
 Cara berbicara :Lancar,spontan, volume normal, artikulasi jelas, intonasi
cukup.
 Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.

b. Alam Perasaan
1. Mood : Eutim
2. Afek : luas
3. Keserasian : Serasi

7
c. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : auditorik (+)
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada

d. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan
2. Pengetahuan umum :Baik (pasien mengetahui nama presiden Indonesia saat
ini).
3. Kecerdasan : Cukup
4. Konsentrasi : Konsentrasi baik (saat diajak berbicara pasien mampu
langsung menjawab)
5. Perhatian : Perhatian baik (pasien hanya terfokus terhadap
pemeriksa, dan tidak mudah teralihkan dengan kejadiaan didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari).
b. Tempat: Baik (pasien dapat mengetahui dirinya sekarang berada
dimana, diruangan apa).
c. Orang :Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter
muda serta mengenal teman sekamarnya dengan baik dan mengenal
dokter jiwa yang mengobatinya).
7. Daya ingat :
a. Jangka panjang : Baik (pasien mampu mengingat kapan saat
pertama kali melakukan pengobatan 3 tahun yang lalu).
b. Jangka pendek :Baik (pasien mengingat menu makan pagi dan
kegiatan yang dia lakukan di RS)
c. Segera : Baik (Saat diakhir wawancara, pasien dapat
mengingat nama dokter muda).
8. Pikiran abstrak :Baik (Dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan
bentuk lantai ubin dengan jendela).
9. Visuospasial : Baik (dapat menggambar jam beserta angkanya).
10. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien bisa makan, buang air kecil, mandi
dan berpakaian sendiri).

8
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas :Kaya ide
b. Kontinuitas :Koheren
c. Hendaya bahasa :(-)
2. Isi pikir
a. Waham : (-) Tidak ada
b. Preokupasi : (-) Tidak ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada

f. Pengendaliam Impuls
Terganggu (saat pemeriksaan)

e. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial :Baik (Pasien tahu cara bertata krama yang baik Pasien
tidak pernah melakukan kekerasan kepada teman-temannya selama di ruangan,
pasien juga bersikap baik kepada perawat dan dokter, dan mengetahui bahwa
mencuri adalah perbuatan yang tidak baik)
2. Uji daya nilai : Baik (pasien tahu menempatkan sesuatu ditempatnya
seperti membuang sampah di tempat sampah).
3. Daya nilai realitas : Terganggu (halusinasi auditorik).

f. Tilikan
Derajat 4 (Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak
diketahui pada diri pasien.

g. Realibilitas
Dapat dipercaya  Pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan dan ia yakinkan

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Internus
 Keadaan umum:
9
o Kesadaran : kompos mentis
 Tanda vital:
o Tekanan darah : 110/80 mmHg
o Nadi :80 x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan :20 x/menit
 Kulit :Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
 Kepala : normosefal, rambut hitam tumbuh lebat, distribusi merata, tidak mudah
rontok
 Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -
/-, sklera ikterik -/-
 Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
 Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
 Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
 Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
 Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
o Inspeksi: bentuk membuncit
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+) normal
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

10
B. Status Neurologik
 Saraf kranial : dalam batas normal
 Refleks fisiologis : dalam batas normal
 Refleks patologis : tidak ada
 Motorik : tidak terganggu
 Sensibilitas : dalam batas normal
 Fungsi luhur : tidak terganggu
 Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), distonia (-),
tardive diskinesia (-)

