Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem
Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu pelaksanaaan kelompok
mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan
agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan ketentuan tersebut wajib diberikan di
semua fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Sejalan dengan itu, berdasarkan penetapan Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran
Semester (RPKPS) Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Teknik Informatika
Universitas Purwakarta Pada semester 1, membahas tentang filsafat pancasila, Identitas nasional,
demokrasi indonesia dan Negara
Maka dari itu, sesuai dengan pembagian tugas, kami akan membahas salah satu pokok
materi diatas, yaitu Identitas Bangsa yang mengacu pada Karakteristik pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?
2. Apa dan bagaimana faktor pendukung terbentuknya identitas nasional indonesia?
3. Apa unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Identitas Nasional
2. Mengetahui faktor pendukung terbentuknya identitas nasional indonesia
3. Mengetahui unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional

D. Manfaat Pembahasan
1. Mendapat kesempatan untuk tampil dalam mempertahankan pendapat atau gagasan
Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat.
2. Dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam diri mahasiswa

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Identitas Nasional
a. Identitas Nasional
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Maka dari itu
setiap bangsa didunia ini memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat,
ciri-ciri serta karakter bangsa tersebut.
Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional yang dijelaskan di atas maka dapat
disumpulkan identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu
bangsa atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Kata identitas berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan Nasional menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri
kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan,
cita-cita, dan tujuan.
Jadi, Identitas nasional adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri
dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional.

b. Bangsa
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama,
dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau sejarah. Mereka
umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama. Konsep bahwa semua
manusia dibagi menjadi kelompok-kelompok bangsa ini merupakan salah satu doktrin
paling berpengaruh dalam sejarah. Doktrin ini merupakan doktrin etika dan filsafat, dan
merupakan awal dari ideologi nasionalisme.
Parameter artinya suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan
sesuatu itu menjadi khas.
Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan
bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa.

2
Secara global, identitas nasional indonesia adalah:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

B. Faktor pendukung terbentuknya identitas nasional indonesia


1. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional meliputi:
a. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
b. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002)
c. Faktor pembentukan Identitas Bersama.
Proses pembentukan bangsa- negara membutuhkan identitas-identitas untuk
menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diperkirakan
menjadi identitas bersama suatu bangsa, yaitu :
 Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara, bangsa indonesia
pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan nusantara,
Majapahit dan Sriwijaya misalnya.Kebesaran dua kerajaan nusantara tersebut
telah membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad
berikutnya ketika penjajahan asing menancapkan kuku imperealisme nya.
 Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi
3 unsur, yaitu Akal budi, peradaban, dan pengetahuan.

3
 Suku bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian,
lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa
Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan unsur lain yang
harus terus dikembangkan dan dibudayakan.
 Agama
Keanekaragaman Agama merupakan identitas lain dari kemajukan alamiah
Indonesia. Dengan kata lain, keragaman Agama dan keyakinan di Indonesia tidak
hanya dijamin oleh konstitusi negara, tetapi juga merupakan rahmat tuhan YME.
 Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang
penting. Sekali pun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa
Indonesia sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami
Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia. Peristiwa
sumpah pemuda tahun 1928 menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut:


1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing
lebih kurang selama 350 tahun
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu penjajahan
3. Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu
bangsacita- cita, tujuan dan visi Negara Indonesia.

4
C. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak kelahiran),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari
sukubangsa dari sebuah golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara
askriptif atau didapat begitu saja bersama dengan kelahirannya, muncul dalam interaksi
berdasarkan atas adanya pengakuan oleh warga sukubangsa yang bersangkutan dan diakui
oleh sukubangsa lainnya. Merupakan ciri-ciri yang umum dan mendasar berkenaan dengan
asal mula manusia, yang digunakan sebagai acuan bagi identitas atau jatidiri pribadi atau
kelompoknya yang tidak dapat dengan seenaknya dibuang atau ditiadakan, walaupun dapat
disimpan atau tidak digunakan dalam interaksi berlaku. Karena ciri-ciri tersebut melekat
seumur hidup bersamaan dengan keberadaanya sejak lahir (barth 1969: 9-38 dan Suparlan,
1999).
Di Indonesia terdapat banyak sekali sukubangsa atau kelompok etnis yang
menggunakan tidak kurang dari 300 dialek. Karena Indonesia dikatakan sebagai nrgara
yang memiliki banyak suku bangsa, maka Indonesia dianggap sebagai negara yang rawan
konflik.

