PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah
gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka
bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan mual muntah maka
muntahnya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka
berkumpul di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung bahkan
terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka
kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta
dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang
secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan
bersifat asimptomatik.
Indonesia menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita gastritis
yaitu berjumlah 430 juta penderita gastritis. Insiden gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2008).
sepuluh besar penyakit dengan posisi kelima pasien rawat inap dan posisi keenam
pasien rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien yang datang ke unit pelayanan
berhubungan dengan mual dan muntah (Profil Dinkes Nasional, 2010). Angka
angka kejadian gastritis tertinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di
rumah sakit tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah pasien yang keluar
karena meninggal sebanyak 1,45% dari jumlah pasien yang keluar (Dinkes Sulsel,
2010).
Dari data Dinas Kesehatan Kota Makassar kasus gastritis dari tahun 2009
sampai 2011 terus mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2009, kasus
gastritis yaitu 36.766 penderita. Kemudian tahun 2010 sebanyak 43.547 penderita,
dan tahun 2011 semakin meningkat yaitu sebanyak 46.939 pasien. Gastritis
termasuk 10 besar penyakit utama di Makassar dengan jumlah penderita
sakit di kota Makassar dengan kasus gastritis yang meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data pasien di wilayah kerja Rumah Sakit Tk. II Pelamonia Makassar
tahun 2010 terdapat sebanyak 19 pasien menderita gastritis dan pada tahun 2011
terjadi peningkat terjadi peningkatan yaitu 160 pasien yang menderita gastritis.
terbanyak di Rumah Sakit Tk. II Pelamonia Makassar pada tahun 2012, dengan
usia tersering penderita penyakit gastritis ialah antara 15-24 tahun, dan di
Dari data yang didapatkan diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
kasus Gastritis untuk menjadikan sebuah karya tulis ilmiah (KTI) dengan judul “
B. Rumusan Masalah
kebutuhan nutrisi.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Masyarakat :
3. Penulis :
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Gastritis
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. Dua jenis
gastritis yang sering terjadi adalah gastritis akut dan gastritis kronik (price
dan Wilson,2006).
2. Etiologi Gastritis
seperti mengonsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress.
Maag juga bisa terjadi apabila si penderita telat makan, kemudian sewaktu
makan si penderita maag makan dengan porsi yang terlalu banyak. Bagi
3. Klasifikasi Gastritis
bagian yaitu :
a. Gastritis akut
Stress berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan syok juga
b. Gastritis kronis
terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini menjadi latar
yaitu anemia
b. Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan
5. Patofisiologi Gastritis
penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin.
Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan
inflamasi akan menjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi
oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh
(Vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Sementara Vitamin B12
berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah merah. Pada
akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding
yaitu, antropometri (tinggi badan dan berat badan), biochemical data (lab),
Clinical sign (kondisi umum, gcs), dan Dietary (diet) khususnya tentang
dapat dinilai, melalui tanda – tanda status gizi yang normal melalui
a. Anthropometric measurement
1) Tinggi Badan
badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang.
kali menimbang.
1) Hemoglobin normal
2) Hematokrit normal
tubuh
teratur
normal konstipasi
d. Dietary
melihat televisi
atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
b. Intervensi
menyebabkan muntah.
yang diberikan.
pasien.
ditingkatkan.
berat badan.
4. Pelaksanaan Keperawatan
menyebabkan muntah.
5. Evaluasi Keperawatan
1. Pengertian
a. Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
b. Gastritis
mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan
dan muntah.
2. Gangguan nutrisi pada gastritis
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada
lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan
tidak boleh terlalu panas atau dingin (Dr. Sunita Almatsier, 2012).
tetapi dapat memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun harus
disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Sebaliknya, asupan protein harus
cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah energi yang biasa
lemak yang mengandung jenis asam lemak tak jenuh. Pemberian lemak
dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak di ulu hati dan muntah
2012).
jenuh secukupnya merupakan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih
mudah di cerna. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi
disesuaikan dengan berat badan dan umur penderita. Jenis dan bentuk
makanan.
Berdasarkan data dari (instalasi gizi perjan RS. Dr. Cipto Mangkusumo,
a. Diet lambung I
Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur susu yang
b. Diet lambung II
d. Diet lambung IV
berbentuk lunak atau biasa. Jenis makanan yang boleh diberikan pada
penyakit gastritis.
BAB III
dalam berbagai hal di lapangan yang bertujuan agar peneliti dapat memahami
Subjek study kasus sekurang kurangnya tiga orang pasien gastritis dengan
kesadaran
Study kasus ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
gastritis yang mengalami gangguan nutrisi akibat pengaturan diet yang tidak
tepat.
D. Definisi Operasional
makan.
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi.
redah.
lama.
E. Instrument Studi Kasus dan Metode Pengumpulan Data
1. Instrument
a. Pengkajian
b. Diagnosis
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
keperawatan dan hasil yang diperoleh maka selanjutnya data di analisa untuk
pasien gastritis.
nama responden pada format pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh
3. Confidentiality (kerahasiaan)