V. Penemuan Bermakna
Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa keluarganya karena mengamuk sendiri
dan curiga dengan orang sekitarnya karena masalah di kantornya dengan rekan
kantornya dan merasa lebih emosi. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
memanggil namanya namun tidak terlihat wujudnya. Pasien mengaku sering
mendengar suara- suara tersebut saat sedang tidur.Pasien juga mengaku menjadi curiga
setiap bertemu dengan orang lain seperti orang lain ingin menyakiti diri pasien.
Keluhan ini sudah berlangsung sejak 2016, saat 2016 pasien dibawa oleh orang
tuanya berobat ke alternatif, namun beberapa bulan kemudian tidak ada perubahan dan
pasien mulai suka mengamuk dengan orang sekitarnya. Setelah itu keluarga
membawanya untuk berobat di lampung. Sejak saat itu pasien melakukan rawat jalan
di lampung. Saat pasien kembali ke pandeglang, pasien rawat jalan di RS Siloam
Tangerang dan diberikan obat yang sama namun dosisnya diturunkan. Pasien rutin
untuk kontrol dan minum obat. Namun semenjak dosis obatnya diturunkan, keluhan
seperti mengamuk sendiri dan mendengar bisikan serta curiga dengan orang lain
muncul kembali.
Saat dilakukan wawancara dan pemeriksaan, pasien duduk di kursi menghadap
ke pemeriksa dan ada kontak mata, tidak ada tatapan curiga kepada pemeriksa, pasien
menjawab pertanyaan dengan baik. Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal. Status
mental pada pemeriksaan didapatkan mood yang eutim, afek yang luas, terdapat
halusinasi auditorik. Saat diwawancara pembicaraan pasien cukup ide dan koheren.

11
Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri
pasien.
Saat ini pasien dirawat diruang Nuri sejak tanggal 4 Januari 2019. Saat
dilakukan follow up, pasien mampu menceritakan riwayat penyakitnya yang dahulu
dengan lebih baik. Pasien juga mampu bersosialisasi dengan orang lain, melakukan
senam, dan dapat merawat dirinya. Keluarga pasien rutin menjenguk 1 minggu sekali.

VI.Evaluasi Multiaksial
 Aksis I:Gangguan Klinis dan Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis

Termasuk gangguan kejiwaan, karena:


.
Gangguan Jiwa

Distress Disfungsi

Terdapat rasa tidak nyaman Fungsi social pasien berkurang


karena pasien mendengar karena pasien kurang bisa
bisikan suara-suara, dan berinteraksi dengan orang-
sering mengamuk. orang di sekitarnya

Psikotik

Pasien tidak mampu menilai


kenyataan yang terjadi.
Ditandai dengan adanya
halusinasi auditorik
(mendengar suara suara
bisikan di telinga) serta suka
mengamuk

 Pasien tidak memiliki trauma pada kepala atau pembedahan kepala, tidak ada riwayat
kejang, tidak ada riwayat infeksi berat, tidak ada riwayat penyakit terntentu yang
berbahaya, tidak ada gangguan kesadaran neurologis Gangguan mental organic
disingkirkan.
 Pasien memiliki riwayat konsumsi narkoba, konsumsi alcohol, ataupun zat psikoaktif
lainnya selama hidup Gangguan mental dan prilaku akibat NAPZA.

12
 Terdapat gejala-gejala psikotik pada pasien berupa adanya waham paranoid, halusinasi
auditorik. Menurut pedoman diagnostic, pasien memenuhi 2 gejala yang sangat jelas
pada skizofrenia yaitu waham paranoid, dan adanya halusinasi auditorik  Gangguan
mental psikotik dibenarkan dan merupakan ciri skizofrenia.

 Aksis II :Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Tidak ada gangguan kepribadian Tidak ada retardasi mental
karenapasien mampu menempuh sekolah sampai lulus SMA.

 Aksis III :Kondisi Medis Umum


Tidak ada

 Aksis IV :
 Masalah dengan keluarga : Tidak ada

 Masalah dengan lingkungan sosial : Tidak ada

 Masalah Pendidikan : Tidak ada

 Masalah ekonomi : Tidak ada

 Masalah Pekerjaan : Banyak tekanan saat pasien bekerja di


pabrik

 Akses kepelayanan Kesehatan : Tidak ada

 Masalah Psikososial : Tidak ada

 Aksis V :Penilaian Fungsi Secara Global


GAF current : 60-51(gejala sedang, disabilitas sedang)
GAF HLPY: 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)