2. Agama
Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia: yaitu
dimensi agama yang dihubungkan dengan kesukuan. Agama-agama yang ada di Indonesia:
Islam, Kristen, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha Dan Kong Hu Cu. Agama Kong
Hu Cu pada zaman Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi di Indonesia, sedangkan
kelima agama lainnya diakui secara resmi oleh pemerintahan Orde Baru. Pada zaman
pemerintahan Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi dihapuskan. Menurut Gus Dur
yang mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan sebuah agama atau bukan, bukanlah
negara tapi adalah penganutnya sendiri (kompas, 18 dan 19 maret 2000).
Kebijaksanaan integrasi nasional baru tampak diterpkan oleh pemerintah Indonesia
ketika hendak mengatur masyarakatnya yang plural. Untuk tujuan pembicaraan ini,

5
integrasi nasional didefinisikan dalam rangka menciptakan identitas nasional. Penciptaan
identitas kebudayaan Indonesia adalah salah satu tujuan integrasi nasional.
Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik antar agama adalah perlunya
diciptakan tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada (Franz Magniz
Suseno, 1995: 174). Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan
kepercayaan orang lain. Berarti mampu juga belajar satu sama lain.
Sikap saling menghormati dan menghargai, dapat memungkinkan orang dari agama-
agama yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan
martabat yang diterima manusia dari Tuhan. Solidaritas dengan orang-orang kecil, miskin,
lemah dan menderita, keadilan sosial, pembebasan dari penindasan, perkosaan dan
perwujudan kehidupan yang lebih demokratis, adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh
agama-agama secara bersama-sama, untuk tujuan pembangunan bangsa.
Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana menciptakan dialog antar agama.
Barangkali dapat dikatakan bahwa obyek dialog antara agama bukan langsung menyentuh
keyakinan agama. Sebab banyak oang beranggapan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah
obyek untuk diperdebatkan. Yang mungkin kita dialogkan adalah bagaimana memecahkan
persoalan-persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, membongkar
kesalahpahaman yang selalu terjadi dalam hubungan agama selama ini, serta usaha untuk
mewujudkan kehidupan masyarakat dengan cara yang lebih positif, lebih sesuai dengan
kaedah-kaedah moral keagamaan.

3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosisal yang isinya adalah
perangkat-perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menginterprestasi dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi
(Suparlan, 1986: 1).
Kebudayaan adalah milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi
warga masyarakat tersebut mempunyai pengetahuan kebudayaan. Harus juga dibedakan
antara budaya dan kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan,

6
1986:1). Kebudayaan adalah milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi
warga asyarakat tersebut mempunyai pengetahuan dalam ungkapan sehari-hari.
Menurut E.K.M. Masinambow (1999) yang dimaksud “budaya” adalah nilai-nilai dan
adat kebiasaan, sedangkan kebudayaan adalah suatu kompleks gejala termasuk nilai-nilai
dan adat kebiasaan yang memperlihatkan kesatuan sistemik. Jika kita katakana bahwa di
Indonesia terdapat tidak kurang dari 500 suku bangsa, maka dapat kita katakan bahwa
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu bermacam-macam, karena setiap
sukubangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan kebudayaan yang bermacam-
macam tentu saja kita tidak ingin melihat perbedaan tersebut sebagai penghambat untuk
kita bersatu, justru dengan adanya perbedaan itu memberikan motivasi kepada kita untuk
menjadi bangsa yang bersatu dan bukan bangsa yang terpecah-pecah akibat adanya
pebedaan.

4. Bahasa
Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan
identitas nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya
Negara yang menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan
Bangka pada abad ke-7.
Bahasa ini kemudian dipakai sebagai bahasa penghubung bagi berbagai kelompok
etnis di kepulauan tersebut dan menjadi bahasa untuk berkomunikasi di pasar di kalangan
etnis Indonesia dan orang asing. Bahasa ini diterima oleh kaum nasionalis Indonesia
sebelum kemerdekaan antara lain karena kesederhanaannya, selain karena statusnya yang
kontroversial. Bahasa Jawa yang digunakan kelompok etnis terbesar. Bahkan tidak
dipertimbangkan, hanya karena bahasa itu tidak digunakan oleh orang non-Jawa. Selain
itu, bahasa Jawa dianggap sangat rumit dan setiap tingkat sosial yang berbeda memakai
jenis bahasa yang berbeda pula.
Bahasa Indonesia dipopulerkan pertama kali dalam pers kaum nasionalis ketika
munculnya Negara kemerdekaan Indonesia, kemudian bahasa tersebut menyebar dan
berkembang selama pendudukan Jepang. Semua surat kabar terkemuka, siaran radio dan
siaran TV menggunakan bahasa Indonesia. Setelah kemerdekaan semua sekolah di
Indonesia menggunakan bahasa nasional, tetapi bahasa etnis tetap dapat diajarkan di

7
sekolah setempat sampai kelas, setelah itu semua pendidikan harus berbahasa Indonesia.
Seorang ahli sejarah terkemuka mengatakan :
“Menggunakan universal bahasa ini secara internasional dalam sebuah masyarakat
yang sangat besar, telah ‘mensionalisasikan’ generasi yang sedang bersekolah,
kebudayaan dan bahasa lokal mereka sendiri terus disampaikan kepada mereka, tetap kini
prosesnya berlangsung dalam kerangka sebuah kebudayaan nasional” (David, 1971:403).
Popularisasi bahasa Indonesia memang dilakukan tetapi tidaklah berarti menggantikan
bahasa etnis. Menurut beberapa pengamat, penggunaan bahasa Indonesia jauh lebih
populer di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan, karena penduduk desa masih
banyak menggunakan dua bahasa daerah. Dalam sebagian besar kasus, penduduk kota
(terutama di daerah non-Jawa) cenderung menggunakan dua bahasa dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa yang dominan. Namun di daerah pedesaan, tampaknya bahasa
etnis masih digunakan secara luas. Sebuah penelitian mengenai pelajar Indonesia dari
tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah menunjukkan bahwa hanya 26 persen
pelajar sekolah ini yang memakai bahasa Indonesia di rumah. Bahkan di beberapa daerah
penggunaan bahasa etnis kembali meluas.

5. Kasta dan kelas


Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para
penganutnya dikelompokkan ke dalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah kasta
Brahmana (kelompok rohaniawan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang
biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah biasanya tidak bisa kawin dengan kasta
yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang
sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan
sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung dari
dipunyai atau tidak dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-barang atau
pasaran kerja.
Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen terpenting: berat kekuasaan,
maka milik mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-kesempatan (L. Laeyendecker,
1991:331). Di samping kelas milik yang dibicarakan Weber di atas, juga terdapat kelas-

8
kelas berdasarkan pendapatan. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah kaum
pengusaha, kaum pemegang profesi-profesi bebas dan kaum pekerja. Sedangkan kelas-
kelas sosial ialah mencakup semua situasi kelas dimana baik mobilitas pribadi maupun
mobilitas antar generasi dimungkinkan di antara kelas-kelas tersebut, dan hal semacam ini
merupakan hal yang biasa.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam memaknainya. Beribu-
ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran, untuk menjawab sebuah pertanyaan yang
membahas tentang identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh
bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada lima , yaitu sejarah, kebudayaan,
suku bangsa, agama dan bahasa. Ke lima faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Pancasila sebagai dasar negara indonesia, menjadi hal paling mendasar bagi identitas
bangsa indonesia, namun pemberdayaan idetitas nasional diindonesia masih minim sekali apalagi
di zaman globalisasi ini.

B. Saran
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan apa saja yang menjadi
identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Selain itu, sebagai warga Negara juga harus menerapkan
nilai-nilai yang terkandung dalam identitas nasional. Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila dan UUD 1945.

10
Daftar Pustaka

http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/09/makalah-identitas-nasional.html
http://nurulalmariah17.blogspot.co.id/2016/05/makalah-identitas-nasional.html

11

Anda mungkin juga menyukai