VII. Diagnosis Multiaksial


Aksis I : F.20 Skizofrenia Paranoid dd/ F.32.3 Depresif berat dengan gejala psikotik
Aksis II : Tidak Terdapat
Aksis III : Tidak Terdapat
13
Aksis IV : Masalah pekerjaan
Aksis V : GAF current : 60-51(gejala sedang, disabilitas sedang)
GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)

VIII. Daftar Masalah


A. Organobiologi : Tidak ada
B. Psikologik : halusinasi auditorik, dan halusinasi visual
C. Sosial/keluarga : Masalah pekerjaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Faktor Yang Memperberat:
- Jika pasien mendapatkan suatu masalah
- Kepatuhan minum obat
- Pasien merasa cepat bosan dalam melakukan sesuatu
b. Faktor yang memperingan:
- Tidak ada tanda gangguan mental organik
- Adanya dukungan dari beberapa anggota keluarga
- Stressor yang jelas dan diketahui
- Tidak memiliki keluarga yang menderita skizofrenia

IX. Terapi
1. Medikamentosa
 Risperidone 2x2mg
Alasan pemilihan dan pemberian Risperidone karena Risperidone merupakan
salah satu first line treatment pada pasien dengan gejala psikotik. Risoeridone
termasuk golongan obat antagonis reseptor serotonin dan dopamin (SDA) atau
disebut juga antipsikotik generasi kedua atau antipsikotik atipikal. Golongan SDA
memperbaiki dua jenis hendaya yang menjadi ciri khas skizofrenia, yaitu yang
pertama adalah gejala positif seperti halusinasi, waham, pikiran terganggu serta
yang kedua adalah gejala negatif seperti menarik diri, afek datar, anhedonia dan
hendaya kognitif. SDA memiliki resiko gejala ekstrapiramidal yang lebih kecil
apabila dibandingkan dengan obat golongan antagonis reseptor dopamin .
 Clozapin 1x25 mg

14
Alasan pemilihan dan pemberian Clozapin termasuk golongan obat antagonis
reseptor serotonin dan dopamin (SDA) atau disebut juga antipsikotik generasi
kedua atau antipsikotik atipikal. Golongan SDA memperbaiki dua jenis hendaya
yang menjadi ciri khas skizofrenia, yaitu yang pertama adalah gejala positif seperti
halusinasi, waham, pikiran terganggu serta yang kedua adalah gejala negatif
seperti menarik diri, afek datar, anhedonia dan hendaya kognitif karena dan
memiliki efek sedasi yang cukup besar
 THP 2x2 mg
Alasan pemilihan dan pemberian THP adalah antikolinergik (antagonis selektif
reseptor acetylcolin M1 muscarinic) yang memiliki efek sentral lebih kuat daripada
sentral sehingga dapat mengobati resiko atau efek samping ekstrapiramidal obat
Antipsikotik
 Observasi efek samping obat

2. Non Medikamentosa
1. Psikoterapi
 Psikoterapi suportif dengan dukungan keluarga
 Memotivasi pasien untuk tetap rajin minum obat secara teratur dan memberikan
dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti sebelum sakitdan
menjelaskan kepada pasien apa yang akan terjadi jika obat tidak diminum.
 Memotivasi keluarga untuk terus berperan dalam pengawasan pasien,
memberikan pengertian bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan
membantu kesembuhan pasien secara optimal.
 Memotivasi pasien untuk lebih mau terbuka dengan keluarga tentang masalah-
masalah yang sedang dihadapi.

2. Sosioterapi
 Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi kelompok.
 Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami keadaan
pasien sekarang ini dengan memberikan dukungan.
 Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.

15
3. Edukasi
Edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien, rencana tatalaksana dan
perlunya dukungan keluarga sepenuhnya dalam pengobatan pasien baik dalam hal
keteraturan minum obat dan berbagai macam terapi serta kemandirian pasien
untuk merawat dirinya sendiri dan melakukan aktivitas sehari-hari.

X. Prognosis
- Ad vitam : Ad Bonam (tidak ada tanda gangguan mental organic dan
tanda vital dalam batas normal)
- Ad functionam : Dubia ad Bonam (selama pasien meminum obat dengan rutin
dan dosis tepat, gejalanya akan terkontrol)
- Ad sanationam : Dubia ad malam (pasien bisa kambuh kembali apabila pasien
tidak minum obat secara teratur)

XI. FOLLOW UP
TANGGAL S O A P
11 Pasien S: Axis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid -
JANUARI tenang, 36,80C Axis II: Tidak ada Risperidone
2019 afek luas RR: Axis III: Tidak ada 2x2 mg
dan 20x/ Axis IV: Masalah Pekerjaan - Clozapin
terkadang menit Axis V: GAF current :60-51 1x25 mg
masih HR: GAF HLPY : 80-71 - THP 2x2
mendengar 88x/ mg
bisikan menit
saat TD:
sedang 110/80
tidur. mmHg
12 Pasien S: Axis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid Risperidone
JANUARI tenang, 36,80C Axis II: Tidak ada 2x2 mg
2019 afek luas RR: Axis III: Tidak ada - Clozapin
dan sudah 20x/ Axis IV: Masalah Pekerjaan 1x25 mg
tidak menit Axis V: GAF current :60-51 - THP 2x2
mendengar HR: GAF HLPY : 80-71 mg
bisikan 88x/
saat menit

16
sedang TD:
tidur. 110/80
mmHg
14 Pasien S: Axis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid Risperidone
JANUARI tenang, 36,80C Axis II: Tidak ada 2x2 mg
2019 afek luas RR: Axis III: Tidak ada - Clozapin
sudah 20x/ Axis IV: Masalah Pekerjaan 1x25 mg
tidak menit Axis V: GAF current :60-51 - THP 2x2
mendengar HR: GAF HLPY : 80-71 mg
suara 88x/
menit
TD:
110/80
mmHg

17

Anda mungkin juga menyukai

  • 1.1.1 SK Visi Misi
    1.1.1 SK Visi Misi
    Dokumen4 halaman
    1.1.1 SK Visi Misi
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Morbus Hansen Caca Fix Print
    Case Report Morbus Hansen Caca Fix Print
    Dokumen36 halaman
    Case Report Morbus Hansen Caca Fix Print
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Uklus Dekubitus Caca
    Referat Uklus Dekubitus Caca
    Dokumen24 halaman
    Referat Uklus Dekubitus Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti Koas
    Surat Cuti Koas
    Dokumen1 halaman
    Surat Cuti Koas
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Naskah Roleplay Kelompok 1
    Naskah Roleplay Kelompok 1
    Dokumen2 halaman
    Naskah Roleplay Kelompok 1
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Long Case Skizo Caca
    Long Case Skizo Caca
    Dokumen18 halaman
    Long Case Skizo Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Caca
    Cover Case Caca
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti Koas
    Surat Cuti Koas
    Dokumen1 halaman
    Surat Cuti Koas
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Referat Ocd Caca
    Referat Ocd Caca
    Dokumen20 halaman
    Referat Ocd Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Caca
    Cover Case Caca
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Neuro Caca
    Case Neuro Caca
    Dokumen27 halaman
    Case Neuro Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Caca
    Cover Case Caca
    Dokumen2 halaman
    Cover Case Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Roleplay 8:01:2018
    Roleplay 8:01:2018
    Dokumen6 halaman
    Roleplay 8:01:2018
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti Koas
    Surat Cuti Koas
    Dokumen1 halaman
    Surat Cuti Koas
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Ebm Caca
    Ebm Caca
    Dokumen14 halaman
    Ebm Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Klp. 3 Fixx Rev. 1
    Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Klp. 3 Fixx Rev. 1
    Dokumen91 halaman
    Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Klp. 3 Fixx Rev. 1
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kulit Caca
    Jurnal Kulit Caca
    Dokumen35 halaman
    Jurnal Kulit Caca
    Arlita Mirza Dian Prastiwi
    Belum ada peringkat